7. Komplikasi Masa Nifas (Komplikasi Masa Nifas).ppt

anindiabarasukses 10 views 54 slides Sep 05, 2025
Slide 1
Slide 1 of 54
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54

About This Presentation

Komplikasi Masa Nifas


Slide Content

KOMPLIKASI MASA NIFAS
1.ATONIA UTERI
2.RETENSIO PLASENTA
3.HPP
4.LASERASI JALAN LAHIR
5.ENDOMETRITIS
6.PERITONITIS
7.BENDUNGAN ASI
8.MASTITIS
9.ABSES PAYUDARA
10.TROMBOPLEBITIS
1

ATONIA UTERI
•DEFINISI
1.Kondisi dimana miometrium tidak
dapat berkontraksi segera setelah
melahirkan
2.Atonia uteri terjadi jika uterus tdk
berkontraksi dlm 15 detik setelah
dilakukan rangsang taktil (massage)
fundus uteri, segera setelah lahirnya
plasenta
2

TANDA DAN GEJALA
•Uterus tidak berkontraksi dan
lembek
•Perdarahan segera setelah bayi
lahir
•TFU berada di atas pusat
•Syok (TD menurun, nadi meningkat)
3

FAKTOR RESIKO
•Riwayat uterus yg mengalami
overdistensi (polihidramnion, kehamilan
ganda)
•Kelahiran yg terlalu cepat atau lama
•Paritas tinggi
•Korioamnionitis
•Induksi atau stimulasi persalinan
•Magnesium sulfat
Komplikasi : infeksi, syok
4

MANAJEMEN
•Eksplorasi
•Kosongkan kandung kemih
•Lakukan KBI selama 5 menit (bila ada
kontraksi lanjutkan selama 2 menit)
•Lakukan KBE bila tdk ada kontraksi
•Beri Ergometrin 0,2 mg (tdk boleh
diberikan bila hipertensi) atau misoprostol
600-1000 mcg/rektal
•Pasang infus RL 500 cc ditambah 20 iu
oksitosin tetesan maksimal
•Ulangi KBI
5

•Pantau dg seksama selama kala IV
•Bila kontraksi belum timbul dalam
1-2 menit segera rujuk
•Dampingi ibu ketempat rujukan
•Lanjutkan infus RL 500 cc + 20 iu
oksitosin dlm 1 jam hingga ke
tempat rujukan (maks 60 iu oksi)
6

Edukasi/prognosis :
Manajemen aktif kala 3
Identifikasi faktor resiko
Mempersiapkan diri apabila terjadi
atonia uteri pada setiap persalinan
Rehabilitasi :
Pasien dirawat hingga hemodiamik
stabil
7

RETENSIO PLASENTA
DEFINISI :
Keadaan dimana plasenta belum lahir dalam
waktu 30 mnt setelah bayi lahir
PENYEBAB :
Plasenta adhesiva (vili choriales melekat di dalam
endometrium)
Plasenta inkreta (menembus desidua sampai ke
miometrium)
Plasenta akreta (menembus lebih dalam ke
miometrium)
Plasenta perkreta (mencapai serosa/peritoneum
dinding rahim)
8

TANDA DAN GEJALA
•Plasenta belum lahir setelah 30 mnt
•Perdarahan segera
•Kontraksi uterus baik
•Tali pusat putus akibat tarikan yg
berlebihan
FAKTOR RESIKO :
oPlasenta previa
oRiwayat SC
oRiwayat kuretage
oParitas tinggi 9

MANAJEMEN
TENTUKAN ADA/TIDAKNYA
PERDARAHAN
1.Bila tidak ada tanda-tanda
perdarahan segera rujuk
2.Bila dengan adanya perdarahan
segera lakukan manual plasenta
10

MANUAL PLASENTA
1.Bila 15 mnt setelah bayi lahir, plasenta belum
lahir, berikan oksi ke-2 10 iu im
2.Ulangi PTT dg tekanan dorso cranial, bila 30
mnt plasenta blm lahir dan terjadi
perdarahan segera lakukan manual plasenta:
a.Pasang infus RL/NaCl
b.Berikan analgesik : pethidin 1mg/kg BB dan
diazepam 5-10 mg iv atau ketamin 2mg/kg
BB, perlahan selama 2 mnt
c.Gunakan prosedur pencegahan infeksi dg
memberikan antibiotik profilaksis (ampicilin/
metronidazol )
11

PENATALAKSANAAN
1.Pastikan kandung kemih kosong
2.Pakai sr tangan DTT panjang hingga siku
3.Pegang dan tegangkan klem tali pusat
dg tagan kiri
4.Tangan kanan masuk ke dalam kavum
uteri secara obstetri dg menelusuri tali
pusat
5.Tangan kiri pindah ke abdomen utk
menahan fundus uteri spy tdk terjadi
inversio uteri
12

6.Gerakkan jari-jari tangan ke arah lateral
hingga mencapai tepi plasenta
7.Eksplorasi kavum uteri, pastikan tdk ada
plasenta yg tertinggal
8.Berikan oksitosin 20 iudlm RL 60 tts/mnt
9.Massage uterus utk merangsang
kontraksi
10.Jika msh terjadi perdarahan berikan
ergometrin 0,2 mg im atau prostaglandin
11.Periksa kelengkapan plasenta
13

HPP (hemoragik post
partum)
Definisi :
Perdarahan post partum lebih dari 500
cc yg terjadi setelah bayi lahir
Klasifikasi :
1.Perdarahan post partum primer (yg
terjadi dlm 24 jam pertama setelah kala
III)
2.Perdarahan post partum sekunder (yg
terjadi pada masa nifas, tdk termasuk 24
jam pertama setelah kala III)
14

ETIOLOGI :
•Atonia uteri (50-60%)
•Sisa plasenta (23-24%)
•Laserasi jalan lahir (4-5%)
•Retensio plasenta (16-17%)
•Gangguan pembekuan darah
(0,5-0,8%)
15

Penilaian klinik
menentukan derajat syok
VOLUME
KEHILANGAN
DARAH
TD SISTOLIK GEJALA DAN
TANDA
DERAJAT SYOK
500 – 1000 CC NORMAL PALPITASI,
TAKIKARDI,
PUSING
TERKOMPENSASI
1000 – 1500 CC PENURUNAN
RINGAN (80-100
mmHg)
LEMAH,
TAKIKARDI,
BERKERINGAT
RINGAN
1500 – 2000 CC PENURUNAN
SEDANG (70-80
mmHg0
GELISAH, PUCAT,
OLIGURIA
SEDANG
2000 – 3000 CC PENURUNAN
BERAT (50-70
mmHg)
PINGSAN,
HIPOKSIA, ANURIA
BERAT
16

KRITERIA DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik :
Pucat, tanda-tanda syok
TD menurun
Nadi cepat dan kecil
Ekstremitas dingin
Perdarahan/vag terus menerus
Pemeriksaan Obstetri :
Kontraksi uterus lembek
Perdarahan jalan lahir
Pemeriksaan ginekologi (bila perlu)
17

Faktor Resiko
•Penggunaan
obat-obatan
(MgSo4,
anaesthesi)
•Partus presipitatus
•Solusio plasenta
•Persalinan
traumatis
•Hiperdistensi
uterus
•Adanya cacat
parut, tumor
•Partus lama
•Grandemultipara
•Plasenta previa
•Induksi persalinan
•Riwayat
perdarahan
pasca persalinan
18

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang :
oPemeriksaa darah lengkap sejak ANC
oGol darah
oTest antibody
oFaktor koagulasi (BTCT)
oPemeriksaan radiologi /USG utk melihat
adanya sisa plasenta
oUSG periode ANC utk mendeteksi faktor
resiko, dan menentukan diagnosa spt
plasenta previa, plasenta akreta, dll
19

Penatalaksanaan
Ada 2 komponen yg harus ditangani
1.Resusitasi dan rehidrasi cairan serta
kemungkinan syok hipovolemik
2.Identifikasi dan penanganan
penyebab terjadinya perdarahan
post partum
20

Resusitasi cairan :
oPasang infus selama persalinan bagi
wanita yang beresiko
oBerikan cairan NS/NaCl, dan RL (sesuai
jumlah perdarahan)
oTransfusi darah bila perlu(utk
menggantikan Hb dan mengembalikan
volume darah yg hilang
oPasang oksigen
21

•Penyulit :
–Syok
•Pencegahan :
–Manajemen aktif kala III,
–penjepitan dan pemotongan tali
pusat dg cepat dan tepat
–Penarikan tali pusat yg lembut

22

Penilaian klinik utk menentukan
penyebab HPP
GEJALA DAN TANDA PENYULIT DIAGNOSA KERJA
UTERUS TIDAK
BERKONTRAKSI DAN
LEMBEK, PERDARAHAN
SEGERA SETELAH BAYI LAHIR
SYOK
BEKUAN DARAH PADA
SERVIKS/ POSISI
TERLENTANG AKAN
MENGHAMBAT ALIRAN
DARAH KELUAR
ATONIA UTERI
DARAH SEGAR MEGALIR
SEGERA SETELAH BAYI
LAHIR, UTERUS
BERKONTRAKSI DAN KERAS,
PLASENTA LENGKAP
PUCAT
LEMAH
MENGGIGIL
ROBEKAN JALAN
LAHIR
PLASENTA BELUM LAHIR
SETELAH 30 MENIT,
PERDARAHAN SEGERA,
UTERUS BERKONTRAKSI DAN
KERAS
TALI PUSAT PUTUS AKIBAT
TRAKSI BERLEBIHAN,
INVERSIO UTERI AKIBAT
TARIKAN, PERDARAHAN
LANJUTAN
RETENSIO
PLASENTA
23

GEJALA DAN TANDA PENYULIT DIAGNOSA KERJA
PLASENTA ATAU SEBAGIAN
SELAPUT TIDAK LENGKAP,
PERDARAHAN SEGERA
UTERUS BERKONTRAKSI
TETAPI TFU TIDAK
BERKURANG
SISA PLASENTA
UTERUS TIDAK TERABA,
LUMEN VAGINA TERISI
MASSA, TAMPAK TALI PUSAT
BILA PLASENTA BELUM LAHIR
NEUROGENIK SYOK
PUCAT, LIMBUNG
INVERSIO UTERI
SUB INVOLUSI UTERUS, NYERI
TEKAN PERUT BAG. BAWAH
DAN UTERUS, PERDARAHAN
SEKUNDER
ANEMIA
DEMAM
ENDOMETRITIS
SISA PLASENTA
24

LASERASI JALAN LAHIR
DEFINISI :
•Robekan yg terjadi pada perineum,
vagina, serviks atau uterus, terjadi secara
spontan maupun akibat manipulatif
pada pertolongan persalinan
DIAGNOSIS :
•Perdaraha masih berlangsung setelah
memastikan kontraksi uterus baik dan tdk
terdapat sisa jaringan
•Ditemukan laserasi jalan lahir
25

Klasifikasi
Derajat I
Mukosa vagina
Kulit perineum
Tidak perlu dijahit
jika tidak terjadi
perdarahan dan
posisi luka baik
Derajat II
•Derajat I
•Otot perineum
•Perlu dijahit
26

Derajat III
•Derajat II
•Otot sfingter ani
•Penolong persalinan yang tidak dibekali
ketrampilan untuk reparasi laserasi
perineum derajat III dan IV, hendaknya
segera merujuk kefasilitas rujukan
Derajat IV
•Derajat III
•Dinding depan
rektum
27

28

Therapi Penjahitan
•Identifikasi laserasi dg jelas
menggunakan spekulum sims
•Masukkan tampon utk menahan
perdarahan agar luka tampak jelas
•Jahitan dimulai dari 1 cm proksimal
puncak luka, dijahit kearah distal
•Otot perineum dijahit menggunakan
chromic catgut 2-0
•Jahitan diteruskan dg penjahitan kulit
perineum
29

Metritis adalah infeksi
uterus setelah persalinan
Dapat menjadi abses
pelviks, peritonitis, syok
septik, thrombosis vena
yang dalam, emboli
pulmonal, infeksi pelvik
yang menahun,
dispareunia,
penyumbatan tuba dan
infertilitas
30

oDemam menggigil
oNyeri perut bagian bawah
oLochea berbau nanah
oUterus nyeri tekan
oPerdarahan pervagiam
oSyok
 
31

oBerikan transfusi bila dibutuhkan
oBerikan antibiotika, jika setelah 3 hr
therapi demam masih tinggi, kaji ulang
diagnostik
oJika diduga sisa plasenta, lakukan
eksplorasi
oJika tdk ada kemajuan lakukan
laparatomi/ histrektomi sub total
32

Tanda dan gejala
Nyeri perut bagian
bawah
Bising usus tidak ada
Perut yang tegang
Anoreksia/ muntah
33

•Lakukan pemasangan selang nasogastrik
bila perut kembung akibat ileus.
•Berikan infus (NaCL atau Ringer laktat)
sebanyak 3000 ml.
•Berikan antibiotika sehingga bebas panas
selama 24 jam:
•Ampisilin 2 g IV, kemudian 1 g setiap 6
jam, ditambah Gentamisin 5 mg/kg berat
badan IV dosis tunggal/hari dan
Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
34

Bendungan payudara
adalah peningkatan
aliran vena dan limfe
pada payudara dalam
rangka mempersiapkan
diri untuk laktasi. Hal ini
bukan disebabkan
overdistensi dari saluran
sistem laktasi.
35

•Tanda
dan gejala
–Nyeri payudara dan tegang
–Payudara yang mengeras dan
membesar (pada kedua payudara)
Biasanya terjadinya antara hari 3-5
pasca persalinan
36

•Bila
ibu menyusui bayinya:
•Susukan sesering mungkin.
•Kedua payudara disusukan.

•Kompres hangat payudara sebelum disusukan.
•Bantu dengan memijat payudara untuk
permulaan menyusui.
•Sangga payudara.
•Kompres dingin pada payudara di antara waktu
menyusui.
•Bila demam tinggi berikan Parasetamol 500 mg
per oral setiap 4 jam.
•Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk
mengetahui hasilnya.
37

•Bila
ibu tidak menyusui:
•Sangga payudara.
•Kompres dingin payudara untuk
mengurangi pembengkakan dan rasa
sakit.
•Bila diperlukan berikan Parasetamol 500
mg per oral setiap 4 jam.
•Jangan dipijat atau memakai kompres
hangat pada payudara.
•Pompa dan kosongkan payudara.

38

Tanda
dan gejala
•Nyeri payudara dan
tegang/bengkak
•Ada inflamasi yang
didahului bendungan
•kemerahan yang batasnya
jelas pada payudara
•Biasanya hanya satu
payudara
•Biasanya terjadi antara
3 – 4 minggu pasca salin
MASTITIS

(Infeksi Payudara)
39

•Payudara tegang / indurasi dan kemerahan
•Berikan Kloksasilin 500 mg setiap 6 jam
selama 10 hari. Bila diberikan sebelum
terbentuk abses biasanya keluhannya akan
berkurang.
•Sangga payudara.
•Kompres dingin.
•Bila diperlukan berikan Parasetamol 500 mg
per oral setiap 4 jam.
•Ibu harus didorong menyusui bayinya walau
ada pus.
•Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian
pengobatan
Penanganan
40

Abses
Payudara
Tanda
dan gejala
•Payudara yang tegang
dan padat kemerahan
•Pembengkakan dengan
adanya fluktuasi
•Mengalir nanah
41

•Terdapat masa padat, mengeras di bawah
kulit yang kemerahan.
•Diperlukan anestesi umum (ketamin).
•Insisi radial dari tengah dekat pinggir aerola,
ke pinggir supaya tidak memotong saluran
ASI.
•Pecahkan kantung pus dengan klem jaringan
(pean) atau jari tangan.
42

•Pasang tampon dan drain, diangkat setelah 24
jam.
•Berikan Kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama
10 hari.
•Sangga payudara.
•Kompres dingin.
•Berikan Parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali
bila diperlukan.
•Ibu dianjurkan tetap memberikan ASI walau ada
pus.
•Lakukan follow up setelah pemberian pengobatan
selama 3 hari.
43

Tromboflebitis
Mikroorganisme patogen
yang mengikuti aliran darah
di sepanjang vena dan
cabang-cabangnya sehingga
terjadi tromboflebitis
Inflamasi pembuluh darah yg
disertai dgn pembentukan
bekuan darah,bekuan tsb
cenderung melekat pd
dinding vena dan jarang
terlepas sehingga bahaya
emboli pd keadaan ini cukup
kecil
44

1.
Pelviotromboflebitis
Tanda
dan gejala
•Demam yang tinggi walau mendapat
antibiotika
•menggigil
•Ketegangan pada otot kaki
•Komplikasi pada paru, ginjal, persendian,
mata dan jaringan subkutan
•Thrombosis (pembentukan bekuan darah
didlm pembuluh darah koronaria)
45

•Nyeri, yang terdapat pada perut bagian
bawah dan/atau perut bagian samping,
timbul pada hari ke 2 – 3 masa nifas
dengan atau tanpa panas.
•Penderita tampak sakit berat dengan
gambaran karakteristik sebagai berikut:
Menggigil berulang kali.
Menggigil inisial terjadi sangat berat (30 –
40 menit) dengan interval hanya beberapa
jam saja dan kadang-kadang 3 hari.
Pada waktu menggigil penderita hampir
tidak panas
46

•Komplikasi pada paru-paru: abses,
pneumonia,
•Komplikasi pada ginjal sinistra, nyeri
mendadak, yang diikuti dengan
proteinuria dan hematuria,
•Komplikasi pada persendian, mara
dan jaringan subkutan.

47

•Rawat inap
•Penderita tirah baring untuk
pemantauan gejala penyakit dan
mencegah terjadinya emboli
pulmonum.
•Terapi medik
•Pemberian antibiotika
48

•Terapi operatif
•Pengikatan vena kava inferior
dan vena ovarika jika emboli
septik terus berlangsung
•sampai mencapai paru-paru,
meskipun sedang dilakukan
heparinisasi
49

2.
Trombofeblitis Femoralis
(Flegmasia
alba dolens)
Penilaian klinik
•Keadaan umum tetap baik, suhu
badan subfebris selama 7 – 10 hari,
kemudian suhu mendadak naik kira-
kira pada hari ke 10 – 20, yang disertai
dengan menggigil dan nyeri sekali.
50

•Pada salah satu kaki yang terkena
biasanya kaki kiri, akan
memberikan tanda-tanda sebagai
berikut:
- Kaki sedikit dalam keadaan fleksi
dan rotasi ke luar serta sukar
bergerak, lebih panas dibanding
dengan kaki lainnya.
51

Perawatan

•Kaki ditinggikan untuk mengurangi
edema, lakukan kompres pada kaki.
Setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap
dibalut elastik atau memakai kaos kaki
panjang yang elastik selama mungkin.
•Mengingat kondisi ibu yang sangat jelek,
sebaiknya jangan menyusui.

•Terapi medik: pemberian antibiotika dan
analgetika.
52

•Bila infeksi dalam dan melibatkan otot dan
menyebabkan nekrosis, beri Penisilin G 2 juta
U IV setiap 4 jam (atau Ampisilin inj 1 g 4
x/hari) ditambah dengan Gentamisin 5 mg/kg
berat badan per hari IV sekali ditambah
dengan Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam,
sampai bebas panas selama 24 jam. Bila ada
jaringan nekrotik harus dibuang. Lakukan
•jahitan sekunder 2 – 4 minggu setelah infeksi
membaik.
•Berikan nasehat kebersihan dan pemakaian
pembalut yang bersih dan sering ganti.
53

Terima Kasih
BURUNG DIKENAL DARI NYANYIANNYA, MANUSIA DA RI KATA-KATANYA .
Be a good midwife..
54
Tags