Aksiologi (Aksiologi Ilmu &Tuntutan Ilmuwan terhadap Ilmunya Kelompok 1: Catherine M.K (2284202001) Nurliyana Putri (2284202006) Filsafat Ilmu
REFERENSI Maftukhin . (2020). ILMUWAN, ETIKA, DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DI INDONESIA. Episteme , 213-223. Rosnawati, Syukri, A., Badarussyamsi , & Rizki, A. F. (2021). Aksiologi Ilmu Pengetahuan dan Manfaatnya bagi Manusia. Jurnal Filsafat Indonesia , 186-195. Surajiyo . (2019). TANGGUNG JAWAB MORAL DAN SOSIAL ILMUWAN : SIKAP ILMIAH ILMUWAN INDONESIA. COMNEWS , 414-426.
POKOK BAHASAN Definisi Pengertian Aksiologi Ilmu Persoalan & Wacana Aksiologi Ilmu dalam Filsafat Tuntutan Ilmuwan Tuntutan Ilmuwan Terhadap Ilmunya Diskusi Sesi Tanya Jawab 01 02 03 04
Definisi 01 Apa itu Aksiologi Ilmu?
PENGERTIAN AKSIOLOGI ILMU Pengertian secara etimologi, kata aksiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu axios yang berarti layak atau pantas dan l ogos yang berarti ilmu atau studi mengenai sesuatu. Selain itu, nilai juga berasal dari bahasa latin Valere yang berarti berarti berguna, mampu akan, berdaya, berlaku atau kuat yang bermakna kualitas sesuatu hal yang menjadikannya dapat disukai, diinginkan bermanfaat atau menjadi objek kepentingan. Namun juga bisa bermakna sebagai apa yang dihargai, dinilai tinggi, atau dihargai sebagai suatu kebaikan. Berdasarkan pengertian menurut bahasa sebagaimana tersebut di atas, maka pengertian aksiologi secara istilah adalah merupakan studi yang berkaitan dengan teori tentang nilai atau studi segala sesuatu yang dapat bernilai atau memberikan manfaat. Nilai merupakan suatu fenomena tapi tidak berada dalam suatu ruang dan waktu. Selain itu, nilai juga merupakan esensi-esensi logis dan dapat dipahami melalui akal.
PENGERTIAN AKSIOLOGI ILMU Jadi aksiologi akan terkait dengan kemanfaatan daripada ilmu yang membicarakan tentang value atau nilai suatu kehidupan. Pembahasannya mencakup tiga hal berupa tindakan moral yang melahirkan etika, ekspresi keindahan yang melahirkan estetika dan kehidupan social politik yang melahirkan filsafat sosial politik. Nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek tapi bukan objek itu sendiri. Dari pengertian secara etimologi, makna aksiologi menurut Kattsof adalah sains mengenai hakikat nilai yang biasanya dilihat dari sudut pandang kefilsafatan. Berdasarkan defenisi dari aksiologi sebagaimana disebutkan diatas , dapat dipahami bahwa aspek aksiologi dari filsafat mempelajari dan menjelaskan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan moral dan nilai- nilai. Selanjutnya, aksiologis dalam wacana filsafat mengacu pada persoalan etika (moral) dan estetika (keindahan).
PERSOALAN & WACANA Apa saja yang menjadi persoalan Aksiologi Ilmu dalam Filsafat? 02
PERSOALAN AKSIOLOGI ILMU Etika Pengertian secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari kata ethikos atau ethos yang berarti adat, kebiasaan dan praktik Secara umum etika merupakan teori mengenai tingkah laku atau tindak-tanduk perbuatan manusia yang dipandang dari aspek nilai baik dan buruk yang dapat ditentukan oleh akal. Dalam pandangan para ahli, etika secara garis besar dapat diklasifikasi ke dalam tiga bidang studi yaitu: etika deskriptif, etika normative , dan metaetika . Etika deskriptif , menguraikan dan menjelaskan kesadaran dan pengalaman moral secara deskriptif yang digolongkan dalam bidang ilmu pengetahuan empiris dan berkaitan dengan sosiologi. Etika normative , memberikan petunjuk atau penuntun dalam mengambil keputusan yang menyangkut baik dan buruk atau benar dan salah. Metaetika , merupakan studi terhadap disiplin etika yang menyelidiki makna istilah-istilah normative yang diungkapkan lewat pernyataan etis yang membenarkan atau menyalahkan suatu tindakan.
PERSOALAN AKSIOLOGI ILMU 2) Estetika Estetika adalah ilmu yang membahas bagaimana keindahan dapat terbentuk, serta bagaimana dapat merasakannya. Sebuah keindahan yang sudah terbentuk tentunya harus dapat dirasakan oleh banyak orang. Istilah estetika berasal dari bahasa Yunani, aesthesis yang berarti pencerapan inderawi , pemahaman intelektual atau pengamatan spiritual. Wacana aksiologi merupakan salah satu bagian penting dari filsafat yang membahas dan menerangkan terkait persoalan nilai, mengapa sesuatu itu dinilai baik atau buruk, dan dinilai indah atau tidak indah serta berhubungan dengan nilai-nilai, etika dan estetika. Jadi ilmu pengetahuan bukan hanya bersifat teoritis semata melainkan juga berdampak praktis secara fungsional dalam kehidupan umat manusia.
Dalam wacana aksiologi , terdapat tiga macam teori mengenai nilai . 1) Teori objektivitas nilai . Teori ini adalah teori sudut pandang , yang menunjukkan bahwa nilai adalah objektif dalam arti nilai . Nilai ini dapat secara konsisten didukung oleh argumentasi yang cermat dan rasional karena merupakan yang terbaik . Nilai, norma, dan cita-cita adalah elemen yang ada dalam objek , atau ada dalam realitas objektif , atau diberikan kepada objek melalui daya Tarik . 2 ) Teori subjektivitas nilai yaitu pandangan bahwa nilai-nilai seperti kebaikan , kebenaran , keindahan , tidak ada dalam dunia real objektif tetapi merupakan perasaan-perasaan , sikap-sikap pribadi dan merupakan penafsiran atas kenyataan . 3) Relativisme nilai. Relativisme nilai adalah pandangan yang memiliki beberapa prinsip sebagai berikut: bahwa nilai-nilai bersifat relatif karena berhubungan dengan preferensi (sikap, keinginan, ketidaksukaan , perasaan, selera, kecenderungan dan sebagainya), baik secara social maupun pribadi yang dikondisikan oleh lingkungan, kebudayaan, kebudayaan, atau keturunan; dan bahwa tidak ada, dan tidak dapat ada nilai-nilai universal, mutlak, dan objektif manapun yang diterapkan pada semua orang pada segala waktu WACANA AKSIOLOGI ILMU
TUNTUTAN ILMUWAN 3 Apa saja yang menjadi tuntutan seorang Ilmuwan terhadap Ilmunya?
TUNTUTAN SEORANG ILMUWAN Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmuwan adalah , ”Orang yang ahli atau banyak pengetahuannya mengenai suatu ilmu ; orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan . Mengacu ke definisi ini maka seorang ilmuwan itu adalah orang yang pengetahuannya luas di atas pengetahuan masyarakat pada umumnya . Luasnya pengetahuan itu dimungkinkan karena seorang ilmuwan itu selalu belajar , membaca , meneliti , mereproduksi dan mengembangkan ilmu pengetahuan . Ilmuwan itu memiliki karakteristik unik . Bisa jadi antara satu ilmuwan dengan ilmuwan yang lainnya memiliki karakteristik yang tidak sama . Orientasinya bisa jadi juga berbeda . Titik pokok aktivitasnya memang dunia ilmu , tetapi ilmu tersebut bisa digunakan sesuai dengan kepentingan ilmuwan . Idealnya seorang ilmuwan memang menekuni dunia keilmuwan secara serius . Ilmuwan semacam ini bisa disebut sebagai ilmuwan sejati . Ilmuwan sejati menjadikan ilmu sebagai media untuk membangun keluhuran nilai-nilai kemanusiaan . Ia selalu berusaha memposisikan kemanusiaan dalam kondisi dialogis yang dilakukan atas dasar saling pengertian dengan realitas yang ada di sekelilingnya . Dialog dilakukan dalam kerangka emansipasi , bukan penguasaan .
TUNTUTAN SEORANG ILMUWAN Seorang ilmuwan mempunyai tanggung jawab sosial, bukan saja karena dia adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat namun yang lebih penting adalah karena dia mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat. Fungsinya selaku ilmuwan tidak berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara individual namun juga ikut bertanggung jawab agar produk keilmuan sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Ilmu sebagai karya tertinggi manusia (ilmuwan) adalah sesuatu yang terus dan akan mengikuti pola dan model si pemiliknya (ilmuwan), ilmu bisa saja menjadi momok yang menakutkan bila disalahgunakan. Di sinilah keharusan bagi ilmuwan untuk mampu menilai mana yang baik dan mana yang buruk, yang pada hakikatnya mengharuskan seorang ilmuwan mempunyai landasan yang kuat. Tanpa ini seorang ilmuwan akan merupakan seorang hantu atau serigala yang menakutkan bagi manusia lainnya. Oleh sebab itu, ilmuwan memiliki tanggungjawab besar, bukan saja karena ia adalah warga masyarakat, tetapi karena ia juga memiliki fungsi tertentu dalam suatu masyarakat. Fungsinya sebagai ilmuwan, tidak hanya sebatas penelitian bidang keilmuan, tetapi bertanggungjawab atas hasil penelitiannya agar dapat digunakan oleh masyarakat , bertanggungjawab dalam mengawal hasil penelitiannya supaya tidak disalahgunakan .
SIKAP ILMIAH SEORANG ILMUWAN Sikap ilmiah yang perlu dimiliki para ilmuwan sedikitnya ada enam, yaitu: 1. Tidak ada rasa pamrih ( disinterstedness ), artinya suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang obyektif dengan menghilangkan pamrih atau kesenangan pribadi. 2. Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuwan mampu mengadakan pemilihan terhadap pelbagai hal yang dihadapi. Misalnya hipotesis yang beragam, metodologi yang masing-masing menunjukkan kekuatannya masing-masing, atau , cara penyimpulan yang satu cukup berbeda walaupun masing-masing menunjukkan akurasinya. 3. Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat indera serta budi ( mind ). 4. Adanya sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan ( belief ) dan dengan merasa pasti ( conviction ) bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahulu telah mencapai kepastian. 5. Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuwan harus selalu tidak puas terhadap penelitian yang telah dilakukan, sehingga selalu ada dorongan untuk riset, dan riset sebagai aktivitas yang menonjol dalam hidupnya. 6. Seorang ilmuwan harus memiliki sikap etis (akhlak) yang selalu berkehendak untuk mengembangkan ilmu untuk kemajuan ilmu dan untuk kebahagiaan manusia, lebih khusus untuk pembangunan bangsa dan negara. Norma-norma umum bagi etika keilmuan sebagaimana yang dipaparkan secara normatif tersebut berlaku bagi semua ilmuwan. Hal ini karena pada dasarnya seorang ilmuwan tidak boleh terpengaruh oleh sistem budaya, sistem politik, sistem tradisi, atau apa saja yang hendak menyimpangkan tujuan ilmu. Tujuan ilmu yang dimaksud adalah objektivitas yang berlaku secara universal dan komunal.
Tanya Jawab 4 Jika ada yang kurang jelas kami persilahkan untuk didiskusikan bersama!
YUK BERDISKUSI! “Kesempurnaan tidak datang dengan sendirinya. Kesempurnaan harus diupayakan, kesempurnaan harus dinilai. Proses dan hasil pekerjaan harus diawasi!” -BJ. Habibie