10. materi epid penyakit menular 1 TB.pdf

ssuser60b721 0 views 26 slides Oct 04, 2025
Slide 1
Slide 1 of 26
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26

About This Presentation

10. materi epid penyakit menular 1 TB.pdf


Slide Content

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
MENULAR
Devy Shintya, SKM, M.Epid
TUBERKULOSIS

Tujuan Pembelajaran
Zoonosis kasus TB
kasus
ISPA
kasus
DBD dan
Malaria
kasus
IMS
kasus
Covid-19
kasus
filariasisUAS
Pertemuan 9 Pertemuan 10 Pertemuan 11 Pertemuan 12 Pertemuan 13 Pertemuan 14 Pertemuan 15 Pertemuan 116
Kemampuan Akhir yang
diharapkan
Mahasiswa dapat menjelaskan dan
mengidentifikasi kasus TB

•Pada tahun 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat
bahwa sekitar 8,2 juta orang di dunia didiagnosis TBC.Angka ini
merupakan rekor tertinggi sejak tahun 2022 yang mencatat 7,5
juta kasus baru.
•Indonesia menempati posisi kedua dunia untuk beban kasus TBC
terbanyak, setelah India dan diikuti oleh Cina.
•Di Indonesia : penyebab kematiankedua
•75% penderitadarigolongan produktif (15-60 tahun) &
golongan ekonomi lemah
Epidemiologi

•Tuberkulosis (TB) merupakan contoh lain infeksi saluran napas bawah.
Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme Mycobacterium
tuberkulosis, yang biasanya ditularkan dari satu individu ke individu
lainnya, dan membentuk kolonisasi di bronkiolus atau alveolus
•Penyakit ini biasanya mengenai paru, tetapi mungkin menyerang
semua organ atau jaringan tubuh.
Definisi Tuberculosis (TB)

Definisi Tuberculosis (TB)

•Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
dan menular secara langsung
•Mycobacteriumtuberculosis termasuk bakteri gram
positif dan berbentuk batang.
•Umumnya Mycobacterium tuberculosis menyerang
paru dan sebagian kecil organ tubuh lain
Etiologi

Mycobacterium tuberculosis

•Kuman ini mempunyai sifat khusus bersifat tahan asam
•Dapat bertahan hidup dalam jangka waktu lama pada suhu 4
o
C sampai
minus 70
o
C
•Peka terhadap panas, sinar matahari, dan sinar UV. Kuman akan mati
dalam waktu beberapa menit apabila terpapar oleh sinar UV. tetapi
dapat bertahan hidup pada tempat yang gelap dan lembab
•Kuman dapat bersifat dorman/tidur (tidak berkembang)
Etiologi

•Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis BTA
positif pada waktu batuk atau bersin. Penderita
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
•Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara
pada suhu kamar selama beberapa jam
Etiologi

Droplet terhirup →saluran pernafasan →kuman
tuberkulosis masuk ke dalam tubuh →kuman
tuberkulosis menyebar dari paru kebagian tubuh
lainnya melalui sistem peredaran darah, saluran nafas,
atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh
lainnya
Etiologi

Daya penularan dari seorang penderita ditentukan
oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya.
Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak,
makin menular penderita tersebut.
Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat
kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak
menular
Etiologi

Patogenesis
Pasien dg
BTA+
Mengeluarkan
dahak
Udara
tercemar
oleh
bakteri
TB
Terhirup
oleh
orang lain
Daya
tahan
tubuh ↓
TERTULAR

1.Faktor Umur
2.Jenis Kelamin
3.Pekerjaan
4.Kebiasaan Merokok
5.Pencahayaan
6.Kondisi Rumah
7.Kelembaban udara
8.Status Gizi
Faktor Risiko TBC

1. Faktor umur
Prevalensi tuberkulosis paru tampak meningkat sesuai dengan peningkatan umur.
Pada wanita prevalensi TB mencapai max umur 40 –50 tahun
Sedangkan pria prevalensi TB mencapai umur 60 tahun
Di Indonesia diperkirakan 75% penderita TB Paru adalah kelompok usia produktif
yaitu 15-50 tahun.
2. Faktor Jenis Kelamin
Pada tahun 1996 jumlah penderita TB Paru laki-laki hampir dua kali lipat
dibandingkan jumlah penderita TB Paru pada wanita, yaitu 42,34% pada laki-laki
dan 28,9%pada wanita.
Faktor Risiko TBC

3. Faktor pekerjaan
Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu paparan partikel debu di daerah
terpapar akan mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan
4. Faktor Kebiasaan Merokok
merokok meningkatkan resiko untuk terkena TB paru sebanyak 2,2 kali.
5. Pencahayaan
Untuk memperoleh cahaya cukup pada siang hari, diperlukan luas jendela kaca
minimum 20% luas lantai.
Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di
dalam rumah
Faktor Risiko TBC

6.Kondisi rumah
Lantai dan dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan debu,
sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi berkembangbiaknya
kumanMycrobacterium tuberculosis.
7.Kelembaban udara
Kuman TB Paru akan cepat mati bila terkena sinar matahari langsung, tetapi dapat
bertahan hidup selama beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
8. Status Gizi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan statusgizikurang mempunyai
resiko 3,7 kali untuk menderita TB Paru berat dibandingkan dengan orang yang
status gizinya cukup atau lebih
Faktor Risiko TBC

Infeksi Primer
Terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan
kuman TB Paru. Droplet yang terhirup ukurannya
sangat kecil, hingga dapat melewatimukosilier
bronkus dan terus berjalan sampai di alveolus dan
menetap.
Patofisiologi TB

Infeksi Pasca Primer (Post Primary TB PARU)
TB PARU pasca primer biasanya terjadi setelah
beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer,
misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat
terinfeksi HIV atau status gizi buruk.
Patofisiologi TB

Strategi Pengendalian
DOTS
Directly Observed Treatment Short-course
1)Peningkatandan kesinambunganpendanaan
2)Penemuankasusmelaluipemeriksaandahak
3)Pengobatanyang standar
4)KetersediaanOAT yang efektif
5)Sistemmonitoring, pencatatandan pelaporan

a
•Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama
b
•Serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul
c
•Penurunan nafsu makan dan berat badan
d
•Batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)
e
•Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala

a
• Terjadi sumbatan sebagian bronkus akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak
b
•Bila ada cairan di rongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit
dada.
c
•Bila mengenai tulang (TB Tulang), maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang dapat
membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
d
•Apabila mengenai otak (TB Otak), akan terjadi radang selaput otak (meningitis) demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang –kejang
e
•Selain itu bakteri TB juga dapat menginfeksi usus dan ginjal
Gejala Lanjutan

1.Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin
2.Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air
sabun)
3.Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin ) diberikan pada bayi
4.Menghindari udara dingin
5.Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam
tempat tidur
6.Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
7.Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga
mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain
8.Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
Pencegahan Penularan TB

Penanggulangan TB diselenggarakan melalui kegiatan:
1.Promosi kesehatan
2.Surveilans TB
3.Pengendalian faktor risiko
4.Penemuan dan penanganan kasus TB
5.Pemberian kekebalan
6.Pemberian obat pencegahan
Penanggulangan TB

Promosi kesehatan dalam penanggulangan TB diarahkan untuk :
meningkatkan pengetahuan yang benar dan komprehensif
mengenai pencegahan penularan, pengobatan, pola hidup bersih
dan sehat (PHBS), sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku
sasaran program TB serta menghilangkan stigma & diskriminasi
masyakarat terhadap pasien TB
Promosi Kesehatan

Kegiatan ini membutuhkan adanya pasien yang memahami
dan sadar akan keluhan dan gejala TB, akses terhadap
fasilitas kesehatan dan adanya tenaga kesehatan yang
kompeten untuk melakukan pemeriksaan terhadap gejala
dan keluhan tersebut.
Penemuan Kasus

Sekian
Tags