OktovianaDianEkakaru
0 views
21 slides
Oct 10, 2025
Slide 1 of 21
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
About This Presentation
E. coli sering ditemukan bersamaan dengan Entamoeba histolytica, namun tidak menimbulkan penyakit.
Size: 4.86 MB
Language: none
Added: Oct 10, 2025
Slides: 21 pages
Slide Content
Entamoeba histolytica dan Entamoeba coli
Rhizopoda Delapan spesies amoeba yang hidup di rongga usus besar manusia Entamoeba histolytica Entamoeba dispar Entamoeba coli Entamoeba hartmani I odamoeba butschlii Dientamoeba fragilis Edolimax nana Spesies amoeba yang hidup di mulut Entamoeba gingivalis
Entamoeba histolytica Sejarah Entamoeba histolytica ditemukan oleh Lambl tahun 1859, sedang Losch ( tahun 1875) membuktikan sifat pathogen dari parasite ini Schaudinn (1903) dapat membedakan jenis Amoeba pathogen dan apatogen Parasit ini tersebar luas di seluruh dunia ( kosmopolit ), lebih banyak di daerah tropis dan subtropis Hospes Hospes parasite ini adalah manusia , penyakit yang disebabkannya disebut amebiasis . Beberapa binatang ( anjing , kucing , tikus , monyet dapat diinfeksi secara percobaan dengan E.histolytica , hubungan dengan penularan zoonosis masih belum jelas .
Morfologi Stadium Tropozoit Berukuran 10-60 micron, mempunyai inti entameba yang terdapat di endoplasma . Ektoplasma bening homogen ditepi Psedopodium ( dibentuk dari ektoplasma ) besar dan lebar seperti daun Endoplasma berbutir halus , mengandung bakteri ( sisa makanan ) Disebut erythrophagocytosis bila ditemukan sel darah merah . Stadium tropozoit dapat bersifat pathogen dan menginvasi jaringan usus besar ( dengan aliran darah menyebar ke hati , paru , otak kulit dan vagina). Sifatnya merusak jaringan , E.histolytica ( histo = jaringan , lysis = hancur ) Gambar Tropozoit E.histolytica
Stadium Prekista = stadium minuta Ukurannya 10-20 micron, disebut juga stadium esensial (stadium pokok ). Berbentuk bulat atau lonjong , mempunyai dinding kista dan terdapat inti entameba Pseudopodianya dibentuk agak lambat , hingga berbentuk tumpul . Endoplasma bergranula halus , mempunyai satu inti entamoeba , tidak mengandung sel darah merah , mengandung bakteri dan sisa makanan Gambar stadium prekista
Stadium Kista Ukuran 6-9 micron, ada yang 12-15 micron. Dibentuk dalam rongga usus besar manusia . Perubahan dari stadium minuta menjadi kista disebut enkistasi . Bentuknya bulat dikelilingi membrane yang refraktil disebut dinding kista Kista ini mempunyai inti entamoeba , ada tiga macam kista yaitu kista berinti 1, berinti 2 dan berinti 4 (stadium infektif )
Siklus Hidup Manusia terinfeksi E.histolytica bila memakan stadium kista inti 4. Dinding kista mengalami perubahan di lambung , kista akan dicerna di usus halus ( ekskistasi , keluarnya metakista ) yang disebut bentuk minuta . Bentuk ini langsung ke usus besar dan berubah menjadi histolytica . Bentuk ini pathogen, menghancurkan mukosa usus besar dan jaringan dengan enzim histolisin Mukosa -> sub mukosa ( E.histolytica memperbanyak diri ) -> masuk pembuluh darah ( hematogen )
Patologi dan Gejala Klinis Masa inkubasi infeksi E.histolytica bervariasi , 4-5 hari dan 1-4 minggu . Stadium histolytica -> masuk mukosa usus besar -> enzim histolisin -> jaringan hancur -> stadium histolytica masuk lapisan submucosa -> memperbanyak diri -> menghancurkan jaringan sekitarnya dan memakannya -> amoeba ini akan bergerak ke segala arah -> membentuk abses yang akhirnya pecah dan menimbulkan ulkus Stadium histolytica akan ditemukan pada dasar dinding ulkus , bila terjadi peristaltic usus , stadium ini akan dikeluarkan bersama isi ulkus ke rongga usus , dapat menyerang mukosa usus sekitarnya dan dapat dikeluarkan bersama feses
Bentuk klinis yang dikenal adalah amebiasis intestinal dan amebiasis ekstra intestinal 1. Amebiasis intestinal ( amebiasis usus dan amebiasis kolon ) Amebiasis kolon akut Gejala klinis : nyeri perut dan diare yang dapat berupa tinja cair , berlendir atau berdarah . Frekuensi diare 10 x perhari . Demam dapat ditemukan pada sepertiga penderita b. Amebiasis kolon kronis Gejalanya ringan , tanpa demam , ada rasa tidak enak di perut dan rasa mual disertai diare . Tinja padat , kadang diliputi lender yang tidak rata Untuk menemukan stadium histolytica diperlukan pemeriksaan berulang Disekitar ulkus yang ada peradangan akan terjadi penebalan dinding usus
2. Amebiasis ekstra intestinal Abses hati merupakan manifestasi ekstra intestinal yang sering terjadi . Sebagian besar penderita memperlihatkan gejala dalam waktu 2-4 minggu yang berupa : demam , batuk dan nyeri perut . Pada pemeriksaan tinja , E.histolytica hanya ditemukan pada sebagian kecil penderita abses hati ( hematogen ). Secara klinis penderita terlihat kesakitan dengan berjalan membungkuk .
Diagnosis Pemeriksaan tinja diperlukan untuk mengidentifikasi bentuk trofozoit dan kista . Metode yang paling banyak digunakan adalah teknik konsentrasi dan pembuatan sediaan permanen dengan trichrom stain . Pemeriksaan yang lebih maju adalah dengan prosedur serologis . Namun dipastikan bahwa pemeriksaan ini jauh lebih mahal . Jenis-jenis pemeriksaan serologis adalah indirect hemagglutination assay (IHA), enzyme-linked imunosorbent assay (ELISA), dan indirect immunofluorescent (IFA)
Diagnosis dapat ditegakkan dengan : Diagnosis klinik Diagnosis laboratorium Radio foto , dan Tes immunologi Diagnosis untuk E.histolytica dapat dibagi : Amebiasis intestinal akut , dapat ditegakkan dengan : Gejala klinik , diare 10 kali sehari disertai dengan demam dan sindrom disentri Laboratorium , ditemukan E.histolytica stadium histolytica pada tinja encer yang bercampur darah . 2. Amebiasis intestinal kronis , dapat ditegakkan dengan : Gejala klinik , diare bergantian dengan obstipasi Laboratorium , menemukan E.histolytica stadium kista pada tinja yang agak padat , dilakukan pemeriksaan tinja 3 kali.
3. Amebiasis hepatitis Pemeriksaan klinik , penderita dating dengan kesakitan , membungkuk seperti menggendong perut sebelah kanan , demam , berat badan menurun , nafsu makan berkurang . Laboratorium , darah ditemukan leukositosis . Bila tidak ditemukan dapat dilakukan tes serologi seperti tes haemaglutinasi dan tes immunologi 4. Amebiasis paru Pemeriksaan kilnik , sukar dibedakan dengan infeksi paru lainnya , karena tidak ada laporan gejala klinik . Laboratorium , sputum penderita yang berasal dari penyebaran Amoebiasis secara hematogen akan ditemukan E.histolytica stadium histolytica .
Pengobatan Penderita amebiasis harus diobati , dengan atau tanpa gejala . Obat-obat amebisidal dibagi atas dua grup , yakni luminal amebicides dan tissue amebicides . Termasuk golongan yang pertama adalah iodoquinol dan diloxadine furoat , dan termasuk golongan kedua adalah metronidazol , klorokuin , dan dehidroemetin .
Pencegahan Setiap penderita harus diobati , termasuk symptomless carrier Media air sangat penting peranannya dalam penularan , maka perlu diperhatikan kebersihan suplai air minum . Hal ini akan berhubungan dengan jarak jamban dari sumur Menjaga kebersihan perorangan ( personal hygiene ) dan lingkungan Menghindari penggunaan pupuk tinja untuk tanaman Hal- hal lain yang berhubungan dengan fecal -borne infection
Entamoeba coli Penyebaran : di seluruh dunia ( kosmopolit ) Hospes : manusia Habitat : hidup komensal di rongga usus besar manusia Morfologi : dalam siklus hidupnya terdapat stadium tropozoit dan stadium kista dan stadium prakista
Morfologi E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista . Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut : bentuk ameboid , ukuran 15-50 µm sitoplasma mengandung banyak vakuola yang berisi bakteri , jamur nukleus dengan kariosom sentral dan kromatin mengelilingi pinggirannya pseudopodia kurang lebar , sehingga tidak progresif dalam bergerak Dengan morfologi demikian , maka trofozoit E. coli sangat mirip dengan bentuk prekista dari E . histolytica .
Kista E.coli memiliki ciri-ciri berikut : bentuk membulat dengan ukuran 10-35 µm kista matang berisi 8-16 inti chromatoidal bodies berupa batang-batang langsing yang menyerupai jarum
Patogenesis Infeksi E. coli bersifat asimtomatis dan non patogen . Namun parasit E.coli sering dijumpai bersamaan dengan infeksi E.histolytica pada penderita amebiasis . Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan tinja . Bentuk trofozoit E. coli agak sukar dibedakan dengan bentuk prekista E.histolytica . Kista mudah dibedakan bila telah memiliki lebih dari 4 inti . Pengobatan tidak diperlukan karena protozoa ini non patogen