20 Rizqiya Mumtaza CA24.7 Treatment of Various Interim Reporting Situations (revisi).pdf
3032240050rizqiya
0 views
15 slides
Sep 16, 2025
Slide 1 of 15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
About This Presentation
akuntansi keuangan menengah
Size: 4.27 MB
Language: none
Added: Sep 16, 2025
Slides: 15 pages
Slide Content
TREATMENT OF
VARIOUS INTERIM
REPORTING
SITUATIONS
Created by Rizqiya Mumtaza
4-03 DIII Pajak Alih Program
PENDAHULUAN
Interim Financial Reporting atau pelaporan keuangan
interim adalah pelaporan keuangan untuk periode kurang
dari satu tahun, seperti triwulanan (quarterly) atau
semesteran. Tujuannya adalah menyediakan informasi
keuangan yang relevan dan tepat waktu untuk membantu
pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan.
Discrete View:
· Menganggap laporan interim
sebagai periode terpisah. Setiap
periode diperlakukan seperti entitas
yang berdiri sendiri.
Integral view:
Menganggap laporan interim sebagai
bagian dari laporan tahunan.
Pendapatan dan beban dapat
dialokasikan antar-periode berdasarkan
estimasi tahunan.
PERLAKUAN
AKUNTANSI
BERBAGAI
SITUASI
INTERIM
Pendapatan &
Biaya
Pajak
Penghasilan
Persediaan &
Kontijensi
Dividen &
Perubahan
Modal
Item Khusus
Lainnya
01
02
03
04
05
PENDAPATAN
MUSIMAN &
BIAYA TIDAK
MERATA
Pendapatan
Pendapatan diakui pada periode interim saat
penjualan terjadi. Tidak ada upaya untuk
"meratakan" pendapatan antar periode interim,
meskipun ada fluktuasi musiman.
Contoh: Penjualan baju musim dingin hanya
terjadi di Q4, tidak boleh diratakan ke Q1–Q3.
Biaya
Biaya yang tidak merata harus diakui pada periode
interim saat biaya tersebut terjadi. Tidak ada alokasi
atau penangguhan yang diizinkan hanya karena
sifatnya tidak merata atau musiman, kecuali jika
biaya tersebut memang memenuhi kriteria
pengakuan aset atau kewajiban di akhir tahun.
Contoh: Bonus tahunan hanya dicatat saat benar-
benar terjadi, bukan diratakan sepanjang tahun.
PAJAK
PENGHASILAN
Pajak adalah beban yang dihitung secara
kumulatif untuk seluruh tahun fiskal, bukan
secara terpisah per periode interim. Ini adalah
salah satu area di mana IAS 34 menunjukkan
elemen "integral" untuk konsistensi dengan
perhitungan pajak tahunan. Dengan demikian,
beban pajak penghasilan interim dihitung
berdasarkan tarif pajak efektif tahunan yang
diharapkan
Rumus Umum:
Laba Sebelum Pajak Interim × Tarif Pajak Efektif
Tahunan yang Diharapkan
Metode penilaian (FIFO, Average
Cost) harus konsisten antara
periode interim dan tahunan.
Penting: IFRS (IAS 34) melarang
penggunaan metode LIFO,
sehingga isu likuidasi lapisan LIFO
tidak relevan.
Penurunan nilai (write-downs)
diakui saat terjadi. Jika ada
pemulihan yang diantisipasi
pada akhir tahun, dapat diakui di
periode berikutnya, tetapi tidak
melebihi kerugian yang
sebelumnya diakui.
PERSEDIAAN KONTIJENSI
Kontinjensi dalam akuntansi
mengacu pada serangkaian
keadaan yang ada saat ini, tetapi
memiliki hasil akhir yang tidak
pasti (tergantung pada terjadinya
atau tidak terjadinya satu atau
lebih peristiwa di masa depan
yang tidak sepenuhnya berada
dalam kendali entitas).
Kriteria pengakuan sama dengan
laporan tahunan: diakui jika
probable dan dapat diestimasi.
Diungkapkan secara memadai
dalam catatan atas laporan
keuangan interim.
Diakui sebagai pengurangan ekuitas
pada periode interim ketika dividen
tersebut secara resmi diumumkan
(declared) oleh dewan direksi. Tidak
dialokasikan atau diestimasi untuk
periode mendatang.
DIVIDEN
PERUBAHAN
MODAL
Laporan interim akan
menunjukkan semua perubahan
dalam akun ekuitas selama
periode tersebut.
Meliputi: Laba Bersih
Komprehensif, dividen yang
diumumkan, penerbitan saham
baru, pembelian kembali saham,
dan penyesuaian lain yang
mempengaruhi ekuitas.
Diakui pada periode interim terjadinya
dan disajikan terpisah (net of tax).
ITEM KHUSUS LAINNYA
Keuntungan dan
Kerugian Luar Biasa
Perubahan Estimasi
Akuntansi
Perubahan Prinsip
Akuntansi
Penurunan Nilai
(Impairment Losses)
Diperlakukan secara prospektif, mempengaruhi
periode berjalan dan periode mendatang. Tidak
ada penyajian kembali periode sebelumnya.
Umumnya diterapkan secara retrospektif
(penyajian kembali periode sebelumnya), kecuali
ada pengecualian spesifik.
Diakui pada periode terjadinya jika
kriteria penurunan nilai terpenuhi.
CA24.7 (LO 2)
PENANGANAN BERBAGAI
SITUASI PELAPORAN INTERIM
Berikut ini terdapat enam kasus independen mengenai
bagaimana fakta akuntansi dapat dilaporkan dalam
laporan keuangan interim (sementara) suatu perusahaan.
Instruksi:
Untuk masing-masing kasus berikut, nyatakan apakah
metode yang diusulkan untuk pelaporan interim dapat
diterima menurut IFRS. Dukung setiap jawaban dengan
penjelasan singkat.
a. Kasus: Perusahaan J. D. Long melakukan perhitungan fisik
persediaan hanya di akhir tahun untuk tujuan laporan keuangan
tahunan. Dalam laporan triwulanan interim, persediaan dan
harga pokok penjualan dihitung berdasarkan estimasi rasio laba
kotor karena perhitungan fisik dapat menyebabkan penghentian
operasi. Perusahaan memiliki catatan persediaan perpetual
(berkesinambungan) yang andal.
Jawaban: Dapat diterima menurut IFRS.
Penjelasan: IFRS memperbolehkan penggunaan estimasi yang
andal untuk pelaporan interim. Jika perusahaan memiliki sistem
persediaan perpetual yang akurat, maka penggunaan estimasi laba
kotor untuk menghitung persediaan dan HPP pada laporan interim
dapat diterima.
b. Kasus: Perusahaan Rockford berencana melaporkan
seperempat dari beban pensiun tahunannya di setiap kuartal.
Jawaban: Dapat diterima menurut IFRS.
Penjelasan: IFRS memperbolehkan penyebaran beban tahunan
seperti beban pensiun secara prorata sepanjang tahun jika estimasi
tahunan tersebut dianggap andal dan tidak terlalu berubah antar
kuartal.
c. Kasus: Perusahaan Republic menurunkan nilai persediaannya
untuk mencerminkan nilai terendah antara biaya perolehan dan
nilai realisasi bersih (NRV) pada kuartal pertama. Pada akhir
tahun, nilai realisasi bersih melebihi biaya perolehan awal. Oleh
karena itu, manajemen berencana menyesuaikan kembali nilai
persediaan ke biaya perolehan awal sebagai penyesuaian akhir
tahun.
d. Kasus: Perusahaan Gansner memperoleh keuntungan besar
dari penjualan investasi di awal kuartal kedua. Perusahaan ingin
melaporkan sepertiga dari keuntungan tersebut di masing-
masing kuartal tersisa.
Jawaban: Dapat diterima menurut IFRS.
Penjelasan: IFRS memperbolehkan pembalikan penurunan nilai
persediaan jika NRV meningkat pada periode berikutnya, tetapi
hanya sampai sebesar biaya perolehan awal. Jadi, penyesuaian
kembali ke nilai biaya awal pada akhir tahun sesuai dengan IFRS.
Jawaban: Tidak dapat diterima menurut IFRS.
Penjelasan: IFRS mensyaratkan bahwa keuntungan atau kerugian
yang terjadi harus diakui pada saat terjadinya, bukan disebar atau
ditangguhkan ke periode lainnya. Oleh karena itu, seluruh
keuntungan harus diakui pada kuartal kedua.
e. Kasus: Perusahaan Fredonia memperkirakan biaya audit
tahunan dan berencana membagi rata biaya tersebut ke seluruh
empat kuartal.
Jawaban: Tidak dapat diterima menurut IFRS.
Penjelasan: Biaya audit tahunan dicatat pada periode interim saat
dibayarkan berdasarkan pendekatan diskrit.
f. Kasus: Perusahaan LaBrava cukup yakin bahwa akan terjadi
mogok kerja pada kuartal ketiga. Oleh karena itu, perusahaan
melakukan pengiriman besar-besaran di kuartal kedua, tetapi
berencana menangguhkan pengakuan penjualan yang melebihi
volume normal. Penjualan tersebut akan diakui pada kuartal
ketiga ketika mogok terjadi. Manajemen merasa ini lebih
representatif terhadap operasi normal kuartal kedua dan ketiga.
Jawaban: Tidak dapat diterima menurut IFRS.
Penjelasan: IFRS mengharuskan pengakuan pendapatan pada saat
pengendalian atas barang berpindah ke pelanggan, bukan
berdasarkan pertimbangan manajerial untuk meratakan
pendapatan. Jadi, penangguhan pengakuan penjualan ini tidak
sesuai dengan IFRS.