ANIMAL MODEL OF PARKINSON'S DISEASE .pptx

NahdiaFdl 18 views 13 slides Sep 09, 2025
Slide 1
Slide 1 of 13
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13

About This Presentation

contoh animal model pada parkinson


Slide Content

ANIMAL MODEL OF PARKINSON’S DISEASE DOSEN PENGAMPU : dr. MUTHMAINAH, M.Neurosci ., Ph.D DISUSUN OLEH : FITRI HARDIANTI G122502005 NAHDIA FADHILA G122502009   PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU BIOMEDIS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET  SURAKARTA 2025

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Mekanisme Penghindaran Imun oleh Parasit

Patologi Kronis Filariasis Manifestasi Klinis: Patologi kronis seperti limfedema , hidrosel , dan elephantiasis terjadi akibat kerusakan sistem limfatik. Kerusakan ini disebabkan oleh inflamasi berlebihan yang dipicu oleh kegagalan hipo-responsifitas sel T. Peran Sitokin Pro-inflamasi: Pada individu dengan patologi kronis, sitokin pro-inflamasi seperti tumor necrosis factor-alpha (TNF- α) dan IL-6 meningkat, memicu fibrosis dan kerusakan jaringan limfatik. Proses ini diperparah oleh infeksi sekunder atau faktor lingkungan. Mekanisme Molekuler: Inflamasi kronis menyebabkan remodeling jaringan, termasuk penebalan dinding pembuluh limfatik dan akumulasi jaringan ikat, yang menjadi dasar manifestasi seperti elephantiasis .

PATOFISIOLOGI Patofisiologi filariasis ditandai dengan kerusakan pada pembuluh limfatik , yang menyebabkan limfedema , elefantiasis , dan hidrosel . Mekanisme molekularnya meliputi : Obstruksi Mekanis : Cacing dewasa di pembuluh limfatik menghambat aliran limfe , meningkatkan tekanan hidrostatik , dan menyebabkan dilatasi pembuluh . Inflamasi Kronis : Kematian cacing atau pelepasan molekul Wolbachia memicu infiltrasi eosinofil dan makrofag , menghasilkan mediator inflamasi seperti reactive oxygen species (ROS) dan enzim proteolitik . Ini merusak endotel pembuluh limfatik dan memicu fibrosis jaringan . Disfungsi Endotel : Infeksi kronis menyebabkan disregulasi ekspresi molekul adhesi sel (VCAM-1, ICAM-1) npada sel endotel , memperburuk inflamasi dan disfungsi limfatik . Fibrosis dan Remodeling Jaringan : Aktivasi jalur TGF- β oleh sitokin Th2 dan molekul Wolbachia memicu produksi kolagen berlebih , menyebabkan fibrosis dan elefantiasis .

Glikosilasi IgG dan Implikasinya Pola Glikosilasi yang Berbeda: Individu Asimtomatik : Menunjukkan tingkat sialilasi dan bisecting N- acetylglucosamine ( GlcNac ) yang tinggi pada IgG , yang dikaitkan dengan toleransi imun dan pengendalian infeksi tanpa gejala berat. Patologi Kronis: Ditandai dengan peningkatan galaktosilasi IgG , yang mendukung respons inflamasi dan aktivitas sitotoksik dependen komplemen (CDC). Populasi Endemik Normal: Menunjukkan dominasi agalaktosilasi , yang dikaitkan dengan kekebalan putatif (kemampuan untuk mencegah infeksi). Fukosilasi : Tingkat fukosilasi tinggi terdeteksi di semua kelompok , tetapi afukosilasi lebih rendah pada individu asimtomatik , menunjukkan peran fukosilasi dalam modulasi respons imun . Fungsi Efektor IgG : Galaktosilasi : Meningkatkan aktivitas inflamasi dan CDC, berkontribusi pada kerusakan jaringan pada patologi kronis . Sialilasi : Mendukung efek anti- inflamasi , membantu menjaga toleransi imun pada infeksi asimtomatik . Agalaktosilasi : Meningkatkan interaksi IgG dengan reseptor Fc, memengaruhi kekebalan pelindung .

Integrasi Mekanisme Molekuler Patofisiologi molekuler filariasis adalah hasil dari interaksi antara : Respons imun Th2 yang mendukung pengendalian parasit tetapi dapat ditekan oleh strategi parasit . Penghindaran imun melalui molekul seperti ES-62, yang memungkinkan infeksi kronis . Faktor genetik , terutama varian HLA-DQB2 , yang menentukan kerentanan dan hasil klinis . Glikosilasi IgG , yang memodulasi fungsi imun dan berkontribusi pada spektrum klinis dari asimtomatik hingga kronis .

Referensi

Pertanyaan Pertanyaan dari sdri . Anita Fauzzia Bagaimana perbedaan pola glikosilasi IgG memengaruhi manifestasi klinis filariasis? Perbedaan pola glikosilasi IgG memiliki peran penting dalam menentukan manifestasi klinis filariasis. Berdasarkan studi oleh Adjobimey dan Hoerauf (2022), individu yang tergolong endemic normal (EN), yaitu mereka yang tinggal di daerah endemik namun tetap bebas infeksi , menunjukkan tingkat agalaktosilasi IgG yang tinggi . Pola ini diasosiasikan dengan bentuk kekebalan protektif terhadap infeksi filarial. Sebaliknya , pada individu yang terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala klinis ( asymptomatic microfilaremic , MF+), ditemukan peningkatan tingkat sialilasi dan keberadaan bisecting GlcNAc pada IgG. Kombinasi ini mendukung terbentuknya lingkungan imun yang tolerogenik dan anti- inflamasi , yang memungkinkan parasit bertahan tanpa menimbulkan gejala . Sementara itu , pada pasien dengan patologi kronis seperti limfedema dan elephantiasis, pola glikosilasi IgG didominasi oleh peningkatan galaktosilasi , baik mono- maupun digalaktosilasi . Pola ini memperkuat aktivitas inflamasi melalui mekanisme complement-dependent cytotoxicity (CDC) dan berkontribusi terhadap kerusakan jaringan limfatik . Meskipun fukosilasi IgG tinggi ditemukan di semua kelompok , tingkat afukosilasi yang lebih rendah pada kelompok MF+ menunjukkan bahwa fukosilasi juga berperan dalam mengatur aktivitas sitotoksik IgG. Integrasi antara variasi pola glikosilasi ini dengan respons imun Th2 yang dominan serta pengaruh genetik , seperti varian HLA-DQB2 yang diidentifikasi dalam studi GWAS oleh Grover et al. (2023), memperkuat pemahaman bahwa glikosilasi IgG merupakan salah satu mekanisme molekuler utama yang memengaruhi perjalanan klinis infeksi filariasis, dari bentuk asimtomatik hingga patologi kronis . Adjobimey , T., & Hoerauf, A. (2022). Distinct N-Linked Immunoglobulin G Glycosylation Patterns Are Associated With Chronic Pathology and Asymptomatic Infections in Human Lymphatic Filariasis . Frontiers in Immunology, 13, 790895. https://doi.org/10.3389/fimmu.2022.790895 Grover, S., Opoku, V. S., Debrah, L. B., Maj, C., Osei-Mensah, J., Mensah, D. A., Hoerauf, A., Debrah, A. Y., Schumacher, J., & Pfarr, K. (2023). First genome-wide association study for lymphatic filariasis in a West African population points to a human leukocyte antigen-mediated disease pathophysiology . International Journal of Infectious Diseases, 133, 1–4. https://doi.org/10.1016/j.ijid.2023.04.408

THANK YOU
Tags