2
1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
Kesimpulan: Seseorang yang menderita hipertensi mempunyai peluang 3,14 kali (95% CI: 1,527-6,453; p-value = 0,002) untuk menderita PGK
dibandingkan dengan seseorang yang tidak menderita hipertensi setelah dikontrol oleh variabel pengganggu yaitu usia.
Kata kunci: penyakit ginjal kronik, hipertensi, DKI Jakarta, Riset Kesehatan Dasar 2018
biaya yang dikeluarkan BPJS untuk penyakit ginjal pada tahun 2015,
dan merupakan pembiayaan BPJS terbesar kedua). Saat ini lebih dari
2 juta orang di seluruh dunia menjalani pengobatan CKD dengan
melakukan dialisis atau transplantasi ginjal untuk tetap hidup.1,2
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pemeriksa Ginjal Indonesia (BPJS)
Registrasi pada tahun 2018, jumlah pasien baru dan pasien aktif yang
menjalani hemodialisis kronis pada tahun 2016-2018 mengalami
peningkatan.3
Bahan dan metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi analitik cross-sectional. Sumber data yang digunakan
adalah data sekunder yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas) 2018. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
sebanyak 7.141 orang.
Hasil: Proporsi penyakit ginjal kronik dan hipertensi pada penduduk usia ÿ18 tahun di Provinsi DKI Jakarta masing-masing sebesar 0,5% dan 16,6%.
Terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan penyakit ginjal kronik dengan nilai odds ratio (POR) sebesar 3,140 (95% CI:
1,527-6,453) setelah disesuaikan dengan variabel usia. Beberapa karakteristik lain seperti usia (POR = 3,912; 95% CI: 1,932-7,918), diabetes
melitus (POR = 3,412; 95% CI: 1,405-8,285), penyakit jantung (POR = 7,323; 95% CI: 3,158-16,982), dan aktivitas fisik (POR = 2,324; 95% CI:
1,148-4,703) juga berhubungan secara signifikan dengan kejadian penyakit ginjal kronik.
Latar Belakang: Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat global, dikarenakan prevalensi dan insiden gagal ginjal
yang terus meningkat, prognosis yang buruk, serta biaya pengobatan yang tinggi. Hipertensi sebagai faktor risiko dominan PGK juga memiliki
prevalensi yang tinggi dan terus meningkat di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan insiden PGK
pada penduduk usia ÿ18 tahun di Provinsi DKI Jakarta.
Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan
masyarakat global, dikarenakan prevalensi dan insiden gagal ginjal
yang semakin meningkat, prognosis yang buruk yang mengakibatkan
lebih dari 1 juta orang di dunia setiap tahunnya meninggal akibat gagal
ginjal yang tidak tertangani, serta memerlukan biaya yang tinggi untuk
pengobatannya (di Indonesia, biaya pelayanan kesehatan sebesar 2,68 triliun rupiah).
Helda2
Perkenalan
Bahasa Indonesia:Rizka Ramadhanti1
137
MCBS
Penduduk Usia ÿ18 Tahun
Hubungan Hipertensi dan Penyakit Ginjal Kronis pada Pasien
ARTIKEL PENELITIAN
Nomor Induk Kependudukan: 10.21705/mcbs.v5i3.219
sel tanah
Jurnal Biomedis Mol Sel 2021; 5(3): 137-44
Surel:
[email protected]
Pondok Cina, Kecamatan Beji, Depok 12345, Indonesia
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Jurnal Biomedik Molekuler dan Seluler, Vol.5 No.3, November 2021, hal.137-44
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Nomor Induk Kependudukan: 10.21705/mcbs.v5i3.219
Penulis Koresponden:
Rizka Ramadhanti
ISSN cetak: 2527-4384, ISSN online: 2527-3442
Diterima untuk dipublikasikan: 22 September 2021
Terakhir Direvisi: 22 September 2021
Lembaga
Biofarmasi
Tanggal penyerahan: 3 September 2021
Machine Translated by Google