8. PPT BESARAN dan PENGUKURAN PANJANG (MISTAR, JANGKA SORONG)
EvaTriPurnaningsih
0 views
44 slides
Sep 08, 2025
Slide 1 of 44
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
About This Presentation
PENJELASAN TENTANG ALAT UKUR PANJANG
Size: 2.21 MB
Language: none
Added: Sep 08, 2025
Slides: 44 pages
Slide Content
BAB II BESARAN DAN PENGUKURAN SMA KELAS X SEMESTER I Oleh Eva Tri Purnaningsih , S.Pd NIP. 19930212 201903 2 009 SMA Negeri 2 Patra Nusa Manyak Payed
Peserta didik dapat Mendeskripsikan besaran dan satuan Peserta didik dapat menentukan dimensi dari rumus-rumus umum fisika TUJUAN PEMBELAJARAN
M engukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang digunakan sebagai satuan . M isalnya mengukur massa beras menggunakan satuan kilogram dan mengukur panjang sebidang tanah dengan menggunakan satuan meter . 1. Pengertian Pengukuran
a. Pengertian Besaran , Besaran Pokok dan Besaran Turuna n Besaran “ Ukuran fisis suatu benda yg dinyatakan secara kuantitas ” Besaran di bagi 2,yaitu : 1.Besaran Pokok Besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu 2. Besaran Turunan Besaran yang diturunkan dari besaran pokok 2. Besaran dan Satuan
b. BESARAN POKOK D A L A M FISIKA
c. BESARAN TURUNAN
Untuk memudahkan kamu mengonversi ( mengubah ) suatu satuan SI ke satuan SI lainnya , diperlukan bantuan tangga konvers i . 3. Konversi Satuan Panjang Massa Waktu
1. Nyatakan satuan kecepatan 36 km/jam ke dalam ke dalam satuan m/s! Jawab : Kecepatan = 36 km/jam = = = 10 m/s 2. Konversikan satuan massa jenis air 1 g/cm 3 ke dalam satuan kg/m 3 ! Jawab : Massa jenis = 1 gr/cm 3 = = = x x = 10 3 kg/m 3 Contoh soal
a. Dimensi Besaran Pokok 4. Dimensi Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan simbol (lambang) besaran pokok
b. Dimensi Besaran Turunan
PERHATIKAN GAMBAR BERIKUT BAGAIMANA CARA MENGUKUR DIAMETER ATAU KETEBALAN BENDA TERSEBUT ?
A. Alat Ukur Besaran Panjang 1 . Mistar 5. Alat Ukur Besaran Pokok Mistar mempunyai skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm Mistar digunakan untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,5 mm.
Jangka sorong digunakan untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm . 2. Jangka Sorong
Pembacaan Skala Jangka Sorong
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,01 mm. 3. Mikrometer Sekrup
Pembacaan Skala Mikrometer Sekrup
SURAT AL QOMAR AYAT 29 yang artinya “ Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan ukuran ”. Adakah yang bisa mengaitkan Ayat tersebut dengan pembelajaran hari ini ?? IMTAQ
1. Neraca analitis dua lengan B. Alat Ukur Besaran Massa Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda , misalnya emas , batu , kristal benda , dan lain-lain. Batas ketelitian neraca analitis dua lengan yaitu 0,1 gram.
2. Neraca Tiga Lengan (Neraca Ohaus) Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium . Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.
Pembacaan Skala Neraca Ohaus
3. Neraca Digital Neraca digital ( neraca elektronik ) di dalam penggunaanya sangat praktis , karena besar massa benda yang diukur langsung ditunjuk dan terbaca pada layarnya . Ketelitian neraca digital ini sampai dengan 0,001 gram.
Stopwatch C. Alat Ukur Besaran Waktu Stopwatch mekanis memiliki ketelitian 0,1 sekon Stopwatch elektronik memiliki ketelitian 0,001 sekon D engan ketelitian 0,1 sekon karena setiap skala pada stopwatch dibagi menjadi 10 bagian . Alat ini biasanya digunakan untuk pengukuran waktu dalam kegiatan olahraga atau dalam praktik penelitian .
2. Jam Tangan (Arloji) Jam tangan atau arloji memiliki ketelitian 1 sekon
Ketelitian adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar x0 untuk memperoleh nilai standar . Contoh: T inggi badan 1,765 m dengan ketelitian 0,003 m ( 33 mm) dibanding dengan patokan ( standar ) meter . Kepekaan adalah ukuran minimal yang masih dapat dikenal oleh instrumen/alat ukur. Ketepatan (akurasi) adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama. Dengan memberikan suatu nilai tertentu pada besaran fisis, ketepatan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan perbedaan hasil-hasil pengukuran pada pengukuran berulang. 6. ketelitian dan kete pata n dalam penggunaan alat ukur
KESALAHAN SISTEMATIS Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang sebab-sebabnya dapat diidentifikasi dan secara prinsip dapat dieliminasi . Kesalahan sistematis akan menghasilkan setiap bacaan yang diambil menjadi salah dalam satu arah . Sumber kesalahan sistematis antara lain: Kesalahan Alat Kesalahan Pengamatan Kesalahan Lingkungan Kesalahan Teoretis 7. Kesalahan-kesalahan dalam Pengukuran
b. KESALAHAN ACAK Kesalahan acak menghasilkan hamburan data disekitar nilai rata-rata. Data mempunyai kesempatan yang sama menjadi positif atau negatif . Sumber kesalahan acak sering tidak dap a t diidentifikasi . Kesalahan acak sering dapat dikuantitasi melalui analisis statistik , sehingga efek kesalahan acak terhadap besaran atau hukum fisika dapat ditentukan . .
Kesalahan acak dihasilkan dari ketidakmampuan pengamat untuk mengulangi pengukuran secara presisi . Ada metode statistik baku untuk mengatasi kesalahan acak . Hal ini dapat memberikan simpangan baku untuk serangkaian bacaan , tetapi ketika jumlah bacaan tidak terlalu besar maka metode ini jadi bermanfaat untuk mendapatkan nilai pendekatan dari kesalahan tanpa melakukan analisis statistik formal, yaitu perbedaan mutlak antar nilai individual dan nilai rata-rata. .
8. Ketidakpastian dalam Pengukuran * Ketidakpastian Mutlak dan Relatif
- Ketidakpastian Relatif Ketidakpastian relatif ini biasanya di nyatakan dalam persen sebagi berikut: Ketidakpastian relatif = %
. 9. Notasi Ilmiah Notasi ilmiah adalah cara penulisan nomor yang mengakomodasi nilai-nilai terlalu besar atau kecil untuk dengan mudah ditulis dalam notasi desimal standar. Notasi ilmiah memiliki sejumlah sifat yang berguna dan umumnya digunakan dalam kalkulator, dan oleh para ilmuwan, matematikawan, dokter, dan insinyur.
Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan sebagai : a, ….. x 10 n Keterangan : a adalah bilangan asli mulai dari 1 – 9 n disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat 10 n menunjukkan orde Aturan Penulisan Notasi Ilmiah
Angka penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka-angka penting yang sudah pasti ( terbaca pada alat ukur ) dan satu angka terakhir yang ditafsir atau diragukan . Sedangkan angka eksak/pasti adalah angka yang sudah pasti (tidak diragukan nilainya), yang diperoleh dari kegiatan membilang ( menghitung ). 10. aturan angka penting dalam pengukuran
1. Semua angka yang bukan nol merupakan angka penting. Contoh : 6,89 ml memiliki 3 angka penting . 78,99 m memiliki 4 angka penting 2. Semua angka nol yang terletak diantara bukan nol merupakan angka penting. Contoh : 1208 m memiliki 4 angka penting . 2,0067 memiliki 5 angka penting . 7000,2003 ( 8 angka penting ). 3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di depan tanda desimal adalah angka penting. Contoh : 70000, ( 5 angka penting ). * Ketentuan Angka Penting
4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah angka penting. Contoh : 23,50000 (7 angka penting ). 5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda desimal adalah angka tidak penting. Contoh : 3500000 (2 angka penting ). 6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak penting. Contoh : 0,0000352 (3 angka penting ). .
7. Bilangan-bilangan puluhan , ratusan , ribuan dan seterusnya yang memiliki angka-angka nol pada deretan ahkir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas apakah angka-angka nol tersebut angka penting atau bukan . Contoh : 8900 ditulis dalam bentuk notasi ilmiah 8,9 x 10 3 memiliki 2 angka penting . Jika 8900 ditulis 8,90 x 10 3 memiliki 3 angka penting . .
Jika angka pertama setelah angka yang hendak dipertahankan adalah 4 atau lebih kecil, maka angka itu dan seluruh angka disebelah kanannya ditiadakan. Contoh (1) : 75,49 4 = 75,49 ( angka 4 yang dicetak tebal ditiadakan ). Contoh (2) : 1,008 39 = 1,008 ( kedua angka yang dicetak tebal ditiadakan ) Jika angka pertama setelah angka yang akan anda pertahankan adalah 5 atau lebih besar, maka angka tersebut dan seluruh angka di bagian kanannya ditiadakan. Angka terakhir yang dipertahankan bertambah satu. * Aturan Pembulatan
Apabila anda melakukan operasi penjumlahan atau pengurangan, maka hasilnya hanya boleh mengandung satu angka taksiran ( catatan : angka tafsiran adalah angka terakhir dari suatu angka penting ). Contoh : Jumlahkan 273,219 g; 15,5 g; dan 8,43 g ( jumlahkan seperti biasa, selanjutnya bulatkan hasilnya hingga hanya terdapat satu angka taksiran ) Angka 4 dan 9 ditiadakan. Hasilnya = 297,1 * Aturan Penjumlahan dan Pengurangan
1. Pada operasi perkalian atau pembagian, hasil yang diperoleh hanya boleh memiliki jumlah angka penting sebanyak bilangan yang angka pentingnya paling sedikit. Contoh : Hitunglah operasi perkalian berikut ini : 0,6283 x 2,2 cm ( petunjuk : lakukanlah prosedur perkalian atau pembagian dengan cara biasa. Kemudian bulatkan hasilnya hinga memiliki angka penting sebanyak salah satu bilangan yang memiliki angka penting paling sedikit ) Hasilnya dibulatkan menjadi 1,4 cm 2 (dua angka penting) * Aturan Perkalian dan Pembagian
2. Hasil perkalian atau pembagian antara bilangan penting dengan bilangan eksak/pasti hanya boleh memiliki angka penting sebanyak jumlah angka penting pada bilangan penting. Contoh : hitunglah operasi perkalian berikut ini : 25 x 8,95 Hasilnya dibulatkan menjadi 224 cm (tiga angka penting) agar sama dengan banyak angka penting pada bilangan penting 8,95 .
1. Tuliskan 3 masing-masing besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya ! 2. Tentukan dimensi besaran-besaran turunan berikut ini . 3. Sebutkan beberapa instrumen pengukuran panjang , massa , waktu dan berikan penjelasan kelebihan dan kekurangannya ! 4. Tentukan banyaknya angka penting dari hasil kegiatan terhadap besaran besaran fisika berikut Panjang benda 3,47 cm Kuat Arus 0,050 A Massa benda 3,4 x 10 6 kg Selang waktu 2,1 x 10 -3 s 5 . Bagaimana cara Anda untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada suatu pengukuran ? Jelasakan ! 6 . Diketahui hasil pengukuran berulang sebanyak 5 kali terhadap kuat arus pada suatu rangkaian berturut-turut adalah sebagai berikut : 5 mA; 6 mA; 5,6 mA; 6,1 mA; dan 5,4 mA. Laporkan hasil pengukuran tersebut beserta nilai ketidakpastiannya ! EVALUASI