8. Perubahan Fisiologis Masa Nifas nifa nifas.pptx
UlfaRamadani1
4 views
32 slides
Sep 19, 2025
Slide 1 of 32
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
About This Presentation
perubahan fisiologis masa nifas
Size: 3.46 MB
Language: none
Added: Sep 19, 2025
Slides: 32 pages
Slide Content
Nurul Fitrahminarsih N, S.ST.,M.Keb. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas
Introduction Pada masa nifas terjadi perubahan-perubahan anatomi dan fisiologis pada ibu Untuk memberikan asuhan yang menguntungkan terhadap ibu, bayi dan keluarganya, seorang bidan harus memahami dan memiliki pengetahuan tentang perubahan-perubahan anatomi dan fisiologis dalam masa nifas ini dengan baik Masa nifa (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir danberakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
01 Perubahan Sistem Reproduksi 02 Perubahan TTV 03 Perubahan Sistem Kardiovaskuler 04 Sistem Pencernaan 6 Sistem Musculoskeletal Contents 05 Sistem Perkemihan
7 Sistem Endokrin 8 Operubahan Kulit 9 Sistem Hematologi Contents 10 Berat Badan
01 Uterus 02 Serviks 03 Vulva dan Vagina 1. Perubahan Sistem Reproduksi 04 Perineum
Uterus Pengerutan uterus (involusio uterus) merupakan suatu proses kembalinya uterus keadaan sebelum hamil Terjadi kontraksi uterus yg meningkat setelah bayi keluar, hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan plasenta sehingga jaringan perlekatan antara plasenta dan dinding uterus mengalami nekrosis dan lepas Ukuran uterus mengecil kembali setelah 2 hari pasca persalinan, setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul, dan stelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil
Uterus Akhir 6 minggu pertama persalinan berat uterus berubah dari 1000gram menjadi 60 gram , Uterus secara berangsur-angsur akan menjadi kecil sehingga akhirnya kembali pada keadaan seperti sebelum hamil Pasca persalinan terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron, keadaan ini menyebabkan dimulainya proses involusi uterus
Proses Involusi Uteri
Uterus Penurunan hormon estrogen seiring sejalan dengan terproduksinya hormon oksitosin yang dilepaskan oleh kelenjar hipofise. Hormon oksitosin ini akan memperkuat, mengatur kontrasi uterus, mengompresi pembuluh darah dan membantu proses hemostatis. Kontraksi dan retraksi otot myometrium mengurangi suplai darah ke uterus dan membantu mengurangi bekas luka tempat implantasi plasenta. Luka perlekatan plasenta memerlukan waktu 8 minggu untuk sembuh secara total
Uterus Penurunan hormon estrogen seiring sejalan dengan terproduksinya hormon oksitosin yang dilepaskan oleh kelenjar hipofise. Hormon oksitosin ini akan memperkuat, mengatur kontrasi uterus, mengompresi pembuluh darah dan membantu proses hemostatis. Kontraksi dan retraksi otot myometrium mengurangi suplai darah ke uterus dan membantu mengurangi bekas luka tempat implantasi plasenta. Luka perlekatan plasenta memerlukan waktu 8 minggu untuk sembuh secara total Pada awal masa nifas, peluruhan jaringan desidua menyebabkan keluarnya discharge vagina dalam jumlah bervariasi (lochea)
Lochea Rubra Lochea Sangueilenta Lochea Alba LOchea Lochea Serosa
Lochea Rubra Lochea Sangueilenta Lochea Alba LOchea Lochea Serosa
Berwarna merah kuning Berisi darah lendir Muncul pada hari 3-7 post partum Lochea Sanguilenta
Muncul pada hari 7-14 post partum Berwarna kecoklatan mengandung lebih banyak serum lebida sedikit darah juga leukosit dan laserasi plasenta Lochea Serosa
Sejak 2-6 Minggu setelah persalinan Berwarna putih kekuning-kuningan , mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati Lochea Serosa
Lochea purlenta : lokea ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk Lokeositosis : lokea tidak lancar keluarnya . P engeluaran lochea yang tidak lancar disebut dengan lokea statis Kelainan Pada Lochea
Serviks Segera setelah lahir serviks menjadi lunak, kendur dan terkulai, dan kembali kebentuk semula Warna serviks merah kehitam-hitaman karena banyaknya pembuluh darah Robekan yang kadang terjadi disebabkan karena dilatasi serviks selama persalinan, tidak kembali pada keadaan yang sama sebelum hamil Servik bentuknya seperti corong karena disebabkan oleh korpus uteri yang mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga pada perbatasan antara korpus uteri dan servik terbentuk cincin. Muara serviks yang berdilatasi 10 cm saat persalinan, menutup secara bertahap, pada minggu ke-6 pasca salin serviks menutup.
Vulva dan Vagina Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol. Pada masa nifas biasanya terdapat luka-luka pada jalan lahir. Luka pada vagina umumnya tid ak seberapa luas dan akan sembuh secara sembuh dengan sendirinya. Kecuali apabila terdapat infeksi. Infeksi mungkin menyebabkan selulitis yang dapat menjalar sampai terjadi sepsis.
Perineum Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendor karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5, perinium sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih kendor daripada keadaan sebelum hamil
2. PERUBAHAN TTV (Suhu Badan) Pada Postpartum hari pertama suhu badan akan naik sedikit (37,5°C - 38°C) sebagai akibat kerja keras w aktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI , buah dada menjad i bengkak , berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus genitalis atau sistem lain
2. PERUBAHAN TTV (Nadi & Pernapasan) Denyut nadi normal pada orang dew asa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat. Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi . Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya , kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas
2. PERUBAHAN TTV (Tekanan darah) Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklampsi postpartum
3. PERUBAHAN KARDIOVASKULER Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin. Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300–400 cc. Bila kelahiran melalui seksio sesarea , maka kehilangan darah dapat dua kali lipat . P erubahan terdiri dari volume darah (blood volume) dan hematokrit ( haemoconcentration ). Bila persalinan pervaginam , hematokrit akan naik dan pada seksio sesaria , hematokrit cenderung stabil dan kembali nor mal setelah 4-6 minggu .
4. PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan, hal ini disebabkan karena pada waktu persalinan alat pencernaan mengalami tekanan yg menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebihan pada waktu bersalin, kurangnya asupan cairan dan makan, serta kurangnya aktifitas tubuh Selain itu ibu juga mengalami aneroksia akibat poenurunan dari sekresi kelenjar pencernaan dan mempengaruhi perubahan sekresi, serta penurunan kebutuhan kalori yg menyebabkan kurang nafsu makan
5. Sistem PerKemihan Setelah proses persalinan biasanya ibu akan sulit BAK, dikarenakan terdapat spasme spingter dan odema leher kandung kemih karena mengalami tekanan antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan Oedema trigonum, menimbulkan abstraksi dari uretra sehingga terjadi retensio urine. Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tertinggal urine residual. Sisa urine dan trauma pada kandung kencing w aktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi.
6. Sistem Musculoskeletal Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan men- jadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor. S tabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan. Sebagai akibat putusnya serat-serat elastik kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uterus pada saat hamil , dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu . Pemulihan dibantu dengan latihan .
7. Sistem Endokrin Oksitosin, dikeluarkan oleh glandula pituitary posterior dan bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Oksitosin di dalam sirkulasi darah menyebabkan kontraksi otot uterus dan pada waktu yg sama membantu proses involusio uterus HCG, HPL, Estrogen dan Progesteron, Ketika plasenta lepas dari dinding uterus dan lahir, tingkat hormon HCG, HPL, estrogen dan progesteron di dalam darah ibu menurun dengan cepat, normalnya setelah 7 hari
7. Sistem Endokrin Prolaktin, penurunan estrogen menjadikan prolaktin yg dikeluarkan oleh glandula pititary anterior bereaksi terhadap alveoli dari payudara sehingga menstimulasi produksi ASI. Pada ibu yg menyusui kadar prolaktin tetap tinggi dan merupakan stimulasi folikel di dalam ovarium di tekan Ovulasi dan Menstruasi, pada ibu yg menyusui bayinya, ovulasi jarang sekali terjadi sebelum 20 minggu dan tidak terjadi di atas 28 minggu pada ibu yg melanjutkan menyusui u/ 6 bulan. Pada ibu yg tidak menyusui ovulasi dan menstruaasi biasanya mulai antara 7-10 minggu
8. Perubahan Kulit Pada waktu Hamil terjadi pigmentasi kulit pada beberapa tempat karena proses hormonal Pigmentasi ini berupa cloasmagravidarum pada pipi, hiperpigmentasi pada sekitar payudara, kulit dinding perut (striae gravidarum). Setelah persalinan, hormonal berkurang dan hiperoigmentasi pun menghilang. Pada dinding perut akan menjadi putih mengkilap (straie albican)
9. Sistem Hematologi Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih dapat mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa postpartum. Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25000 atau 30000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama. Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobine pada hari ke 3-7 postpartum dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu postpartum.
10. Perubahan Berat Badan Ibu nifas kehilagan 5 sampai 6 kg pada waktu melahirkan, dan 3-5 kg selama minggu pertama masa nifas. Faktor yang mempercepat penurunan BB pada masa nifas diantaranya peningkatan berat badan selama kehamilan, primaparitas, segera kembali bekerja di luar rumah. Usia atau status pernikahan tidak mempengaruhi penurunan BB Kehilangan cairan melalui keringat dan urine menyebabkan peurunan BB sekitar 2,5 Kg selama Pascapartum