Parasitologi ilmu yang mempelajari organisme yang hidup sementara ataupun menetap pada permukaan organisme lain dengan maksud untuk mengambil seb a gain atau seluruh organisme lain tersebut. Parasit organisme yang menumpang hidup pada host dan bersifat patogen (menyebabkan penyakit ). Organisme /makhluk hidup yang menumpan g PARASIT Tempat parasit menumpang dan mengambil nutrisi Host/Hospes/Tuan Rumah .
Berdasarkan tempat hidupnya parasit digolongkan menjadi : E ktoparasit Parasit yang hidup pada permukaan luar organisme hidup . C ontohnya kutu. E ndoparasit Parasit yang hidup dalam organisme hidup lain. C ontohnya proto z oa dan cacing Hospes atau host tempat hidup parasit digolongkan menjadi : H ospes D efiniti v e : H ospes tempat parasit hidup , tumbuh de w asa dan berkembang biak se c ara seksua l H ospes Perantara: H ospes tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif yang siap ditularkan ke hospes lain (manusia ). H ospes R eser v oir : Hew an yang mengandung parasit dan merupakan sumb e r infeksi bagi manu sia
Parasites on the Tree of Life Metazoans Entamoeba* Kinetoplastids Apicomplexan *low-branching eukaryote Giardia Microsporidia 6 Sandy Baldauf / Boris Striepen
1mm 10mm 100mm 1mm 1cm 10cm 1m 10m N N Microsporidia Apicomplexa Kinetoplastid Protozoa Metazoa 100m Parasite Diversity Nematode Cestode Trematode 7 Vernon Carruthers
Global Morbidity and Mortality from Parasitic Diseases 1700 * * *Annual West Nile Virus <0.5 <0.01 <0.3 * 8 Source Undetermined
PROTOZOA Protozoa parasit yang tubuhnya terdiri atas satu sel yang sudah memiliki fungsi lengkap makhluk hidup, yaitu mempunyai alat reproduksi, alat pencernaan makanan, system pernapasan, organ ekskresi dan organ untuk hidup lainnya Berdasar tingkat pergerakannya protozoa dikelompokkan menjadi: Rhizopoda , yang bergerak menggunakan kaki semu atau psedopodi ( misalnya Entamoeba histolytica ) ; Mastigophora , yang bergerak dengan flagel ( misalnya Giardia lamblia ) ; Ciliata , bergerak menggunakan cilia ( misalnya Balantidium coli ); Sporozoa , yang tidak mempunyai alat gerak ( misalnya Plasmodium vivax ).
Struktur sel protozoa S itoplasma . Struktur sitoplasma terdiri dari ektoplasma yang terdapat di bagian luar Ektoplasma berfungsi untuk mempertahankan diri (protektif), sebagai organ untuk bergerak (lokomotif) dan sebagai organ yang berfungsi untuk mengenal lingkungannya (sensoris). Alat gerak protozoa yang berasal dari ektoplasma dapat berbentuk sebagai flagel, silia atau pseudopodi. Sisa-sisa metabolisme dibuang melalui vakuol kontraktil yang terbentuk dari bagian ektoplasma. Organ pencernaan makanan misalnya mulut, sitostom dan sitofaring juga terbentuk dari stuktur ektoplasma. endoplasma yang merupakan bagian dalam sitoplasma. bersifat granuler merupakan bagian sitoplasma yang mempunyai peran sebagai sistem pencernaan makanan dan fungsi nutritif lainnya ; sebagai sistem reproduksi sel T erdapat inti protozoa yang merupakan struktur yang sangat penting untuk mengatur fungsi hidup parasit dan reproduksi sel. Terdapat beberapa struktur inti yaitu selaput inti ( nuclear membrane ), butir kromatin ( chromatin granule ), serabut linin, dan kariosom atau plastin .
2. Inti sel Terdapat beberapa struktur inti yaitu selaput inti ( nuclear membrane ), butir kromatin ( chromatin granule ), serabut linin, dan kariosom atau plastin . Umumnya protozoa hanya mempunyai satu inti. Ciliata yang mempunyai dua buah inti, yaitu mikronukleus yang berukuran kecil dan makronukleus yang berukuran besar.
Daur hidup protozoa umumnya mempunyai dua bentuk atau stadium, yaitu stadium trofozoit yang merupakan bentuk aktif dan stadium kista yang merupakan bentuk pasif. Bentuk kista protozoa bentuk parasit yang terbungkus di dalam dinding tebal sehingga parasit tidak aktif bergerak, tidak dapat tumbuh atau berkembang dan tidak dapat memperbanyak diri. Protozoa dalam bentuk kista berdinding tebal menyebabkan parasit mampu bertahan terhadap pengaruh lingkungan hidupnya, misalnya terhadap suhu yang tinggi, kekeringan dan kelembaban yang tinggi. P arasit juga tahan terhadap pengaruh bahan-bahan kimia, misalnya desinfektans dan lain sebagainy a meskipun kista adalah bentuk pasif, tetapi kista adalah stadium infektif protozoa yang dapat ditularkan dari satu penderita ke individu lainnya.
Why is this group of parasites important to vets? Infections can result in death. Infections often result in reduced productivity. Infection can be linked to welfare issues. Trying to prevent infection costs money. Some of the organisms are zoonotic.
4 sub-groups ( berdasar atas perbedaan alat geraknya ) Rhizopods Flagellates Ciliates Sporozoans “Spore-forming protozoa”
Kelas Protozoa Spesies Tempat hidup Gejala klinis RHIZOPODA Entamoeba histolytica Usus besar Disenteri, hepatitis, abses hati MASTIGOPHORA Giardia lamblia Trichomonas vaginalis Trypanosoma cruzi T.gambiense T.rhodesiense Leishmania donovani L. tropica L.braziliensis Usus halus Vagina Jantung,saraf Darah , saraf pusat , kelenjar limfe . Darah, kelenjar limfe SRE(Sistem retikuloendotel) Kulit Oro-nasal Diare Vaginitis Chagas’disease Penyakit tidur Penyakit tidur Kala–azar, dermal leishmanoid Oriental sore Espundia SPOROZOA Plasmodium vivax P.falciparum P.malariae P.ovale Isospora hominis Eimeria gubleri Toxoplasma gondii Sarcocystis lindemanni Pnemocystis carinii Eritrosit Eritrosit Eritrosit Eritrosit Usus Hati SRE Otot Paru Malaria tertiana Malaria tertiana Malaria kuartana Malaria ovale Diare Koksidiosis hati Toksoplasmosis Tidak jelas Pneumonia CILIATA Balantidium coli Usus besar Disenteri
RHIZOPODA Kelas Rhizopoda adalah golongan protozoa yang pergerakannya menggunakan kaki semu ( pseudopodi ) sebagai alat gerak .
Ameba 1. Adherence 3. Cell killing 4. Phagocytosis and Invasion 2. Lectin Signal Intestinal Lumen 23 William Petri
MASTIGOPHORA Kelas Rhizopoda adalah golongan protozoa yang pergerakannya menggunakan kaki semu ( pseudopodi ) sebagai alat gerak . Kelas Ciliata adalah golongan protozoa yang pergerakannya menggunakan rambut getar sebagai alat gerak . CILLIATA Kelas Sporozoa adalah golongan protozoa yang tidak memiliki alat gerak , bergerak dengan tubuh sel itu sendiri SPOROZOA
Giardia lamblia - a human parasite of the gastrointestinal tract. Balantidium coli trophozoites. These are characterized by: their large size (40 µm to more than 70 µm) the presence of cilia on the cell surface
Structure of Trypanosome brucei
Young boy with advanced African trypanosomiasis (or sleeping sickness) exhibiting marked wasting and skin damage caused as a result of the intense itching which can accompany late-stage disease Tsetse fly. The vector of African trypanosomiasis
Trypanosoma cruzi, crithidia Riduvid bug, the vector of American trypanosomiasis Ramana's sign: unilateral conjunctivitis and orbital edema
Skin ulcer due to leishmaniasis, hand of Central American adult Profile view of a teenage boy suffering from visceral leishmaniasis. The boy exhibits splenomegaly, distended abdomen and severe muscle wasting.
Summary Organism Transmission Disease/symptoms Diagnosis Treatment Trypanosoma brucei Tsetse fly. Sleeping sickness; cardiac failure. Hemoflagellate in blood or lymph node. Blood stage: Suramin or petamidine isethionate; T. cruzi Reduvid (kissing) bug. Chagas disease: megacolon, cardiac failure. Hemoflagellate in blood or tissue. CNS: melarsoperol Nifurtimox and Benzonidazole. Leishmania donovani Sand fly Visceral leish-maniasis, granulo-matous skin lesions. Intracellular (macrophages) leishmanial bodies. Pentosam; Pentamidine isethionate. L. tropica Sand fly. Cutaneous lesions. As for L. donovani. As for L. donovani. L. braziliensis Sand fly Mucocutaneous lesions. As for L. donovani. As for L. donovani. Plasmodium falciparum P. ovale, P. malariae and P. vivax Female anopheline mosquito. Malarial paroxysm: chills, fever, headache, nausea cycles. Plasmodia in rbc, typical of the species involved. Quinine derivatives Proguanil Lariam Babesia microti Tick Hemolytic anemia, Jaundice and fever Typical organism (Maltese cross) in rbc. None; self resolving. Toxoplasma gondii Oral from cat fecal material; or meat Adult: flu like; congenital: abortion, neonatal blindness and neuropathies. Intracellular (in macrophages) tachyzoites. Sulphonamides, pyemethamine, possibly spiramycin (non-FDA). Pneumocystis jiroveci Cough droplets Pneumonia Pneumocystis in sputum. Trimethoprim and sulphamethoxazole.
Summary Organism Transmission Symptoms Diagnosis Treatment Entameba histolytica Oro-fecal Dysentery with blood and necrotic tissue. Chronic: abscesses Stool: cysts with 1-4 nuclei and/or trophs. Trophs in aspirate. GI: Iodoquinol or Metronidazole Abscess: Metronidazole Giardia lamblia Oro-fecal Fowl-smelling, bulky diarrhea; blood or necrotic tissue rare. Stool: typical old man giardia troph and/or cyst. Iodoquinol or Metronidazole. Balantidium coli Oro-fecal; zoonotic Dysentery with blood and necrotic tissue but no abscesses. Stool: ciliated trophs and/or cysts. Iodoquinol or Metronidazole. Cryptosporidium parvum Oro-fecal Diarrhea Ooocysts in stool Paromycin (investigational) Isospora belli Oro-fecal Giardiasis-like Ooocysts in stool Sulpha drugs Trichomonas vaginalis Sexual Vaginitis; occasional urethritis/prostatitis. Flagellate in vaginal (or urethral) smear. Mebendazole; vingar douche; steroids