3479-7788-1-PB (1).pdfaaaaaaaaaaaaaaaaaa

2GNiKomangSaniskaPra 26 views 12 slides Dec 06, 2024
Slide 1
Slide 1 of 12
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12

About This Presentation

t


Slide Content

WIDYAGUNA: Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Vol 1, No 1, April 2023, pp 01-105


ANALISIS KRITIS MATERI IPS DALAM PEMBELAJARAN IPAS KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR
(Ayu Nanda Septiana, I Made Ari Winangun)
43
Corresponding author:
E-mail : [email protected]



ANALISIS KRITIS MATERI IPS DALAM PEMBELAJARAN IPAS
KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR

Ayu Nanda Septiana
1
, I Made Ari Winangun
2

STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Indonesia

Artikel Info Abstrak

Received
Revised
Accepted

Kata kunci:
IPS, IPAS, kurikulum
merdeka, sekolah
dasar
-------------------------------
Keywords:
IPS, IPAS, independent
curriculum, elementary
school
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis materi IPS dalam
pembelajaran IPAS di sekolah dasar, yang meliputi sebaran
CP,TP, dan ATP IPAS dalam Kurikulum Merdeka, teknis penyajian
materi IPS dalam mata pelajaran IPAS , dan orientasi
pembelajaran IPAS di masa depan. Metode yang dilaksanakan
dalam penelitian ini adalah kajian kepustakaan yang erat
kaitannya dengan pembelajaran di sekolah dasar, yakni IPA, IPS,
dan IPAS serta teori lainnya yang relevan dalam mengonstruksi
rasionalisasi IPAS dalam kurikulum merdeka. Berdasarkan hasil
analisis, diperoleh bahwa CP, TP, dan ATP dalam IPAS sudah
dirancang secara runut pada setiap fase. Meskipun demikian,
dalam pelaksanaannya konten pembelajaran IPA dan IPS berdiri
sendiri. Konten pembelajaran IPA dipelajari peserta didik pada
semester 1 dan konten pembelajaran IPS dipelajari peserta didik
pada semester 2. Terkait dengan tujuan dari pembelajaran IPA
dan IPS sendiri memang tidak berkurang, namun dari segi
pemaknaannya akan lebih optimal jika IPA dan IPS masing-
masing berdiri sendiri menjadi mata pelajaran.
ABSTRACT
This study aims to analyze social studies material in science learning in elementary
schools, which includes the distribution of CP, TP, and IPAS ATP in the Independent Curriculum,
the technical presentation of social studies material in science subjects, and the orientation of
learning science in the future. The method used in this research is a literature study that is closely
related to learning in elementary schools, namely science, social studies, and natural sciences as
well as other relevant theories in constructing the rationalization of natural sciences in the
independent curriculum. Based on the results of the analysis, it was found that CP, TP, and ATP
in IPAS had been designed sequentially for each phase. However, in practice, science and social
studies learning content stand alone. Science learning content is studied by students in semester
1 and social studies learning content is studied by students in semester 2. Related to the
objectives of learning science and social studies itself, it is not reduced, but in terms of its meaning
it will be more optimal if science and social studies each stand alone to become subjects.

I. PENDAHULUAN
Penerapan Kurikulum 2013 di Indonesia telah memasuki tahun ke 10, sejak tahun
2013 silam. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menitikberatkan pada proses
pengamatan fenomena alam, sosial, seni dan budaya melalui kegiatan mengamati,
WIDYAGUNA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Volume 1, Nomor 1, Tahun Terbit 2023, pp 43-54
p-ISSN : xxxx-xxxx e-ISSN : xxxx-xxxx
Open Access: http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/pgsd/index



p-ISSN : 2580-7544 e-ISSN : 2721-2394
Open Access: http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/widyacarya/index

WIDYAGUNA: Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Vol 1, No 1, April 2023, pp 01-105


ANALISIS KRITIS MATERI IPS DALAM PEMBELAJARAN IPAS KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR
(Ayu Nanda Septiana, I Made Ari Winangun)
44
Corresponding author:
E-mail : [email protected]
menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan atau yang disebut dengan scientific
approach (Anwar, 2014). Melalui proses ini, maka peserta didik akan lebih kreatif, inovatif
dan produktif serta siap menghadapi berbagai permasalahan. Polemik terjadi ketika wabah
Covid-19 melanda Indonesia sehingga pemerintah mengeluarkan status darurat dan
melakukan revolusi proses pembelajaran yang awalnya dilaksanakan secara tatap muka,
beralih menjadi daring (Rahmadayanti & Hartoyo, 2022). Problematik dalam proses
pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 dihadapi oleh guru, siswa, dan orang tua
yang mendampingi siswa belajar yaitu: (1) mind set dan zona nyaman guru dalam
mengajar; (2) kemampuan guru dalam mencermati karakteristik peserta didik; (3)
optimalisasi keberadaan sarana dan/atau prasarana laboratorium untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran; dan (4) ketersediaan sumber belajar, fleksibilitas dan aksesibilitas
sumber belajar, dan keberadaan sarana dan/atau prasarana praktikum IPA di sekolah
dasa (Winangun, 2022).
Sejalan dengan hal tersebut, kegiatan belajar dari rumah secara daring membatasi
interaksi antara guru dan siswa. Dalam sehari, waktu yang dihabiskan untuk belajar setiap
peserta didik sekitar 2 hingga 3 jam saja, munculnya kecemasaan orang tua karena
keterbatasan dalam kapasitas belajar anak, kurangnya bimbingan guru, hingga munculnya
kebosanan dan penurunan motivasi belajar imbas dari ketidakmampuan guru untuk
berinovasi dan berkreasi dalam menyampaikan materi pembelajaran (UNICEF, 2021).
Anggraena et al. (2022) untuk mengantisipasi berbagai problematik tersebut, pemerintah
melaksanakan penyederhanaan kurikulum nasional sesuai Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus.
Pasca pandemi Covid-19, pemerintah menetapkan Kurikulum Merdeka sebagai
penyempurnaan dari Kurikulum 2013 dan Kurikulum Dalam Kondisi Khusus. Implementasi
Kurikulum Merdeka dimulai dengan empat kebijakan Merdeka Belajar, yaitu: (1) mengganti
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) menjadi ujian atau asesmen yang
diselenggarakan oleh pihak sekolah dengan penilaian kompetensi siswa bisa dilakukan
dalam berbagai bentuk yang lebih komprehensif yang memberikan kebebasan pada guru
dan sekolah untuk menilai hasil belajar siswanya; (2) Ujian Nasional berubah menjadi
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter yang berfokus pada
kemampuan literasi, numerasi, dan karakter sebagai usaha mendorong guru dan sekolah
memperbaiki mutu pembelajaran yang mengacu pada praktik baik asesemen interasional
seperti PISA dan TIMSS; (3) penyederhanaan dalam penyusunan perangkat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang semula terdiri dari 13 komponen menjadi 3
komponen inti meliputi tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan asesmen; dan (4)
kebijakan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru yang lebih fleksibel agar mampu
menopang ketimpangan dalam hal akses dan kualitas di daerah (Kemdikbud, 2021a).
Keunggulan Kurikulum Merdeka, yakni berfokus pada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi siswa pada fasenya sehingga siswa dapat belajar lebih
mendalam, bermakna dan menyenangkan, serta tidak terburu-buru. Pembelajaran jauh
lebih relevan dan interaktif melalui kegiatan projek memberikan peluang lebih luas pada
siswa untuk aktif mengeksplorasi isu-isu aktual seperti isu lingkungan, kesehatan, dan
lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi profil Pelajar
Pancasila yang bertujuan untuk memperkuat kemampuan literasi dan numerasi siswa
serta pengetahuannya pada tiap mata pelajaran (Kemdikbud, 2021b). Kurikulum Merdeka
mengusung konsep “Merdeka Belajar” yang berbeda dengan Kurikulum 2013. Ini berarti
memberikan kebebasan ke sekolah, guru dan siswa untuk bebas berinovasi, belajar
mandiri dan kreatif. Kebebasan ini dimulai dari guru sebagai penggerak sehingga dapat
mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan (Sherly et al., 2020). Pada Kurikulum

WIDYAGUNA: Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Vol 1, No 1, April 2023, pp 01-105


ANALISIS KRITIS MATERI IPS DALAM PEMBELAJARAN IPAS KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR
(Ayu Nanda Septiana, I Made Ari Winangun)
45
Corresponding author:
E-mail : [email protected]
Merdeka tidak ada lagi tuntutan tercapainya nilai ketuntasan minimal, tetapi menekankan
belajar yang berkualitas demi terwujudnya siswa berkualitas, berkarakter profil pelajar
Pancasila, memiliki kompetensi sebagai sumber daya manusia Indonesia siap
menghadapi tantangan global.
Salah satu pengembangan Kurikulum Merdeka yang berbeda dibandingkan
kurikulum sebelumnya adalah menggabungkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial). Keterpaduan IPA dan IPS menjadi salah satu solusi pembelajaran untuk
meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi. IPAS secara konten sangat dekat dengan
alam dan interaksi antarmanusia. Pembelajaran IPAS perlu menghadirkan konteks yang
relevan dengan kondisi alam dan lingkungan sekitar siswa (Rohman et al., 2023). Dengan
demikian, siswa dapat terbantu dalam memahami konten dan konteks mata pelajaran
IPAS, memperkuat penguasaan literasi dan numerasi serta menjadi kecakapan hidup
dalam kehidupan sehari-hari.
IPAS menjadi satu kesatuan diharapkan mampu menjadi salah satu solusi dalam
pengembangan kemampuan berpikir siswa, hanya saja dalam implementasinya Guru
selaku pendidik dan menjadi pelaksana kurikulum melaksanakan konten pembelajaran
IPAS yang terpisah, baik IPA ataupun IPS. Hal inilah yang menimbulkan banyak
penafsiran urgensi penggabungan IPA dan IPS sehingga diperlukan suatu analisis kritis
tentang materi IPS dalam pembelajaran IPAS di SD, yang meliputi: (1) sebaran CP
(Capaian Pembelajaran), TP (Tujuan Pembelajaran) dan ATP (Alur Tujuan Pembelajaran)
IPAS dalam Kurikulum Merdeka; (2) teknis penyajian materi IPS dalam mata pelajaran
IPAS; dan (3) orientasi pembelajaran IPAS di masa depan.

II. METODE
Metode yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah kajian kepustakaan yang erat
kaitannya dengan pembelajaran di sekolah dasar, yakni IPA, IPS, dan IPAS serta teori
lainnya yang relevan dalam mengonstruksi rasionalisasi IPAS dalam kurikulum merdeka.
Kajian kepustakaan ini meliputi beberapa literatur yang relevan, meliputi regulasi
implementasi kurikulum merdeka, artikel pada jurnal yang relevan, buku, dan literatur
lainnya terkait Kurikulum Merdeka.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tantangan yang dihadapi umat manusia kian bertambah dari waktu ke waktu.
Permasalahan yang dihadapi saat ini tidak lagi sama dengan permasalahan yang dihadapi
satu dekade atau bahkan satu abad yang lalu. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus
dikembangkan untuk menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, pola
pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) perlu disesuaikan agar generasi
muda dapat menjawab dan menyelesaikan tantangan-tantangan yang dihadapi di masa
yang akan dating (Kemdikbud, 2022a).
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji
tentang makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta interaksinya, dan mengkaji
kehidupan manusia sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi
dengan lingkungannya (Kemdikbud, 2022a). Secara umum, ilmu pengetahuan diartikan
sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem
dengan memperhitungkan sebab dan akibat (Adnyana & Yudaparmita, 2023; Kemdikbud,
2022a). Pembelajaran IPAS memiliki peran dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
sebagai gambaran ideal profil peserta didik Indonesia. IPAS membantu peserta didik
menumbuhkan keingintahuannya terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya (Adnyana
& Yudaparmita, 2023; Kemdikbud, 2022a; Rohman et al., 2023). Keingintahuan ini dapat

WIDYAGUNA: Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Vol 1, No 1, April 2023, pp 01-105


ANALISIS KRITIS MATERI IPS DALAM PEMBELAJARAN IPAS KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR
(Ayu Nanda Septiana, I Made Ari Winangun)
46
Corresponding author:
E-mail : [email protected]
memicu peserta didik untuk memahami bagaimana alam semesta bekerja dan berinteraksi
dengan kehidupan manusia di muka bumi. Pemahaman ini dapat dimanfaatkan untuk
mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi dan menemukan solusi untuk
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam pembelajaran IPAS akan melatih sikap
ilmiah (keingintahuan yang tinggi, kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kemampuan
mengambil kesimpulan yang tepat) yang melahirkan kebijaksanaan dalam diri peserta
didik. Sebagai negara yang kaya akan budaya dan kearifan lokal, melalui IPAS diharapkan
peserta didik menggali kekayaan kearifan lokal terkait IPAS termasuk menggunakannya
dalam memecahkan masalah (Dewi et al., 2023; Rohman et al., 2023). Oleh karena itu,
fokus utama yang ingin dicapai dari pembelajaran IPAS di SD/MI/Program Paket A
bukanlah pada seberapa banyak konten materi yang dapat diserap oleh peserta didik,
akan tetapi dari seberapa besar kompetensi peserta didik dalam memanfaatkan
pengetahuan yang dimiliki. Fokus ini tetap mempertimbangkan bahwa anak usia
SD/MI/Program Paket A masih melihat segala sesuatu secara apa adanya, utuh dan
terpadu maka pembelajaran IPA dan IPS disederhanakan menjadi satu mata pelajaran
yaitu IPAS. Hal ini juga dilakukan dengan pertimbangan anak usia SD/MI/Program Paket
A masih dalam tahap berpikir konkret atau sederhana, holistik, komprehensif, dan tidak
detail. Pembelajaran di SD/MI/Program Paket A perlu memberikan peserta didik
kesempatan untuk melakukan eksplorasi, investigasi dan mengembangkan pemahaman
terkait lingkungan disekitarnya(Sadilah & Wartulas, 2023). Jadi, mempelajari fenomena
alam serta interaksi manusia dengan alam dan antar manusia sangat penting dilakukan di
tahapan ini.

CP (Capaian Pembelajaran), TP (Tujuan Pembelajaran), dan ATP (Alur Tujuan
Pembelajaran) IPAS
Capaian pembelajaran adalah masukan kurikulum yang digunakan untuk
memberikan kerangka dan panduan pendidik dalam memberikan stimulasi belajar yang
dibutuhkan anak (KBSAKAP No. 008/H/KR/2022). Capaian Pembelajaran (CP) IPAS pada
jenjang sekolah dasar terdiri atas 3 fase, yaitu: Fase A untuk kelas 1 dan 2, Fase B untuk
kelas 3 dan 4, dan Fase C untuk kelas 5 dan 6 (Kemdikbud, 2022a). Pada Fase A, peserta
didik diharapkan mampu mengoptimalkan panca inderauntuk mengamati kondisi
lingkungan sekitar. Bahan kajian pada fase ini, yaitu: lingkungan sekitar, panca indera,
makhluk hidup dan perubahan benda, mengenal anggota tubuh, hewan dan tumbuhan,
konsep waktu, nama hari, nama bulan, cuaca, identitas diri dan keluarga, dan kebersihan
lingkungan. Pada Fase B, peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi keterkaitan
antara pengetahuan-pengetahuan yang baru saja diperoleh serta mencari tahu konsep-
konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang berkaitan satu sama lain yang ada di
lingkungan sekitar. Bahan kajian pada fase ini, yaitu: bentuk dan fungsi bagian tubuh
manusia, siklus hidup makhluk hidup, pelestarian sumber daya alam, pelestarian makhluk
hidup, perubahan wujud zat, energi, kemagnetan, gerak dan gaya, tugas, peran, dan
tanggung jawab sebagai warga sekolah, interaksi sosial di lingkungan tempat tinggal dan
sekolah, ragam bentang alam, peta, keanekaragaman hayati, keanekaragaman budaya,
kearifan lokal, kebutuhan dan keinginan, serta mata uang.
Pada Fase C, peserta didik diperkenalkan dengan sistem perangkat unsur yang
saling terhubung dengan aturan tertentu untuk menjalankan fungsi yang berkaitan dengan
konteks kebhinekaan. Selain itu, peserta fisik diharapkan mampu melakukan suatu
tindakan untuk memecahkan permasalahan sesuai dengan pemahamannya terhadap
materi yang telah dipelajari. Bahan kajian pada fase ini, yaitu: sistem organ manusia dan
cara menjaga kesehatannya, ekosistem, konsep gelombang, sumber energi alternatif, tata

WIDYAGUNA: Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Vol 1, No 1, April 2023, pp 01-105


ANALISIS KRITIS MATERI IPS DALAM PEMBELAJARAN IPAS KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR
(Ayu Nanda Septiana, I Made Ari Winangun)
47
Corresponding author:
E-mail : [email protected]
surya, rotasi dan revolusi bumi, kondisi alam di permukaan bumi, peta, kondisi geografis
Indonesia, keragaman budaya nasional, perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan, kegiatan ekonomi, serta kearifan lokal.
Tujuan Pembelajaran (TP) adalah deskripsi aspek kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik yang dibangun dalam satu atau lebih kegiatan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran disusun berurutan sesuai dengan kronologi proses
belajar dari waktu ke waktu menuju Capaian Pembelajaran (CP) (Kemdikbud, 2022b).
Selanjutnya, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang
tersusun secara sistematis dari sejak awal hingga akhir pembelajaran dalam suatu fase
untuk mencapai Capaian Pembelajaran (Kemdikbud, 2022b). Berdasarkan capaian
pembelajaran yang telah diuraikan di atas, adapun alur tujuan pembelajaran IPAS pada
Fase A, B, dan C dapat dicermati pada tabel berikut:
Tabel 01. Alur Tujuan Pembelajaran IPAS pada Fase A, B, dan C
No
Fase/
Kelas/
Semester
Alur Tujuan Pembelajaran Lingkup Materi
1 A/1/1 1. Mengidentifikasi dan mengajukan
pertanyaan tentang diri, lingkungan
rumah, dan sekolah serta
mengidentifikasi permasalahan
sederhana sehari-hari.
1. Pengenalan diri, lingkungan rumah,
dan sekolah. Identifikasi
permasalahan sehari-hari.
2. Mendeskripsikan identitas diri (ciri-ciri
fisik, kegemaran) dan orang-orang di
sekitarnya (keluarga, teman, dan
tetangga) serta menerima perbedaan
yang ada pada manusia.
2. Identitas diri (ciri-ciri fisik,
kegemaran). Orang-orang di
sekitarnya (keluarga, teman, dan
tetangga). Penerimaan terhadap
perbedaan pada manusia.
2 A/1/2 1. Mengoptimalkan penggunaan
pancaindra untuk melakukan
pengamatan dan bertanya tentang
makhluk hidup dan perubahan benda.
1. Penggunaan pancaindra dalam
pengamatan. Pertanyaan tentang
makhluk hidup dan perubahan benda.
Penggunaan media/alat bantu dalam
menjelaskan pola sebab akibat.
2. Mendeskripsikan silsilah keluarga, peran
serta tanggung jawab sebagai anggota
keluarga/kelompok/sekolah.
2. Silsilah keluarga. Peran dan
tanggung jawab sebagai anggota
keluarga/kelompok/sekolah.
3 A/2/1 1. Mengenal anggota tubuh manusia,
menjelaskan fungsinya, dan cara
merawatnya dengan benar.
1. Pengenalan anggota tubuh manusia.
Fungsi anggota tubuh manusia. Cara
merawat anggota tubuh manusia.
2. Membedakan antara hewan dan
tumbuhan berdasarkan bentuk dan ciri-
ciri umumnya.
2. Identifikasi hewan dan tumbuhan
berdasarkan bentuk. Ciri-ciri umum
hewan dan tumbuhan.
3. Mendeskripsikan benda di lingkungan
sekitar sebagai bagian dari lingkungan
alami dan buatan, menggambarkan
kondisi lingkungan rumah dan sekolah
dalam bentuk gambar/denah sederhana.
3. Benda di lingkungan sekitar sebagai
bagian dari lingkungan alami dan
buatan. Gambar/denah sederhana
kondisi lingkungan rumah dan
sekolah.
4 A/2/2 1. Memahami konsep waktu (pagi-siang-
sore-malam), nama-nama hari, nama
bulan, dan kondisi cuaca dalam
keterkaitannya dengan aktivitas sehari-
hari.
2. Membedakan lingkungan sehat dan
tidak sehat, mencerminkan perilaku
hidup sehat, dan menjaga kebersihan
lingkungan rumah dan sekolah.
1. Konsep waktu (pagi-siang-sore-
malam). Nama-nama hari. Nama
bulan. Kondisi cuaca dan
keterkaitannya dengan aktivitas
sehari-hari.
2. Lingkungan sehat dan tidak sehat.
Perilaku hidup sehat. Menjaga
kebersihan lingkungan rumah dan
sekolah.
5 B/3/1 1. Menganalisis hubungan antara bentuk
serta fungsi bagian tubuh pada manusia
(pancaindra).
1. Hubungan antara bentuk dan fungsi
bagian tubuh manusia. Penggunaan
simulasi menggunakan bagan/alat

WIDYAGUNA: Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Vol 1, No 1, April 2023, pp 01-105


ANALISIS KRITIS MATERI IPS DALAM PEMBELAJARAN IPAS KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR
(Ayu Nanda Septiana, I Made Ari Winangun)
48
Corresponding author:
E-mail : [email protected]
No
Fase/
Kelas/
Semester
Alur Tujuan Pembelajaran Lingkup Materi
bantu sederhana dalam memahami
siklus hidup makhluk hidup.
2. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan
dengan pelestarian sumber daya alam di
lingkungan sekitarnya dan kaitannya
dengan upaya pelestarian makhluk
hidup.
2. Identifikasi masalah pelestarian
sumber daya alam. Hubungan
masalah pelestarian dengan makhluk
hidup.
3. Mengidentifikasi proses perubahan
wujud zat dan perubahan bentuk energi
dalam kehidupan sehari-hari
3. Proses perubahan wujud zat. Proses
perubahan bentuk energi.
6 B/3/2 1. Menjelaskan tugas, peran, dan tanggung
jawab sebagai warga sekolah serta
mendeskripsikan interaksi sosial di
sekitar tempat tinggal dan sekolah.
1. Tugas, peran, dan tanggung jawab
sebagai warga sekolah. Interaksi
sosial di sekitar tempat tinggal dan
sekolah.
2. Mengidentifikasi ragam bentang alam
dan keterkaitannya dengan profesi
masyarakat
2. Ragam bentang alam. Keterkaitan
dengan profesi masyarakat.
3. Menunjukkan letak kota/kabupaten dan
provinsi tempat tinggal pada peta
konvensional/digital.
3. Peta konvensional/digital. Letak
kota/kabupaten dan provinsi tempat
tinggal.
7 B/4/1 1. Mengidentifikasi sumber dan bentuk
energi serta menjelaskan proses
perubahan bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari (contoh: energi
kalor, listrik, bunyi, cahaya).
1. Sumber dan bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari. Proses
perubahan bentuk energi (energi
kalor, listrik, bunyi, cahaya).
2. Memanfaatkan gejala kemagnetan
dalam kehidupan sehari-hari,
mendemonstrasikan berbagai jenis gaya
dan pengaruhnya terhadap arah, gerak,
dan bentuk benda.
2. Pemanfaatan gejala kemagnetan
dalam kehidupan sehari-hari.
Demonstrasi berbagai jenis gaya dan
pengaruhnya terhadap arah, gerak,
dan bentuk benda.
3. Mendeskripsikan terjadinya siklus air
dan kaitannya dengan upaya menjaga
ketersediaan air.
3. Siklus air dan prosesnya. Hubungan
siklus air dengan upaya menjaga
ketersediaan air.
8 B/4/2 1. Mendeskripsikan keanekaragaman
hayati, keragaman budaya, kearifan
lokal, dan upaya pelestariannya.
1. Keanekaragaman hayati. Keragaman
budaya. Kearifan lokal. Upaya
pelestarian
2. Mengenal keragaman budaya, kearifan
lokal, sejarah (tokoh dan periodisasinya)
di provinsi tempat tinggal serta
menghubungkan dengan konteks
kehidupan saat ini.
2. Keragaman budaya. Kearifan lokal.
Sejarah (tokoh dan periodisasinya) di
provinsi tempat tinggal. Hubungan
dengan konteks kehidupan saat ini.
3. Membedakan antara kebutuhan dan
keinginan, mengenal nilai mata uang,
dan mendemonstrasikan penggunaan
uang untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
3. Perbedaan antara kebutuhan dan
keinginan. Pengenalan nilai mata
uang. Demonstrasi penggunaan uang
dalam memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
9 C/5/1 1. Melakukan simulasi tentang sistem
organ tubuh manusia (sistem
pernafasan/pencernaan/peredaran
darah) yang dikaitkan dengan cara
menjaga kesehatan organ tubuh dengan
benar.
1. Simulasi sistem organ tubuh
manusia. Hubungan dengan menjaga
kesehatan organ tubuh.
2. Menyelidiki hubungan saling
ketergantungan antara komponen biotik-
abiotik dan pengaruhnya terhadap
kestabilan ekosistem di lingkungan
2. Hubungan saling ketergantungan
komponen biotik-abiotik. Pengaruh
terhadap kestabilan ekosistem.

WIDYAGUNA: Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Vol 1, No 1, April 2023, pp 01-105


ANALISIS KRITIS MATERI IPS DALAM PEMBELAJARAN IPAS KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR
(Ayu Nanda Septiana, I Made Ari Winangun)
49
Corresponding author:
E-mail : [email protected]
No
Fase/
Kelas/
Semester
Alur Tujuan Pembelajaran Lingkup Materi
sekitar.
3. Demonstrasi penerapan konsep
gelombang (bunyi dan cahaya) dalam
kehidupan sehari-hari
3. Konsep gelombang (bunyi dan
cahaya) dan penerapannya.
10 C/5/2 1. Mengidentifikasi pola hidup yang
menyebabkan permasalahan lingkungan
dan memprediksi dampaknya terhadap
kondisi sosial kemasyarakatan dan
ekonomi.
1. Pola hidup yang berdampak pada
lingkungan. Dampak sosial,
kemasyarakatan, dan ekonomi dari
permasalahan lingkungan.
2. Menggunakan peta konvensional/digital
untuk mengenal letak dan kondisi
geografis negara Indonesia. Mengenal
keragaman budaya nasional dalam
konteks kebhinekaan.
2. Penggunaan peta
konvensional/digital. Letak dan
kondisi geografis negara Indonesia.
Keragaman budaya nasional dan
kebhinekaan.
3. Menceritakan perjuangan bangsa
Indonesia melawan imperialisme,
merefleksikan perjuangan para
pahlawan dalam mempertahankan
kemerdekaan, dan meneladani
perjuangan pahlawan dalam tindakan
nyata sehari-hari.
3. Perjuangan bangsa Indonesia
melawan imperialisme. Perjuangan
pahlawan dalam mempertahankan
kemerdekaan. Peneladanan
perjuangan pahlawan dalam tindakan
sehari-hari.
11 C/6/1 1. Mendeskripsikan ancaman krisis energi
dan mengusulkan upaya individu
maupun kolektif untuk menghemat
penggunaan energi dan mencari sumber
energi alternatif menggunakan sumber
daya di sekitarnya.
1. Ancaman krisis energi. Upaya hemat
energi dan penemuan sumber energi
alternatif.
2. Demonstrasi sistem tata surya dan
hubungannya dengan gerak rotasi dan
revolusi bumi.
2. Sistem tata surya dan gerak rotasi
serta revolusi bumi.
3. Merefleksikan perubahan kondisi alam di
permukaan bumi akibat faktor alam dan
perbuatan manusia.
3. Perubahan kondisi alam di
permukaan bumi. Faktor alam dan
perbuatan manusia.
12 C/6/2 1. Mengenal kegiatan ekonomi masyarakat
dan ekonomi kreatif di lingkungan
sekitar.
1. Kegiatan ekonomi masyarakat.
Ekonomi kreatif di lingkungan sekitar.
2. Melakukan tindakan atau pengambilan
keputusan berdasarkan pemahaman
terhadap kearifan lokal yang berlaku di
wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari
kearifan lokal tersebut.
2. Tindakan atau pengambilan
keputusan berdasarkan pemahaman
terhadap kearifan lokal. Nilai-nilai
ilmiah dari kearifan lokal.
(Sumber: SDN 3 Yehembang Kauh, 2022)

Sesuai dengan alur tujuan pembelajaran di atas, lingkup materi IPAS pada Fase A
terintegrasi baik materi pembelajaran IPA dan IPS. Pada sisi lain, lingkup materi IPAS
pada Fase B dan C terlihat terpisah antara materi pembelajaran IPA dengan materi
pembelajaran IPS. Secara umum, pembelajaran IPA dilaksanakan pada semester 1 dan
pembelajaran IPS dilaksanakan pada semester 2.

Teknis Pembelajaran IPS di SD
Pembelajaan IPAS bukan pembelajaran tematik, pada mata pelajaran IPAS terdapat
dua elemen yaitu elemen pemahaman IPAS (IPA dan IPS) dan elemen keterampilan
proses (Adnyana & Yudaparmita, 2023; Kemdikbud, 2022a). Oleh karena itu,
pembelajaran IPAS di sekolah dasar dapat dilakukan dengan empat teknis. Pertama,

WIDYAGUNA: Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Vol 1, No 1, April 2023, pp 01-105


ANALISIS KRITIS MATERI IPS DALAM PEMBELAJARAN IPAS KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR
(Ayu Nanda Septiana, I Made Ari Winangun)
50
Corresponding author:
E-mail : [email protected]
melakukan analisis capaian pembelajaran. Guru di sekolah melakukan analisis capaian
pembelajaran dengan aktivitas yang dilakukan adalah mengidentifikasi dimensi berpikir
(kompetensi) dengan ciri melihat kata kerja operasional yang ada pada capaian
pembelajaran serta mengindentifikasi dimensi pengetahuan (lingkup materi) selanjutnya
identifikasi mana yang termasuk dimensi pengetahuan IPA serta dimensi pengetahuan
IPS yang ada di elemen pemahaman IPAS dan elemen keterampilan proses pada capaian
pembelajaran misalnya CP untuk Kelas 1-2. Pada akhir Fase A, peserta didik
mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan tentang apa yang ada pada dirinya maupun
kondisi di lingkungan rumah dan sekolah serta mengidentifikasi permasalahan sederhana
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Kedua, merumuskan tujuan pembelajaran dengan melakukan beberapa teknik
seperti: (1) merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari capaian pembelajaran;
(2) merumuskan tujuan pembejaran dengan menganalisis kompetensi dan lingkup materi
pada capaian pembelajaran; serta (3) merumuskan tujuan pembelajaran lintas elemen
capaian pembelajaran. Lebih lanjut rumusan tujuan pembelajaran harus memuat
kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang dapat didemonstrasikan peserta didik. Konten yaitu ilmu pengetahuan inti/konsep
utama. Untuk memudahkannya guru harus melihat kanta kunci yang ada pada Capaian
Pembelajaran. Setelah mengidentifikasi kata-kata kunci selanjutnya guru melakukan
pembagian karakteristis mana yang termasuk materi IPA dan IPS. Tujuan pembelajaran
ini diajarkan selama dua tahun jika siswa pada semester satu maupun semester dua di
kelas satu belum memamahami dan menguasai apa yang harus dicapai dan harus
dipelajarai maka diulangi lagi di semester satu dan dua di kelas dua, sedangkan jika sudah
dipahami seluruhnya di kelas satu maka di kelas dua dilakukan pengembangan materi
setelah itu baru dilakukan pengukuran sampai tuntas mencapai kriteria ketuntasan tujuan
pembelajaran (KKTP).
Ketiga, merumuskan alur tujuan pembelajaran (ATP) menggambarkan urutan
pengembangan kompetensi yang harus dikuasai, ATP dalam 1 fase menggambarkan
cakupan dan tahapan pembelajaran yang linear, ATP keseluruhan fase menggambarkan
cakupan dan tahapan pembelajaran antar fase. Jika sudah melakukan analisis capaian
pembelajaran dan rumusan TP maka untuk merumuskan ATP sangat mudah hanya tinggal
menambahkan rasional, alokasi waktu, topik/materi pelajaran IPA atau IPS. Keempat,
merancang modul ajar atau RPP tergantung apa yang ingin dikembangkan di sekolah jika
memungkinkan modul ajar maka kembangkanlah modul ajar namun jika hanya mampu
mengembangkan RPP cukup hanya mengembangkan RPP yang terdiri dari Tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen pembelajaran.
Empat langkah yang diuraikan merupakan langkah minimal selanjutnya guru bisa
mengembangkan lebih lanjut terkait dengan pengembangan pembelajaran IPAS di SD.
Namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah dalam pengembangan kegiatan
pembelajaran IPAS guru hendaknya menerapkan model, pendekatan, metode atau
strategi yang tepat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di sekolah masing-
masing (Dharin et al., 2020; Saharuddin & Mutiani, 2020; Saifulloh & Darwis, 2020). Namun
sebagai alternatif guru bisa menggunakan model, strategi metode berbasis inkuiri, project
based learning serta tidak lupa proses pembelajaran berdeferensiasi dengan
memperhatikan konten, proses, dan produk pembelajaran sebagaimana karakteristik
pembelajaran berdiferensiasi lebih lanjut kembangkan pembelajaran yang kreatif, efektif,
inovatif serta rekreatif sehingga anak merasa senang dan nyaman selama mengikuti
proses pembelajaran.
Berdasarkan analisis CP, TP dan ATP yang dipaparkan di atas, terlihat bahwa
Capaian Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, dan Alur Tujuan Pembelajaran IPAS

WIDYAGUNA: Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Vol 1, No 1, April 2023, pp 01-105


ANALISIS KRITIS MATERI IPS DALAM PEMBELAJARAN IPAS KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR
(Ayu Nanda Septiana, I Made Ari Winangun)
51
Corresponding author:
E-mail : [email protected]
tersusun atas konten pembelajaran IPA dan konten pembelajaran IPS. Meskipun
demikian, secara operasional Buku Guru, Buku Siswa dan teknis pembelajaran di sekolah
konten pembelajaran IPA dan IPS terpisah. Contohnya, konten pembelajaran IPAS di
kelas IV SD pada semester 1 membahas konten pembelajaran IPA dan pada semester 2
membahas konten pembelajaran IPS (Andreani & Gunansyah, 2022; Hasibuan et al.,
2022; Sukron et al., 2023). Hal ini menunjukan adanya kontradiksi antara kebijakan
implementasi kurikulum merdeka pada CP, TP, dan ATP dengan teknis belajar yang
berlangsung disekolah. Terlebih lagi, pada evaluasi hasil belajar konten pembelajaran IPA
dan IPS masing-masing berdiri sendiri setiap semesternya. Pada semester 1 peserta didik
memperoleh nilai hasil belajar IPA dan pada semester 2 peserta didik memperoleh hasil
belajar IPS namun, pada rapor tetap dicantumkan mata pelajaran IPAS. Bukankah
sebaiknya pembelajaran IPA dan IPS harus berdiri sendiri? sehingga, siswa dapat
memahami pembelajaran dengan lebih optimal.
Teknis pembelajaran yang terpisah ini khususnya dalam pembelajaran IPS akan
memberikan pemahaman yang utuh tentang beberapa konsep dasar IPS dalam
pembelajaran di Sekolah Dasar. Seperti menerapkan cara penggunaan uang dalam
kehidupan sehari-hari dengan memperhatikan konsep kebutuhan, keinginan, dan nilai
mata uang. Memahami interaksi sosial antar warga sekolah dan sekitar tempat tinggal
sesuai dengan tugas, peran, dan tanggung jawabnya. Menganalisis hubungan antara
ragam bentang alam dengan profesi masyarakat di sekitarnya, dan sebagainya.

Orientasi Pembelajaran IPAS
Digabungkannya pelajaran IPA dan IPS di SD menurut keputusan kepala BKSAP
nomor 033/H/KR/2022 tentang capaian pembelajaran Mapel IPAS karena tantangan yang
dihadapi umat manusia kian bertambah dari waktu ke waktu. Permasalahan yang dihadapi
saat ini tidak lagi sama dengan permasalahan yang dihadapi satu dekade atau bahkan
satu abad yang lalu. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus dikembangkan untuk
menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi (Hidayat et al., 2023; Rahman & Akbar,
2021). Oleh karena itu, pola pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) perlu
disesuaikan agar generasi muda dapat menjawab dan menyelesaikan tantangan-
tantangan yang dihadapi di masa yang akan datang (Adnyana & Yudaparmita, 2023).
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji
tentang makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta interaksinya, dan mengkaji
kehidupan manusia sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi
dengan lingkungannya (Azzahra et al., 2023; Nurhayati & Fairuz, 2023; Rohman et al.,
2023). Secara umum, ilmu pengetahuan diartikan sebagai gabungan berbagai
pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab
dan akibat (Bachtiar et al., 2022; Irawan, 2019; Yuniantoro et al., 2022). Pengetahuan ini
melingkupi pengetahuan alam dan pengetahuan sosial. Pendidikan IPAS memiliki peran
dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sebagai gambaran ideal profil peserta didik
Indonesia (Adnyana & Yudaparmita, 2023). IPAS membantu peserta didik menumbuhkan
keingintahuannya terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya. Keingintahuan ini dapat
memicu peserta didik untuk memahami bagaimana alam semesta bekerja dan berinteraksi
dengan kehidupan manusia di muka bumi. Pemahaman ini dapat dimanfaatkan untuk
mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi dan menemukan solusi untuk
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Adapun yang menjadi tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
(IPAS) adalah peserta didik mengembangkan dirinya sehingga sesuai dengan profil
Pelajar Pancasila (Anggraini et al., 2022; Rahmadayanti & Hartoyo, 2022; Zuleni et al.,
2023). Secara spesifik berikut diuraikan enam tujuan IPAS tersebut. Pertama,

WIDYAGUNA: Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Vol 1, No 1, April 2023, pp 01-105


ANALISIS KRITIS MATERI IPS DALAM PEMBELAJARAN IPAS KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR
(Ayu Nanda Septiana, I Made Ari Winangun)
52
Corresponding author:
E-mail : [email protected]
mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu sehingga peserta didik terpicu untuk
mengkaji fenomena yang ada di sekitar manusia, memahami alam semesta dan kaitannya
dengan kehidupan manusia. Kedua, berperan aktif dalam memelihara, menjaga,
melestarikan lingkungan alam, mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan bijak.
Ketiga, mengembangkan keterampilan inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan hingga
menyelesaikan masalah melalui aksi nyata. Keempat, mengerti siapa dirinya, memahami
bagaimana lingkungan sosial dia berada, memaknai bagaimanakah kehidupan manusia
dan masyarakat berubah dari waktu ke waktu. Kelima, memahami persyaratan yang
diperlukan peserta didik untuk menjadi anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa
serta memahami arti menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia, sehingga dia dapat
berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan dirinya dan
lingkungan di sekitarnya. Keenam, mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep di dalam IPAS serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

IV. KESIMPULAN
Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP), dan Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP) dalam IPAS sudah dirancang secara runut pada setiap fase. Hal ini
menjadi salah satu bentuk perubahan kurikulum merdeka dibandingkan dengan kurikulum
2013. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya konten pembelajaran IPA dan IPS
berdiri sendiri. Konten pembelajaran IPA dipelajari peserta didik pada semester 1 dan
konten pembelajaran IPS dipelajari peserta didik pada semester 2. Terkait dengan tujuan
dari pembelajaran IPA dan IPS sendiri memang tidak berkurang, namun dari segi
pemaknaannya akan lebih optimal jika IPA dan IPS masing-masing berdiri sendiri menjadi
mata pelajaran. Dengan demikian, peserta didik akan memahami materi pembelajaran IPA
dan IPS secara utuh dan menyeluruh. Apabila dalam salah satu pembelajaran terdapat
keterkaitan materi antara IPA dan IPS, guru dapat mengkaitkannya untuk memberikan
penguatan terhadap pemahaman materi masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, K. S., & Yudaparmita, G. N. A. (2023). Peningkatan Minat Belajar IPAS
Berbantuan Media Gambar Pada Siswa Sekolah Dasar. Edukasi: Jurnal Pendidikan
Dasar, 4(1), 61. https://doi.org/10.55115/edukasi.v4i1.3023
Andreani, D., & Gunansyah, G. (2022). Persepsi Guru Sekolah Dasar tentang Mata
Pelajaran IPAS pada Kurikulum Merseka. JPGSD, 11(9), 1841–1854.
Anggraena, Y., Felicia, N., Ginanto, D. E., Pratiwi, I., Utama, B., Alhapip, L., & Widiaswati,
D. (2022). Kajian Akademik: Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran. In Badan
Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi. Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Anggraini, D. L., Yulianti, M., Faizah, S. N., Putri, A., & Pandiangan, B. (2022). Peran Guru
dalam Mengembangkan Kurikulum Merdeka. Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Sosial
(JIPSI), 1(3), 2829–2723.
Anwar, R. (2014). Hal-Hal yang Mendasari Penerapan Kurikulum 2013. Humaniora, 5(1),
97. https://doi.org/10.21512/humaniora.v5i1.2987
Azzahra, I. E., Nurhasanah, A., & Hermawati, E. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka
pada Pembelajaran IPAS di SDN 4 Purwawinangun. Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD
FKIP Universitas Mandiri ISSN, 09(2), 6230–6238.

WIDYAGUNA: Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Vol 1, No 1, April 2023, pp 01-105


ANALISIS KRITIS MATERI IPS DALAM PEMBELAJARAN IPAS KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR
(Ayu Nanda Septiana, I Made Ari Winangun)
53
Corresponding author:
E-mail : [email protected]
Bachtiar, N. M., Wuryandini, E., Ningsih, W. K., & Murdhiati, E. (2022). Peningkatan Hasil
Belajar Gaya Dan Gerak Dengan Model Problem Based Learning Berbantuan Video
Siswa Kelas 4 SDN Kalicari 01 Semarang. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 5(2),
837–843.
Dewi, E. T., Subroto, W. T., & Hendratno. (2023). Profil Keterampilan Berpikir Kreatif
Peserta Didik Sekolah Dasar pada Materi Kegiatan EKonomi. The Indonesian Journal
of Social Studies, 7(2), 198–223.
Dharin, A., Azis, D. K., & Waseso, H. P. (2020). Pengembangan Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar Berwawasan Sosial-Budaya Berbasis Paikem.
INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan , 25(1), 65–78.
https://doi.org/10.24090/insania.v25i1.3919
Hasibuan, A. R. H., Aufa, Kharunnisa, L., Siregar, W. A., & Adha, H. (2022). Implementasi
Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak SDN 104231 Sugiharjo Kecamatan Batang
Kuis. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4(6), 2685–9351.
Hidayat, U. F., Pasaribu, M. M., Rantung, D. A., & Boiliu, N. I. (2023). Penerapan
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Adaptif dalam Menghadapi Tantangan
Teknologi Pendidikan. Journal on Education , 5(2), 3492–3506.
https://doi.org/10.31004/joe.v5i2.1032
Irawan, V. W. E. (2019). Islamisasi Ilmu sebagai Model Integrasi dalam Membangun Relasi
antara Ilmu dan Agama (Tinjauan Historis-Filosofis). Munaqasyah:Jurnal Ilmu
Pendidikan Dan Pembelajaran, 1(1), 13–24.
Kemdikbud. (2021a). Merdeka Belajar Episode 1. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi.
Kemdikbud. (2021b). Merdeka Belajar Episode 15. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi.
Kemdikbud. (2022a). Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial (IPAS) Fase A - Fase C. Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Kemdikbud. (2022b). Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran. Tersedia pada
https://pusatinformasi.kolaborasi.kemdikbud.go.id/hc/en-us/articles/4948621244953-
Tujuan-Pembelajaran-dan-Alur-Tujuan-Pembelajaran
Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 tentang
Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.
Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 033/H/KR/2022 tentang Revisi
KBSKAP Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada
Kurikulum Merdeka.
Nurhayati, N., & Fairuz, T. (2023). Analysis of Higher Order Thinking Skills (HOTS) Content
on Students’ Textbook of Natural and Social Sciences Subject for grade V Elementary
School. EduLine: Journal of Education and Learning Innovation, 3(1), 90–95.
https://doi.org/10.35877/454ri.eduline1536
Rahmadayanti, D., & Hartoyo, A. (2022). Potret Kurikulum Merdeka, Wujud Merdeka
Belajar di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(4), 2247–2255.

WIDYAGUNA: Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Vol 1, No 1, April 2023, pp 01-105


ANALISIS KRITIS MATERI IPS DALAM PEMBELAJARAN IPAS KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR
(Ayu Nanda Septiana, I Made Ari Winangun)
54
Corresponding author:
E-mail : [email protected]
Rahman, D., & Akbar, A. R. (2021). Problematika Yang Dihadapi Lembaga Pendidikan
Islam Sebagai Tantangan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Nazzama: Journal
of Management Education, 1(1), 76. https://doi.org/10.24252/jme.v1i1.25242
Rohman, A. D., Hanifah, H., & Hayudina, H. G. (2023). Penggunaan Media Kartu
Transformasi Energi Pada Mata Pelajaran IPAS dalam Meningkatkan Sikap Berpikir
Kritis Siswa Kelas IV MII Degayu 02 Pekalongan. Prosiding SEMAI 2. Seminar
Nasional PGMI 2023, 35–43.
Sadilah, T. G., & Wartulas, S. (2023). Model Pembelajaran Model Pembelajaran Children
Learning in Science Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar. 7(1),
186–195.
Saharuddin, & Mutiani. (2020). Strategi Pembelajaran IPS : Konsep dan Aplikasi. In
Program Studi Pendidikan IPS FKIP Universitas Lambung Mangkurat. Program Studi
Pendidikan IPS FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
Saifulloh, A. M., & Darwis, M. (2020). Manajemen Pembelajaran dalam Meningkatkan
Efektivitas Proses Belajar Mengajar di Masa Pandemi Covid-19. Bidayatuna: Jurnal
Pendidikan Guru Mandrasah Ibtidaiyah , 3(2), 285.
https://doi.org/10.36835/bidayatuna.v3i2.638
SDN 3 Yehembang Kauh. (2022). Alur Tujuan Pembelajaran IPAS Fase A, B, dan C.
Tersedia pada
https://docs.google.com/document/d/1XUwIF3W2zoUlzkicd7Ioz2P2X4vJJhGN/edit.
Sherly, Dharma, E., & Sihombing, B. H. (2020). Merdeka Belajar: Kajian Literatur.
Konferensi Nasional Pendidikan I, 183–190.
Sukron, M., Isdaryanti, B., & Tyastuti, H. D. (2023). Peningkatan Hasil Belajar IPAS Materi
Membangun Masyarakat yang Beradab melalui Model Problem Based Learning
Berbantuan Media Kartu Bergambar pada Peserta Didik Kelas IVA SDN Sampangan
02 Semarang. Madani : Jurnal Ilmiah Multidisipline, 1(6), 271–281.
UNICEF. (2021). Menuju respons dan pemulihan COVID-19 yang berfokus pada anak.
Unicef.Org, 1–16.
Winangun, I. M. A. (2022). Analisis Problematika Proses Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar. Edukasi: Jurnal Pe ndidikan Dasar , 3(1), 37.
https://doi.org/10.55115/edukasi.v3i1.2294
Yuniantoro, I. P., Lutfiana, R. F., & Suita, R. (2022). Peningkatan Hasil Belajar Peserta
Didik Melalui Model PBL Materi Gaya Disekitar Kita Kelas 4C SDN Tlogomas 2 Kota
Malang. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 5(2), 2247–2253.
Zuleni, E., Rossa, R., Marfilinda, R., & Jannah, R. (2023). Implementasi Contextual
Teaching and Learning Dan Motivasi Dalam Memperkuat Profil Pelajar Pancasila
Dalam Mata Pelajaran IPA (Biologi) SD. Zadama: Jurnal Pengabdian Masyarakat,
2(1), 13–20.
Tags