2bb5891a-34ca-4276-b9ff-1b6924910d5a.pptx

KarinaYesika1 12 views 14 slides Sep 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 14
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14

About This Presentation

ppt tentang cardiologi


Slide Content

>> KGB (-) >> Tiroid (-) 5±3 cmH₂O Normocephal Sklera Ikterik (-/-) Konjungtiva anemis (+/+) Deviasi septum (-) Sekret (-/-) Bibir kering (-) Bibir sianosis (-) Simetris (+) Serumen (-/-) Simetris (+) , Bekas Operasi (-/-). Fremitus vokal (+/+), Nyeri tekan (-/-), Krepitasi (-/-). Ves (+/+) Rh (-/-) Wh (-/-). Ictus cordis tidak tampak (-). Ictus cordis teraba di ICS VII linea midclavikularis sinistra , Thrill (-). Kiri : ICS VII linea axilaris anterior sinistra. Kanan : ICS IV linea parasternalis dextra. S1S2 tunggal reguler Murmur (-) gallop (-). Datar Bising usus (+) 16 x/menit Timpani di 9 regio abdomen, shifting dullness (-), nyeri ketuk (-) Nyeri tekan (+) epigastrium , defans muscular (-), hepatogali (-) splenomegali (-) massa (-) Akral hangat (+/+) CRT < 2 detik (+/+) Sianosis (-/-) Pitting edema (-/-) STATUS GENERALISATA

PEMERIKSAAN PENUNJANG HEMATOLOGI (17/18/19 Juli 2025) HEMATOLOGI (17/18/19 Juli 2025) HEMATOLOGI (17/18/19 Juli 2025) HEMATOLOGI (17/18/19 Juli 2025) PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN Leukosit 15.320 / 14.480 / 8.390 10^3/ul 4.500-11.000 Eritrosit 3 / 3 / 3 10^6/ul 4.00-6.00 Hemoglobin 9.4 / 8.7 / 9.8 g/dl 13.5-18.00 Hematokrit 27 / 24 / 28 % 37.0-48.0 Trombosit 171 / 160 / 165 10^3/ul 150-400 MCV 93 / 90 / 91 fL 86-110 MCH 33 / 32 / 32 Pg 26-38 MCHC 35 / 36 / 35 g/dL 31-37

PEMERIKSAAN PENUNJANG (17 juli 2025) (17 juli 2025) (17 juli 2025) (17 juli 2025) PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN Natrium 137 mmol/l 135-148 Kalium 4.4 mmoll/l 3,5-5,3 Calcium 1.15 mmol/l 0,98-1,2 Ureum 121 mg/dL 21-53 Kreatinin 1.05 mg/dL 0.17-1.5 GDS 140 mg/dL 80-140 PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN Troponin I (17/7/2025) 0.08 ng/dl <0,30 Troponin I (18/7/2025) 0.03 ng/dl <0.30

DIAGONOSIS Unstable Angina HHD PVC Anemia ec Blood loss Melena

TATALAKSANA Collet JP et al, 2023

Fase Perawatan Intensif di CVC (2x24 jam): Obat-obatan: Simvastatin 1x20-40mg atau Atorvastatin 1x20-40mg atau rosuvastatin 1 x 20 mg jika kadar LDL di atas target Aspilet 1 x 80-160 mg Clopidogrel 1x75mg atau Ticagrelor 2x90mg Bisoprolol 1x5-10mg (fungsi ginjal bagus) atau Carvedilol 2x 12,5 mg (fungsi ginjal menurun) Ramipril 1 x 10 mg atau Lisinopril 1x 10, Captopril 3x25mg atau jika LV fungsi menurun EF <50%  diberikan jika tidak ada kontra indikasi Intoleran golongan ACE-I  golongan ARB: Candesartan 1 x 16, Valsartan 2x80 mg Obat pencahar 2xIC (7) Diazepam 2x5 mg Heparinisasi dengan: UF heparin bolus 60 Unit/kgBB, maksimal 4000 Unit, dilanjutkan dengan dosis rumatan 12 unit/kgBB maksimal 1000 Unit/jam atau Enoxaparin 2x60 mg SC (sebelumnya dibolus 30mg IV di UGD) atau Fondaparinux 1x2,5 mg SC. b. Monitoring kardiak c. Puasa 6 jam d. Diet jantung I 25-35 kkal/KgBB/24jam e. Totalcairan 25-35 cc/KgBB/24jam f. Pemeriksaan profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserid) dan asam urat Pasien peningkatan enzim jantung tanpa kriteria risiko sangat tinggi  dirawat selama 5 hari dan PCI saat atau saat rawat jalan Pasien tanpa perubahan EKG dan kenaikan enzim  iskemik stress test Iskemik stress test: Treadmil ltest Echocardiografi Stress test Stress test perfusion scanning atau MRI Iskemik stress test negative  boleh dipulangkan Tatalaksana UAP PERKI, 2016

HHD  kondisi kelainan struktural dan/atau fungsional jantung akibat tekanan darah tinggi kronik, termasuk LVH (left ventricular hypertrophy), disfungsi diastolik, dan gagal jantung Risiko: fibrilasi atrium, stroke, gagal jantung, kematian mendadak Anamnesis :Pusing, kepala terasa berat Palpitasi (berdebar-debar) Cepat lelah saat aktivitas Bisa asimtomatik (tanpa keluhan) Pemeriksaan Fisik TDS 140- 159 mmHg atau TDD 90 – 99 mmHg (StdI ) TDS >160 mmHg atau TDD > 100 mmHg (StdII) Definisi Faktor Risiko Hypertensive Heart Disease Hipertensi tidak terkontrol lama Usia > 45 (pria), >55 (wanita) Komorbiditas : Diabetes melitus, dislipidemia, obesitas, merokok, apolipoprotein abnormal, gaya hidup sedentari, diet tinggi garam Pemeriksaan Temuan Klinis Fisik Kriteria hipertensi JCN VII EKG Left Ventricular Hypertrophy (LVH) Foto Thoraks Kardiomegali Ekokardiografi LVH, disfungsi diastolik ABPM / HBPM Tekanan darah di luar ruang praktik Kriteria Diagnosis PERKI, 2016

Kelas Obat Contoh Obat 1. ACE Inhibitor Captopril, Enalapril, Lisinopril 2. ARB (Angiotensin II Receptor Blocker) Losartan, Valsartan, Candesartan 3. Diuretik Tiazid Hidroklorotiazid, Indapamid 4. Beta-Blocker Bisoprolol, Metoprolol, Atenolol 5. Calcium Channel Blocker (CCB) Amlodipin, Nifedipin, Verapamil 6. Alpha-Blocker Prazosin, Doxazosin 7. Central Acting (Central Blocker) Methyldopa, Clonidine 8. MRA (Mineralocorticoid Receptor Antagonist) Spironolakton, Eplerenon 9. Vasodilator Direk Hydralazin, Minoksidil Tatalaksana HHD PERKI, 2016

Depolarisasi miokardium awal (prematur) yang ditimbulkan oleh focus ektopik di ventrikel dibawah nodus AV Definisi Gejala Premature Ventricular Contractions Asimtomatis Palpitasi, tidak nyaman pada dada Sinkop Hipotensi Gangguan jantung ( infark miokard , miokarditis, kardiomiopati, prolaps katup mitral) • Penggunaan obat/zat lain (kafein, kokain, alkohol, amfetamin, dan digoksin) Gangguan elektrolit (hipomagnesium, hipokalium, hipokalsium) - Kondisi hipoksia Etiologi Hoogendijk MG et al, 2020

Aspek PVC Benigna PVC Maligna Definisi PVC tanpa risiko serius, pada jantung sehat PVC dengan risiko tinggi → bisa berkembang jadi VT/VF Frekuensi Jarang, tidak menetap Sering, berulang, >6/menit , repetitif Pola Monomorfik, tunggal Polimorfik , bigemini/trigemini , couplets, R on T Jantung Dasar Normal Ada gangguan struktural (post-MI, kardiomiopati) Gejala Biasanya asimtomatik Gejala berat: sinkop, palpitasi hebat, henti jantung Risiko Rendah, tidak mengancam jiwa Tinggi , bisa → VT/VF dan sudden cardiac death (SCD) Tata Laksana Observasi, edukasi, kontrol faktor pencetus Implan cardioverter defribillator , antiaritmia, ablasi, terapi intensif Prisco et al, 2023 Majumder et al, 2014

Korelasi Melena + Anemia dengan ACS Definisi Melena : Tinja hitam  akibat perdarahan saluran cerna atas  dapat menyebabkan anemia Etiologi umum : Ulkus peptikum (lambung/duodenum) Gastritis erosif (NSAID, stres) Varises esofagus (hipertensi portal) Mallory-Weiss tear (robekan mukosa esofagus) Tumor GI atas Pasien ACS biasanya menggunakan antiplatelet/antikoagulan  risiko melena meningkat Leinicke et al, 2019 Zhou P et al, 2024 Diagnosis Banding etiologi melena pada kasus: Ulkus lambung/duodenum  Riwayat gastritis kronis Gastritis erosif ( akibat penggunaan NSAID yaitu asam mefenamat)  pasien memiliki nyeri lutut dan mengonsumsi asam mefenamat tanapa petunjuk dokter

Perdarahan minor: Umumnya tidak memerlukan penanganan medis selama fase akut. Namun, setelah pulang, perdarahan ringan dapat menyebabkan pasien menghentikan terapi antiplatelet → meningkatkan risiko kejadian iskemik ulang. Perdarahan berat: Perlu pemantauan ketat di ICU atau coronary care unit . Transfusi darah dipertimbangkan pada pasien hemodinamik tidak stabil atau dengan perdarahan aktif, dan tidak boleh underdosed. Risiko penghentian antitrombotik: Dapat meningkatkan kejadian iskemik. Pemberian Proton Pump Inhibitor (PPI ) Terapi pilihan utama untuk pencegahan dan pengobatan cedera gastrointestinal Dapat mencegah efek pemberian antiplatelet. Endoskopi: Digunakan sebagai terapi lokal tambahan untuk mengontrol perdarahan saluran cerna. Keputusan penggunaan harus bersifat individual. Tatalaksana Melena pada ACS Situasi Khusus dalam Manajemen Perdarahan Perdarahan minor: Sebaiknya ditangani tanpa menghentikan terapi aktif. (Grade I, Level of Evidence C) . Perdarahan mayor: Perlu penghentian dan/atau netralisasi terapi antikoagulan dan antiplatelet, kecuali perdarahan dapat dikendalikan dengan intervensi hemostasis khusus. (Grade I, Level of Evidence C) . Transfusi darah: Dapat berdampak negatif pada luaran klinis. Harus dipertimbangkan secara individual, dan tidak diberikan pada pasien hemodinamik stabil tanpa perdarahan aktif, dengan hematokrit >25% atau Hb >8 g/dL. (Grade I, Level of Evidence C) . Steg PG et al, 2011

Tatalaksana Melena pada ACS Zhou P et al, 2024 Tam C-C et al, 2022 Clopidogrel sering dipilih sebagai P2Y₁₂ inhibitor alternatif saat pasien mengalami atau berisiko tinggi mengalami melena atau GI bleeding saat menjalani terapi dual antiplatelet therapy (DAPT) .

TERIMA KASIH
Tags