AKSI NYATA BUDAYA POSITIF DI SMK NEGERI 1 LANGOWAN

lahanzal42 0 views 37 slides Oct 06, 2025
Slide 1
Slide 1 of 37
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37

About This Presentation

BUDAYA POSTIF


Slide Content

Oleh: LA ODE HANZAL
SMKN 1 LANGOWAN
KAB. MINAHASA-SULAWESI UTARA
CGP ANGK. 10
ASSALAMUALAIKUM WR. WB
SALAM GURU PENGGERAK

DISEMINASI
BUDAYA POSITIF
MODUL 1.4

Konsep inti
Budaya Positif
Disiplin Positif
Nilai-nilai kebajikan
Perubahan paradigma
belajar
Motivasi Perilaku
Manusia
Posisi Kontrol Guru
Keyakinan Kelas
Segitiga Restitusi
Kebutuhan Dasar
Manusia

Kegiatan Pemantik:
Anda dan teman Anda akan melakukan kegiatan ‘Cobalah Buka’. Tugas Anda adalah mengepalkan
salah satu tangan Anda. Coba Anda bayangkan bahwa Anda menyimpan sesuatu yang sangat
berharga di dalam kepalan tangan Anda. Anda perlu menjaga benda tersebut sekuat tenaga Anda
karena begitu pentingnya untuk kehidupan Anda. Tugas rekan Anda adalah mencoba dengan segala
cara untuk membuka kepalan tangan Anda. Teman Anda boleh membujuk, menghardik, menggoda,
bahkan menawari Anda dengan uang agar Anda bersedia membuka kepalan tangan Anda.
Cobalah lakukan kegiatan ‘Cobalah Buka’ di atas dengan teman kerja Anda secara bergantian, masing-
masing akan memiliki waktu 1 menit saja. Sesudah itu diskusikan kegiatan ini dan coba jawab pertanyaan -
pertanyaan di bawah ini secara mandiri, dan diskusikan kembali dengan rekan Anda. Bandingkan jawaban
Anda, apakah berbeda, atau sama. Bilamana b erbeda, kira-kira
mengapa?
Kira-kira apakah Anda akan membuka kepalan tangan Anda dengan bujukan, godaan, atau
paksaan teman Anda? Mengapa?
Ataukah Anda akan bertahan dan menolak membuka kepalan tangan sampai sekuat tenaga Anda?
Mengapa?
Dalam kegiatan ini, sesungguhnya siapa yang memegang kendali atau kontrol untuk membuka atau
menutup kepalan tangan?
PERUBAHAN PARADIGMA

Kemungkinan jawaban kita terhadap pertanyaan-pertanyaan
pertama dan kedua bervariasi, antara yang bersedia membuka,
dan yang tetap bertahan menutup kepalan tangannya.
Pertanyaan ketiga, siapakah yang sesungguhnya memegang
kontrol, yang menutup kepalan tangan atau yang berusaha
dengan segala cara un tuk membuka kepalan tangan rekannya?
Jawabannya tentu kita sendiri yang memegang kontrol atas kepalan
tangan kita, apakah kita membuka atau menutup kepalan tangan
kita, itu bergantung pada diri kita masing-masing, sesuai dengan
kebutuhan dasar kita saat itu.
Kemungkinan jawaban kita terhadap pertanyaan-pertanyaan
pertama dan kedua bervariasi, antara yang bersedia membuka,
dan yang tetap bertahan menutup kepalan tangannya.
Pertanyaan ketiga, siapakah yang sesungguhnya memegang
kontrol, yang menutup kepalan tangan atau yang berusaha
dengan segala cara un tuk membuka kepalan tangan rekannya?
Jawabannya tentu kita sendiri yang memegang kontrol atas kepalan
tangan kita, apakah kita membuka atau menutup kepalan tangan
kita, itu bergantung pada diri kita masing-masing, sesuai dengan
kebutuhan dasar kita saat itu.
PERUBAHAN PARADIGMA

1.Ilusi guru mengontrol murid
2.Ilusi bahwa semua penguatan positif
efektif dan bermanfaat.
3.Ilusi bahwa kritik dan membuat orang
merasa bersalah dapat menguatkan
karakter.
4.Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak
untuk memaksa
PERUBAHAN PARADIGMA
TEORI KONTROL

STMULUS RESPON-TEORI KONTROL

DISIPLIN POSITIF
Disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung jawab terhadap apa yang
dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai
kebajikan universal.
Disiplin positif merupakan cara penerapan disiplin dengan mengajarkan
anak bertanggung jawab dan menumbuhkan kesadaran diri berdasarkan
nilai-nilai kebajikan.
Disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung jawab terhadap apa yang
dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai
kebajikan universal.
Disiplin positif merupakan cara penerapan disiplin dengan mengajarkan
anak bertanggung jawab dan menumbuhkan kesadaran diri berdasarkan
nilai-nilai kebajikan.
Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki
disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada
nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan
ekstrinsik.

nilai-nilai kebajikan yang disepakati bersama, lepas dari suku bangsa, agama, bahasa maupun
latar belakangnya.NILAI-NILAI KEBAJIKAN
UNIVERSAL
Profil Pelajar Pancasila
Beriman, bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.
Mandiri
Bernalar Kritis
Berkebinekaan Global
Bergotong royong
Kreatif
CONTOH NILAI KEBAJIKAN INSTITUSI / ORGANISASI
Keterampilan Hidup (Life Skill)
Dapat dipercaya
Lurus Hati
Pendengar yang Aktif
Tidak Merendahkan Orang Lain
Memberikan yang Terbaik dari Diri

NILAI-NILAI KEBAJIKAN
UNIVERSAL The Virtues Project (Proyek Nilai-nilai Kebajikan)

Kebutuhan dasar manusia adalah usaha
terbaik kita untuk mendapatkan apa yang kita
inginkan. Ketika kita mendapatkan apa yang
kita inginkan, sebetulnya saat itu kita
sedang memenuhi satu atau lebih dari
kebutuhan dasar kita, yaitu kebutuhan
untuk bertahan hidup (survival), kasih
sayang dan rasa diterima (love and
belonging), kebebasan (freedom),
kesenangan (fun), dan penguasaan (power).
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

BERTAHAN
HIDUP
KASIH
SAYANG
DAN RASA
DITERIMA
KEBEBASAN
PENGUASAAN
KESENANGAN
kesehatan,
rumah,
makanan, Rasa
aman
5 Kebutuhan
Dasar Manusia
rasa diterima,
dipedulikan,
kerjasama,
menjadi bagian
dari kelompok
mencoba hal baru,
mandiri, memiliki
pilihan,tidak
terpengaruh pada
orang lain
haga diri,
keinginan untuk
dianggap,
dianggap, diakui,
didengar,
memimpin
antusiasme,
humor,
bermain,
tertawa

Motivasi
Perilaku
Manusia
Motivasi
Perilaku
Manusia
Untuk menghindari ketidak nyamanan atau
hukuman
Untuk mendapatkan imbalan atau
penghargaan dari orang lain
Untuk menjadi orang yang mereka inginkan
dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai
yang mereka percaya

Tidak terencana/tiba-
tiba
Murid tidak tau apa
yang terjadi/tidak
dilibatkan
bersifat satu arah
berupa hukuman
fisik/psikisAda Pertanyaan?
Terencana/disepakati
sesuai peraturan
Murid tetap dibuat
tidak nyaman
Sikap guru selalu
memonitor murid
HUKUMAN KONSEKUENSI
Tidak terencana/tiba-
tiba
Murid tidak tau apa
yang terjadi/tidak
dilibatkan
bersifat satu arah
berupa hukuman
fisik/psikis
RESTITUSI

5 Posisi Kontrol
Restitusi
5 Posisi Kontrol
Restitusi
Guru Sebagai Penghukum
Guru Sebagai pembuat
merasa bersalah
Guru Sebagai Teman
Guru Sebagai Pemantau
Guru Sebagai Manager

contoh kasus:
Adi yang
terlambat
hadir di
sekolah.
contoh kasus:
Adi yang
terlambat
hadir di
sekolah.
Penghukum : (Nada suara tinggi, bahasa tubuh: mata melotot, dan jari menunjuk-nunjuk menghardik):
“Terlambat lagi, pasti terlambat lagi, selalu datang terlambat, kapan bisa datang tepat waktu?”
Pembuat Merasa Bersalah : (Nada suara memelas/halus/sedih, bahasa tubuh: merapat pada anak, lesu):
“Adi, kamu ini bagaimana ya? Kamu sudah berjanji dengan ibu tidak akan terlambat lagi. Kamu kenapa ya senang sekali
mengecewakan Ibu. Ibu benar -benar kecewa sekali.”
Teman : (nada suara: ramah, akrab, dan bercanda, bahasa tubuh: merapat pada
murid, mata dan senyum jenaka)
“Adi, ayolah, bagaimana sih kamu. Kemarin kamu sudah janji ke bapak bukan, kenapa terlambat lagi? (sambil
tertawa ringan). Ya, sudah tidak apa-apa, duduk
dulu sana. Nanti Pak Guru bantu. Kamu ini.” (sambil senyum-senyum).
Pemantau : (nada suara datar, bahasa tubuh yang formal):
Guru: “Adi, tahukah kamu jam berapa kita memulai?”
Adi: “Tahu Pak!”
Guru: “Kamu terlambat 15 menit, apakah kamu sudah mengerti konsekuensi yang harus dilakukan bila terlambat?”
Adi: “Paham Pak, saya harus tinggal kelas pada jam istirahat nanti dan mengerjakan tugas ketertinggalan
saya.”
Guru: “Ya, benar, nanti pada saat jam istirahat kamu harus tinggal di kelas untuk menyelesaikan tugas yang
tertinggal tadi. Saya tunggu”
Manajer : (nada suara tulus, bahasa tubuh tidak kaku, mendekat ke murid):
Guru: “Adi, apakah kamu mengetahui jam berapa sekolah dimulai?”
Adi: “Tahu Pak, jam 7:00!”
Guru: “Ya, jadi kamu terlambat, kira-kira bagaimana kamu akan memperbaiki masalah ini?”
Adi: “Saya bisa menanyakan teman saya Pak, untuk mengejar tugas yang tertinggal.”
Guru: “Baik, itu bisa dilakukan. Apakah besok akan ada masalah untuk kamu agar bisa hadir tepat waktu ke sekolah?”
Adi: “Tidak Pak, saya bisa hadir tepat waktu.”
Guru: “Baik. Saya hargai usahamu untuk memperbaiki diri”

Apa Posisi
Kontrol kalimat
berikut :
Apa Posisi
Kontrol kalimat
berikut :
“saya kecewa sekali dengan
kamu...”

Apa Posisi
Kontrol kalimat
berikut :
Apa Posisi
Kontrol kalimat
berikut :
“kamu tidak pernah benar
melakukannya...”

Apa Posisi
Kontrol kalimat
berikut :
Apa Posisi
Kontrol kalimat
berikut :
“ayolah.. lakukan demi saya
ya...”

Apa Posisi
Kontrol kalimat
berikut :
Apa Posisi
Kontrol kalimat
berikut :
“Bagaimana kamu bisa
menyelesaikan masalah
ini?...”

Ada Pertanyaan? Mengapa Keyaknan
kelas?
mengapa bukan
peraturan kelas?
KEYAKINAN
KELAS

1.Bersifat Abstrak
2.Berupa Penryataan Universal
3.Berupa Pernyataan Positif
4.Sedikit saja agar mudah diingat
5. Sesuai dengan kondisi kelas/sekolah
sehingga mudah diterapkan
6.Semua Warga sekolah/warga kelas
dilibatkan saat membuat keyakinan
kelas
Pembentukan
Keyakinan Kelas
Pembentukan
Keyakinan Kelas

SEGITIGA RESTITUSISuatu proses menciptakan kondisi bagi
peserta didik untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali
pada kelompok mereka, dengan karakter
yang lebih kuat

SEGITIGA
RESTITUSI

Menstabilkan
Identitas
Tahapan Penstabilan Identitas berguna untuk
mengubah dari identitas gagal menjadi orang
yang sukses dengan proses refleksi.
Anak yang melanggar peraturan karena sedang
mencari perhatian adalah anak yang sedang
mengalami kegagalan. Dia mencoba untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada
benturan. Jika kita ingin membuat murid menjadi
refektif kita harus membangkitkan kesadaran dari
dalam dirinya dengan kalimat-kalimat positif.

Validasi Tindakan
yang Salah
Setiap tindakan kita dilakukan dengan suatu
tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan dasar.
Seorang guru yang memahami teori kontrol pasti
akan mengubah pandangannya dari teori
stimulus response ke cara berpikir proaktif yang
mengenali tujuan dari setiap tindakan.
Memahami alasan murid melakukan kesalahan
sehingga mereka merasa dipahami.

Menanyakan
Keyakinan
Teori kontrol menyatakan bahwa kita pada
dasarnya termotivasi secara internal. Untuk itu
murid diberi pertanyaan-pertanyaan yang
bermakna untuk memunculkan motivasi
intrinsiknya

Skenario
Kasus 1 Reini adalah siswa kelas X jurusan Bisnis
Daring dan Pemasaran. Saat kegiatan
pembelajaran berlangsung Reini terlihat tidak
fokus karena terlihat hanya memainkan HP.
setelah saya dekati ternyata Reini sedang
asyik bermain game online.

Tanggapan Siswa
REINY TRIVENA SAMBODESIDE KELAS X.BDP

Skenario
Kasus 2 Sehari sebelumnya Rafael datang terlambat ke sekolah dan Rafael
harus berurusan dengan guru piket dan guru BP untuk dilakukan
pembinaan. Pada hari ini Rafael datang terlambat lagi, dan karena
merasa hawatir akan diberi sanksi lagi maka Rafael masuk kesekolah
tidak melewati pintu gerbang sekolah namun Rafael lewat belakang
sekolah dengan melompat pagar. Saya yang kebetulan melaksanakan
piket mendapat informasi bahwa Rafael masuk kesekolah dengan
melompat pagar.

Tanggapan Siswa
Rafael Apulu Kelas XI DKV

PENUTUP
Dalam penerapan disiplin positif,
hendaknya guru memiliki peran
membimbing, menuntun anak sesuai
dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
Sebagai pendidik kita dapat menjadi
teladan bagi anak-anak kita

TerimaKasih Salam dan Bahagia
Tags