439663907-ppt-kritis-cardiac-arrest.pptx

MahruriSaputra 1 views 16 slides Oct 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 16
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16

About This Presentation

jshfewhgfwhwighiu


Slide Content

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS CARDIAC REST DISUSUN OLEH:   Tri Mumpuni 2720160054 Ulpah 2720160058 Dinanti Lestari 2720160059 Suhelvi Citri 2720160066 Sintia Dewi 2720160086 Yuliza fadhila 2720160089 Mauryda Dwitya 2720160082 Giovanny 2720170085

PENGERTIAN CARDIAC ARREST Henti jantung (Cardiac Arrest) adalah penghentian tiba-tiba fungsi pemompaan jantung dan hilangnya tekanan darah arteri . Saat terjadinya serangan jantung , penghantaran oksigen dan pengeluaran karbon dioksida terhenti , metabolisme sel jaringan menjadi anaerobik , sehingga asidosismetabolik dan respiratorik terjadi . Pada keadaan tersebut , inisiasi langsung dari resusitasi jantung paru diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan jantung , paru-paru , ginjal , kerusakan otak dan kematian .

ETIOLOGI Penyebab terjadinya henti nafas dan henti jantung tidak sama pada setiap usia . Penyebab terbanyak pada bayi baru lahir adalah karena gagal nafas , sedangkan pada usia bayi yang menjadi penyebabnya bisa berupa : Sindrom bayi mati mendadak atau SIDS ( Sudden Infant Death Syndrome) Penyakit pernafasan Sumbatan pada saluran pernafasan , termasuk aspirasi benda asing Tenggelam Sepsis Penyakit neurologis Penyebab terbanyak henti nafas dan henti jantung pada anak yang berumur diatas 1 tahun adalah cedera yang meliputi kecelakaan lalu lintas , terbakar , cedera senjata api , dan tenggelam .

Tanda dan Gejala Henti jantung (Cardiac Arrest ) Tidak sadar ( pada beberapa kasus terjadi kolaps tiba-tiba ) Pernapasan tidak tampak atau pasien bernapas dengan terengah-engah secara intermiten ) Sianosis dari mukosa buccal dan liang telinga Pucat secara umum dan sianosis Jika pernapasan buatan tidak segera di mulai,miokardium ( otot jantung ) akan kekurangan oksigen yang di ikuti dengan henti napas . hipoksia . Tak teraba denyut arteri besar ( femoralis dan karotis pada orang dewasa atau brakialis pada bayi )

  Prognosis Henti Jantung ( Cardiac Arrest ) Prognosis Kematian otak dan kematian permanen dapat terjadi hanya dalam jangka waktu 8 sampai 10 menit dari seseorang tersebut mengalami henti . Kondisi tersebut dapat dicegah dengan pemberian resusitasi jantung paru dan defibrilasi segera ( sebelum melebihi batas maksimal waktu untuk terjadinya kerusakan otak ), untuk secepat mungkin mengembalikan fungsi jantung normal.

Pengobatan Sesudah henti jantung terjadi akan terlihat dilatasi pupil dan pada saat ini harus di ambil tindakan berupa : 1. S irkulasi artifisial yang menjamin peredaran darah yang mengandung oksigen dngan melakukan : Masase jantung Pernafasan buatan 2. Memperbaiki irama jantung defibrilasi,yaitu bila kelainan dasar henti jantung ialah fibrilasi ventrikel . obat-obatan

3. Perawatan dan pengobatan komplikasia . Perawatan pengawasan tekanan darah,nadi,jantung menghindari terjadinya aspirasi ( dipasang pipa lambung ) mengetahui adanya anuri yang dini ( di pasang kateter kandung kemih ) Pengobatan komplikasi yang terjadi seperti gagal ginjal (yang di sebabkan nekrosis kortikal akut ) dan anuri dapat di atasi dengan pemberian ion exchange resins,dialisis peritoneal serta pemberian cairan yang di batasi.kerusakan otak di atasi dengan pemberian obat hiportemik dan obat untuk mengurangi edema otak serta pemberian oksigen yang adekuat .

Penatalaksanaan Henti jantung (Cardiac Arrest ) CPR atau yang lebih dikenal dengan istilah Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan upaya yang dilakukan terhadap korban atau penderita yang sedang berada dalam kondisi gawat atau kritis untukmengembalikan nafas dan sirkulasi spontan . RJP terdiri atas Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Bantuan Hidup Lanjutan (BHL). BHD adalah tindakan resusitasi yang dilakukan tanpa menggunakan alat atau dengan alat yang terbatas berupa bag-mask ventilation, sedangkan BHL sudah menggunakan alat dan obat-obatan resusitasi sehingga penanganan dapat dilakukan lebih optimal.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN Persiapan kondisi yang memungkinkan untuk dilakukan RJP adalah meletakan korban pada permukaan yang keras dan memposisikan pasien dalam kondisi terlentang . Beberapa point penting dalam melakukan pembebasan jalan nafas : AIRWAY ( Pembebasan jalan nafas ) 1. Gunakan triple maneuver (head tilt-chin lift maneuver untuk membuka jalan nafas bagi korban yang tidak memiliki tanda-tanda trauma leher dan kepala ). 2. Apabila terdapat kecurigaan trauma vertebra cervicalis , pembebasan jalan nafas menggunakan teknik Jaw-thrust tanpa ekstensi leher . 3. Bebaskan jalan nafas dengan membersihkan hal-hal yang menyumbat jalan nafas dengan finger swab atau suction jika ada .

Setelah memastikan jalan nafas bebas , penolong segera melakukan cek pernafasan . Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan cek pernafasan antara lain: BREATHING ( Cek pernafasan ) ) 1. Cek pernafasan dilakukan dengan cara look ( melihat pergerakan pengembangan dada), listen ( mendengarkan nafas ), dan feel ( merasakan hembusan nafas ) selama 10 detik . 2. Apabila dalam 10 detik usaha nafas tidak adekuat ( misalnya terjadi respirasi gasping pada SCA) atau tidak ditemukan tanda-tanda pernafasan , maka berikan 2 kali nafas buatan ( masing-masing 1 detik dengan volume yang cukup untuk membuat dada mengembang ). 3. Volume tidal paling rendah yang membuat dada terlihat naik harus diberikan , pada sebagian besar dewasa sekitar 10 ml/kg (700 sampai 1000 ml).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempertahankan sirkulasi pada saat melakukan resusitasi jantung dan paru : CIRCULATION 1. Kompresi yang efektif diperlukan untuk mempertahankan aliran darah selama resusitasi dilakukan . 2. Kompresi akan maksimal jika pasien diletakan terlentang pada alas yang keras dan penolong berada disisi dada korban . 3. Kompresi yang efektif dapat dilakukan dengan melakukan kompresi yang kuat dan cepat ( untuk dewasa + 100 kali kompresi / menit dengan kedalam kompresi 2 inchi /4-5 cm; berikan waktu untuk dada mengembang sempurna setelah kompresi ; kompresi yang dilakukan sebaiknya ritmik dan rileks ).

4. Kompresi dada yang harus dilakukan bersama dengan ventilasi apabila pernafasan dan sirkulasi tidak adekuat . Adapun rasio yang digunakan dalam kompresi dada dengan ventilasi yaitu 30:2 adalah berdasarkan konsensus dari para ahli . Adapun prinsip kombinasi antara kompresi dada dengan ventilasi antara lain; peningkatan frekuensi kompresi dada dapat menurunkan hiperventilasi dan lakukan ventilasi dengan minimal interupsi terhadap kompresi . Sebaiknya lakukan masing-masing tindakan ( kompresi dada dan ventilasi ) secara independen dengan kompresi dada 100x/ menit dan ventilasi 8-10 kali nafas per menit dan kompresi jangan membuat ventilasi berhenti dan sebaliknya , hal ini khususnya untuk 2 orang penolong .

PENGKAJIAN Umumnya data yang diperoleh pada saat pengkajian yaitu data objektif , antara lain : Warna kulit pucat Kulit dingin CRT >2detik Sianosis kuku dan bibir Terlihat distress pernafasan Tekanan darah tidak ada Nadi perifer tidak teraba

DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke otak Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplai O2 tidak adekuat Penurunan curah jantung berhubungan dengan kemampuan pompa jantung menurun .

INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke otak Berikan vasodilator misal nitrogliserin,nifedipin sesuai indikasi Posisikan kaki lebih tinggidari jantung Pantau adanya pucat,sianosis dan kulit dingin atau lembab Pantau pengisian kapiler (CRT) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplai O2 tidak adekuat Berikan O2 sesuai indikasi Pantau GDA pasien Pantau pernapasan klien Penurunan curah jantung berhubungan dengan kemampuan pompa jantung menurun Lakukan pijat jantung Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan obat sesuai indikasi Palpasi nadi perifer Pantau tekanan darah Kaji kulit pucat dan sianosis

TERIMA KASIH
Tags