919CDK-235/ vol. 42 no. 12, th. 2015
TINJAUAN PUSTAKA
ABSTRAK
Zat besi merupakan elemen penting di dalam tubuh. Zat besi berperan sebagai komponen enzim dan terlibat dalam berbagai proses
metabolisme. Hepcidin adalah salah satu protein yang berperan meregulasi kadar zat besi di dalam darah. Kadar hepcidin dalam tubuh
dapat dipengaruhi oleh beberapa kondisi, salah satunya adalah rendahnya kadar besi di dalam tubuh. Dalam artikel ini akan dibahas
kegunaan hepcidin untuk mendeteksi anemia de� siensi besi.
Kata kunci: Anemia, hepcidin, zat besi
ABSTRACT
Iron is an essential element in our body. Iron acts as component in several enzyme and responsible in numerous molecular complex for
metabolic processes. Hepcidin is a protein which can regulate the level of circulating iron. The expression of hepcidin can be affected
by several conditions; one of these is iron deficiency state. This review will discuss the importance of hepcidin for detection of iron
deficiency anemia. Waldy Yudha Perdana, Danny Jaya Jacobus. Hepcidin and Iron De� ciency Anemia.
Keywords: Anemia, hepcidin, iron
Alamat korespondensi email:
[email protected]
LATAR BELAKANG
Anemia defisiensi besi adalah masalah
nutrisi global. Anemia jenis ini diderita
oleh lebih dari seperempat populasi dunia,
mayoritas anak dan wanita usia produktif.
1,2
Data WHO (World Health Organization)
menunjukkan bahwa anemia de� siensi besi
merupakan masalah serius di seluruh dunia,
dengan prevalensi mulai dari 1% (rata-
rata 14%) di negara-negara maju sampai
dengan 56% (rata-rata 35-75%) di negara
berkembang.
3
Pada anak, anemia de� siensi
besi dapat menimbulkan berbagai masalah
serius seperti perlambatan pertumbuhan
dan perkembangan, penurunan prestasi
sekolah, dan melemahnya imunitas tubuh.
3-6
Sedangkan pada wanita hamil, anemia
de� siensi besi akan meningkatkan mor-
biditas dan mortalitas ibu dan anaknya.
7,8
Zat besi adalah mikronutrien esensial yang
diperlukan untuk proses eritropoiesis,
metabolisme oksidatif dan respons imun
seluler.
9
Zat besi hanya diperlukan tubuh
dalam jumlah sedikit. Oleh sebab itu, di-
butuhkan mekanisme regulasi yang baik
untuk mengatur absorpsi, distribusi, dan
sekresi zat besi guna mempertahankan
homeostasis zat besi.
10
Kekurangan zat besi
akan menyebabkan gangguan hemato-
poiesis dan metabolisme seluler, sedangkan
kelebihan zat besi dapat mengakibatkan
kematian sel karena pembentukan radikal
bebas.
11-13
Salah satu zat yang berperan menjaga
kadar zat besi di dalam tubuh adalah
hepcidin. Selain sebagai regulator kadar zat
besi dalam darah, hepcidin juga diketahui
berperan sebagai mediator anemia pada
penyakit kronis.
14-18
Artikel ini membahas
peranan hepcidin pada anemia de� siensi
besi.
METABOLISME BESI
Dalam tubuh manusia dewasa dengan
berat badan 70 kg, jumlah total zat besinya
mencapai 3,5 g (50 mg/kgBB). Sebanyak
65% besi (2300 mg) disimpan di dalam
eritrosit. Diperkirakan 10% besi (350 mg)
terdapat di dalam mioglobin dan jaringan
lain (enzim dan sitokrom), 200 mg lainnya
disimpan di dalam hepar, 500 mg di sistem
retikuloendotelial (RES), dan 150 mg sisanya
disimpan di sumsum tulang. Pada wanita
pre-menopause, jumlah total zat besinya
lebih rendah dibandingkan pria. Normalnya,
manusia setiap harinya mengonsumsi 15-
20 mg besi, dan tubuh menyerap 1-2 mg/
hari dari diet. Untuk memenuhi kebutuhan
eritropoiesis, diperlukan zat besi sebanyak
20-30 mg/hari.
19-21
Absorpsi Besi
Absorpsi besi kebanyakan terjadi di
duodenum dan jejunum proksimal. Uptake
besi ini bergantung pada beberapa faktor
seperti bentuk kimia besi, asam organik, dan
sekresi asam lambung.
22
Sumber zat besi
tubuh didapatkan melalui bentuk heme
(10%) dan non-heme (90%). Heme biasanya
didapatkan dari daging, sedangkan sumber
zat besi non-heme bisa didapatkan dari
sumber makanan nabati seperti sayuran.
22-24
Absorpsi besi dari sumber non-heme
memerlukan proses metabolisme tersendiri
karena sumber besi non-heme kebanyakan
tersedia dalam bentuk teroksidasi (Fe
3+
),
Hepcidin dan Anemia De� siensi Besi
Waldy Yudha Perdana,* Danny Jaya Jacobus**
*Dokter Umum RSUD Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia
**Dokter Umum RSUD Wamena, Papua, Indonesia