3. Tazkiyatun Nafs_1 - Mensucikan jiwa.pptx

SMPNegeri1KamparKiri 6 views 12 slides Aug 27, 2025
Slide 1
Slide 1 of 12
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12

About This Presentation

Tazkiyatun Nafs_1 - Mensucikan jiwa


Slide Content

تَزْكِيَةُ النَّفْس Tazkiyatun nafs Mustafa Algibran , CDS 2024

Tazkiyah menurut bahasa berarti suci , berkembang dan bertambah . Sedangkan yang dimaksud disini ialah memperbaiki jiwa dan mensucikannya melalui jalan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih , mengerjakan segala yang diperintah dan meninggalkan segala yang dilarang . MAKNA Tazkiyatun Nafs

Rasulullah bersabda : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ثَلَاثُ خِصَالٍ مَنْ فَعَلَهُنَّ فَقَدْ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ: أَنْ يَعْبُدَ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ، وَيُؤَدِّيَ زَكَاةَ مَالِهِ كُلَّ سَنَةٍ طَيِّبَةً بِهَا نَفْسُهُ، وَيُخْرِجَ لَا هَرِمًا وَلَا دَرِمًا وَلَا مَرِيضًا وَلَكِنْ مِنْ أَوْسَطِ أَمْوَالِكُمْ، فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَسْأَلُكُمْ خِيَارَهُ وَلَا يَأْمُرُكُمْ بِشِرَارِهِ، وَأَنْ يُزَكِّيَ نَفْسَهُ. فَقِيلَ: وَمَا تَزْكِيَةُ النُّفُوسِ؟ قَالَ: أَنْ يَعْلَمَ أَنَّ اللَّهَ مَعَهُ حَيْثُمَا كَانَ. Qāla Rasūlullāh ṣallallāhu ' alayhi wa sallam : Thalāthu khisālin man fa‘alahunna faqad wajada ḥalāwata al- īmān : an ya‘buda Allāh waḥdahu lā ilāha illā huwa , wa yu’addiya zakāta mālihi kulla sanatin ṭayyibatan bihā nafsuhu , wa yukhrija lā hariman wa lā dariman wa lā marīḍan walākin min awsati amwālikum , fa inna Allāha lā yas’alukum khiyārahu walā ya’murukum bishirārihi , wa an yuzakkiya nafsahu . Faqīla : wa mā tazkiyatu an- nufūs ? Qāla : an ya‘lama anna Allāha ma‘ahu ḥaythumā kān . (HR. Thabrani dalam Ash Shagir dan Baihaqi dalam Sunan. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah,1046)

Artinya : Tiga perkara , barangsiapa mengerjakannya , maka ia pasti merasakan lezatnya iman . Yaitu ( pertama ) , seseorang yang menyembah Allah semata , bahwa tidak ada sesembahan yang hak , kecuali hanya Dia. ( Kedua ) , ia membayarkan zakat mal- nya setiap tahun dengan jiwa yang rela , ia tidak membayarkan ( hewan ) yang sudah tua , tidak yang kurus, dan tidak pula yang sakit , tetapi ( ia membayamya ) dari pertengahan harta kalian, karena Allah tidak meminta kepadamu harta yang terbaik dan tidak memerintahkan dari harta yang jelek , dan, ( Ketiga ) , ia mensucikan dirinya . Maka seseorang bertanya , " Apakah tazkiyatun nufus itu ?" Beliau menjawab , "la mengetahui ( meyakini ), bahwa Allah selalu bersamanya dimanapun ia berada .“ (HR. Thabrani dalam Ash Shagir dan Baihaqi dalam Sunan. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah,1046)

Ternyata Nabi menjadikan tazkiyatun nafs sebagai salah satu dari tiga perkara yang bisa menghadirkan rasa lezatnya iman . Beliau menafsirinya dengan salah satu martabat ihsan - martabat tertinggi dalam agama ini - yaitu menyembah Allah berdasarkan keyakinan , bahwa Allah selalu melihatnya dan mengetahui rahasia dan kenyataaanya , mengetahui dhahir dan batinnya . Tldak ada satupun dari perkaranya yang tersembunyi dari Allah. ( Jami'ul Ulum Wal Hikam 1 / 128-129.)

Urgensi Tazkiyatun Nafs Allah bersumpah dengan sumpah yang banyak dan beruntun , bahwa keshalihan dan keberuntungan hamba itu , tergantung pada tazkiyatun nafs . Allah berfirman , وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّىٰهَا Wa nafsiw wa mā sawwāhā Dan demi jiwa serta penyempurnaannya ( ciptaannya ) فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَىٰهَا Fa al- hamahā fujụrahā wa taqwāhā Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu ( jalan ) kefasikan dan ketakwaannya . قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا Qad aflaḥa man zakkāhā Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu , وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا Wa qad khāba man dassāhā Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya . (QS Asy-Syams (91): 7-10)

Sungguh beruntung orang menyucikan jiwanya dari dosa dan mengembangkannya dengan ketaatan dan ketakwaan , dan sungguh merugi orang yang lalai untuk mendidik jiwanya melainkan malah menggodanya ( untuk keburukan ). Ini adalah jawaban dari qasam ( sumpah ) itu . At- Tadsiyah ( Penodaan ) adalah mengurangi dan menyembunyikan , dan itu merupakan lawan kata Tazkiyah ( Penyuciaan ). Allah berfirman , قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ Qad aflaḥa man tazakkā Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri ( dengan beriman ), وَذَكَرَ ٱسْمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ Wa żakarasma rabbihī fa ṣallā Dan dia ingat nama Tuhannya , lalu dia sembahyang . (QS. Al- A’la (87): 14-15)

Tazkiyatun nafs merupakan salah satu tugas pokok para nabi . Karena itu , ketika Musa mendakwahi Fir'aun , ia berkata kepadanya , فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَىٰٓ أَن تَزَكَّىٰ fa qul hal laka ilā an tazakkā dan katakanlah ( kepada Fir’aun ): “ Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri ( dari kesesatan )”. وَأَهْدِيَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ فَتَخْشَىٰ wa ahdiyaka ilā rabbika fa takhsyā Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada -Nya?” (QS. An- Naziat (79) : 18-19

Dan Allah juga berfirman : هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلْأُمِّيِّۦنَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِين ٍ huwallażī ba’aṡa fil- ummiyyīna rasụlam min-hum yatlụ ‘ alaihim āyātihī wa yuzakkīhim wa yu’allimuhumul-kitāba wal-ḥikmata wa ing kānụ ming qablu lafī ḍalālim mubīn Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka , yang membacakan ayat - ayat -Nya kepada mereka , mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata . (QS. Al-Jumu’ah (62) : 2)

Tazkiyatun nafs menjadi syarat untuk meraih derajat yang tinggi dan kenikmatan abadi . Allah berfirman , وَمَن يَأْتِهِۦ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلدَّرَجَٰتُ ٱلْعُلَىٰ wa may ya`tihī mu`minang qad ‘ amilaṣ-ṣāliḥāti fa ulā`ika lahumud-darajātul-‘ ulā Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman , lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh , maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi ( mulia ), جَنَّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ جَزَآءُ مَن تَزَكَّىٰ jannātu ‘ adnin tajrī min taḥtihal -an- hāru khālidīna fīhā , wa żālika jazā`u man tazakkā ( yaitu ) surga ‘Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya , mereka kekal di dalamnya . Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih ( dari kekafiran dan kemaksiatan ). (QS. Thaha (20); 75-76)

Maksud QS. Thaha (20) ayat 75-76 adalah bahwa balasan bagi orang yang mensucikan dirinya dari kotoran , kekejian dan syirik , dan ia hanya menyembah kepada Allah semata , dan mengikuti semua ajaran yang dibawa oleh para rasul, dalam masalah kabar berita ( aqidah ) maupun dalam hal perintah dan larangan ( syari'at ).

Tazkiyatun nafs merupakan salah satu hajat utama yang diminta Rasulullah. Dalam do'anya , Rasululah mengatakan : اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا Allāhumma ātī nafsī taqwāhā , wa zakkihā anta khayru man zakkāhā , anta waliyyuhā wa mawlāhā . Ya Allah, berikanlah ketaqwaan kepada diriku ini dan sucikanlah ia , Engkau adalah sebaik-baik Dzat yang mensucikannya , Engkau adalah Penolong dan Tuannya . HR. Mulsim no. 2722 dengan sanad yang sahih, dari Abu Hurairah. …….. bersambung
Tags