FILSAFAT PSIKOLOGI TEMU 6 : MENGENAL FILSAFAT & PSIKOLOGI JAWA REVIEW & PREVIEW
REVIEW.. AWAL DASAR: mengenal Filsafat, Filosofi, Falsafah Filsafat: suatu ilmu pengetahuan yang berhasrat untuk mencari kebenaran sejati yang telah dapat dibuktikan secara nyata Filosofi: tujuan akhir dari berfilsafat adalah mencari kebenaran sejati yang menghasilkan suatu kebijaksanaan proses belajar mengenai kebijaksanaan Falsafah: merupakan gagasan sikap batin yang mendasar yang dimiliki oleh manusia yang dijadikan sebagai suatu pandangan dan pegangan hidup.
Review: Filsafat Jawa Psikologi Jawa ( terkait dengan Filsafat Jawa ) tidak lepas dari pengaruh ajaran Hindu- Budha pada masyarakat Jawa Masyarakat Jawa : dibangun di atas pondasi gotong-royongan , sikap hidup nerimo , ketentraman batin , patuh terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat , dan hidup selaras dengan alam sesuai ajaran Hindu- Budha Hindu mengajarkan bahwa sikap dan etika harus dilakukan berdasarkan tri kaya parisudha , yakni pikiran , perkataan , dan tindakan . benar-benar diamalkan / dilakukan
Beberapa konsep Ajaran : Tri kaya parisudha : pikiran , perkataan , perbuatan pikiran harus diusahakan untuk tidak menginginkan milik orang lain, mengasihi semua makhluk , dan percaya pada hukum karmaphala ( prinsip kausalitas ). Dalam budi pekerti jawa , hal tersebut diterjemahkan dalam terminologi : ojo demen darbeking wong liya ( jangan menginginkan milik orang lain), welas asih marang pepadha ( cinta kasih pada sesama ), ngunduh wohing pakarti sapa kang nandur bakal ngunduh ( bahwa setiap perbuatan yang dilakukan akan mendatangkan hasil , siapa yang menanam pasti akan memetiknya ).
Perkembangan Ajaran Filsafat Jawa Islam datang setelah adanya ajaran Hindhu -Buddha dalam perkembangannya terjadi sinkretisme dalam masyarakat jawa . Salah satu contoh perpaduan dari ajaran Hindhu -Buddha dan Islam yang begitu popular di kalangan orang jawa adalah Tirakat tirakat merupakan latihan laku prihatin bagi seseorang untuk terbiasa menghadapi kesukaran-kesukaran hidup . Dengan praktik prihatin ini , seseorang berharap semakin dekat pada Tuhan ( sisi Psikologis menjadi tenang secara jiwa , sehat secara mental )
REVIEW ..DASAR/MUARA TERKAIT PSIKOLOGI TIMUR/ JAWA DASAR: mengenal Filsafat , Filosofi , Falsafah Filsafat : suatu ilmu pengetahuan yang berhasrat untuk mencari kebenaran sejati yang telah dapat dibuktikan secara nyata Filosofi : tujuan akhir dari berfilsafat adalah mencari kebenaran sejati yang menghasilkan suatu kebijaksanaan proses belajar mengenai kebijaksanaan Falsafah : merupakan gagasan sikap batin yang mendasar yang dimiliki oleh manusia yang dijadikan sebagai suatu pandangan dan pegangan hidup .
SELANJUTNYA.. Silakan dibaca dan dicermati Materi Mengenai Tokoh Filsafat Jawa dan Ajarannya terkait dengan kehidupan manusia
Menilik tokoh dan ajarah falsafah jawa bagi kehidupan manusia ..
R.M. Panji Sosrokartono lahir di Mayong pada tanggal 10 April 1877, adalah putra dari R.M Adipati Sosroningrat , bupati Jepara (kakak dari RA Kartini ) . T amat dari Eropeche Lagere School di Jepara , kemudian melanjutkan pendidikan ke H.B.S di Semarang. Pada tahun 1898 meneruskan sekolahnya di Belanda di jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur mengembara di Eropa Pernah bekerja sebagai wartawan selama perang dunia I dan setelah perang selesai , bekerja sebagai penerjemah . Kemudian tertarik untuk mempelajari Psychometrie dan Psychoteckniek di Perancis
R.M. Panji Sosrokartono Pernyataan : “ Sugih tanpa bandha , Digdaya tanpa aji , nglurug tanpa bala , menang tanpa ngasorake ” ( kaya tanpa harta , kuat tanpa ajimat , menyerang tanpa pasukan , menang tanpa mengalahkan ) SUPAYA TERCAPAI.. Kaitannya dengan kaya teman, ilmu dll, tanpa pedang keyakinan/ keteguhan,memenangkan hati.. Teori : Mandhor Klungsu . Klungsu artinya cikal bakal pohon kelapa . Sujiwa Tedja Perilaku: Trimah mawi pasrah (kita berusaha-sisanya adalah Tuhan) , sepi pamrih tebih ajrih keikhlasan/ tulus
R.M. Panji Sosrokartono Pernyataan: “Sugih tanpa bandha, Digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake” (kaya tanpa harta, kuat tanpa ajimat, menyerang tanpa pasukan, menang tanpa mengalahkan) SUPAYA TERCAPAI.. Teori: Mandhor Klungsu. Klungsu artinya cikal bakal pohon kelapa . Apabila manusia diumpamakan sebagai kelapa , maka orang harus mengupas dulu sabutnya untuk ketemu tempurung, perlu mengupas tempurung untuk ketemu klungsunya.
R.M. Panji Sosrokartono .. TEORI RM Panji menorehkan tanda alif di rumahnya , Darussalam, Bandung. Alif disini artinya aku , seorang individu manusia yang sadar akan dirinya . Inilah titik awal dimulainya pencarian jati diri manusia . Secara metafisis dibalik manusia yang menelanjangi topeng dan bungkus dirinya agar menemukan alif-nya Hal ini bisa terjadi bila seseorang pasrah menyerah total pada Tuhan Konsep Alif ini dalam pandangan Barat disebut egoless ego, self, seperti yang ditelaah oleh C.G. Jung.
Aliran Candra Jiwa Soenarto Aliran ini diturunkan dari babon kitab Sasangka Jati oleh Soemantri Hardjoprakosa (1913-1970 ) Dalam aliran psikologi ini manusia hidup dalam tiga “ lingkungan ”, yakni alam sejati ( sadar ), badan halus , dan badan jasmani . Di alam sejati ada suksma kawekas , suksma sejati , dan roh suci .
Aliran Candra Jiwa Soenarto Menurut Soenarto , jiwa manusia mempunyai empat kemampuan : Angen-angen yang membuat manusia eling . Cipta yang membawa pangaribawa . Perasaan manusia adalah dasar dari pracaya , sementara nafsu ( amarah , supiahh , mutmainah , lauwamah ) adalah dasar dari taat . Candra Jiwa Soenarto ini ketika di dunia psikologi modern Indonesia telah berkembang apa yang disebut dengan “Transpersonal Psychology”.
tokoh Prof. Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso, Psikiater-psikolog, salah satu pendiri sekaligus Dekan Pertama Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran di Bandung. Pada tanggal 20 Juni 1956 beliau dipromosikan dengan gelar Doktor dalam Ilmu Jiwa yang diperoleh dari Rijkuniversiteit di Leiden, Nederland, setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul “Indonesisch Mensbeeld als Basis ener Psycho-therapie” dengan predikat summa cumlaude . Adapun bahan-bahan yang diambil untuk diolah dan dimasak dalam disertasi tersebut dari pustaka intuisi Sasangka Jati.
PENJELASAN DARI GAMBAR Pusat ( Tripurusa) dapat dianggap sebagai fungsi spesifik yang keempat sebagai pengendali seluruh aktifitas sadar dan tidak sadarnya manusia yang seharusnya terwakili oleh ketiga fungsi spesifik lainnya ialah anganangan, nafsunafsu dan perasaan dengan baik. Tripurusa yang terdiri dari Suksma Kawekas ( The-Source ): sumber, asal-mula dan tujuan hidup manusia; Suksma Sejati ( TheForce ): utusan abadi, yang menghidupi sekaligus gurunya Roh Suci ( TheSelf ) yang dihidupi sekaligus sebagai jatidirinya manusia . Kristalisasi dari angan-angan manusia secara fungsionil membentuk egonya manusia, secara strukturil dibentuk oleh cipta (pangaribawa)-nya manusia. Cipta- Nalar (prabawa)- Pangerti adalah bayangan terbaliknya Tripurusa: Roh Suci- Suksma Sejati- Suksma Kawekas; pangerti ( kemayan ) diyakini memiliki kemampuan lebih dan tempat bekerjanya di jantung . Diambil dari berbagai sumber
PENJELASAN: GAMBAR Metamorfosis. Tugas utama Angan-angan sebagai kusir terhadap kuda-kudanya adalah agar kuda-kuda (putih-nya mengembangkan sifat-sifat sosial di masyarakat dan mengajak berbakti (suprasosial) kepada Tuhan YME menurut agama dan kepercayaannya. Kuda kuningnya (keinginan diawali dengan niat) memotivasi kuda merah (kemauan dan semangat) serta kuda hitam (egoistik-ego-netral) untuk mengikuti gerak kuda putih sebagai kuda penjuru. Sebenarnya yang perlu diperhatikan adalah kehebatan kuda hitam karena dia satu-satunya nafsu yang dapat berubah, metamorfosis. Sifat egosentripetal yang egoistik mengonversi dirinya menjadi netral itulah metamorfosis seperti seekor ulat setelah “tapabrata” tidak makan dan tidak minum, menyederhanakan gerakan hidupnya menjadi seekor kupu-kupu yang indah bahkan dapat terbang ke angkasa. Soalnya semua jenis kejahatan dapat disematkan pada nafsu yang egoistik ini seperti: loba, tamak, iri hati, aniaya dan fitnah; adalagi yang fisiologis tetapi sifatnya juga merusakkan jasmani bila berlebihlebihan yaitu makan, minum, tidur dan syahwat. Keempat hal yang disebut terakhir tersebut akan menyehatkan tubuh justru kulminasinya di bulan puasa yang selalu dinantikan oleh umat Islam guna mengaktualisasikan imannya kepada Rabb , Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Selamat berpuasa, mohon maaf lahir-bathin.
PENJELASAN GAMBAR Pamudaran dan Panunggal. Mengatur hawa nafsu, hidup sederhana, kasih sayang kepada sesama hidup, beribadah dalam arti yang seluas-luasnya diserahkan kepada religi masing-masing. Titik akhir dari evolusi jiwa manusia yang dicatat oleh Candra Jiwa Indonesia (Soenarto) adalah peristiwa Pamudaran dan Panunggal yaitu pudarnya angan-angan, nafsu-nafsu, dan perasaan serta egonya yang fisik. Peristiwa berikutnya adalah bersatu kembalinya ego-spiritualnya manusia ialah Roh Suci ( TheSelf )-yang dihidupi kembali kepada yang menghidupinya ialah Suksma Sejati ( TheForce ) utusan Tuhan yang abadi. Utusan Tuhan Yang Abadi ini dipertimbangkan, dipersepsikan bukan dipersamakan sebagai Nur Muhammad-Nur Dzatullah-Nur Illahi-yah, Sang Kristus, Sang Buddha, Wahe Guru, Avatar, Eternal Messenger dan masih banyak lagi sesuai dengan kebudayaan maupun keyakinan religinya . Pada hakekatnya para Utusan Tuhan (Nabi) di dunia adalah manusia istimewa yang mampu mengeksiskan TheForce di dalam sebagian atau seluruh kehidupannya.
PERJUMPAAN: SOEMANTRI &SOENARTO Individuasi. Persepsi semacam ini hendaknya diputuskan diterima atau ditolak berdasarkan perasaan atau feeling manusia yang sejuk, bukan dengan akal yang mudah memanas. Menurut Carl Gustav Jung persoalan kepercayaan kepada Tuhan memang bukan fungsi tertingginya akal melainkan perasaan manusia! Bahkan Jung sudah mengindikasikan sebelumnya sebagai suatu hipotesis tentang Pamudaran tersebut sebagai Individuation, werden zur Persönlichkeit , atau Selbstverwirklichung, Verselbstung atau Individuationprozess . Dikatakan hipotesis karena Jung tidak ketemu dengan Nabi yang ia hormati sebagai manusia berkelas super. Beruntung dr. Soemantri Hardjoprakoso bertemu dengan R. Soenarto Mertowardojo yang juga bukan Nabi tetapi meyakini mendapatkan intuisi, Sabda dari Sang Guru Sejatinya di dalam dirinya yang melebihi dari prediksi Jung. Karena Sabda-sabda tersebut telah dihimpun oleh R. Soenarto Mertowardojo, R.T. Hardjoprakoso dan R. Trihadono Soemodihadjo di dalam 7-buku yang disatukan dalam satu pustaka intuisi Sasangka Jati. Penulis kedua dan ketiga adalah pencatat intuisi, akhirnya buku-buku tersebut diolah bersama dan disempurnakan oleh ketiga penulis tersebut.
Ki Ageng Soerjomentaram Suryomentaram lahir pada tanggal 20 Mei 1892. Suryomentaram adalah anak dari Sultan Hamengku Buwono VII dengan permaisurinya yang bernama Raden Ayu Retnomandaya , dengan nama Raden Mas (RM) Kudiarmaji Dididik di lingkungan keraton dan mendapatkan ajaran Islam dan mengaji dari K.H Achmad Dahlan
Ki Ageng Soerjomentaram U sia 18 tahun , Bendara Raden Mas Kudiarmadji diangkat menjadi pangeran dengan gelar Bendara Pangeran Harya Suryomentaram Meskipun mendapatkan semua fasilitas kepangeranan Pangeran Suryomentaram , ternyata merasakan ada sesuatu yang kurang . Suryomentaram merasa tidak puas karena merasa belum pernah bertemu dengan orang yang bisa membuatnya merasa sebagai layaknya manusia normal
Ki Ageng Soerjomentaram ditemui dalam sehari-harinya hanya sembah , perintah , marah , minta , tetapi tidak pernah bertemu orang yang bisa diajak bicara secara normal ( saling menghargai ). Suryomentaram merasa masygul dan kecewa sekalipun beliau adalah seorang pangeran yang kaya dan berkuasa . Pengalaman ini mengembangkan dasar pemikirannya mengenai Filsafat Jawa
Ajaran Ki Ageng Soerjomentaram Pada awalnya ajaran Ki Ageng Soerjomentaram diberi nama Kawruh Bagja Sawetah dan kemudian Kawruh Jiwa . Ki Ageng menyatakan bahwa hidup akan mencapai tahap kebahagiaan yang sempurna apabila rasa itu ditata , karena di dunia ini tidak ada yang layak untuk dihindari secara mati-matian atau dikejar secara mati-matian . Menurut Ki Ageng , ada enam kaidah dalam hidup yang disebut dengan “6 Sa” yaitu : sabutuhe , saperlune , sacukupe , sapenake , samesthine , sabenere ( sebutuhnya , seperlunya , secukupnya , seenaknya , semestinya , dan sebenarnya ).
Ajaran Ki Ageng Soerjomentaram Dalam ajaran Ki Ageng Soerjomentaram , ada tiga pokok penting yaitu rasa, aku , dan mawas diri . Rasa adalah kesadaran manusia seutuhnya yang mendorong makhluk hidup untuk bergerak . Bergerak dalam hal ini maksudnya adalah untuk kelangsungan hidup . Dengan tetap mengingat ajaran “6 Sa”