1. Temu ilmiah _ SSI__ HIPPII DKI_ Elis 22.0624 pptx (1).pdf

juniati14 30 views 26 slides Oct 07, 2024
Slide 1
Slide 1 of 26
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26

About This Presentation

Temu Ilmiah


Slide Content

Elis Puji Utami
Ketua PP. HIPPII

Temu Ilmiah, Sabtu 22 Juni 2024
Puri Jaya Hotel, Jakarta

for
à ‘Profil saya

Dr. Elis Puli Utami, S.Kep., Ners,, MPH., FISQua
Ketua Pengurus Pusat
Bekerja di RSUP. Dr. Cipto Mangunkusumo

dee ayunda els yahoo cod
E soc

Es even

SSI ( surgical site infection) atau Indonesia Infeksi Daerah operasi
disingkat IDO adalah salah satu komplikasi serius yang dapat terjadi
setelah prosedur bedah.

IDO terjadi pada area tubuh yang telah menjalani pembedahan dan dapat

mempengaruhi kulit, jaringan di bawah kulit, atau organ dalam tubuh
Infection Prevention Control Nurse (IPCN) adalah perawat yang memiliki
keahlian khusus dalam pencegahan dan pengendalian infeksi. IPCN
memainkan peran kunci dalam memastikan bahwa rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lainnya menetapkan praktik terbaik untuk mencegah
penyebaran infeksi.

Dengan semakin kompleksnya prosedur bedah dan meningkatnya jumlah
operasi yang dilakukan, maka risiko terjadi IDO pun semakin meningkat
jika PPI tidak diterapkan secara optimal.

pur. ells tem Imiah HIPPH DK, 22.06.2024

Infeksi Terkait
Tindakan

pembedahan >

_ Surgical Site Infection

(IDO)

pur. ells tem Imiah HIPPH DK, 22.06.2024

Surgical Site Infection

Infeksi Daerah Operasi (Surgical Site Infection/SSI) atau disingkat IDO merupakan
salah satu jenis infeksi rumahsakit (HAIs) yang paling umum terjadi dan memiliki
dampak signifikan terhadap morbiditas, mortalitas, dan biaya perawatan keschatan

Global incidence: Berdasarkan data WHO, insidensi SSI di negara-negara
berkembang berkisar antara 2-20% dari semua prosedur bedah, tergantung
pada jenis operasinya
Amerika Serikat: Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

| melaporkan bahwa insidensi SSI di rumah sakit Amerika Serikat adalah sekitar
2-5% dari semua pasien bedah.

=) Data dari European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) menunjukkan
bahwa insidensi SSI di Eropa berkisar antara 0.5-10%, tergantung pada prosedur
spesifik dan kondisi kesehatan pasien.

pur. ells tem Imiah HIPPH DK, 22.06.2024

January 2022

NHSN 2022, Survei prevalensi HAIs oleh CDC 2015, sekitar 110.800 IDO
terkit dengan operasi nava nap,

dengan semua kategori prosedur operatif
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, (NHSN th 2020)
Meskipun praktik PPI telah ada kemajuan : ventilasi ruang operasi, metode
sterilisasi, penggunaan APD, teknik bedah, dan ketersediaan profilaksis
antimikroba, IDO tetap menjadi penyebab utama morbiditas, perpanjangan
masa rawat inap, dan kematian.

Peningkatan risiko kematian 2 - 11 kali lipat , 75% kematian terkait IDO secara
langsung

IDO > Jenis HAS termahal, perkiraan biaya sebesar $3,3 miliar per tahun,
LOS memanjang 9,7 hari, biaya rawat inap meningkat lebih $20.000 per pasien.

‘ayunda_els sema Amiah HIPPI DK), 22.05.2024

NHSN Survei
Prevalensi ‘*

+ NHSN 2023, data HAIs tahun 2021 dilaporkan pen 1 IDO
dengan semua kategori prosedur operatif dibandingkan
dengan tahun sebelumnya pada tahun 2021.

+ Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya berdasarkan laporan pada tahun 2021.

Pencegahan IDO > CDC
Guideline th 2017

NHSN

Jacswary 2024

SN 2024, berdasarkan hasil data HAI tahun 2022 dilaporkan peningkat
x 4% dari semua kategori prosedur operatif
* Data HAI tahun 2022, peningkatan signifikan sebesar 3% dalam

ayunda, els remu limiah MPPA OK) 22.05.2024

© Superficial ineisionak hanya melibatkan jaringan kulit dan cies
subkutan

(luscia & musch) | E
© Deep incisionak Melibatkan jaringan lunak dalam (lapisan fascia
dan otot)

CCS —

+ Melibatkan bagian tubuh yang lebih dalam dari lapisan
fascia/otot “ayunda, eli rem limiah HIPPIL DK, 22.06.2024

Faktor Risiko [DO

Pra Operasi Intra Operasi Paska Operasi

| | l

Tidak dapat dimodifikasi Fasilitas Hiperglikemi & DM
Dapat dimodifikasi Peraliphn adan! H id
Risiko Intraoperasi

Sumber Infeksi di ruang

operasi

und els tem Imian HIPPA DIO, 22.06.2024

Regulasi PPI:
Global & Nasional

“ayuna ells, tem limiah HIPPA DIO, 22.06.2024

Kebijakan Global

World Health Organization (WHO), for the
Prevention Surgical Site Infection, 2018

Guideline Centers for Disease Control and
Prevention (CDC), for the Prevention
Surgical Site Infection, 2017

Literatur berbasis bukti

_ayunda ell tema limiah IPP DIA, 22.06.2024

Regulasi
Pemerintah RI

Pedoman teknis ruang operasi rumah sakit, Kemenkes RI, 2012

Permenkes No 24 tahun 2016 tentang persyaratan tehnis
bangunan dan prasarana Rumah Sakit

Permenkes No 27 tahun 2017 tentang Pedoman PPI di fasilitas
pelayanan keschatan

Permenkes No 7 tahun 2016 tentang Kesehatan Lingkungan

pur. ells tem Imiah HIPPH DK, 22.06.2024

Apa peran IPCN dalam
program PPI IDO ?

IPCN

IPCN

Anggota Komite PPI

Mampu membawa visi untuk
menjalankan program PPI,
menguatkan , memiliki tanggung
Jawab dan dedikasi tinggi, konsisten
untuk menjadi motor PPI

Berkontribusi membantu organisasi
(Faskes) untuk meningkatkan
produktivitas staf dan kepuasan
pelanggan, memotivasi untuk kerja
efektif, proaktif dalam meningkatkan
pelayanan mil PPI

IPCN

Dituntut kompeten, wajib mengikuti
Pendidikan berkelanjutan,
mengembangan ketampilan baru
berbasis bukti untuk menjamin
program PPI dilaksanakan

Memiliki kompetensi
Spesifik kellmuan, relevan, dan dapat

diaplikasikan sesual dengan strategl
dan tujuan PPI dalam meningkatkan

keselamatan pasien, mampu berfikir
kritis, perlu peningkatan kompetensi

ayunda els rer limiah HIPPI OK, 22.06.2024

1

Prinsip PPI IDO sesuai Dengan Regulasi
Kementerian Kesehatan RI

Harus diimplementasikan sesuai standar dan berbasis bukti

Standar Ruangan dan Fasilitas

* Lokasi dan Desain
* Ventilasi dan Kebersihan Udara

3 Protokol Keamanan
+ Prosedur Operasi
+ Penggunaan APD

5 Tenaga Kesehatan

+ Diklat
+ Kompeten

2

Sterilisasi dan Kebersihan
+ Sterilisasi Alat dan Bahan
+ Kebersihan Ruangan

Manajemen Pasien

* Pre operasi
* Intraoperasi

* Post operasi,
Monitoring da Evaluasi
* Audit rutin

+ Umpan balile
ayunda ells tem llmiah HIPPA DIO, 22.06.2024

Peran IPCN dalam Program PPI IDO : Pre, Intra dan
Paska Operasi, (1)

Monitoring dan Evaluasi Edukasi dan pelstihan kepada staf U En dan er
‘Melakukan pemantauan rutin terhadap prosedur Memberikan pendidikan dan pelatihan Mengembangkan, menerapkan, dan mengevaluasi
aseptik dan kepatuhan terhadap protokol berkelanjutan kepada staf medis mengenai praktik kebijakan dan prosedur PPI, termasuk
pencegaban infeksi di ruang operasi dan terbaik untuk mencegah infeksi, termasuk teknik penggunaan antibiotik prafilaksis, manajemen
Jingkungan rumah sakit. SES ES RU RER RSS

dan prosedur steril s

“ayunca ells tem limiah HIPPII DIA, 22.06.2024

Peran IPCN dalam Program PPI IDO, (2)

E

Kolaborasi Tim

Bekerjasama dengan berbagai tim medis termasuk
dokter bedah, anestesi, dan staf perawatan untuk
memastikan pendekatan holistik dalam
pencegahan infeksi.

A
AA

Penelitian dan Pengembangan

nd

Terlibat dalam penclitian untuk mengidentifikasi
tren infeksi baru, mengembangkan strategi
pencegahan yang lebih efektif, dan memperbarui
praktik berdasarkan bukti ilmiah terkini.

IPCN memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi pasien
dan staf medis, serta meningkatkan hasil klinis dan efisiensi operasional rumah sakit.

“ayunca ells tema Imiah HIPPII DIA, 22.06.2024

Co

Contoh Studi Kasus: Keberhasilan Implementasi
IPCN dalam PPI IDO di RS. X

Latar Belakang Kasus

Rumah Sakit X merupakan rumah sakit rujukan dengan volume operasi yang tinggi.
Pada tahun 2022, insiden IDO menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan
angka infeksi mencapai 3,5% dari total operasi yang dilakukan. Hal ini menimbulkan
kekhawatiran dan mendorong rumah sakit untuk mengambil tindakan preventif yang
lebih ketat.

Identifikasi Masalah

IPCN sebagai anggota Komite PPI melakukan audit menyeluruh dan menemukan
beberapa faktor yang berkontribusi pada tingginya angka IDO yaitu :

1. Kurangnya kepatuhan terhadap protokol steril.

2. Penggunaan antibiotik profilaksis yang tidak konsisten.

3. Keterbatasan dalam pelatihan staf mengenai teknik aseptik.

ayunda, ells tem IImiah HIPPII DIA, 22.06.2024

mn TL |:

Program Kegiatan

pur. ells tem Imiah HIPPH DK, 22.06.2024

La cie i Lan ngkah | nierve nsi

3. Implementasi SPO Sterilisasi yang Ketat : Seremos nie on

re nes JA. sterilisasi terbaru untuk memastikan kebersihan optimal.
IPCN melakukan pengawasan harian dan audit kepatuhan terhadap SPO.
ac pencegahan infekst.
4. Pengawasan dan Monitoring : .

Menggunakan lembar observasi untuk mencatat dan menili kepatuhan staf
med selama operas

Berkontribusi dalama mengembangkan pedoman penggunaan antibiobk

is yang berdasarkan bukti imiah terkini
Maneadion pemberian antibiotik profilaksis dilakukan tepat waktu sebelum
insis dan sesuai dengan jenis prosedur bedah.

5. Penggunaan Antibiotik Profilaksis yang Tepat :

pur. ells tem Imiah HIPPH DK, 22.06.2024

Hasil dan Keberhasilan

* Dalam waktu enam bulan setelah implementasi
intervensi, angka IDO menurun dari 3,5% menjadi
1,2%.

+ Penurunan ini menunjukkan keberhasilan intervensi
kolaboratif antara IPCN dan tim medis lainnya.

Kepatuhan terhadap SPO sterilisasi meningkat secara signifikan, dengan hasil
audit menunjukkan kepatuhan sebesar 95% dibandingkan sebelumnya yang
hanya 70%.

pur. ells tem Imiah HIPPH DK, 22.06.2024

Hasil dan Keberhasilan

Se |

+ Tingkat kepuasan pasien meningkat karena mereka
merasa lebih aman dan mendapatkan perawatan
yang lebih baik.

Penggunaan antibiotik yang lebih tepat dan berkurangnya kejadian infeksi
mengurangi kebutuhan akan perawatan tambahan dan memperpendek
masa rawat inap pasien.

ayunds els terms limiah HIPPI DIO, 22.06.2024

“Peran IPCN di Rumah Sakit X dalam menangani
peningkatan kasus IDO menunjukkan bahwa dalam
kolaboratif dengan tim bedah dan staf medis lainnya
sangat efektif dalam mencegah IDO. Melalui
pendekatan yang komprehensif dan berbasis bukti,
IPCN berhasil menciptakan lingkungan operasi yang

lebih aman dan meningkatkan hasil klinis pasien”

Kesimpulan

+ Keseluruhan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi yang
dipimpin oleh IPCN membuktikan bahwa pendekatan holistik dan
kolaboratif sangat penting dalam mencegah IDO

* Dengan terus mengedepankan edukasi, pengawasan, dan kebijakan
berbasis bukti, kita dapat mencapai standar tertinggi dalam
keselamatan dan perawatan pasien.

pur. ells tem Imiah HIPPH DK, 22.06.2024

A

> Y
Y Terima Kasih