ANALISIS LOCATION QUOTIENccccT (LQ).pptx

gilanghairunisa1 0 views 15 slides Sep 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 15
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15

About This Presentation

zzccx


Slide Content

ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) ( Base Export Theory)

Model Basis Ekonomi ( Economic Base Model ) Mengidentifikansi atau menargetkan sektor di daerah . Penentu satu-satunya pertumbuhan ekonomi adalah ekspor (Ghali,1997). Digolongkan ke dalam dua sektor yakni sektor basis dan non basis. Sektor basis  sektor / kegiatan ekonomi yang melayani baik pasar di daerah tsb maupun luar . Daerah memiliki kemampuan untuk mengekspor brang dan jasa yang dihasil dari sektor tsb ke daerah lain. Sektor non-basis  sektor yang menyediakan barang dan jasa untuk masyrakat di dalam batas wilayah perekonomian . Pertumbuhan suatu daerah bergantung pada pertumbuhan ekspor dan kenaikan permintaan .

Teori Basis Ekspor ( Export Base Theory ) Semua pertumbuhan regional ditentukan oleh sektor basic, sedangkan non-basic mencakup aktivitas pendukung seperti perdagangan , jasa perseorangan , produksi pasar local & input untuk produk sektor basic ( Bendavid -Val,(1991). Perekonomian local harus menambah aliran yang masuk agar tumbuh dan satu2nya cara efektif untuk menambah aliran uang masuk adalah ekspor (Blair,(1962) dan Hoover,(1984)). Aktifitas perekonomian terbagi menjadi 2 yakni Basis dan non-basis. Teori berbasis ekspor ; pendapatan atau kesempatan kerja ∆T = k ∆B ∆Y= k ∆X T = Total Kesempatan kerja K = pengganda berbasis ekspor B= kesempatan kerja basis Y= total pendapatan X= pengahasilan ekspor

Semakin besar ekspor suatu wilayah ke wilayah lain maka laju pertumbuhan wilayah tsb akan semakin meningkat dan sebaliknya . Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis akan menimbulkan efek ganda ( multiplier effect ). Untuk mengetahui perubahan / peningkatan sektor basis, sektor non basis dan perubahan terhadap sektor ekonomi total maka harus dilakukan perhitungan multiplier export base k=1/1-a dimana a=S/T k = multiplier a = nilai perbandingan antara kegiatan sektor non basis dengan ekonomi total S = Sektor non basis T = sektor ekonomi total

Kelemahan Besarnya basis ekspor adalah fungsi terbalik dari besarnya suatu daerah . Semakin besar suatu daerah maka ekspornya akan semakin kecil apabila dibandingkan dengan total pendapatan . Ekspor bukan satu2nya faktor yang dapat meningkatkan pendapatan daerah . Dalam melakukan studi atas suatu wikayah , multiplier basis yang diperoleh adalah rata- ratanya bukan perubahannya . Menggunakan multiplier basis rata-rata untuk proyeksi seringkali memberikan hasil yang keliru apabila nilai multiplier dari tahun ke tahun . Beberapa pakar berpendapat bahwa apabila pengganda basis digunakan sebagai alat proyeksi maka masalah time lag (masa tenggang ) harus diperhatikan . Ada kasus dimana suatu daerah yang tetap berkembang pesat meski ekspornya relative kecil . Pada umumnya hal ini dapat terjadi pada daerah yang terdapat banyak ragam kegiatan dan satu kegiatan saling membutuhkan dari produk kegiatan lainnya .

Analisis Location Quotient (LQ) Untuk menganalisa basis ekonomi suatu wilayah. Mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah yang memanfaatkan sektor basis. Menghitung perbandingan share output sektor i di kota / kab dan share output sektor i provinsi . LQ mengukur konsentrasi relative/ derajat spesialisasi kegiatan ekonomi melalui pendekatan perbandingan . Banyak digunakan untuk membahas kondisi perekonomian , mengarah pada identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian atau mengukur konsentrasi relative kegiatan ekonomi untuk mendapatkan gambaran dalam penetapan sektor unggulan sebagai leading sektor atau suatu kegiatan ekonomi industri . Indikator pertumbuhan wilayah misalnya tenaga kerja dan PDRB suatu wilayah ( Pendapatan ) .

a. Pendekatan Tenaga Kerja b. Pendekatan Pendapatan Li = jumlah tenaga kerja sektor i pada tingkat wilayah yang lebih rendah ( Kab / kota ) Lt = total tenaga kerja pada tingkat wilayah yang lebih rendah Ni = jumlah tenaga kerja sektor i pada tingkat wilayah yang lebih atas ( provinsi ) Nt = jumlah tenaga kerja pada tingkat wilayah yang lebih rendah Vi = nilai PDRB sektor i pada tingkat wilayah yang lebih rendah Vt = total PDRB pada tingkat wilayah yang lebih rendah Yi = nilai PDRB pada sektor i pada tingkat wilayah yang lebih atas Yt = total PDRB pada tingkat wilayah yang lebih atas  

Formulasi perhitungan LQ >1 artinya , komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan . Komoditas memiliki keunggulan komparatif , hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wialyah bersangkutan akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah. LQ = 1 komoditas itu tergolong non-basis, tidak memiliki keunggulan komparatif . Produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan tidak mampu untuk diekspor . LQ < 1 komoditas ini juga termasuk non-basis. Produksi komoditas di suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar .

Keunggulan Metode LQ LQ merupakan suatu alat analisis yang digunakan dengan mudah dan sederhana , serta cepat penggunaannya . LQ dapat digunakan sebagai analisis awal untuk suatu wilayah, kemudian dapat dilanjutkan dengan alat analisis lainnya . Perubahan tingkat spesialisasi dari setiap sektor dapat pula diketahui dengan membandingkan LQ dari tahun ke tahun . Penerapannya tidak memerlukan program pengolahan data yang rumit . Penyelesaian analisis cukup dengan spread sheet dari Excel atauprogram Lotus jika datanya tidak terlalu banyak .

Keterbatasan Metode LQ Karena kesederhanaan pendekatan LQ ini , maka yang dituntut adalah akurasi data. Sebaik apapun hasil olahan LQ tidak akan banyak manfaatnya jika data yang digunakan tidak valid. Pengumpulan data yang sangat valid sangat sulit dilakukan di lapangan sehingga mempersulit pengumpulan data. Deliniasi wilayah kajian . Untuk menetapkan batasan wilayah yang dikaji dan ruang lingkup aktivitas , acuannya sering tidak jelas . Akibatnya hasil hitungan LQ terkadang aneh , tidak sama dengan apa yang kita duga . Perlu diketahui bahwa nilai LQ dipengaruhi oleh berbagai faktor . Nilai hasil perhitungannya bias, karena tingkat disagregasi peubah spesialisasi , pemilihan peubah acuan , pemilihan entity yang diperbandingkan , pemilihan tahun dan kualitas data

Contoh Perhitungan LQ pada beberapa sektor ekonomi Misal a. Sektor Pertanian , Kehutanan , & Perikanan Jadi berdasarkan perhitungan LQ sektor Pertanian , Kehutanan dan Perikanan merupakan Sektor Basis, karena memiliki nilai LQ > 1 pada tahu n 2012 =1,04 =0.61 = 0,65 =0.63

Sektor Pengadaan Listrik dan Gas Berdasarkan hasil perhitungan LQ diatas sektor pengadaan listrik dan gas merupakan sektor basis, karena memiliki nilai LQ >1, selain itu dalam kurun wktu 5 tahun nilai LQ sektor ini cenderung stabil , sehingga , sektor ini adalah sektor yang paling stabil untuk dijadikan kegiatan basis.

Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah , Limbah dan Daur Ulang Berdasarkan hasil perhitungan LQ pada sektor pengadaan air, pengeloaan sampah , limbah dan daur ulang merupakan sektor non-basis karena memiliki nilai LQ < 1

TUGAS Cari Data PDRB berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Provinsi dan Kabupaten Tahun 2019-2020 ! Identifikasi dan analisis , sektor apa saja yang termasuk Basis dan non-Basis menggunakan metode analisis LQ, kemudian berikan kesimpulan ! NB : Kabupaten yang dipilih Bebas Kerjakan berkelompok 2-3 orang Sumber data BPS