pemudaadvent.id MINGGU SEMBAHYANG HARI PATHFINDER SEDUNIA pemudaadventjakarta.org PATHFINDER DALAM TUJUAN Pelayanan Pemuda Advent Jakarta Conference
ditulis oleh: Pdt Adib Budi Satryo Dir. PPA Konferens Jakarta Banten BERJALAN PERLAHAN DALAM PERBAKTIAN HARI KELIMA
Ayat Inti Pengkhotbah 5:1 (TB) "Jagalah langkahmu, kalau engkau pergi ke rumah Allah. Menghampiri untuk mendengar lebih baik dari pada mempersembahkan korban seperti orang bebal, sebab mereka tidak tahu bahwa mereka berbuat jahat."
Pernahkah adik-adik Pathfinder merasa terburu-buru dalam mengikuti ibadah? Datang terlambat ke gereja, tidak fokus saat menyanyi dan pada saat berdoa, pikiran melayang saat khotbah, bahkan berharap agar ibadah cepat selesai? Jika iya, maka kalian tidak sendirian. Di zaman yang serba cepat ini, kita terbiasa melakukan segala sesuatu dengan tergesa-gesa. Bahkan saat kita datang ke rumah Tuhan pun, sering kali kita lupa untuk menyiapkan hati, menyadari kehadiran-Nya, dan menyembah dengan hormat. Pendahuluan
Ada banyak para remaja dan orang-orang muda yang merasa kurang menikmati saat-saat beribadah, mereka terbiasa dengan segalanya yang serba cepat, dan telah banyak terpapar oleh permainan-permainan digital sehingga pengaruh dan kebiasaan itu pada akhirnya juga terbawa pada suasana ibadah yang diikuti. Kata "jagalah" dalam bahasa Ibrani mengandung arti mengawasi dengan sungguh-sungguh, waspada. Allah tidak hanya memperhatikan apa yang kita lakukan, tetapi juga bagaimana sikap hati kita saat melakukannya. Ayat ini memberi kita peringatan dan pengajaran tentang bagaimana seharusnya kita masuk dan hadir dalam rumah Tuhan.
Oleh sebab itu kita perlu menyadari bahwa ibadah kepada Tuhan bukan sekadar rutinitas cepat saja. Ibadah adalah momen special untuk bertemu dengan Allah, waktu untuk berbicara kepada Tuhan dan mendengarkan-Nya. Itu sebabnya, kita perlu belajar mengenai salah satu isi Peraturan Pathfinder yaitu berjalan perlahan dalam acara perbaktian. Pembahasan pada hari ini bukanlah soal kecepatan langkah, tetapi sikap hati—sikap yang tenang, penuh hormat, dan bersedia dibentuk oleh Tuhan.
Dalam perikop ini, Yesus datang ke rumah dua bersaudara yaitu Marta dan Maria. Marta sibuk melayani, sedangkan Maria duduk diam di kaki Yesus dan mendengarkan firman-Nya. Marta mengeluh karena Maria tidak membantunya, tetapi Yesus menjawab: "Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya (Lukas 10:42). Makna dari sikap Maria: Prioritas yang benar Maria menunjukkan bahwa mendengarkan firman Tuhan adalah prioritas utama, lebih penting daripada hal-hal praktis sekalipun. 1. Maria dan Marta (Lukas 10:38–42)
2. Kerinduan akan pertumbuhan rohani Ia memperlihatkan kerinduan yang tulus untuk mengenal Yesus dan belajar dari-Nya. Ia duduk dalam posisi rendah hati dan siap menerima. 3. Ketenangan dan fokus Di tengah kesibukan rumah, Maria tidak teralihkan. Ia tahu kapan harus berhenti dari rutinitas dan mengambil waktu bersama Tuhan. Maria telah memberi contoh yang jelas bagaimana kita seharusnya bersikap dalam perbaktian: diam, mendengarkan, hadir sepenuhnya di hadapan Tuhan. Ia tidak tergesa-gesa. Ia tidak terganggu. Ia benar-benar hanya ingin menikmati momen dalam hadirat Yesus.
“Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!”(Mazmur 46:10) Mazmur 46:10 mengingatkan kita bahwa ibadah bukan hanya soal berkata dan bernyanyi, tetapi juga tentang diam dan mengenal Tuhan secara pribadi. Dalam keheningan, kita bisa merasakan bahwa Dia hadir, berkuasa, dan layak ditinggikan. Ibadah yang penuh kesadaran akan hadirat Allah akan membentuk hati yang lebih tenang, percaya, dan berserah. Ibadah bukan hanya soal apa yang kita lakukan, tetapi bagaimana kita menghargai kehadiran Tuhan didalamnya. Dalam keheningan dan ketenangan, kita bisa lebih peka terhadap suara Roh Kudus. Ibadah menjadi bukan hanya tempat "mendengar khotbah", tetapi tempat di mana Tuhan sendiri menyentuh dan mengubah hati kita. 2. Keheningan dan Ketekunan dalam Ibadah
Sering kali, karena terbiasa dengan music yang keras, aktivitas yang ramai, dan percakapan yang cepat, kita kehilangan keindahan dari ibadah yang kita ikuti dan menganggap ibadah adalah hal yang membosankan. Ellen G. White sangat menekankan pentingnya sikap yang benar dalam perbaktian. “Ketika kita memasuki rumah Tuhan, kita harus merasakan bahwa kita sedang berada di hadirat-Nya, dan bahwa tempat itu adalah kudus. Kita harus mendiamkan diri, tidak berbicara dengan sembarangan, dan menunjukkan penghormatan.”Testimonies for the Church, vol. 5, hlm. 491
Ibadah bukan tempat untuk bermain gadget, ngobrol, atau bersenda gurau. Tulisan Roh Nubuat menyebutkan bahwa Tuhan hadir dalam rumah-Nya, dan kehadiran-Nya haruslah kita hormati. "Orang-orang harus mengajarkan anak-anak mereka bahwa gereja adalah tempat di mana Allah bertemu dengan umat-Nya, dan bahwa rasa hormat yang dalam harus dirasakan di dalam rumah-Nya." Testimonies for the Church, Vol. 5, hlm. 496 "Tuhan hadir di dalam tempat kudus-Nya. Kita harus menghormati tempat itu, bukan karena bangunannya, tetapi karena kehadiran-Nya." Selected Messages, Vol. 2, hlm. 214 Maka, sebagai Pathfinder, kita bukan hanya anggota gereja biasa. Kita adalah bagian dari agen perubahan untuk membuat Tuhan dihormati dalam setiap perbaktian. Ibadah bukan hanya tempat menerima, tetapi tempat kita dilatih untuk memberi: memberi perhatian, penghormatan, dan pelayanan.
Sebagai seorang Pathfinder, kalian sedang dilatih untuk menjadi pemimpin rohani masa depan. Maka, berjalan perlahan dalam perbaktian bukan hanya kebiasaan baik, tetapi karakter dasar dari seorang murid Kristus. Berikut aplikasi praktis yang dapat kita terapkan: ·Sebelum Ibadah: Persiapan Hati dan Waktu Tidur cukup agar tidak mengantuk saat ibadah. Datang 10–15 menit lebih awal untuk berdoa pribadi dan tenangkan hati. Matikan ponsel atau aktifkan mode hening. 3. Aplikasi Praktis untuk Pathfinder
· Saat Ibadah: Hadir Sepenuhnya Duduk dengan tenang dan tidak berpindah-pindah tempat. Ikut serta dalam setiap bagian ibadah: nyanyian, doa, firman. Jangan main HP, tidur, atau ngobrol. Hadirkan dirimu 100%. · Setelah Ibadah: Refleksi Tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang Tuhan ingin saya pelajari hari ini?” Catat hal penting dari khotbah dalam buku catatan Pathfinder. Ajak teman ngobrol soal isi firman, bukan hanya kegiatan.
Berjalan perlahan dalam perbaktian melatih: Disiplin diri – untuk fokus dan hadir penuh. Kerendahan hati – untuk mengakui bahwa kita sangan membutuhkan Tuhan. Kepekaan rohani – untuk mendengar suara Roh Kudus. Dalam dunia yang terburu-buru, Tuhan memanggil kita untuk melambat di hadapan-Nya. Saat kita berhenti sejenak, duduk diam di kaki-Nya seperti Maria, justru di sanalah kuasa-Nya paling berkuasa akan kita terima. 4. Mengapa Ini Penting?
Jadilah Pathfinder yang Menghargai Hadirat Tuhan. Sebagai seorang Pathfinder, kita dipanggil bukan hanya untuk giat beraktivitas, tapi juga menjadi pribadi yang menghormati dan menikmati perjumpaan dengan Tuhan dalam perbaktian. Ketika kita belajar berjalan perlahan dalam perbaktian, kita sedang melatih hati kita untuk menjadi tempat kediaman Tuhan. Maukah kita untuk memulai teristimewa dalam momen perayaan hari Pathfinder untuk mau melakukan perubahan dalam setiap perbaktian yang kita ikuti melalui ibadah dengan lebih tenang, lebih rajin hadir, dan lebih sungguh-sungguh saat menghadap hadirat Tuhan? penutup
Tuhan, ajarlah kami untuk tidak tergesa-gesa dalam hadirat-Mu. Bentuklah kami menjadi anak-anak muda yang rindu akan firman-Mu dan hormat dalam ibadah. Jadikan kami Pathfinder yang setia, bukan hanya dalam pelayanan, tetapi juga dalam perbaktian kami yang tulus kepada-Mu. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin. doa