2. Faktor Risiko kesling_Manajemen Puskriskes_update03102023.pptx

BahanAjarEpidemiolog 1 views 37 slides Oct 28, 2025
Slide 1
Slide 1 of 37
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37

About This Presentation

Faktor Risiko kesling_Manajemen Puskriskes


Slide Content

MPI - 5 MANAJEMEN UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PADA TANGGAP DARURAT KRISIS KESEHATAN DISAMPAIKAN PADA : PELATIHAN MANAJEMEN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2023

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta memahami Manajemen Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan faktor risiko penyakit berbasis lingkungan tanggap darurat kriris kesehatan . Hasil Pembelajaran Indikator Hasi l Pembelajaran Dapat Menjelaskan Manajemen Upaya Pencegahan Pengendalian Penyakit Dapat Menjelaskan Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan pada Tanggap Darurat Krisis Kesehatan

Latar Belakang Bencana berdampak pada banyak aspek meliputi kematian , kesakitan , kerusakan sarana prasarana lingkungan , serta sanitasi dasar Indonesia termasuk salah satu negara rawan bencana baik bencana alam maupun bencana non alam . Perlu upaya penanggulangan, perbaikan dan pemenuhan kebutuhan minimal harus segera dilakukan Perlu melakukan penanggulangan faktor risiko penyakit berbasis lingkungan di pengungsian .

KEBIJAKAN UU 24 TAHUN 2007 ( Penanggulangan Bencana ) & U U NO 17 TAHUN 2023 ( tentang Kesehatan ) UU 24 Tahun 2007 pasal 1 ayat (1) dan UU No 17 Tahun 2023 Penjelasan Dalam UU No 17 tahun 2023, Bagian ke-19 tentang Kesehatan Bencana Pasal 109 ayat (1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya , fasilitas , dan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan pada bencana secara menyeluruh dan berkesinambungan . Bencana didefinisikan sebagai “ peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan , baik oleh faktor alam dan/ atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban manusia , kerusakan lingkungan , kerugian harta benda , dan dampak psikologis ”

KEBIJAKAN Permenkes No 75 tahun 2019 , tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan ▶ BAB II Pengorganisasian Pasal 4 ayat (4) Klaster Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi : Sub klaster pelayanan Kesehatan Sub klaster pengendalian penyakit dan Kesehatan lingkungan Sub klaster Kesehatan repreoduksi Sub klaster Kesehatan jiwa Sul klaster Pelayanan gizi Sub klaster identifikasi korban mati akibat bencana

Jenis Bencana dan Penyakit BENCANA

PASKA BENCANA PRA BENCANA BENCANA ?? BENCANA Tahap Mana yang paling efektif dan efisien M A N A J E M E N RESIKO ADVOKASI & SOSIALISASI PENINGKATAN KAPAS I TAS SDM PENYUSUNAN RENKON BIDANG KESLING BUFFER STOCK LO G I S T IK KESLING KOORDINASI PROGRAM SUB KLASTER KESEHATAN KOORDINASI DENGAN POSKO INDUK /DINK E S RHA & PHRT

PENGENDALIAN dan PENCEGAHAN PENYAKIT BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN

Jenis Bencana dan Penyakit No Jenis Bencana Alam/non alam/sosial Jenis Penyakit 1 Banji r/ Banji r bandang Diar e , Kuli t, ISPA , Leptospirosis 2 Erupsi Gunung Api ISPA , Diar e , Conjunctivitis, Luka Bakar 3 Kebakaran hutan ISPA , Luka Bakar 4 Tanah longsor Luka Memar, Luka Sayat, Patah Tulang, Diare , malaria , DBD . 5 Gelombang Tsunami Diare , ISPA , Luka Memar, Luka Sayat , Malaria , DBD 6 Gempa Bumi Luka Memar, Luka Sayat, Patah Tulang 7 Konflik Sosial Diare, ISPA, malaria, DBD Dampak Bencana Pada Bidang Kesehatan

Pe n yakit Berbasis Lingkungan P a da Si t u a si B e nca n a Penyakit disebabkan media air Penyakit disebabkan vektor & Binatang pembawa penyakit Penyakit disebabkan media tanah Penyakit disebabkan pangan Penyakit disebabk a n media udara

Penyakit disebabkan M edia Air Water Borne Disease Water Washed Disease Water Based Disease Water Related insect vector Disease Definisi : Waterborne diseases merupakan penyakit yang ditularkan ke manusia akibat adanya cemaran baik berupa mikroorganisme ataupun zat pada air. Contoh : Diare , Kolera , Demam Tifoid Definisi : Penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan hygiene perorangan . Contoh : Hepatitis A, Scabies, Penyakit Kulit Definisi : Penyakit yang melibatkan organisme hidup didalam air seperti parasite atau organisme yang hidup di perairan tertentu Contoh : Schistosomiasis Definisi : Penyakit yang disebabkan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan air Contoh : DBD, Malaria, Filariasis Larva Schistosoma Schistosomiasis

Media air merupakan salah satu Breeding Place bagi vektor nyamuk yang menyebabkan berbagai j enis penyakit menular diantaranya : - M alaria - DBD - Chikungunnya - R adang O tak H encephalitis - F ilaria MALARIA Penyakit disebabkan Media Air DBD

Bekas galian tambang Potensi Munculnya Breeding Place: Tambak terbengkalai Lagun Rawa-rawa Bakau Peran lintas sektor sangat penting dalam mencegah munculnya genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk Penyakit disebabkan Media Air

Penyakit disebabkan vektor dan binatang pembawa penyakit Penyakit yang disebabkab oleh vektor , seperti : Chikungunya Malaria Filariasis DBD CIKUNGUNYA FILARIASIS

Penyakit disebabkan vektor dan binatang pembawa penyakit Penyakit yang disebabkab oleh binatang pembawa penyakit , seperti : Leptospirosis Schistosomiasis ( penyakit keong ) Pes Japanese Encephalitis. LEPTOSPIROSIS SHICTOSOMIASIS PES

Penyakit disebabkan Media Udara Penyakit ini disebabkan oleh patogen yang bisa menyebar melalui udara dari waktu kewaktu dengan partikel yang berukuran kecil. Penyebab : virus, bakteri, atau jamur Contoh Penyakit : C OV D-19, FLU, Cacar air/Monkey fox, Tuberkulosis, Flu burung, Pneumonia, SARS ( Sindrom pernapasan akut parah ) Upaya P encegahan A irborne disease: Menghindari kontak dengan orang yang memiliki gejala atau sedang sakit airborne disease Tinggal di rumah saat sedan g sa kit dan janga n berde k atan dengan orang yan g me m ili k i daya imun lemah Gunakan masker jika harus berada di kerumunan untuk menekan risiko penularan Tutup mulut saat batuk atau bersin dengan tisu atau bagian siku pakaian, untuk mene k an risiko penula ran Jangan menyentuh wajah sendiri atau orang lain jika belum cuci tangan Vaksin bila sudah tersedia. Penyakit airborne disease yang telah memiliki vaksin antara lain difteri, influenza, dan MMR.

Penyakit disebabkan Media Tanah Tanah adalah penerima limbah padat sehingga menyebabkan kontaminasi tanah yang dapat mengandung bahan organik dan anorganik berbahaya serta mikroorganisme pathogen Contoh Penyakit : Kaki pecah-pecah  Infeksi Jamur Gejala : bercak merah gatal dan bersisik di kulit. Kemudian kulit dapat menebal dan retak Upaya Pencegahan : Selalu Menggunakan Alas Kaki Cacingan Lebih dari 1.5 milyar orang atau 24% penduduk dunia, terinfeksi cacingan . Lebih dari 270 juta anak pra sekolah dan lebih dari 600 juta anak usia sekolah di dunia tinggal di area yang mudah tertular cacingan dan membutuhkan pengobatan dan pencegahan cacingan . Upaya Pencegahan : Konsumsi obat cacing  Faktanya > 58 juta anak di Indonesia telah mengkonsumsinya ! Jenis-jenis :

Penyakit disebabkan Media Tanah Penyakit Bawaan Pangan yang Disebabkan Bakteri Dibedakan menjadi dua : Penyakit Infeksi karena Makanan ( Food Infection ) Keracunan Makanan ( Food Intoxication ) Kelompok Berisiko Berat terhadap Penyakit Akibat Pangan : Bayi Lansia

Penyakit disebabkan Media Tanah FAKTOR RISIKO CACINGAN Higiene sanitasi yang kurang baik Air bersih sukar didapat Jamban keluarga tidak tersedia Hig i e ne p ero r a n g a n ku r a n g b ai k : tidak cuci ta n g a n , jarang mandi, tidak memakai alas kaki Status gizi kurang baik Sosial ekonomi keluarga kurang baik

Penyakit disebabkan Media Pangan Definisi : P enyakit yang disebabkan oleh konsumsi terhadap makanan yang terkontaminasi oleh bakteri patogen, virus , parasit, atau makanan yang tidak direbus selama 10 menit di air mendidih . Bakteri Penyebab Food Borne disease seperti : Staphylococcus aureus Salmonella typhi dan paratyphi Eschericia coli Gejala : Sakit perut Diare Muntah-muntah

Penilaian Cepat Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Lingkungan

9 A. K ON SEP REHA : 1. Pengertian REHA : Pengkajian cepat kebutuhan kesehatan lingkungan ( Rapid Environmental Health Assessment ) di daerah tanggap darurat dan merupakan bagian dari klaster kesehatan. Kegiatannya adalah pengumpulan, pengolahan, analisis data/ informasi tentang kondisi kesehatan lingkungan akibat bencana serta perubahan kehidupan masyarakat yang terdampak bencana. Kumpul k an data Data diolah, dianalisa Didapat informasi ttg kesling akibat bencana REHA

10 A. KONSEP REHA 2. Tujuan REHA : untuk menyusun rencana kegiatan dan identifikasi : Besarnya kebutuhan Masalah kesehatan Gambaran penyakit Kemungkinan dampak yg timbul Memanfaatkan potensi yg muncul/ada (SDM / SDA) REHA

11 A. KONSEP REHA 3. Sa s a r a n REH A : Ancaman penyakit menular utama. Membuat outline kebutuhan kesling Rencana priioritas penanggulangan Identfikasi KLB Melalui REHA dapat diketahui kondisi kesling pada saat dan paska bencana REHA

KONSEP REHA : Pengumpulan dan pengolahan data / informasi ttg kebut u han kesling, gambaran penyakit, masalah yang timbul, potensi yang bisa dimanfaatkan ----------------> keluar rekomendasi tindak lanjut . 25 REHA 4. Ruang Lingkup REHA

B. WAKTU PELAKSANAAN & HASIL YG DIHARAPKAN : 1. Waktu pelaksanaan REHA : Sesaat setelah kejadian bencana (1 x 24 jam) dan dilakukan secara terus menerus sesuai kondisi di lapangan termasuk paska bencana 26 REHA

B . W AK T U PE L AKS ANAA N & HASI L Y G D IHAR APKAN : 2. Hasil yang diharapkan dari REHA : Rekomendasi pelaksanaan penanggulangan, Hasil REHA dpt intervensi tersedianya sarana sanitasi, Informasi besarnya populasi terkena bencana, prioritas masalah kesehatan dan kebutuhan kesling yg hrs dselesaikn 1 2 3 27 REHA Link form REHA : https://link.kemkes.go.id/FormRehaKesling

FAKTOR RISIKO KESLING PADA SITUASI KRISIS KESEHATA N SHELTER Dipilih lokasi yang berdekatan dengan sumber air bersih Lokasi tidak berada pada daerah yang membahayakan keselamatan pengungsi Jauh dari tempat yang berisiko bagi kesehatan Persyaratan Shelter /Tenda Persyaratan Lokasi Luas area tenda / gedung adalah 3,5 m 2 per orang Adanya pencahayaan dan ventilasi yang cukup Mudah dijangkau pelayanan kesehatan Terlindung dari terik matahari dan hujan Aliran udara dan suhu optimal

FAKTOR RISIKO KESLING PADA SITUASI KRISIS KESEHATA N SANITASI AIR Har i 1 - 3 : minimum 5 liter /orang/ hari denga n prioritas penggunaan untuk air minum Har i 4 ds t : harus memfasilitasi 2 liter /orang/ hari untuk memenuhi kebutuhan minimal untuk minum , masak , mandi, dan cuci Lokasi penempatan tangki : minimum 30 meter dan maksimum 500 meter dari tenda pengungsian Jumlah kran : setiap tangka memiliki 6 – 8 kran air Parameter Wajib Air Minum : ( Permenkes No 2 tahun 2023) E.coli = 0 CFU/100 ml Kekeruhan = < 3 NTU Warna = Maksimal 10 TCU Tidak Berbau pH = 6.5 – 8.5

FAKTOR RISIKO KESLING PADA SITUASI KRISIS KESEHATA N PENGELOLAAN LIMBAH Limbah Tinja 1 jamban : maksimal untuk 20 orang Lokasi : minimal 10 meter dari sumber air bersih dan maksimal 50 meter dari lokasi pengungsian Laki-laki dan Perempuan terpisah Memiliki konstruksi yang kuat dan tertutup Tersedia logistik lisol Limbah Cair Bersumber dari limpasan air hujan dan air dari bekas aktifitas pengungsi Tujuan dilakukan : menghindari perkembangbiakan vektor penular penyakit Pada lokasi pengungsian perlu dibuat saluran pembuangan air limbah cair permanen maupun temporer Lokasi pembuangan limbah cair dijauhkan dari sumber air bersih dan lokasi penampungan pengungsi

FAKTOR RISIKO KESLING PADA SITUASI KRISIS KESEHATA N PENGELOLAAN LIMBAH Limbah Medis Kegiatan pengelolaan limbah medis berupa limbah padat dapat dilakukan melalui beberapa tahapan meliputi : Pengurangan Pemilahan Pewadahan Penyimpanan Pengangkutan Pengolahan Berupa limbah cair , meliputi : Penyaluran Pengolahan Pemeriksaan - Permenkes no 2 tahun 2023 -

SANITAS I PENGELOLAA N SAMPAH Pengumpulan Sampah (TPS) Sampah di lokasi pengungsian maksimum 1 hari harus sudah diangkut ke TPS Sampah yang berada di TPS harus diangkut ke TPA selamba t – lambatny a minimal 3 hari sekali Saat pengangkutan sampah dar i TPS ke TPA tida k bole h ada sampah berserakan Pewadahan sampah Sampah yang dihasilkan harus ditampung pada tempat sampah keluarga atau sekelompok keluarga Tempat sampah yang digunakan harus dapat ditutup untuk menghindarkan lalat, dapat berupa kantong plastik sampah (polybag) atau drum, dll Penempatan tempat sampah maksimal 15 meter dari tempat pengungsian Sampah tidak boleh dibakar FAKTOR RISIKO KESLING PADA SITUASI KRISIS KESEHATA N PENGELOLAAN LIMBAH

Tidak didapat penyebaran penyakit akibat lokasi pengelolaan pangan Petugas pengelola memiliki pengetahuan cukup Pengendalian mutu Batas kadaluwarsa min. 6 bulan sesudah diterima Ada prasarana penyimpanan yang memadai Bahan makanan sesuai dengan yang biasa dikonsumsi dan tidak bertentangan dengan tradisi/agama Makanan untuk balita memenuhi syarat dalam hal rasa dan sesuai dengan kemampuan cerna Mudah diakses Adanya upaya pendampingan bagi yang tidak mampu mengolah/makan sendiri PENANGANAN DAN KEAMANAN BAHAN PANGAN √ FAKTOR RISIKO KESLING PADA SITUASI KRISIS KESEHATAN

1. Mengupayakan kebutuhan minimal sanitasi darurat pada situasi bencana dan kegiatan tertentu Mengembangkan kemitraan dengan LSM , organisasi profesi dan Poltekes jurusan kesling dalam upaya pemenuhan minimal sarana sanitasi darurat Mengembangkan dan menerapkan teknologi tepat guna dalam upaya sanitasi darurat dengan memanfaatkan sumberdaya setempat serta mudah dioperasionalkan FAKTOR RISIKO KESLING PADA SITUASI KRISIS KESEHATAN STRATEGI PENANGGULANGAN KEDARURATAN BID A NG KESEHATAN LINGKUNGAN

No Instansi Pemerintah Yankesling 1 Dinas PU, dan Mitra Pembangunan Penyediaan Sarana Jamban 2 PDAM, Dinas PU, dan Mitra Pembangunan Penyediaan Air Bersih/Air Minum 3 Dinas Sosial , dan Mitra Pembangunan Pengungsian 4 Dinas Sosial , TAGANA, dan Mitra Pembangunan Dapur Umum 5 Dinas Lingkungan Hidup Sampah Domestik 6 Dnas Keshatan/Dinas LH Limbah Medis fasyankes 7 Dinas Kesehatan, TSL Puskesmas, dan Mitra Pembangunan Melakukan REHA 8 Bidang Promkes, mitra pembangunan Penyuluhan 9 TSL Puskesmas, BTKL/UPT Labkes Pengambilan dan pemeriksaan sampel air, pangan KEGIATAN YANKESLING LINTAS SEKTOR, LINTAS PROGRAM, DAN MITRA PEMBANGUNAN

Pes e rt a dibag i menjadi 6 kelompok Pelatih memberi kesempatan kepada kelompok untuk berdiskusi selama 15 menit Setiap kelompok mendiskusikan setiap materi bahasan sesuai pembagiannya yaitu: 2 Kelompok : Mengerjakan kasus Erupsi gunung api 2 Kelompok : mengerjakan kasus bencana Tsunami 2 Kelompok : Mengerjakan kasus banjir bandang Setiap kelompok memilih ketua, sekretaris dan penyaji. Hasil diskusi dibuatkan laporan hasil diskusi dalam bentuk file word dan PPT untuk disajikan. Menyiapkan perwakilan kelompok yang akan memaparkan hasil diskusinya dengan powerpoint @ 5 menit . Kelompok lainnya menyimak kemudian diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik dan pertanyaan . Tugas dikerjakan sesuai dengan arahan tertera pada contoh kasus . TUGAS KELOMPOK

Matur Suwun
Tags