OktovianaDianEkakaru
0 views
20 slides
Oct 10, 2025
Slide 1 of 20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
About This Presentation
E. coli sering ditemukan bersamaan dengan Entamoeba histolytica, namun tidak menimbulkan penyakit.
Size: 583.81 KB
Language: none
Added: Oct 10, 2025
Slides: 20 pages
Slide Content
Parasitologi I
Entamoeba gingivalis
Hospes
Ditemukan oleh Gross, 1849
Entamoeba gingivalis hidup komensal
pada mulut kotor, terutama di sela-sela
gigi
Sering terlihat pada gigi palsu jika alat
tersebut tidak terjaga kebersihannya
Protozoa ini membelah secara cepat
dengan meningkatnya jumlah makanan
E. gingivalis berkembang biak dengan
cara binary fission multiplikasi
Entamoeba gingivalis
Hospes
Trophozoit Entamoeba
gingivalis: bentuk oval dan
berinti (tanda panah)
(Henriquez dan Gracia,
2007)
Entamoeba gingivalis
Entamoeba gingivalis tidak membentuk kista.
Trophozoit, dengan ukuran 5-35 mikron
Diameter trophozoit sebesar 10-20 micron
satu buah nukleus dengan kariosom sentris
Terdapat pseudopodia, bergerak cepat
Pada sitoplasmanya sering ditemukan leukosit
yang difagosit.
Morfologi
Entamoeba gingivalis
Tab One
Siklus Hidup
Entamoeba gingivalis
•Karena tidak mempunyai kista, transmisi
Entamoeba gingivalis terjadi secara langsung
dengan berciuman, dan droplet (pemakaian alat
makan bersama)
•Insiden infeksi E. gingivalis pada oral hygiene
yang kurang baik adalah berkisar antara 71 - 95,5
%.
•Sedangkan pada rongga mulut yang sehat,
dilaporkan insidensinya 10-50% pada setiap
individu (Faust dan Russell, 1961: 180)
•Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa
infeksi rata-rata E. gingivalis dari pasien dengan
periodontitis lebih tinggi daripada kelompok
sehat, yaitu 67,06% dibanding 38,97%
Epidemiologi
Entamoeba gingivalis
Entamoeba gingivalis dapat bersifat patogen,
(fagositosis nukleus sel darah merah dan sel
darah putih)
Gambaran umumnya sama dengan E.
histolytica yang bersifat patogen yaitu: invasi
ke jaringan melalui epitel sulkus gingiva,
melekat dan membuat kontak yang erat
antara parasit dan sel target untuk
melakukan sitolisis
Diagnosis: pemeriksaan air liur, usap gusi dan
plak gigi
Patogenesis
Entamoeba gingivalis
•Lyons (2005) menyatakan, E. gingivalis
memfagosit sitoplasma dan nukleus sel
darah putih.
•Proses fagositosis tersebut diawali dari
membuat perlekatan dengan sel darah
putih, kemudian memfagosit sitoplasma.
•Fagositosis tidak hanya pada sitoplasma,
tetapi juga inti dari sel darah putih.
•E. gingivalis juga menyerang sel darah
merah dan menghisap hemoglobin.
•Proses fagositosis sel darah merah dan sel
darah putih ini terlihat melalui gambaran
dari photomicrograph.
Patogenesis
Entamoeba gingivalis
Fagositosis
neutrophil
Interaction Name
Tab Five
Endolimax nana
•Hospes definitif : manusia
•E.nana tidak menimbulkan penyakit
(komensal di usus) tetapi kadang sering
ditemukan ditinja penderita diare dan
disentri bersamaan dengan E.histolytica
•Distribusinya : kosmopolit
•Ditemukan oleh Wenyon dan O’Connor,
1917
Hospes-Distribusi
Endolimax nana
•Merupakan spesies yang komensal di usus
•Merupakan protozoa yang hidup parasit
didalam alat pencernaan dan alat kelamin
manusia
•Tropozoitnya berbentuk bulat, sitoplasma
seperti jala dan mengandung bakteri
•Endosome umumnya berbentuk segitiga,
segiempat/sisinya tak teratur, letaknya
ditengah
•Kista sitoplasmanya seperti jala, inti
bervariasi jumlahnya dari satu – empat,
dan strukturnya sama seperti tropozoit
Morfologi
Endolimax nana
•Prekista
-Bentuk bulat/lonjong
- Ujung tumpul
- Tidak mengambil makanan
Kista
-
Bentuk bulat/lonjong
-
Ukuran 5-14 u
-
Inti 1, 2 atau 4
-
Kista mature : inti 4
-
Nukleus tampak jelas
-
Kadang
chromatoid body seperti lengkung
kecil
-
Pembelahan biner
Morfologi
Endolimax nana
Tab Five
Siklus Hidup
Endolimax nana
Siklus Hidup
Entamoeba coli,
E. hartmanni, E. polecki, Endolimax
nana,
and
Iodamoeba buetschlii
are generally considered
nonpathogenic and reside in the large intestine of the
human host
A
. Both cysts and trophozoites of these
species are passed in stool and considered diagnostic
1
.
Cysts are typically found in formed stool, whereas
trophozoites are typically found in diarrheal stool.
Colonization of the nonpathogenic amebae occurs after
ingestion of mature cysts in fecally-contaminated food,
water, or fomites
2
. Excystation occurs in the small
intestine
3
and trophozoites are released, which migrate
to the large intestine. The trophozoites multiply by binary
fission and produce cysts, and both stages are passed in
the feces
1
. Because of the protection conferred by their
cell walls, the cysts can survive days to weeks in the
external environment and are responsible for transmission.
Trophozoites passed in the stool are rapidly destroyed
once outside the body, and if ingested would not survive
exposure to the gastric environment.
Endolimax nana
Siklus Hidup
Endolimax nana
Tropozoit
Trophozoite of
Endolimax nana
stained with
trichrome.
Endolimax nana
Epidemiologi
Studi epidemiologi, di Turki Selatan
ditemukan 9 (2,3%) dari 380 pasien yang
diperiksa
Di Thailand Barat E.nana ditemukan 10%
dari 398 pasien
Di Indonesia (Sulawesi Selatan) prevalensi
E.nana sekitar 12,5% dari 398 pasien
Transmisi parasite ini berhubungan dengan
personal hygiene, kontaminasi air dan
makanan
Endolimax nana
•Bersifat non pathogen, dipelajari utk
membedakan dg E.histolytica
•Ditemukannya kista didalam feces
•Mendeteksi karakteristik trofozoit
dalam sampel basah atau sampel
noda pada feces
Patologi dan
Diagnosa
Endolimax nana
•Pembawa kista tidak
sembarangan menyentuh atau
memegang makanan
•Personal higiene harus
diperhatikan
•Sanitasi lingkungan yang baik
dengan cara menghindarkan
kontaminasi air dan makanan
•Pembuangan kotoran dan
sampah pada tempat yang baik
•Pengobatan dapat dilakukan
dengan istirahat, mendapat
suplai makanan yang
berprotein dan vitamin, cukup
cairan, dan kemoterapi
Pencegahan dan
pengobatan