TOMMY RUCHIMAT
LAB / UPF ILMU BEDAH
FK. UNPAD / RS. DR. HASAN SADIKIN
BANDUNG
OBJEKTIF
Memahami anatomi abdomen.
Mengenal perbedaan antara pola trauma
tumpul abdomen dan trauma penetrans.
Mengenal tanda-tanda cedera intra peritoneal,
retroperitoneal dan pelvis.
Menerapkan prosedur diagnostik.
PENDAHULUAN
Evaluasi daerah abdomen merupakan salah satu
yang paling kritis dari Initial Assessment penderita
trauma.
Cedera abdomen yang luput dari diagnosis masih
merupakan penyebab kematian yang dapat dicegah.
Penilaian penderita sering terganggu karena
intoksikasi alkohol, obat terlarang,trauma
kapitis/spinal.
Abdominal Trauma: Abdominal Trauma:
The KEY to Saving LivesThe KEY to Saving Lives
The Abdomen is the “Black Box”
i.e., it is impossible to know what specific
injuries have occurred at initial evaluation
ANATOMI ABDOMEN
a.Anterior
Batas superior: garis antara papila mammae
Batas inferior: ligamentum inguinal + simfisi
pubis
Batas lateral: linea aksilaris anterior.
a.Pinggang (flank)
Antara linea aksilaris anterior dan posterior dari
ICS VI - krista iliaka
a.Punggung (back)
Mulai dari linea aksilaris posterior dari ujung
skapula sampai krista iliaka.
a.Rongga abdomen terdiri dari:
- Intraperitoneal
- Retroperitoneal
- Pelvis
Jenis Trauma Abdomen
Trauma Tumpul
Trauma Penetrans :
Senjata Tajam Low Energy
Senjata Api Kinetic Energy
Organ yang sering cedera adalah:
Limpa:40-55%
Retroperitoneal: 15%
Hati :35-45%
Organ berongga
Trauma Penetrans
Cedera organ yang paling sering terkena:
Luka tusuk dan luka tembak kecepatan rendah / tinggi
Luka tusuk
hati (40%)
usus halus (30%)
diafragma (20%)
usus besar (15%)
Luka tembak
usus halus (50%),
usus besar (40%),
hati (30%),
vaskuler (35%)
PENILAIAN
Riwayat trauma
Tumpul : kecepatan, jenis benda, posisi korban
pasca trauma dan kerusakan kendaraan akibat
trauma.
Penetrans : jenis senjata dan jarak.
Pemeriksaan luka → eksplorasi oleh dokter
bedah.
Menilai stabilitas tulang pelvis.
Pemeriksaan perineal, rektal dan penis.
Pemeriksaan vaginal dan luteal.
PEMASANGAN KATETER
Pemasangan NGT dan kateter urin sering
dilakukan sebagai bagian dari tahapan resusitasi.
Kontra indikasi pemasangan NGT→fraktur
basis kranii.
Pemasangan kateter urine:
- monitor diuresis
- dekompresi v. urinaria sebelum DPL
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Rutin
Pemeriksaan ronsen standar ATLS:
- foto servikal lateral
- toraks AP
- pelvis AP
Tambahan
- foto abdomen AP
- kontras
MODALITAS MODALITAS DIAGNOSTIDIAGNOSTIKK
I. FAST
II. DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE (DPL)
III. ABDOMINAL CT - SCAN
IV. LAPAROSCOPY
INDIKASI OPERASI
A.Indikasi berdasarkan evaluasi abdomen
1.Trauma tumpul abdomen dengan DPL +
2.Trauma tumpul abdomen dengan hipotensi berulang setelah
resusitasi cairan
3.Peritonitis difusa
4.Hipotensi dengan luka tembus
5.Perdarahan dari gaster, anus, tr.ur inarius akibat luka tembus
6.Luka tembak melalui rongga peritonium atau retroperitonium
7.Eviscerasi
A.Indikasi berdasarkan pemeriksaan ronsen
1.Udara bebas, udara retroperitoneal atau ruptur diafragma
akibat trauma tumpul
2.CT scan + kontras memperlihatkan perforasi organ
berongga akibat trauma tumpul dan penetrans
Penetrating Abdominal Trauma
Luka yg terlihat tidak
mencerminkan tingkat
keparahan cedera
Kemungkinan
perdarahan signifikan
Kemungkinan terkena
usus
Pasien mungkin syok
Impalement InjuryImpalement Injury
Impalement Injuries
DO NOT REMOVE
OBJECT OR EXERT
ANY FORCE UPON
IT!
Perdarahan hebat dpt
menyebabkan syok
Periksa denyut distal di
tempat luka tusuk
Imobilisasi objeknya
EviscerationEvisceration
Extrusion of abdominal contents secondary to
penetrating abdominal trauma
Manajemen Evisceration Injuries
Gunakan balutan steril utk menempatkan organ yg
keluar di dekat luka (TIDAK ke dlm luka)
Tutup organ & luka sepenuhnya dgn balutan
lembab & steril
JANGAN buat TEKANAN KE LUKA atau ORGAN
YG KELUAR
Ikatan yg longgar disekitar luka
Persiapkan utk pembedahan
MASALAH KHUSUS
Diafragma
Robekan trauma tumpul lebih sering hemidiafragma
kiri, besar robekan 5-10 cm, posterolateral
Duodenum
Robekan pada duodenum terjadi pada pengendara
bermotor yang tidak menggunakan sabuk pengaman
dan tabrakan frontal.
Pankreas
Cedera pankreas paling sering akibat trauma
langsung di epigastrium yang menekan ke tulang
belakang.
CT scan + kontras mungkin tidak menunjukkan
tanda trauma pankreas yang berarti bila dilakukan
segera setelah cedera.
TRAUMA PELVIS
Trauma pelvis biasanya akibat tabrakan mobil dan
pejalan kaki,sepeda motor.
Fraktur pelvis mempunyai hubungan erat dengan
cedera pada struktur intraperitoneal dan
retroperitoneal serta struktur vaskular
Mekanisme trauma kompresi AP, kompresi lateral
atau vertikal.
PENILAIAN TRAUMA PELVIS
Inspeksi
Palpasi tulang pelvis
Palpasi prostat
Perbedaan / diskripensi tungkai bawah, posisi
eksternal rotasi
Nyeri pada palpasi tulang pelvis
Pemeriksaan ronsen pelvis AP
PENANGANAN FRAKTUR PELVIS
Resusitasi
Immobilisasi tulang pelvis dengan PASG/pelvic
sling/gurita
Kontrol perdarahan interne dengan operasi
Fiksasi eksterna
DPL VS ULTRASOUND VS CT SCAN PADA
TRAUMA TUMPUL
DPLDPL USGUSG CT SCANCT SCAN
IndikasiIndikasi
Menentukan adanya
perdarahan bila
BP
Menentukan cairan
bila BP
Menentukan organ
cedera bila BP normal
KeuntunganKeuntungan
Diagnosis cepat dan
sensitif; akurasi 98%
Diagnosis cepat; tidak
invasif dan dapat
diulang; akurasi 86%-
97%
Paling spesifik untuk
cedera; akurasi 92%-
98%
KerugianKerugian
Invasif, gagal
mengetahui cedera
diafragma atau
cedera
retroperitoneum
Tergantung operator
distorsi gas usus dan
udara dibawah kulit.
Gagal mengetahui
cedera diafragma usus,
pankreas
Membutuhkan biaya &
waktu tang lebih lama,
tidak mengetahui cedera
diafragma, usus dan
pankreas
KESIMPULAN
Resusitasi ABCDE
Trauma abdomen di bawa ke RS diperlukan
konsultasi dini dengan dokter bedah
Trauma abdomen dibagi trauma tumpul dan
trauma tajam
Pengelolaan trauma tumpul dan trauma tajam
berdasarkan pemeriksan fisik & pemeriksaan
khusus.