5 Prinsip Dasar Hukum Islam Kelompok 4 : Fachri Harlan Erlangga
Hukum Islam 01 Sumber Hukum Islam 02 5 Prinsip Dasar Hukum Islam 03 Daftar Isi
Pengertian Macam-Macam Landasan Dasar Ruang Lingkup Hukum Islam
Berasal dari Yang memiliki makna norma Jadi Hukum Islam adalah norma atau kaidah yang berisi sejumlah peraturan yang digunakan Islam dalam menilai tingkah laku manusia atau benda.
Macam-Macam Hukum Islam Mubah Sesuatu yang diperbolehkan Melakukan/tidak, keduanya dibolehkan Sunah Sesuatu yang disenangi Jika melakukan mendapat pahala, jika tidak maka tidak dapat apa apa Makruh Sesuatu yang dibenci Namun tidak mendatangkan dosa Wajib Sesuatu yang harus dilakukan Jika melakukan mendapat pahala, jika tidak mendapatkan dosa Haram Sesuatu yang harus ditinggalkan Jika dilakukan mendapat dosa, jika ditinggalkan mendapat pahala
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat). (Q.S. an-Nisa’/4: 59) Landasan Dasar Hukum Islam
Ruang Lingkup Hukum Islam Mencakup : Pernikahan (munakahat) Warisan (wirasah) Perekonomian (mu’amalat) Hukum Perdata Mencakup : Pidana (munakahat) Pemerintahan(ahkam as-sultaniyyah) Politik (siyasah) Peradilan (mukhasamat) Hukum Publik Hukum
Al-Quran Hadis Ijtihad Sumber Hukum Islam
Berasal dari Yang memiliki makna bacaan Al-Qur’an turun kepada Nabi Muhammad saw. Berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Wahyu pertama yaitu QS. Al-Alaq 1-5 pada 17 Ramadhan di gua Hira
Nama Lain Al-Qur’an Oleh Syaikh Muhammad Ali as-Shabuny An-Nur Al-Kalam Az-Zikr Al-Burhan At-Tanzil Cahaya Firman Pengingat Dalil/keterangan Yang diturunkan Al-Kitab Al-Bayan Al-Huda Asy-Syifa Al-Furqan Buku bacaan Penjelas Petunjuk Obat penawar Pembeda
Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Q.S. al-Hijr/15: 9) Kedudukan Al-Qur’an Ayat diatas menjelaskan kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam yang pertama dan utama , dan terjamin keasliannya.
Petunjuk & pedoman hidup bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan (Q.S. al-Isra’/17: 9) Sebagai obat penawar bagi orang-orang yang beriman (Q.S. al-Isra’/17: 82) Sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya (Q.S. al-Ma’idah/5: 48) Fungsi Al-Qur’an
Berasal dari bahasa Arab Yang memiliki makna baru Hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. Disebut juga dengan sunah/khabar
Merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Hadis dapat digunakan untuk mencari jawaban dari suatu masalah yang tidak ditemukan hukumnya dalam Al-Qur’an. Kedudukan Hadis Adapun 7 ulama terkenal yang meriwayatkan hadist : Imam Bukhari Imam Muslim Imam Abu Dawud Imam Turmudzi Imam Ahmad Imam Nasa’i Imam Ibnu Majah
01 Hadis Berdasarkan jumlah perawi Hadis Mutawatir Hadis Ahad
Syarat hadis mutawatir : Diriwayatkan 10 orang perawi Sejumlah perawi tersebut tidak bersepakat untuk berdusta Isi hadis berisi : “Saya mendengar, melihat, dll” Mutawatir Yaitu hadis yang tidak memenuhi syarat hadis mutawatir, & dibagi menjadi 3 : Hadis masyhur (oleh 3+ perawi) Hadis ‘aziz (oleh 2 perawi) Hadis garib (oleh 1 perawi) Hadis maqbul (wajib diterima kebenarannya) Ahad Berdasarkan Perawi-nya Macam-Macam Hadis
Hadis Berdasarkan kualitas 02 Hadis Maqbul Hadis Mardud
Hadis yang sanadnya bersambung dengan karakter perawi yang adil dan kuat hafalan perawinya serta tidak terdapat cacat baik dari segi materi hadis maupun dari kualitas hafalan perawinya Hadis Sahih Hadis Hasan Hadis yang sanadnya bersambung dengan karakter perawi yang adil, tetapi terdapat cacat dalam materi hadisnya, tetapi kualitas hafalan perawinya lemah Hadis Maqbul
Hadis Mardud Daif Kualitasnya lemah Karena tidak terpenuhinya beberapa syarat yang terdapat pada hadis hasan Mu’allaq Perawinya terputus secara berturut di awal sanad Imam Nasa’i →…?...--> …?...-->...?... --> Abu Musa al-’As’ary Mursal Terputus sanad akhirnya dari golongan para sahabat Imam Muslim→ Tabi’in 2→Tabi’in 1→…?...--> Rasulullah Mu’dal Terputus 2 perawinya/lebih secara berturut tengah sanad Imam Malik →…?... →…?... —> Abu Hurairah → …… → Rasulullah Munqati’ Terputus sanad perawinya di awal, tengah, akhir sanad Mudallas Disembunyikan kecacatan sanadnya
Hadis Mardud Matruk Salah satu perawinya diduga berbohong Menambahkan redaksi hadis/ dalam kesehariannya. Munkar Salah satu perawinya pernah melakukan kesalahan fatal Sering lupa/ perbuatan fasik Mu’allal Salah satu perawinya cacat Tapi tersembunyi sehingga terlihat baik Mudraj Mengalami penambahan Ubahan bentuk sanad/ penambahan matan (isi materi hadis) Maqlub Mengalami perubahan kata dari aslinya Ubahan bentuk sanad/ penambahan matan (isi materi hadis) Maudu’ Hadis yang dibuat-buat/ palsu
Berasal dari Yang memiliki makna kesungguhan Yaitu proses berpikir secara sungguh-sungguh untuk memahami kaidah-kaidah hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an Pelaku ijtihad disebut mujtahid
Macam-Macam Metode Ijtihad Ijma’ Persetujuan pendapat para ahli mengenai suatu masalah pada suatu tempat di suatu masa Contoh : terjadinya kesepakatan kebolehan poligami (Q.S. an-Nisa Ayat 3) Qiyas Menyamakan hukum suatu hal yang tidak ada hukumnya dengan hal lain yang hukumnya ada Contoh : menyamakan hukum meminum khamar (Q.S. al-Ma’idah Ayat 90) karena adanya persamaan illat (penyebab/alasan) Istidal Menarik kesimpulan dari dua hal yang berlainan Contoh : menarik kesimpulan dari adat istiadat dan hukum agama yang diwahyukan sebelum Islam Maslahat Mursalah Menemukan hukum suatu hal berdasarkan pertimbangan kemaslahatan masyarakat Contoh : dibenarkannya pemungutan pahak penghasilan dalam rangka pemerataan pendapatan
Macam-Macam Metode Ijtihad Istihsan Menentukan hukum dengan jalan menyimpang demi keadilan & kepentingan sosial Contoh : Penguasa negara yang mencabut hal milik seseorang dengan paksa Istihab Menentukan hukum menurut keadaan yang terjadi sebelumnya , sampai ada dalil yang merubah Contoh : seorang istri yang ditinggalkan suaminya tanpa cerai tidak dapat memiliki suami lagi ‘Urf Menetapkan adat istiadat yang tidak bertentangan dengan hukum Islam untuk terus berlaku Contoh : melamar wanta dengan memberikan cincin
5 Prinsip Dasar Hukum Islam Pengertian & Dalil Macam-macam prinsip dasar hukum islam
Prinsip dasar hukum Islam Dasar rujukan yang menjadi tujuan utama diberlakukannya hukum Islam Tujuannya yaitu untuk memenuhi kebutuhan manusia yang bersifat : > Pokok ( daruriyyah ) > Sekunder ( hajiyyah ) > Tersier ( tahsiniyyah )
Artinya: Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim). (Q.S. an-Nahl/16: 89) Dalil Prinsip Dasar Hukum Islam
Tingkat Daruriyyah Contoh : melaksanakan shalat 5 waktu. Jika diabaikan maka akan mengancam eksistensi agama Tingkat Hajiyyah Melaksanakan kewajiban dengan menghindari kesulitan Contoh : melaksanakan shalat jama’ & qasar saat musafir Tingkat Tahsiniyyah Untuk menjunjung tinggi martabat manusia Contoh : menerapkan akhlak terpuji & menutup aurat Memelihara Agama (Hifz al-Din)
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai orang-orang kafir; aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah; Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah; Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah; Kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah; Untukmu agamamu dan untukku agamaku.” (Q.S. al-Kafirun/109: 1-6) Dalil Memelihara Agama
Daruriyyah Hajiyyah Tahsiniyyah Memenuhi kebutuhan pokok Jika diabaikan maka akan mengancam eksistensi Memperoleh makanan yang halal & lezat Jika diabaikan maka hanya akan mempersulit hidup Berhubungan dengan kesopanan & etika makan Jika diabaikan tidak akan mengancam apa pun Memelihara Jiwa (Hifz al-Nafs)
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (Q.S. an-Nisa’/4: 29) Dalil Memelihara Jiwa
Tingkat Daruriyyah Contoh : diharamkan mengonsumsi minuman keras Jika diabaikan maka akan mengancam eksistensi akal Tingkat Hajiyyah Contoh : Dianjurkannya untuk menuntut ilmu Jika diabaikan maka akan berimbas pada kesulitan dalam hidup Tingkat Tahsiniyyah Menghindari diri dari menghayal & sesuatu yang tidak berfaedah Kegiatan diatas tidak secara langsung mengancam akal Memelihara Akal (Hifz al-aql)
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung. (Q.S. al-Ma’idah/5: 90) Dalil Memelihara Akal
Daruriyyah Hajiyyah Tahsiniyyah Anjuran pernikahan & larangan zina Jika diabaikan maka akan mengancam keturunan & harga diri manusia Ditetapkannya talak sebagai penyelesaian hubungan Jika diabaikan maka akan mempersulit rumah tangga yang tidak bisa dipertahankan lagi Diisyaratkannya peminangan dan resepsi pernikahan Jika diabaikan tidak akan mengancam apa pun Memelihara Keturunan (Hifz al-Nasl)
Artinya: Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk. (Q.S. al-Isra’/17: 32) Dalil Memelihara Keturunan
Tingkat Daruriyyah Contoh : dibolehkannya transaksi jual beli & larangan mencuri Jika diabaikan maka akan mengancam eksistensi harta Tingkat Hajiyyah Contoh : dibolehkannya salam & istisna (jual beli order) Jika diabaikan maka akan menimbulkan kesulitan bagi pemiliknya Tingkat Tahsiniyyah Menghindari diri dari penipuan Hal tersebut hanyalah etika bermuamalah & tidak akan mengancam Memelihara Harta (Hifz al-Mal)
Artinya: Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui. (Q.S. al-Baqarah/2: 188) Dalil Memelihara Harta