Abortus Inkomplit - case study lapkas.pptx

devishilviahm126 0 views 30 slides Sep 29, 2025
Slide 1
Slide 1 of 30
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30

About This Presentation

juefnus


Slide Content

ABORTUS INKOMPLIT Oleh : dr. Annisa Pulungan Pembimbing : dr. dr. Indra Z. Hasibuan, M.Ked(OG), Sp.OG DIVISI FETOMATERNAL DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2025 Laporan Kasus Fetomaternal

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Abortus merupakan merupakan salah satu masalah di dunia yang mempengaruhi kesehatan , kesakitan dan kematian ibu hamil . Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada umur kehamilan <20 minggu dan berat badan janin ≤500 gram. Pada penelitian yang dilakukan pada tahun 2016, sekitar 21 dari 35 ibu mengalami abortus. Abortus sering dikaitkan dengan tingginya angka persalinan prematur, abortus rekuren, dan berat bayi lahir rendah (BBLR). Berdasarkan studi WHO bahwa satu dari setiap empat kehamilan berakhir dengan abortus. Estimasi kejadian abortus tercatat oleh WHO sebanyak 40-50 juta, sama halnya dengan 125.000 abortus per hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Abortus atau miscarriage adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (viable). Sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

Epidemiologi Insiden diperkirakan sekitar 10-20% dari semua kehamilan yang diketahui. Insiden sebenarnya dapat lebih tinggi karena banyak kasus terjadi sebelum wanita menyadari dirinya hamil. Menurut data dan informasi profil kesehatan indonesia tahun 2019 jumlah kejadian abortus di Indonesia berkisar 1.280 ibu hamil. dari keseluruhan di atas sebagian besar terjadi di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur yaitu 16% dan 12 % ibu yang mengalami abortus

Kelainan yang menyebabkan abortus spontan tersebut yaitu kelainan telur (blighted ovum), kerusakan embrio dengan adanya kelainan kromosom, dan abnormalitas pembentukan plasenta (hipoplasia trofoblas). Faktor Janin Usia, Paritas, Jarak Kehamilan Riwayat Abortus Sebelumnya, Faktor Generik Faktor Internal Maternal Faktor Lingkungan dan Pemakaian Obat, Faktor Sosial Budaya, Pendidikan, Status Ekonomi (Pendapatan), Pekerjaan Faktor Eksternal Maternal Etiologi dan Faktor Risiko

P atofisiologi Perdarahan dalam desidua basalia Nekrosis jaringan sekitar Hasil konsepsi terlepas Uterus berkontraksi Abortus

Abortus Insipiens merupakan suatu abortus yang sedang mengancam, ditandai dengan pecahnya selaput janin dan serviks mendatar dan ostium uteri telah membukakan Abortus Insipiens Abortus Imminens dicurigai bila terdapat keluarnya darah dari vagina atau perdarahan pervaginam pada trimester trimester pertama pertama kehamilan Abortus Imminens Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus Abortus Inkomplit Jenis

Abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil Abortus Komplit Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi berturut-turut tiga kali atau lebih Abortus habitualis Missed abortion adalah embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 8 minggu atau lebih Missed abortion Jenis

Diagnosis Anamnesis Mekanisme perdarahan Riwayat kehamilan Riwayat medis Riwayat penyakit sekarang Pemeriksaan Lain Pemeriksaan Inspekulo Pemeriksaan USG

Tatalaksana Terlebih dahulu dilakukan penilaian mengenai keadaan pasien dan diperiksa apakah ada tanda-tanda syok. Penatalaksanaan abortus spontan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pembedahan maupun medis. Teknik pembedahan dapat dilakukan dengan pengosongan isi uterus baik dengan cara kuretase maupun aspirasi vakum. Aspirasi Vakum merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia

Komplikasi Berbagai kemungkinan komplikasi tindakan kuretase dapat terjadi seperti perforasi uterus, laserasi serviks, perdarahan, evakuasi jaringan sisa yang tidak lengkap dan infeksi. Komplikasi ini meningkat pada umur kehamilan setelah trimester pertama.

BAB III LAPORAN KASUS

Kasus Ny N, G1P0A0, 24 tahun , Islam, batak , S1, Belum Menikah . Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dengan Keluhan Utama : Perdarahan pervaginam disertai nyeri perut Telaah : Perdarahan pervaginam telah dialami pasien sejak 1 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit . Riwayat keluar lendir darah dijumpai , Riwayat keluar air air disangkal . Riwayat perdarahan pervaginam dijumpai . Riwayat koitus dalam 1 bulan terakhir dijumpai . Riwayat terjatuh dijumpai 1 jam yang lalu , di kamar mandi rumah hendak sedang berkemih . Mual dijumpai , Muntah dijumpai , Demam tidak dijumpai . Batuk tidak dijumpai . Buang air besar dan buang air kecil dalam batas normal. RPT : - RPO : - Riwayat Operasi : - HPHT : 1 6/ 06 /202 5 ( 1 2 w 3 d ) TTP : 2 3/ 03 /2026 Anamnesis

Kasus Riwayat menstruasi : Menarche usia 16 tahun, siklus 28 hari, durasi 4-5 hari, ganti pembalut 3-4x, dysmenorea (-) Riwayat Kontrasepsi : - ANC : - Riwayat Persalinan : Hamil ini Anamnesis

Kasus Pemeriksaan Fisik Status Presens Sens : Compos Mentis TD : 100/60 mmHg HR : 92 x/ menit RR : 22 x/ menit Temp : 36.8 o C SpO2 : 98% RA Keadaan umum : Moderate BB : 53 kg TB : 160 cm Status Generalisata Kepala : Palpebra konjungtiva inferior anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-) Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran kelenjar Tiroid (-) Jantung : S1 > S2 (+) normal, reguler , murmur (-), gallop (-) Thorax: Suara Pernafasan : Vesikular (+/+) Suara Tambahan : Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-) Extremitas : Dalam batas normal, edema (-/-)

Kasus Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Obstetrikus Abdomen : Membesar Simetris Ballotement : (+) Fetal movement : (-) Fetal Heart Rate : (-) HIS : (+) Perdarahan Pervaginam : Dijumpai BAK : Dalam batas normal BAB : Dalam batas normal

Ultrasonography Examination September 11 th 202 5

Ultrasonography Examination September 11 th 202 5

Kasus Kandung kemih terisi Uterus ukuran 9.9 x 6.3 x 8.51 cm E thickness 1.09 mm Ovarium Kiri dan Kanan sulit dinilai Cairan bebas (-) Kesan : Abortus Komplit Pemeriksaan USG

Haemoglobin : 10. 6 N : 12 – 16 g/ dL Erythrocyte : 3. 73 N: 4.10 – 5.10 million/µL Leucocyte : 30 . 770 N : 4000 – 11000/µL Hematocrite : 3 1.4 N: 36 – 47% Thrombocyte : 259.000 N : 150.000 – 450.000/µL MCV : 8 4.1 N: 81 – 99 fL MCH : 2 8.5 N: 27.0 – 31.0 pg MCHC : 3 3.9 N: 31.0 – 37.0 g/ dL MPV : 8.7 N: 6.5 – 9.5 fL Neutrophil : 7 9 . 4 N : 50 – 70% Lymphocyte : 10.7 N: 20 – 40% Monocyte : 3.6 N: 2 – 8% Eosinophil : 6.1 N: 1 – 3% Basophil : .2 N: 0 – 1% Neutrofil Abs : 5 . 15 N: 2,7-6,5 10^3/l Lymphocyte Abs : 3.29 N: 1,5-3,7 10^3/l Pemeriksaan Lab September 11 th 202 5

Kasus Diagnosis Abortus K omplit Tatalaksana Monitoring tanda-tanda vital, perdarahan pervaginam dan kontraksi uterus Tatalaksana : IVFD RL 20 tpm SL Misoprostol 2tab/3jam Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam

Kasus F ollow-Up (11 September 2025) S: Perdarahan pervaginam (+) O: Status present Sens : Compos Mentis TD : 100/70 mmHg RR: 20 x/i HR: 92 x/i T: 36.6 C SpO2: 98% RA Status lokalisata Abdomen : Soeple , peristaltik (+) P/V : (+) BAK : spontan BAB: (+) A : Abortus komplit P : IVFD RL 500 cc 20 gtt /i Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam SF tablet 2x1

Kasus F ollow-Up ( 12 September 2025) S: Perdarahan pervaginam (+) O: Status present Sens : Compos Mentis TD: 85/50 mmHg RR: 20 x/i HR: 72 x/i T: 36.9 C SpO2: 98% RA Status lokalisata Abdomen: Soeple , peristaltik (+) P/V :(+) BAK: spontan BAB: (+) A: Abortus komplit P: Aff Infus Asam Mefenamat 3x500 mg PO Vitamin B Comp. 2x1 tab PO Cefadroxil 2x500mg PO PBJ besok

Kasus F ollow-Up ( 13 September 2025) S: Perdarahan pervaginam (-) O: Status present Sens : Compos Mentis TD: 114/72 mmHg RR: 20 x/i HR: 78 x/i T: 36.9 C SpO2: 98% RA Status lokalisata Abdomen: Soeple , peristaltik (+) P/V :(-) BAK: spontan BAB: (+) A: Abortus komplit P: PBJ Asam Mefenamat 3x500 mg PO Vitamin B Comp. 2x1 tab PO Cefadroxil 2x500mg PO

BAB IV ANALISA KASUS

Analisa Kasus TEORI KASUS Abortus atau miscarriage adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan . Abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan . Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit , ostium uteri telah menutup , dan uterus sudah banyak mengecil . Selain ini , tidak ada lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif . Pada pemeriksaan ultrasonografi (USG) didapatkan uterus kosong . Pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang - kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum . Pada ultrasonografi (USG) didapatkan endometrium yang tipis dan irreguler . Ny N, G1P0A0, 24 tahun , Islam, batak , S1, Belum Menikah . Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dengan Keluhan Utama : Perdarahan pervaginam disertai nyeri perut . Perdarahan pervaginam telah dialami pasien sejak 1 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit . Riwayat keluar lendir darah dijumpai , Riwayat keluar air air disangkal . Riwayat perdarahan pervaginam dijumpai . Riwayat koitus dalam 1 bulan terakhir dijumpai . Riwayat terjatuh dijumpai 1 jam yang lalu , di kamar mandi rumah hendak sedang berkemih . Mual dijumpai , Muntah dijumpai , Demam tidak dijumpai . Batuk tidak dijumpai . Buang air besar dan buang air kecil dalam batas normal. RPT tidak dijumpai , RPO tidak dijumpai . Riwayat Operasi tidak dijumpai . HPHT: 16/06/2025 (12w3d). TTP : 23/03/2026. Riwayat menstruasi : Menarche usia 16 tahun , siklus 28 hari , durasi 4-5 hari , ganti pembalut 3-4x, dysmenorea (-). Riwayat Kontrasepsi tidak dijumpai . ANC tidak dijumpai . Riwayat Persalinan : Hamil ini . Pada pemeriksaan USG ditemukan Kandung kemih terisi , Uterus ukuran 9.9 x 6.3 x 8.51 cm, E thickness 1.09 mm, Ovarium Kiri dan Kanan sulit dinilai , Cairan bebas (-) dengan kesan Abortus Komplit . Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang yang telah dilakukan pada pasien , ditegakkan diagnosis Abortus Komplit .

Analisa Kasus TEORI KASUS Perdarahan pada abortus komplit kadang-kadang cukup berat , tetapi jarang berakibat fatal. Evakuasi jaringan sisa di dalam uterus untuk menghentikan perdarahan dilakukan dengan cara : (1) Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu , evakuasi dapat dilakukan secara digital atau cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks . (2) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu , evakuasi hasil konsepsi dengan : (a) Aspirasi Vakum merupakan metode evakuasi yang terpilih . Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia Pada pasien ini direncanakan monitoring tanda-tanda vital, perdarahan pervaginam dan kontraksi uterus.

TERIMA KASIH
Tags