Arifatul scannnnnnnnnn fixxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pdf

FarihaNurul 6 views 32 slides Jan 29, 2025
Slide 1
Slide 1 of 32
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32

About This Presentation

ARIFATUL SCAN


Slide Content

FENOMENA HUJAN ES DALAM QS. AN-NUR/24: 43
(Studi Komparatif Penafsiran Fakhruddi>n al-Ra>zi> dan Zaghlu>l Al-Najja>r)

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
ARIFATUL LAILIYAH
NIM: 20210006033

PROGRAM STUDI ILMU AL -QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS DAKWAH DAN USHULUDDIN
UNIVERSITAS AL-AMIEN PRENDUAN
SUMENEP
2024

i

FENOMENA HUJAN ES DALAM QS. AN-NUR/24: 43
(Studi Komparatif Penafsiran Fakhruddi>n al-Ra>zi> dan Zaghlu>l Al-Najja>r)
Diajukan kepada
Universitas Al-Amien Prenduan Sumenep untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S.Ag)

Oleh:
ARIFATUL LAILIYAH
NIM: 20210006033
PROGRAM STUDI ILMU AL -QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS DAKWAH DAN USHULUDDIN
UNIVERSITAS AL-AMIEN PRENDUAN
SUMENEP
2024

iv


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya
yang tak terhingga kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini.
Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Baginda kita
Rasulullah Saw yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang dengan cahaya Islam
Dengan ini, penulis menghadirkan sebuah proposal skripsi yang berjudul “Fenomena
Hujan Es dalam QS. An-Nur/24: 43 (Studi Komparatif Penafsiran Fakhrudd>in al-Ra>zi> dan
Zaghlu>l Al-Najja>r)” ini merupakan sebuah langkah untuk menuju puncak perjalanan
akademik, dan memberikan berbagai hal-hal positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan
serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Dalam proses penyusunan proposal ini pastilah tidak lepas dari dukungan dan
motivati dari berbagai pihak. Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Ucapan
terima kasih ini penulis haturkan kepada:
1. Dr. KH. Ahmad Fauzi Tidjani, MA selaku Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren
Al-Amien Prenduan Sumenep Madura
2. KH. Fikri Husein, MA selaku Pengasuh Universitas Al-Amien Prenduan (UNIA)
3. Dr. KH. Muhtadi Abdul Mun’im, MA selaku Rektor Universitas Al-Amien Prenduan
4. Dr. Mohammad Fattah, Lc. M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ushuluddin
5. Dr. Ihwan Amalih, S.Ud.,M.Fil.I, selaku dosen pembimbing saya yang telah
memberikan banyak pencerahan, bimbingan, masukan yang sangat berharga dalam
proposal ini
6. H. Moh Jufriyadi Sholeh, Lc., M.Th.I, selaku Ketua Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
7. Semua jajaran dosen UNIA Prenduan dan civitas academika yang telah memberikan
saya ilmu-ilmu dan pengalaman beliau
8. Semua guru serta teman-teman seperjuangan khususnya kalangan Ma’had Tahfidh
Al-Qur’an Putri Al-Amien Prenduan.
Penulis tentu menyadari bahwa proposal ini masih sangat jauh dari kata sempurna,
dengan itu penulis berharap agar peneliti-peneliti yang akan datang dapat memperbaiki dan
menambahkan berbagai kekurangan yang ada. Penulis berharap semoga apa yang tertulis

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... vi
A. Judul Penelitian ......................................................................................................................... 1
B. Konteks Penelitian .................................................................................................................... 1
C. Fokus Penelitian ..................................................................................................................... 10
D. Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 10
E. Manfaat Penelitian .................................................................................................................. 10
F. Definisi Istilah ........................................................................................................................ 12
G. Tinjauan Pustaka ..................................................................................................................... 14
H. Metode Penelitian ................................................................................................................... 18
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................................................... 18
2. Sumber Data ................................................................................................................. 19
3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................... 20
4. Analisis Data ................................................................................................................ 20
5. Sistematika Pembahasan .............................................................................................. 21
I. Daftar Rujukan Sementara ...................................................................................................... 24

1

A. Judul Penelitian
Fenomena Hujan Es dalam QS. An-Nur/24: 43 (Studi Komparatif
Penafsiran Fakhruddi>n al-Ra>zi dan Zaghlu>l Al-Najja>r)
B. Konteks Penelitian
Al-Qur’an merupakan suatu mukjizat yang diturunkan Allah Swt
kepada Nabi Muhammad Saw untuk memberikan petunjuk, berita, serta
kabar gembira bagi seluruh umat manusia di dunia dan di akhirat kelak.
Sebagai mukjizat, Al-Qur’an merupakan sumber ajaran bagi umat Islam
yang dapat dijadikan pedoman yang kuat dalam menghadapi berbagai
fenomena dan persoalan dalam hidup.
1

Al-Qur’an bukanlah rekayasa manusia akan tetapi, firman Allah
Swt yang jika dilihat dari segi linguistik, munasabah, informasi sejarah,
dan ilmu pengetahuan, tidak akan ada yang bisa menandingi dan
menyerupai Al-Qur’an.
2
Dalam Al-Qur’an QS. Al-Isra’/17: 88 Allah juga
telah menegaskan bahwa Al-Qur’an tidak akan bisa ditandingi dan
dijangkau oleh siapapun. QS. Al-Isra’/17: 88 yang berbunyi:
َل
َ
و
ِ
ه
ِ
لْث
ِِبِ َنوُتْ
َ
يَ لا ِنآ
ْ
رُقْلا اَذ
َ
ه ِلْث
ِِبِ اوُتْ
َ
يَ ْنَأ ىَل
َ
ع ُّن
ِ
ْلْا
َ
و
ُ
سْنلإا ِت
َ
ع
َ
مَت
ْ
جا ِن
ِ
ئَل
ْ
لُق
ْ
م
ُ
هُض
ْ
ع
َ
ب َناَك
ْ
و

ر
يِهَظ ٍض
ْ
ع
َ
ب
ِ
ل (88 )
“Katakanlah, Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa dengan Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan

1
Salim Said Daulay dkk., “Pengenalan Al-Qur’an,” Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan (Maret
2023), 96.
2
Muhammad Yasir dan Ade Jamaruddin, Studi Al-Qur’an (Pekanbaru-Riau: Asa Riau (CV. Asa
Riau), 2016), 17.

2

dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka
menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”
3


Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi petunjuk serta mengeluarkan
seluruh umat dari zaman kebodohan dan kegelapan menuju zaman yang
terang benderang dengan cahaya Islam. Sebagaimana Firman Allah Swt
dalam QS. Al-Isra’/17: 9

َُل َّنَأ
ِ
تا
َ
ِ
لِاَّصلا َنوُل
َ
م
ْ
ع
َ
ي
َ
ني
ِ
ذَّلا
َ
ين
ِ
ن
ِ
مْؤ
ُ
مْلا
ُ
رِّ
ِ
ش
َ
ب
ُ
ي
َ
و
ُ
م
َ
وْ قَأ
َ
ي
ِ
ه ِتَِّل
ِ
ل ي
ِ
د
ْ
ه
َ
ي َنآ
ْ
رُقْلا اَذ
َ
ه َّنِإ ا
ر
ر
ْ
جَأ
ْ
م
ا
ر
يِبَك (9 )
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin
yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang
besar”
4


Pada ayat di atas, menjelaskan bahwa fungsi utama dari Al-Qur’an
yakni memberi petunjuk kepada jalan yang benar. Misi Nabi Muhammad
dalam meyampaikan Al-Qur’an bukan hanya di peruntukkan untuk suatu
komunitas tertentu, melainkan untuk seluruh manusia yang ada dibumi
ini.
5
Sebagaimana dalam QS. Saba’/34: 28
َنو
ُ
مَل
ْ
ع
َ
ي لا ِساَّنلا
َ
رَ ثْكَأ َّن
ِ
كَل
َ
و ا
ر
ري
ِ
ذَن
َ
و ا
ر
ي
ِ
ش
َ
ب ِساَّنل
ِ
ل رةَّفاَك لاِإ َكاَنْل
َ
س
ْ
رَأ ا
َ
م
َ
و (28 )
“Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
6


Terdapat beberapa keistimewaan yang terkandung di Al-Qur’an
yakni, Al-Qur’an akan tetap terjaga kemurniannya atau keasliannya, kitab

3
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, AL-QUR’AN DAN
TERJEMAH Special For Woman, t.t., 291.
4
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, AL-Qur’an dan
Terjemah Special For Woman (Bandung: Sygma Exagrafika Arkanleema, t.t.), 283.
5
Agus Salim Syukran, “Fungsi Al-Qur’an bagi manusia,” AlI’jaz, vol.1, nomor 1 (Juni 2019), 99.
6
AL-Qur’an dan Terjemah Special For Woman, 431.

3

pembawa kebenaran, obat hati dan pemberi syafaat bagi siapa saja yang
senantiasa membaca dan mentadabburinya. Sebagaimana firman Allah
Swt mengenai keistimewaaan Al-Qur’an ini dalam QS. Al-Isra’/17: 82
ِم
ِ
لاَّظلا ُديِز
َ
ي لا
َ
و
َ
ين
ِ
ن
ِ
مْؤ
ُ
مْل
ِ
ل ٌة
َْحْ
َ
ر
َ
و
ٌ
ءاَف
ِ
ش
َ
و
ُ
ه ا
َ
م ِنآ
ْ
رُقْلا
َ
ن
ِ
م ُل
ِّ
ِزَنُ ن
َ
وا
ر
را
َ
س
َ
خ لاِإ
َ
ين (82 )
”Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an ini tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”
7

Ilmuan Muslim maupun non-Muslim pada masa lalu dan masa kini
telah menemukan ilmu di bidang kedokteran, ilmu alam, ilmu biologi, dan
sains yang selaras dengan apa yang diinformasikan dalam Al-Qur’an.
8

Seperti halnya madu, dalam Al-Qur’an surah An-Nahl: 69, madu
merupakan obat yang menyembuhkan bagi manusia, di dalam bidang
kedokteran madu juga dapat menjaga daya tahan tubuh, mengobati batuk,
mempercepat penyembuhan luka. Dengan ini, berbagai kebenaran yang
terkandung dalam Al-Qur’an selalu terbuka untuk dikaji, diteliti,
didiskusikan, dan dibuktikan secara ilmiah oleh siapapun.
9

Al-Qur’an diturunkan pada 14 abad yang lalu, akan tetapi nilai Al-
Qur’an masih sesuai dan relevan dengan zaman masa kini. Bahkan,
penemuan para ilmuwan sangat berkaitan dengan isi Al-Qur’an, sehingga
wajar jika Al-Qur’an menjadi rujukan dalam ilmu sains.
10


7
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, AL-QUR’AN DAN
TERJEMAH Special For Woman, 290.
8
Sri Mawaddah, “"Beut Ba’da maghrib " Suatu Pembiasaan Bagi Anak-Anak Belajar Al-Qur’an,”
vol.6 (1 Juni 2017), 97.
9
Tamlekha, “Al-Qur’an Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan,” Basha’ir (Desember 2021), 5.
10
Umma Farida, “Nilai-Nilai Qur’ani Dan Internalisasinya Dalam Pendidikan” (t.t.), 2.

4

Allah Swt juga telah memerintahkan kepada manusia untuk
senantiasa merenungi segala kebenaran dimuka bumi ini seperti bumi,
hujan, gunung, laut, langit, penciptaan manusia dalam rahim, pergantian
siang malam, hewan, serta ciptaan-ciptaan Allah Swt yang lain.
11

Sebagaimana Firman Allah Swt dalam QS. Al-Baqarah/2: 164
اَ
ِبِ ِر
ْ
ح
َ
بْلا ِفِ يِرَْتَ ِتَِّلا ِكْلُفْلا
َ
و ِرا
َ
هَّ نلا
َ
و ِل
ْ
يَّللا
ِ
فلا
ِ
ت
ْ
خا
َ
و ِض
ْ
رلأا
َ
و
ِ
تا
َ
وا
َ
مَّسلا ِقْل
َ
خ ِفِ َّنِإ

ِ
م ا
َ
هي
ِ
ف َّث
َ
ب
َ
و اَ
ِ
تِ
ْ
و
َ
م َد
ْ
ع
َ
ب
َ
ض
ْ
رلأا
ِ
هِب ا
َ
ي
ْ
حَأَف
ٍ
ءا
َ
م
ْ
ن
ِ
م
ِ
ءا
َ
مَّسلا
َ
ن
ِ
م
ُ
َّللَّا َل
َ
زْ نَأ ا
َ
م
َ
و
َ
ساَّنلا
ُ
عَفْ ن
َ
ي
ْ
ن
ِّ
ِلُك
َنوُل
ِ
ق
ْ
ع
َ
ي
ٍ
م
ْ
وَق
ِ
ل
ٍ
ت
َ
يَلآ ِض
ْ
رلأا
َ
و
ِ
ءا
َ
مَّسلا
َْ
ين
َ
ب ِرَّخ
َ
س
ُ
مْلا ِبا
َ
حَّسلا
َ
و ِح
َ
يَ
ِّ
ِرلا ِفيِر
ْ
صَت
َ
و
ٍ
ةَّبا
َ
د (164 )
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa
air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan
Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, Sungguh (terdapat)
tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan.
12


Al-Qur’an telah mengungkapkan berbagai fenomena di atas pada
1400 tahun yang lalu sebelum para ilmuwan mengungkapkannya. Maka,
jika seorang ilmuwan menemukan suatu temuan yang baru, maka saat itu
rahasia dan ilmu yang terkandung dalam Al-Qur’an semakin terungkap
kebenarannya.
13

Sebagaimana dalam QS. Fussilat/41: 53
َك
ِّ
ِب
َ
رِب ِفْك
َ
ي
َْلَ
َ
وَأ ُّق
َ
ْلِا
ُ
هَّنَأ
ْ
م
َُل
ََّين
َ
بَ ت
َ
ي َّتَّ
َ
ح
ْ
مِه
ِ
سُفْ نَأ ِفِ
َ
و ِقاَفلآا ِفِ اَن
ِ
ت
َ
يَآ
ْ
مِهيِرُن
َ
س
ِّ
ِلُك ىَل
َ
ع
ُ
هَّنَأ
ٌديِهَش
ٍ
ء
ْ
يَش (53 )

11
Himawan Abdullah, “Manfaat Air dalam Al-Qur’an Perspektif Sains Modern” (2019), 2.
12
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, AL-QUR’AN DAN
TERJEMAH Special For Woman, 25.
13
Tesa Fitria Mawarti, “Tafsir Saintifik,” vol.10 nomor 1 (2022), 11.

5

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah
bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu
tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala
sesuatu?”
14


Ayat di atas dijadikan sebagai salah satu landasan utama oleh para
mufasir modern di dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an dengan
pendekatan tafsir sains, lebih mendalami ayat demi ayat serta melakukan
pembaharuan wacana untuk menafsirkan ayat dengan menyingkap ilmu
sains di dalam Al-Qur’an. Dengan adanya wacana ini didalam menafsirkan
Al-Qur’an, muncullah corak penafsiran Tafsir ‘Ilmi sebagai suatu metode
untuk menafsirkan ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan penemuan-
penemuan ilmiah.
15

Tafsir ‘Ilmi ini merupakan suatu penafsiran ayat Al-Qur’an dengan
menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan, seperti sains. Objek ayat
yang ditafsirkan menggunakan Tafsir ‘Ilmi ini merupakan ayat-ayat
kauniyah, yakni ayat-ayat yang mengandung berbagai macam fenomena
atau mukjizat alam dalam Al-Qur’an, serta lebih mendalami teori hukum
alam dalam Al-Qur’an.
16

Beberapa mufasir yang menggunakan corak ilmi dalam
menafsirkan ayat Al-Qur’a>n, seperti Fakhruddi>n Al-Ra>zi (Tafsi>r al-
Kabi>r/Mafa>ti>h Al-Ghaib), Tant}awi Jauhari (Al-Jawa>hir Fi> tafsi>r Al-
Qur’a>n Al-Kari>m), Abdullah Mahmud Sya>hatah (Tafsir al-Ayat al-

14
AL-Qur’an dan Terjemah Special For Woman, 482.
15
Mu’jizat, “Proses Turunnya Al-Qur’an (Suatu Analisis Tafsir Tahlili terhadap QS: al-
Rum/30:48” (UIN Alauddin Makassar, 2018), 2.
16
Tesa Fitria Mawarti, “Tafsir Saintifik,” 11.

6

Kauniyah, Al-Jala>l al-Suyu>t}i (Al-Itqa>n fi> ‘Ulu>mi al-Qur’a>n), Syeikh
Muhammad Abduh (Tafsi>r Al-Mana>r), An-Nasya>buri (Ghara>’ib Al-
Qur’a>n wa Qagha>’ib Al-Furqa>n), Al-Baidha>wi (Anwa>r at-Tanzi>l wa Asra>r
at-Ta’wi>l).
17
Dalam kitab tafsir beliau telah dijelaskan beberapa fenomena
seperti, fungsi dari sidik jari, pembentukan janin, api di dasar laut, dua
lautan, serta fenomena turunnya hujan yang menggunakan corak ilmi.
Selain itu ada suatu fenomena yang sangat menarik untuk dikaji secara
komprehensif yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hubungannya dengan
ilmu sains, yaitu fenomena terjadinya hujan es dalam QS. An-Nur/24: 43.
Hujan merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Dengan
adanya hujan dapat melangsungkan kehidupan dengan makmur, seperti
menyuburkan tanah yang gersang dan tandus, menumbuhkan berbagai
macam tanaman, mengalirkan air ke berbagai penjuru, serta dapat
membuat berbagai ekosistem bekerja dengan baik sehingga dapat
memunculkan kemakmuran serta kejayaan dalam kehidupan.
18

Sebagaimana Firman Allah Swt dalam QS. Al-A’raf/7: 57

ٍ
دَل
َ
ب
ِ
ل
ُ
هاَنْق
ُ
س لااَق
ِ
ث
ر
بًا
َ
ح
َ
س ْتَّلَ قَأ اَذِإ َّتَّ
َ
ح
ِ
ه
ِ
ت
َْحْ
َ
ر
ْ
يَد
َ
ي
َْ
ين
َ
ب ا
ر
رْش
ُ
ب
َ
ح
َ
يَ
ِّ
ِرلا
ُ
ل
ِ
س
ْ
ر
ُ
ي ي
ِ
ذَّلا
َ
و
ُ
ه
َ
و ٍت
ِّ
ِي
َ
م
َت
ْ
مُكَّل
َ
عَل ىَت
ْ
و
َ
مْلا
ُ
جِرُْنُ َك
ِ
لَذَك
ِ
تا
َ
ر
َ
مَّثلا
ِّ
ِلُك
ْ
ن
ِ
م
ِ
هِب اَن
ْ
ج
َ
ر
ْ
خَأَف
َ
ءا
َ
مْلا
ِ
هِب اَنْل
َ
زْ نَأَف َنو
ُ
رَّكَذ (57 )

“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira
sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), hingga apabila angin itu telah
membawa mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami
turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan
itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan

17
Rubini, “Tafsir ’Ilmi,” Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, vol.5, No. 2 (Desember 2016),
96.
18
Maulana Nurhuda, “Tafsir Kata Hujan Dalam Al-Qur’an Studi Analisis Tafsir Ilmi” (Institut
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2020), 4.

7

orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil
pelajaran.”
19


Hujan juga merupakan bentuk rahmat dari Allah Swt kepada orang
yang dikehendaki-Nya serta merupakan bentuk azab Allah Swt kepada
orang yang dikehendaki-Nya. Tidak semua hujan itu merupakan rahmat,
karena rahmat merupakan suatu nikmat yang harus selalu disyukuri, dan
jika kita tidak bersyukur maka ia akan berubah menjadi suatu azab yang
menimpa dan menjadi musibah. Seperti suatu kisah yang terdapat dalam
Al-Qur’an tentang kaum Saba’, karena keingkarannya terhadap nikmat
Allah swt, Allah mengubah segala kemakmuran menjadi kemalangan yang
tak mereka kira. Nikmat dan rahmat akan selalu Allah berikan kepada
hamba-Nya yang bersyukur. Begitupun sebaliknya, musibah dan azab
merupakan suatu kejadian yang paling tidak manusia sukai, karena suatu
musibah selalu identik dengan kemalangan dan keburukan yang terjadi.
20

Sebagaimana dalam Al-Qur’an QS. Al-Ahzab/33: 24
ِر
ِ
هِب
ْ
مُتْل
َ
ج
ْ
عَ ت
ْ
سا ا
َ
م
َ
و
ُ
ه
ْ
ل
َ
ب َنَ
ُ
ر
ِ
طُْمُ
ٌ
ضِرا
َ
ع اَذ
َ
ه اوُلاَق
ْ
مِه
ِ
ت
َ
ي
ِ
د
ْ
وَأ
َ
لِبْقَ ت
ْ
س
ُ
م ارضِرا
َ
ع
ُ
ه
ْ
وَأ
َ
ر اَّمَلَ ف ا
َ
هي
ِ
ف
ٌ
حي

ٌ
مي
ِ
لَأ
ٌ
باَذ
َ
ع (24 )
“Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju
kelembah-lembah mereka, berkatalah mereka: “Inilah awan yang akan
menurunkan hujan kepada kami”. (Bukan)! Bahkan itulah azab yang
kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung
azab yang pedih.”
21


Proses turunnya hujan (Presipitasi) yakni air laut yang terkena
paparan sinar matahari, kemudian akan meluap. Uap air yang dikeluarkan

19
AL-Qur’an dan Terjemah Special For Woman, 157.
20
Nurhuda, “Tafsir Kata Hujan Dalam Al-Qur’an Studi Analisis Tafsir Ilmi,” 5.
21
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Madinah Al-Munawwaroh (Mujamma’
Khadimul Haramin asy-Syarifain al-Malik Fahd, 1411), 421.

8

itu akan naik ke udara, sedangkan suhu di udara sangatlah dingin. Maka
dari itu suhu mengembunkan uap air menjadi titik-titik air, kemudian
angin akan membawa titik-titik air dari tempat lain, sehingga akan
membuat titik-titik air semakin banyak dan awan tampak semakin
menebal. Suhu dingin yang semakin besar akan membuat titik-titik air
jatuh sebagai hujan ke bumi.
22

Terdapat 56 ayat dalam Al-Qur’an yang membahas tentang
fenomena hujan. Salah satu dari ayat tersebut yaitu suatu fenomena hujan
yang berfungsi untuk menghidupkan tanah yang gersang, serta untuk
menggembalakan hewan ternak.
23
Akan tetapi, ada sebuah fakta yang
lebih menarik dalam Al-Qur’an terkait dengan fenomena hujan, yakni
sebuah fenomena hujan es yang terjadi. Hanya ada satu ayat saja yang
menjelaskan tentang fenomena ini dalam Al-Qur’an, yaitu surah An-
Nur/24: 43.
Fenomena ini merupakan suatu fenomena yang langka terjadi, dan
harus kita teliti bagaimana proses turunnya hujan es ini menurut Al-Qur’an
dan kaitannya dengan ilmu sains. Hal inilah yang membuat penulis sangat
terinspirasi tentang fenomena hujan es ini dan kaitannya dengan ilmu-ilmu
sains modern, karena akan menambah tingkat keimanan kita dengan
membuktikan bahwa Al-Qur’an telah menjadi sumber ilmu pengetahuan
sebelum ilmu itu sendiri muncul.

22
Saba Zaidi Abrori, “Konsep Hujan Dalam Al-Qur’an dan Relevansinya Dalam Pelestarian
Lingkungan (Studi tafsir Tematik)” (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo, 2019), 2.
23
Agus heriyanto, “Ragam Hujan dalam Al-Qur’an (Studi tematik Tentang ayat-ayat Hujan)”
(Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, t.t.), 1.

9

Tujuan mufasir dalam menafsirkan Al-Qur’an melalui pendekatan
sains, mereka ingin mengungkapkan bahwa Al-Qur’an merupakan suatu
mukjizat yang besar, serta membuktikan bahwa Al-Qur’an telah
menjelaskan berbagai fenomena alam sebelum ilmu sains itu muncul.
Maka penting kiranya untuk meninjau pemikiran salah satu mufasir yang
memiliki corak sains dalam penafsirannya yang juga merupakan pakar
sains Islam pada abad modern ini, dimana beliau menginterpretasikan
penemuan-penemuan ilmiah dengan ayat kauniyah dalam Al-Qur’an yaitu
Zaghlu>l Al-Najja>r dalam kitab Tafsi>r Al-a>yat al-Kauniyah f>i Al-Qur’a>n
al-Kari>m dengan mufasir Fakhruddi>n Al-Ra>zi> dalam kitab Tafsi>r Mafa>tih}
al-Ghoib .
Berdasarkan konteks penelitian di atas, penulis tertarik untuk
mengkaji tentang proses terjadinya fenomena hujan es perspektif
Fakhruddi>n Al-Ra>zi yang merupakan mufasir klasik yang memiliki
dimensi corak penafsiran yang beragam yaitu corak sains, rasional,
teologis, filosofis, hukum dan juga bersifat fiqhi. Penulis juga mengkaji
tafsir Zaghlu>l Al-Najja>r yang merupakan mufasir kontemporer karena
penafsiran beliau juga sangat terperinci bahkan sesuai dengan
perkembangan dan penemuan ilmu sains zaman sekarang. Penulis
beramsumsi bahwa kedua mufasir tersebut akan melahirkan konsep yang
lebih luas tentang fenomena hujan es dalam QS. An-Nur: 43 ini secara
lebih luas lagi. Maka penulis mengajukan judul “Fenomena Hujan Es

10

dalam QS. An-Nur/24: 43 (Studi Komparatif Penafsiran Fakhruddi>n al-
Ra>zi> dan Zaghlu>l Al-Najja>r)”
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian yang telah dipaparkan di atas,
maka peneliti menentukan beberapa uraian rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana penafsiran Fakhruddi>n al-Ra>zi> dan Zaghlu>l Al-Najja>r
tentang fenomena hujan es dalam QS. An-Nur/24: 43?
2. Bagaimana letak persamaan dan perbedaan penafsiran Fakhruddi>n al-
Ra>zi> dan Zaghlu>l Al-Najja>r tentang fenomena hujan es dalam QS. An-
Nur/24: 43?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penafsiran Fakhruddi>n al-Ra>zi> dan Zaghlu>l Al-
Najja>r tentang fenomena hujan es dalam QS. An-Nur/24: 43
2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan penafsiran Fakhruddi>n
al-Ra>zi> dan Zaghlu>l Al-Najja>r tentang fenomena hujan es dalam QS.
An-Nur/24: 43
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara akademis maupun praktis, sebagai berikut:
1. Secara Akademis

11

a. Penelitian ini dapat dijadikan sumber kajian studi bagi para peneliti
yang sedang berusaha mengejar gelas sarjana di Universitas Al-
Amien Prenduan, khususnya pada Fakultas Dakwah dan
Ushuluddin, lebih khusus lagi dalam Program Studi Ilmu Al-
Qur’an dan Tafsir. Dengan demikian, penelitian ini dapat
memberikan pengaruh dan manfaat yang besar dalam pemahaman
ayat Al-Qur’an
b. Penelitian ini juga bertujuan untuk memperoleh suatu pemahaman
yang baru dan mengembangkan keilmuan sains modern dengan
keilmuan yang telah terdapat dalam Al-Qur’an. Hasil penelitian ini
juga dapat dijadikan sebagai referensi, dokumentasi serta bagian
dari karya ilmiah yang tersedia di UNIA Prenduan. Dengan begitu,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
konteks akademis
2. Secara Praktis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi yang baru serta
sumber acuan untuk para pembaca, memberikan pemahaman dan
informasi baru yang dapat dijadikan referensi mengenai suatu
penemuan ilmu sains yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an jauh
sebelum ilmu sains itu muncul. Dengan ini, dapat meningkatkan
kesadaran pembaca untuk terus menggali keilmuwan yang terdapat
dalam Al-Qur’an sebagai sarana untuk memperkuat iman kepada
Allah Swt.

12

F. Definisi Istilah
Untuk memastikan pemahaman terhadap judul dan isi pembahasan
proposal skripsi, peneliti perlu menjelaskan lebih spesifik mengenai
makna kata-kata dan istilah pokok yang terdapat dalam judul proposal
skripsi ini. Berikut ini adalah paparan tentang arti kata dan istilah pokok
dalam judul proposal skripsi ini:
1. Fenomena
Fenomena berasal dari bahas Yunani “Phainomenon”, “apa yang
terlihat”, fenomena juga bisa berarti suatu gejala, fakta , kenyataan.
Secara garis besar, fenomena adalah sesuatu yang dapat kita sadari,
suatu kejadian yang terjadi di sekitar kita, dan menjadi suatu objek
kejadian yang diamati. Fenomena juga dapat diartikan sebagai sesuatu
yang mulai masuk dalam “kesadaran” kita, baik melalui khayalan,
persepsi dan pikiran. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI),
fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan oleh panca indra dan
dapat diterangkan secara ilmiah atau suatu peristiwa yang tidak dapat
diabaikan.
24

2. Hujan Es
Hujan merupakan sebuah Presipitasi berwujud cairan air atau juga
bisa sebuah Presipitasi berwujud non-cair seperti salju dan batu es,
serta campuran antara hujan dengan salju. Hujan juga merupakan

24
Frulyndese K Simbar, “Fenomena Konsumsi Budaya Korea pada Anak muda di Kota manado,”
vol.No. 18 (Juli 2016), 2.

13

kondensasi
25
uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat
untuk jatuh dan tiba di daratan. Pendinginan udara atau penambahan
uap air ke udara akan menjadi dua proses yang akan terjadi secara
bersamaan yang dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang
hujan.
26

Proses terjadinya hujan ada 5 tahap, tahap pertama matahari akan
menyinari permukaan bumi dan molekul-molekul air akan bergerak.
Tahap kedua, molekul air akan bergerak menuju atmosfer dalam
bentuk uap air. Tahap ketiga, seluruh uap air yang dihasilkan akan
menuju atmosfer bumi, semakin tinggi uap air maka akan semakin
dingin uap air tersebut. Tahap keempat uap air tersebut akan
bergabung menjadi satu di dalam awan hingga cukup berat dan besar
kemudian jatuh dalam bentuk berbagai jenis hujan seperti, air, salju
maupun kristal es. Tahap kelima, air yang jatuh akan ke permukaan
bumi akan mengalir kembali ke sungai dan lautan.
27

Hujan es terjadi karena munculnya tumpukan awan
Cumulonimbus. Gumpalan awan cumulus yang awalnya terpencar-
pencar akan “dikumpulkan” oleh angin, yakni angin akan mengarah

25
Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat,
seperti gas atau uap yang berubah menjadi cairan. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan
menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (tekanan ditingkatkan)
menjadi cairan atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi.
26
Khamidinal, “Studi Komparasi Waktu dan proses Terjadinya Hujan Dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains,” SUHUF, vol.33, No, 1 (Mei 2021), 97.
27
Nain Siti Nurafipah dan Agus Fakhruddin, “Integrasi Qur’an Dan Sains Dalam Proses Hujan,”
MUMTAZ: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Keislaman, vol.5, No. 01, 2021, 33–40 (t.t.), 4.

14

ke atas dan membawa kumpulan awan ini, pada gerakan ini akan akan
menyebabkan perubahan uap air menjadi kristal-kristal es.
28

3. Komparatif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Komparatif
adalah perbandingan, atau pertimbangan.
29
Komparatif merupakan
suatu penelitian yang membandingkan suatu variabel pada sampel
yang berbeda untuk mendapatkan jawaban atau fakta apakah terdapat
perbandingan dan persamaan pada penelitian tersebut. Tujuan
komparatif ini untuk membandingkan antara dua pendapat dan dua
variabel lainnya dalam suatu kelompok.
30

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode
komparatif untuk membandingkan penafsiran dua mufasir tentang
fenomena hujan es, yaitu penafsiran Fakhruddi>n Al-Ra>zi> dan Zaghlu>l
Al-Najja>r dalam QS. An-Nur/24: 43.
G. Tinjauan Pustaka
Dalam menulis suatu karya ilmiah, sangat penting untuk penulis
menggabungkan berbagai disiplin ilmu dan mempertimbangkan referensi
dan penelitian sebelumnya agar tidak terjadi sebuah pengulangan atau
Plagiarisme. Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis menemukan

28
Rahmah Hidayati dkk., “Analisis Kejadian Hujan Es di Wilayah Bandung Berdasarkan Kondisi
Atmosfer dan Citra Satelit Analysis of Hailstone at Territorial Bandung Bases Atmospheric
Condition And Satellite Image,” Fibusi (JoF), vol.3 No. 1 (April 2015), 3.
29
“Arti kata komparasi - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online,” diakses 29 Februari
2024, https://kbbi.web.id/komparasi.
30
Wasilah Fauziyyah, “Makna Qunut Dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir Al-Kasysyaf
karya Al-Amakhsyari dan Tafsir Al-qur’an Al-’Azim karya ibnu Katsir)” (Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga, 2019), 13.

15

beberapa penelitian terdahulu yang juga membahas tentang fenomena
hujan es ini, akan tetapi tentunya juga ditemukan suatu perbedaan dan
persamaan antara penelitian yang akan penulis lakukan dengan beberapa
penelitian terdahulu.
1. Mu’jizat, PROSES TURUNNYA HUJAN DALAM AL -QUR’AN
(Suatu Analisis Tafsir Tahlili terhadap QS. Ar-Rum/30:48), Skripsi,
Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir pada Fakultas Ushuluddin, Filsafat
dan Politik UIN Alauddin Makassar 2018 M. Di dalam penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis ayat-ayat Al-Qur’an yang menyangkut
tentang proses turunnya hujan melalui pendekatan tafsir tah}li>li> dengan
menggunakan metode kualitatif yang menfokuskan kajian terhadap
QS. Ar-Rum:48.
31
Sedangkan dalam penelitian ini peneliti membahas
tentang fenomena hujan es dalam QS. An-Nur/24: 43 menurut
pandangan mufasir Fakhruddi>n al-Ra>zi> dan Zaghlu>l Al-Najja>r.
2. Saba Zaidi Abrori, KONSEP HUJAN DALAM AL -QUR’AN DAN
RELEVANSINYA DALAM PELESTARIAN LIN GKUNGAN (Studi
Tafsir Tematik), Skripsi, Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam (IAIN) Ponorogo
2019 M. Di dalam penelitian ini membahas tentang makna hujan
dalam Al-Qur’an dan konteks makna hujan dalam pelestarian
lingkungan dalam kajian tematik, dengan menggunakan metode
deskriptif-analisis. Skripsi ini memiliki persamaan metode penulisan

31
Mu’jizat, “Proses Turunnya Al-Qur’an (Suatu Analisis Tafsir Tahlili terhadap QS: al-
Rum/30:48.”

16

dengan penelitian yang diteliti penulis, yaitu metode dekriptif-analisis,
akan tetapi objek penelitian yang digunakan berbeda dengan penelitian
yang diteliti penulis yakni membahas tentang fenomena hujan es
dalam Al-Qur’an QS. An-Nur/24: 43 menurut pandangan mufasir
Fakhruddi>n al-Ra>zi> dan Zaghlu>l Al-Najja>r.
32

3. Akhiranton Sahripai S, FENOMENA HUJ AN ES DALAM AL -
QUR’AN DAN SAINS, Skripsi, Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau 1442 H / 2021 M. Di dalam penelitian ini membahas
tentang Fenomena Hujan Es Menurut Al-Qur’a>n dan sains, penelitian
ini merupakan penelitian kepustakaan atau library research. Skripsi ini
memiliki persamaan dengan penelitian yang diteliti penulis, yaitu
membahas tentang Hujan Es dalam Al-Qur’an, akan tetapi penulis
lebih fokus pada perbandingan dua mufasir yaitu dengan judul
Fenomena Hujan es dalam QS. An-Nur/24: 43 (Studi Komparatif
Penafsiran Fakhruddi>n Al-Ra>zi> dan Zaghlu>l Al-Najja>r).
33

4. Maulana Nurhuda, TAFSIR KATA HUJAN DALAM AL -QUR’AN
STUDI ANALISIS TAFSIR ILMI, Skripsi, Program Studi Ilmu Al-
Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Institut Perguruan Tinggi Ilmu
Al-Qur’an Jakarta 2020 M. Di dalam penelitian ini membahas tentang
bagaimana Al-Qur’an menanggapi pembahasan tentang fenomena

32
Zaidi Abrori, “Konsep Hujan Dalam Al-Qur’an dan Relevansinya Dalam Pelestarian
Lingkungan (Studi tafsir Tematik).”
33
Akhiranton Sahripai, “Fenomena Hujan es dalam Al-Qur’an dan Sains” (2021).

17

hujan melalui pendekatan sains. Penelitian ini menggunakan metode
kepustakaan dengan jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan
dalam skripsi ini sama dengan metode yang digunakan penulis dalam
meneliti fenomena hujan es dalam QS. An-Nur/24: 43 yaitu
menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan.
Sedangkan perbedaan dengan penelitian yang diteliti penulis ialah
skripsi ini lebih spesifik meneliti tentang arti kata hujan sementara
penulis lebih spesifik meneliti tentang fenomena hujan es dalam QS.
An-Nur/24: 43.
34

5. Agus Heriyanto, RAGAM HUJAN DALAM AL -QUR’AN (Studi
Tematik tentang Ayat-ayat Hujan), Skripsi, Program Studi Ilmu Al-
Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2019 M. Di dalam skripsi ini
membahas tentang fungsi hujan dalam Al-Qur’an, makna yang
terkandung dari setiap penggunaan kata yang menunjukkan hujan,
serta bagaimana cara menyikapi peristiwa turunnya hujan menurut Al-
Qur’an dan Al-Hadist. Skripsi ini memiliki perbedaan dalam fokus
penelitian, yang mana fokus penelitian penulis tentang fenomena hujan
es dalam QS. An-Nur/24: 43 (Studi Komparatif penafsiran Fakhruddi>n
Al-Ra>zi> dan Zaghlu>l Al-Najja>r).
35
Memiliki persamaan metode dengan
penelitian yang diteliti oleh penulis yaitu menggunakan metode
kualitatif atau penelitian kepustakaan.

34
Nurhuda, “Tafsir Kata Hujan Dalam Al-Qur’an Studi Analisis Tafsir Ilmi.”
35
Agus heriyanto, “Ragam Hujan dalam Al-Qur’an (Studi tematik Tentang ayat-ayat Hujan).”

18

Dari beberapa tinjauan pustaka di atas, terdapat beberapa
perbedaan dan persamaan yang diteliti oleh peneliti dengan karya
ilmiah yang ditulis oleh penulis lainnya, baik dari segi objek
pembahasan, metodologi penelitian, jenis pendekatan penelitian, ayat
yang akan dikaji, serta pandangan tokoh yang akan dikaji
penafsirannya.
H. Metode Penelitian
Penulis akan menggunakan beberapa metode dalam penyusunan
penelitian ini, hal tersebut akan diuraikan dalam bentuk poin-poin berikut:
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif
dengan jenis penelitian kepustakaan (Library Research) dalam
bentuk Penelitian Literatur Tafsir. Penelitian kepustakaan ini
merupakan suatu bentuk pengumpulan data dengan mengumpulkan
informasi-informasi dan data dari berbagai macam material seperti
dokumen, buku, majalah, serta merupakan suatu studi yang
mempelajari berbagai buku referensi serta hasil penelitian
sebelumnya yang sejenis untuk mendapatkan berbagai macam
landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti.
36

Kemudian penelitian literatur tafsir ini merupakan penelitian
tentang hasil pembacaan atau penafsiran terhadap ayat Al-Qur’an.
Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti penafsiran dari

36
Milya Sari dan Asmendri, “Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian
Pendidikan IPA,” NATURAL SCIENCE: Jurnal Penelitian Bidang IPA dan pendidikan IPA
(2020), 43.

19

Fakhruddi>n Al-Ra>zi> dan Zaghlu>l Al-Najja>r mengenai fenomena
hujan es dalam QS. An-Nur/24: 43. Serta memberikan berbagai
keterangan yang dapat memperjelas teks tafsir yang sedang
dikaji.
37

2. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis mengambil dari beberapa data dari
pendapat para ahli mengenai pembahasan-pembahasan yang
berkaitan dengan penelitian ini yang dicantumkan dalam buku-
buku, serta beberapa jurnal ilmia h untuk mendukung berjalannya
penelitian yang penulis teliti, yang biasa disebut dengan Library
Research yang berarti suatu pengambilan data dari beberapa buku
dan karya-karya ilmiah di bidang kitab tafsir dan pendidikan, dan
sumber ini terdari dari sumber primer dan sumber sekunder.
a. Sumber data primer
Data primer yang digunakan penulis merupakan suatu
data yang diambil dari kitab suci Al-Qur’an, Tafsi>r Mafa>tih{ al-
Ghoib karya Fakhruddi>n Al-Ra>zi> dan Tafsi>r Al-A>yat Al-
Kauniyah fi> Al-Qur’a>n Al-Kari>m karya Zaghlu>l Al-Najja>r.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
dibagi menjadi dua bagian:

37
Sahiron Syamsuddin, “Pendekatan Dan Analisis Dalam Penelitian Teks Tafsir,” SUHUF: Jurnal
Pengkajian Al-Qur’an dan Budaya, vol.12, Nomor 1 (Juni 2019), 134.

20

1) Buku-buku ilmiah yang membahas tentang fenomena hujan
dan yang berhubungan denga hujan es
2) Buku dan kitab-kitab tafsir yang membahas tentang
biografi para mufassir yang menajdi objek kajian dalam
penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
kepustakaan (Library Reseach) dan bersifat studi dokumentasi.
Studi dokumentasi ialah salah satu metode pengumpulan data
penelitian kualitatif dengan melihat berbagai data dari sumber non
insani, sumber data yang digunakan utuk melengkapi penelitian,
baik berupa tulisan, film, karya-karya, buku, yang memberikan
informasi bagi proses penelitian ini.
38
Langkah-langkah yang akan
penulis gunakan yaitu dengan mengumpulkan data-data yang
sesuai dengan fokus penelitian ini.
4. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
menggunakan metode analisis deskriptif serta menggabungkannya
dengan metode komparatif.

38
Eko Murdiyanto, Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi disertai Contoh Proposal), 1
ed. (Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat UPN “Veteran”
Yogyakarta Press, 2020), 64.

21

a. Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk
menganalisis data dengan mendeskripsikan data yang telah
dikumpulkan.
b. Metode analisis deskriptif ini merupakan suatu metode yang
memberikan gambaran umum terkait objek penelitian secara
umum dengan menggambarkan data-data pada masing-masing
objek.
39
Langkah pertama dalam metode ini adalah melakukan
pengumpulan data mengenai topik pembahasan yaitu yang
berkenaan dengan tema fenomena hujan es dalam QS. An-
Nur/24: 43, menurut penafsiran Fakhruddi>n Al-Ra>zi> dan
Zaghlu>l Al-Najja>r. Dan proses semua data yang didapat dari
proses analisis deskriptif ini dilakukan dengan cara
menganalisa, menafsirkan secara kualitatif berdasarkan
masing-masing mufasir. Kemudian, penulis akan melakukan
perbandingan data antara kedua mufasir tersebut dengan
metode komparatif.
5. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini merupakan suatu bentuk upaya
agar pembahasan dalam proposal skripsi ini menjadi terarah dan
tersusun secara metodis dan sistematis, serta tidak memperluas
objek pembahasan. Sistematika penulisan yang digunakan sebagai
berikut:

39
Muhammad Ramdhan, Metode Penelitian, Pertama. (Surabaya: Cipta Media Nusantara (CMN),
2021), 8.

22

BAB I. Dalam bab ini berisi pendahuluan yang meliputi
Konteks Penelitian, sebagai ungkapan suatu inspirasi dan motivasi
penulis dari penelitian ini, kemudian Fokus Penelitian, yang
menjadi pembatas objek dalam penelitian ini, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, kemudian Definisi Istilah, yakni penjabaran
tentang istilah yang terdapat dalam penelitian ini, Tinjauan
Kepustakaan, Metode Penelitian, yakni metode apa yang akan
digunakan penulis dalam penyelesaian penelitian ini, yang
kemudian diakhiri dengan Sistematika Pembahasan, yang
merupakan susunan dari beberapa bab pembahasan agar proposal
skripsi ini menjadi karya ilmiah yang mudah dipahami bagi
pembaca.
BAB II. Dalam bab ini berisi tentang biografi Fakhruddi>n Al-
Ra>zi> dan Zaghlu>l Al-Najja>r yang dibagi menjadi beberapa sub bab
pembahasan. Pertama membahas biografi Fakhruddi>n Al-Ra>zi> dan
Zaghlu>l Al-Najja>r yang mencakup sejarah kehidupan, latar
belakang keluarga, pendidikan, serta karya-karya beliau.
BAB III. Dalam bab ini akan menjelaskan tentang kajian
teoritis secara umum fenomena hujan es serta pandangan ahli ilmu
sains terhadap fenomena hujan ini.
BAB IV. Berisi tentang paparan analisis data dari fenomena
hujan es dalam Qs. An-Nur/24: 43 menurut Fakhruddi>n Al-Ra>zi> di
dalam Tafsir Mafa>tih{ al-Ghoib dan menurut Zaghlu>l Al-Najja>r di

23

dalam Tafsir al-A>ya>t al-Kauniyah fi> Al-Qur’a>n al-Kari>m dalam
QS. An-Nur/24: 43.
BAB V. Penutup, dalam bab ini merupakan suatu pembahasan
akhir dari penelitian ini, yakni akan memberikan beberapa
kesimpulan terkait beberapa pembahasan tentang fenomena hujan
es dalam QS. An-Nur/24: 43 yang sudah dipaparkan pada bab-bab
sebelumnya. Serta memberikan beberapa kritik dan saran agar
pembaca dapat mengambil manfaat dalam penulisan proposal
skripsi ini, serta memperbaiki beberapa kesalahan yang mungkin
ditemukan oleh pembaca.

24

I. Daftar Rujukan Sementara
Agus heriyanto. “Ragam Hujan dalam Al-Qur’an (Studi tematik Tentang ayat-
ayat Hujan).” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, t.t.
Agus Salim Syukran. “Fungsi Al-Qur’an bagi manusia.” AlI’jaz, vol.1, nomor 1
(Juni 2019).
Akhiranton Sahripai. “Fenomena Hujan es dalam Al-Qur’an dan Sains” (2021).
Eko Murdiyanto. Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi disertai Contoh
Proposal). 1 ed. Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada
Masyarakat UPN “Veteran” Yogyakarta Press, 2020.
Fauziyyah, Wasilah. “Makna Qunut Dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir
Al-Kasysyaf karya Al-Amakhsyari dan Tafsir Al-qur’an Al-’Azim karya
ibnu Katsir).” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2019.
Hidayati, Rahmah, Taufik Ramlan, dan Muhammad Lid Mujtahidin. “Analisis
Kejadian Hujan Es di Wilayah Bandung Berdasarkan Kondisi Atmosfer
dan Citra Satelit Analysis of Hailstone at Territorial Bandung Bases
Atmospheric Condition And Satellite Image.” Fibusi (JoF), vol.3 No. 1
(April 2015): 3.
Himawan Abdullah. “Manfaat Air dalam Al-Qur’an Perspektif Sains Modern”
(2019).
Khamidinal. “Studi Komparasi Waktu dan proses Terjadinya Hujan Dalam
Perspektif Al-Qur’an dan Sains.” SUHUF, vol.33, No, 1 (Mei 2021): 97.
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia. AL-
QUR’AN DAN TERJEMAH Special For Woman, t.t.
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia. AL-
Qur’an dan Terjemah Special For Woman. Bandung: Sygma Exagrafika
Arkanleema, t.t.
Mawaddah, Sri. “"Beut Ba’da maghrib " Suatu Pembiasaan Bagi Anak-Anak
Belajar Al-Qur’an.” vol.6 (1 Juni 2017): 97.
Muhammad Yasir dan Ade Jamaruddin. Studi Al-Qur’an. Pekanbaru-Riau: Asa
Riau (CV. Asa Riau), 2016.
Mu’jizat. “Proses Turunnya Al-Qur’an (Suatu Analisis Tafsir Tahlili terhadap QS:
al-Rum/30:48.” UIN Alauddin Makassar, 2018.

25

Nurafipah, Nain Siti, dan Agus Fakhruddin. “Integrasi Qur’an Dan Sains Dalam
Proses Hujan.” MUMTAZ: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Keislaman, vol.5,
No. 01, 2021, 33–40 (t.t.): 4.
Nurhuda, Maulana. “Tafsir Kata Hujan Dalam Al-Qur’an Studi Analisis Tafsir
Ilmi.” Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2020.
Ramdhan, Muhammad. Metode Penelitian. Pertama. Surabaya: Cipta Media
Nusantara (CMN), 2021.
RI, Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Madinah Al-
Munawwaroh. Mujamma’ Khadimul Haramin asy-Syarifain al-Malik
Fahd, 1411.
Rubini. “Tafsir ’Ilmi.” Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, vol.5, No. 2
(Desember 2016): 96.
Sahiron Syamsuddin. “Pendekatan Dan Analisis Dalam Penelitian Teks Tafsir.”
SUHUF: Jurnal Pengkajian Al-Qur’an dan Budaya, vol.12, Nomor 1
(Juni 2019).
Salim Said Daulay, Adinda Suciyandhani, Sopan Sofian, Juli Julaiha, dan
Ardiansyah. “Pengenalan Al-Qur’an.” Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
(Maret 2023): 474.
Sari, Milya, dan Asmendri. “Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam
Penelitian Pendidikan IPA.” NATURAL SCIENCE: Jurnal Penelitian
Bidang IPA dan pendidikan IPA (2020): 43.
Simbar, Frulyndese K. “Fenomena Konsumsi Budaya Korea pada Anak muda di
Kota manado.” vol.No. 18 (Juli 2016): 2.
Tamlekha. “Al-Qur’an Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan.” Basha’ir (Desember
2021): 5.
Tesa Fitria Mawarti. “Tafsir Saintifik.” vol.10 nomor 1 (2022): 11.
Umma Farida. “Nilai-Nilai Qur’ani Dan Internalisasinya Dalam Pendidikan” (t.t.):
2.
Zaidi Abrori, Saba. “Konsep Hujan Dalam Al-Qur’an dan Relevansinya Dalam
Pelestarian Lingkungan (Studi tafsir Tematik).” Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Ponorogo, 2019.
“Arti kata komparasi - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.” Diakses
29 Februari 2024. https://kbbi.web.id/komparasi.