Contoh Kasus Budaya Digital (Digital Culture) & Keamanan Digital (Digital Safety) KELOMPOK 2 OLEH
Budaya Digital (Digital Culture) Kolaborasi Digital di dunia Pendidikan Gerakan Donasi Lewat Digital Pemanfaatan Telemedicine POSITIF NEGATIF Penyebaran Hoaks COVID-19 Cyberbullying di Media Sosial
Kolaborasi Digital di dunia Pendidikan Selama pandemi COVID-19, guru dan siswa di Indonesia mulai terbiasa menggunakan platform digital seperti Google Classroom, Zoom, dan WhatsApp Group untuk pembelajaran daring Budaya Digital yang Terbentuk : Adaptasi terhadap pembelajaran jarak jauh (PJJ) Kolaborasi dan komunikasi digital Literasi digital meningkat pada tenaga pendidik dan pelajar POSITIF
Gerakan Donasi Lewat Digital Platform seperti Kitabisa.com atau penggalangan dana lewat media sosial digunakan untuk membantu korban bencana , biaya pengobatan , dll . Budaya Digital yang Terbentuk : Budaya solidaritas digital Kepercayaan terhadap sistem transaksi online Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial
Pemanfaatan Telemedicine Masyarakat menggunakan aplikasi telemedicine seperti Halodoc , Alodokter , atau layanan konsultasi daring Puskesmas saat pandemi . Budaya Digital yang Terbentuk : Budaya akses layanan kesehatan berbasis digital Efisiensi waktu dan biaya dalam konsultasi Meningkatkan pemerataan l ayanan kesehatan
Penyebaran Hoaks COVID-19 Beredarnya informasi palsu di WhatsApp dan media sosial seperti “vaksin menyebabkan kematian” atau “obat COVID dari bahan herbal tertentu”. Budaya Digital yang Tercermin : Kurangnya literasi digital ( tidak memverifikasi sumber informasi ) Budaya menyebar info tanpa cek fakta Dampaknya serius : mengganggu program kesehatan masyarakat NEGATIF
Cyberbullying di Media Sosial Seorang artis muda mengalami perundungan online (cyberbullying) karena dianggap tidak pantas dalam berpakaian . Ribuan komentar negatif membanjiri akun Instagram- nya . Budaya Digital yang Tercermin : Minimnya etika bermedia digital Budaya cancel culture dan penghakiman massal Dapat berdampak pada kesehatan mental korban
Keamanan Digital (Digital Safety) Kasus Kebocoran Data Tokopedia (Indonesia, 2020) Kasus Peretasan Website Kominfo (Indonesia, 2023) Kasus Meta (Facebook) – Penyalahgunaan Data oleh Cambridge Analytica (2018) Kasus Penipuan Phishing Lewat WhatsApp dan Email Kasus “ Bjorka ” (Indonesia, 2022)
Kasus Kebocoran Data Tokopedia (Indonesia, 2020) Sekitar 91 juta akun pengguna Tokopedia bocor dan dijual di dark web. Data yang bocor termasuk : nama , email, username, nomor HP, dan password yang telah di-hash Masalah Keamanan : Sistem keamanan belum maksimal Tidak ada sistem autentikasi dua faktor (2FA) Kurangnya transparansi awal kepada pengguna
Kasus Peretasan Website Kominfo (Indonesia, 2023) Website milik Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo ) diretas dan sempat menampilkan halaman deface dengan pesan politik . Masalah Keamanan : Sistem website pemerintah belum memiliki proteksi memadai Tidak adanya pemantauan real-time
Kasus “ Bjorka ” (Indonesia, 2022) Hacker dengan nama samaran “ Bjorka ” mengklaim telah membocorkan berbagai data penting dari instansi pemerintah dan operator seluler , termasuk data KTP, SIM, BPJS, dan dokumen internal pemerintah . Masalah Keamanan : Sistem database pemerintah belum saling terintegrasi dan terlindungi dengan baik Tidak ada kebijakan pengamanan data nasional yang terpusat saat itu
Kasus Penipuan Phishing Lewat WhatsApp dan Email Banyak warga Indonesia menerima pesan WhatsApp/email palsu mengatasnamakan bank, BPJS, atau instansi lain, berisi link yang jika diklik akan mencuri data pribadi dan akses ke akun finansial . Masalah Keamanan : Rendahnya literasi digital masyarakat Minimnya sistem perlindungan dari phishing