449546298-powerpoint-keperawatan-jiwa-halusinasi-kel-4.pptx

arpina3 7 views 16 slides Sep 11, 2025
Slide 1
Slide 1 of 16
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16

About This Presentation

k


Slide Content

HALUSINASI

Halusinasi ialah terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak terdapat simulus (Yosep, 2009). Halusinasi Adalah satu persepsi yang salah dari panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain , 2007 ) P ENGERTIAN

Penyebab halusinasi menurut Yosep (2009) : 1. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi merupakan faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres. 2. Faktor Presipitasi Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk menghadapinya. Etiologi

FAKTOR PREDISPOSISI

FAKTOR PRESIPITASI

Manifestasi Klinis antara lain adalah bingung , apatis terhadap lingkungan , pasien tidak dapat membedakan realita dan khayalan , sulit tidur dan konsentrasi menurun , gelisah , agitasi , agresif , destruktif , ekspresi wajah tegang , perasaan tidak aman , curiga , tersinggung , bicara sendiri , berkeringat , nadi cepat , tekanan darah meningkat , halusinasi dengar , menyumbat telinga , sikap seperti mendengar sesuatu , tertawa sendiri , terengah-engah dalam pembicaraan sulit membuat keputusan ( kusumawati , 2010). Tanda dan Gejala

Proses Terjadi

Stage I : Sleep Disorder Klien merasa banyak masalah , ingin menghindari dari lingkungan , takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah . Stage II : Comforting moderate level of anxiety Pasien mengalami emosi yang berlanjur sepertu adanya perasaan cemas , kesepian , perasaan berdosa , ketakutan dan mencoba memusatkan pemikitan pada timbulnya kecemasan . Stage III : condemning severe lebel of anxiety Klien mulai merasa tidak mampu lagi mengontrolnya dan mulai berupaya menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang dipersepsikan . Klien mulai menark diri orang lain dengan intensitas waktu yang lama. Stage IV : Co ntrolling severe level of anxiety Klien mencoba melawan suara-suara atau sensory abnormal yang datang . Lien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berakhir . Dari sinilah mulai fase gangguan psychotic. Stage V : Conquering Panic level of anxiety Pengalaman sensorinya terganggu , klien mulai merasa terancam dengan datangnya suara-suara terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman atau perintah yang ia dengar dari halusinasinya .

Pohon Masalah menurut Fitria (2009) adalah sebagai berikut : Effect Care Problem Cause Etiologi Resiko menciderai diri sendiri , orang lain dan lingkungan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Isolasi Sosial Harga Diri Rendah Kronis

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI Diagnosa Keperawatan

Intervensi Keperawatan Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat Klien dapat menggunakan obat dengan benar untuk mngendalikan halusinasinya . Klien dapat mengontrol halusinasinya Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya

Strategi Pelaksanaan Menurut ( Azizah , 2011) SP 1 Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi SP 2 Melatih pasien menggunakan obat secara teratur SP 3 Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:  bercakap-cakap dengan orang lain  SP 4 Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga : melaksanakan aktivitas terjadwal 

PASIEN SP 1 Mengenal halusinasi : (Isi , Frekuensi , Waktu terjadinya , Situasi pencetus , Perasaaan saat terjadi halusinasi ) Latih mengontrol halusinasi dengan cara : ( Menghardik ) Memasukkan dalam jadwal kegiatan pasien SP 3 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,2) Melatih berbicara dengan orang lain saat halusinasi muncul Masukkan jadwal SP 2 Evaluasi jadwal pasien yang lalu (SP 1) Menanyakan pengobatan sebelumnya Menjelaskan tentang pengobatan Melatih pasien minum obat Masukkan jadwal SP 4 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, 2, 3) Melatih kegiatan agar halusinasi tidak muncul Masukkan jadwal

KELUARGA SP 1 Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien Menjelaskan proses terjadinya halusinasi Menjelaskan cara merawat pasien Bermain peran dengan cara merawat RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien SP 2 Evaluasi kemampuan keluarga Evaluasi kemampuan pasien RTL keluarga : Follow up Rujukan SP 3 Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1) Latih keluarga merawat lanjutan pasien RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien

TERIMA KASIH
Tags