www.uncen.ac.idSMART is Our Tradition
Taksonomi Tujuan
Instruksional
Oleh: Dr. ALBAITI, S.Pd., M.Pd.
PelatihanPEKERTI
Pesertapelatihansetelahsesiinimampu:
Menjelaskantujuaninstruksional
Membedakan jenis-jenis taksonomi tujuan instruksional
Merumuskantujuaninstruksional
Tujuan
Taksonomi Tujuan
Instruksional
Suatu kegiatan instruksional dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu,
yaitu hasil belajarmahasiswa. Tanpa adanya tujuan instruksional yang
jelas, pembelajaranakan menjadi tanpa arah dan menjadi tidak efektif.
Untuk dapat menentukan tujuan pembelajaran yang diharapkan,
pemahaman taksonomi tujuan atau hasil belajar menjadi sangat penting
bagi dosen.
Taksonomitujuaninstruksionaladalahsuatusistemklasifikasiyang
digunakanuntukmengorganisirdanmengelompokkantujuan
pembelajaranberdasarkantingkatkompleksitasdanspesifikasihasilyang
diharapkan.
PI
Instruksional???Pembelajaran???
Instruksional= pengajaran(paradigmapembelajarantradisional) yang berasaldarikata “ajar” yang bermakna
“mengajar” yang lebihmenekankanpadaperandosendalamproses pengajaran, jadiberorientasipadadosenyang
mengajardanmahasiswasebagaiobyekpengajaran.
Instruksional
Pembelajaran
Pembelajaran(paradigmapembelajaranmodern) yang berasaldarikata “belajar” yang lebihmenekankanpadaperan
aktifmahasiswadalamproses pembelajaran, dosenbelajarbagaimanamengajaryang baikagar mahasiswadapat
menyerapmateridenganmudahdanmencapaitujuanpembelajaranyang telahditetapkandosen.
Manfaat Perumusan Tujuan
Instruksional Yang Jelas
Perumusan tujuan instruksional yang jelas, terukur dan dapat diamati menjadi semakin penting
untuk dapat menentukan apakah suatu proses belajar-mengajar mencapai tujuan atau tidak.
Perumusan tujuan yang terkesan kabur, seperti "menghayati kehidupan beragama," atau
"memahami struktur konstruksi pondasi cakar ayam" tidak lagi dianggap cukup, sebab rumusan
seperti ini tidak tegas menyatakan perilaku atau "performance" apa yang diharapkan sebagai hasil
belajar.
Kejelasan
Tujuan instruksional yang jelas membantu dosen dan mahasiswa memahami arah
pembelajaran.
Pengukuran
Tujuan yang terukur memungkinkan evaluasi yang objektif dan efektif.
Observasi
Tujuan yang dapat diamati membantu dosen menilai pencapaian mahasiswa.
Refresh Cara Merumuskan Tujuan
Cara merumuskan tujuan instruksional secara tepat dapat dilihat dari buku Desain Instruksional, Bab III (Atwi Suparman, 1993). Tujuan instruksional
dirumuskan menggunakan cara sebagai berikut:
1
Pelaku
Menyebutkan "pelaku" atau _audience_,
dalam pendidikan tinggi, yaitu mahasiswa.
2
Kompetensi
Menyebutkan kompetensi atau perilaku
akhir yang diharapkan dapat dilakukan
mahasiswa.
3
Kata Kerja
Menggunakan kata kerja yang operasional
untuk menggambarkan perilaku yang
diharapkan.
TeknisPenyusunanTujuanPembelajaran(Uno, 2008)
Format ABCD
A
Audience
Menyebutkan "pelaku" atau
_audience_, dalam pendidikan
tinggi, yaitu mahasiswa.
B
Behavior
Perilakuyang dapatdiamatisebagai
hasilbelajar
C
Condition
Persyaratanyang perludipenuhiagar
perilakuyang diharapkandapat
tercapai
D
Degree
Tingkat Penampilanyang dapat
diterima
Contoh?????
Penyebab Orientasi Kepada Tujuan
Instruksional Kognitif
Di samping itu, dosen juga lebih banyak menggunakan tujuan yang bersifat kognitif, atau psikomotor, dibandingkan
yang bersifat afektif. Pada kenyataannya, mahasiswa yang telah menyelesaikan suatu proses pendidikan akan
mengalami perubahan perilaku bukan saja dalam hal kognitif tetapi juga pada afektifnya.
Kognitif
Dosen lebih mudah mengukur pencapaian kognitif
daripada afektif.
Afektif
Mengukur tujuan afektif yang melibatkan pemilikan dan
pengamalan sistem nilai (_value system_) tidaklah
mudah.
Pengertian Taksonomi
BerasaldariBahasa Yunani“tassein” (mengklasifikasi) dan“nomos” (aturan).
Taksonomipada dasarnya merupakan usaha pengelompokan yang disusun dan
diurut berdasarkan ciri-ciri tertentu. Sebagai contoh, taksonomi dalam bidang ilmu
fisika menghasilkan pengelompokan benda ke dalam benda cair, benda padat dan
gas.
1Pengelompokan
Taksonomi adalah proses mengelompokkan berdasarkan ciri-ciri tertentu.
2Urutan
Taksonomi melibatkan pengurutan berdasarkan hierarki atau klasifikasi.
3Contoh
Taksonomi dalam ilmu fisika mengelompokkan benda ke dalam cair, padat,
dan gas.
DalamPendidikan, taksonomidibuatuntukmengklasifikasitujuan
pendidikanmenjadidomain kognitif, psikomotor, danafektif. Setiapdomain
dibagimenjadibeberapakategoridansubkategorisecarahirarkis.
Manfaat Taksonomi Tujuan
Taksonomi tujuan instruksional diperlukan dengan pertimbangan sebagai berikut: -Perlu
adanya kejelasan terminologi tujuan yang digunakan dalam tujuan instruksional sebab
tujuan instruksional berfungsi untuk memberikan arah kepada proses belajar dan
menentukan perilaku yang dianggap sebagai bukti hasil belajar.
Kejelasan Terminologi tujuan yang jelas
membantu dosen dan mahasiswa
memahami tujuan pembelajaran.
Arah Tujuan instruksional memberikan arah
kepada proses belajar dan menentukan
perilaku yang diharapkan.
Bukti Tujuan instruksional membantu
menentukan perilaku yang dianggap
sebagai bukti hasil belajar.
Kawasan Tujuan Instruksional
Taksonomi tujuan instruksional membagi tujuan pendidikan dan instruksional
ke dalam tiga kelompok, yaitu tujuan yang bersifat: -Kognitif -Afektif -
Psikomotor
Kognitif
Berorientasi kepada kemampuan "berpikir", mencakup kemampuan intelektual.
Afektif
Berhubungan dengan "perasaan", "emosi", "sistem nilai" dan "sikap hati".
Psikomotor
Berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan
anggotatubuhyang memerlukankoordinasiantaraototdansistemsyaraf.
Taksonomi Tujuan Kognitif MenurutBloom (1956)
Taksonomi Bloom sangat dikenal di Indonesia, bahkan tampaknya yang paling terkenal dibandingkan dengan Taksonomi lainnya. Taksonomi Bloom
mengelompokkan tujuan kognitif ke dalam enam kategori. Ke enam kategori mi mencakup kompetensi keterampilan intelektual dari yang sederhana
(tingkat pengetahuan) sampai dengan yang paling kompleks (tingkat evaluasi).
1 Pengetahuan
Menuntut mahasiswa untuk mengingat informasi yang telah diterimasebelumnya(mengidentifikasi, memilih
menyebutkan, membuatdaftar).
2 Pemahaman
Menuntut mahasiswa untukmenangkapmaknadanartidaribahanyang dipelajari(membedakan, menjelaskan,
merangkum, menguraikan).
3 Penerapan
Menuntut mahasiswa untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasilain
(menghitung, menggunakan, memodifikasi).
4 Analisis
Menuntut mahasiswa untukmemerincisuatukesatuankedalambagian-bagian, sehinggastrukturkeseluruhan
/organisasinyadapatdipahamidenganbaik(membuatdiagram, membedakan, menghubungkan, menjabarkan).
5 Sintesis
Menuntut mahasiswa untukmembentuksuatukesatuanataupolabaru(menciptakan, mendesain,
memformulasikan, membuatprediksi).
6 Evaluasi
Menuntut mahasiswa untuk membuat penilaian dan keputusanterhadapsesuatu(membuatkritik, membuat
penilaian, membandingkan, membuatevaluasi).