Artikel-Pengertian_kurikulum_menurut_para_ahli.pdf

703503f 18 views 9 slides Mar 14, 2025
Slide 1
Slide 1 of 9
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9

About This Presentation

Pengertian kurikulum menurut para ahli


Slide Content

1

PENGERTIAN KURIKULUM MENURUT PARA AHLI
Oleh :
Yusuf
MTs Miftahul Khoirot, [email protected]

ABSTRAK
Kurikulum merupakan salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan yang
berfungsi sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Menurut para ahli,
pengertian kurikulum memiliki variasi definisi berdasarkan sudut pandang yang
berbeda. Menurut Hilda Taba, kurikulum adalah rencana pembelajaran yang
disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan. Sementara itu,
Ralph Tyler mendefinisikan kurikulum sebagai semua pengalaman belajar yang
dirancang oleh sekolah untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Selain itu, Daniel Tanner dan Laurel Tanner menjelaskan bahwa
kurikulum mencerminkan budaya, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai yang
diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pendidikan.
Pandangan lain dikemukakan oleh Marsh dan Willis, yang menekankan bahwa
kurikulum adalah rekonstruksi pengalaman yang bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman dan keterampilan peserta didik. Dengan demikian, kurikulum tidak
hanya berisi materi pelajaran, tetapi juga mencakup metode, strategi, dan evaluasi
dalam pembelajaran. Dalam konteks pendidikan modern, kurikulum sering
mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Robert Gagné menyatakan bahwa kurikulum harus
dirancang berdasarkan prinsip belajar yang efektif agar dapat meningkatkan
kompetensi siswa secara optimal. Oleh karena itu, pendekatan dalam penyusunan
kurikulum harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan kebutuhan
zaman.Berbagai definisi tersebut menunjukkan bahwa kurikulum memiliki
cakupan yang luas dan dinamis. Kurikulum tidak hanya berfungsi sebagai alat
pengajaran, tetapi juga sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Peran guru, peserta didik, dan lingkungan sekolah sangat berpengaruh dalam
keberhasilan implementasi kurikulum.
Kata Kunci: Kurikulum, pendidikan, pembelajaran, pengalaman belajar, tujuan
pendidikan
PENDAHULUAN
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode
jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan
pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja (Sanjaya, 2008).
Pengertian dan Konsep Kurikulum Dalam Pendidikan menarik untuk
dibahas. Istilah kurikulum telah menjadi istilah lazim dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Secara etimologis atau asal kata, istilah ini merupakan serapan dari
bahasa Yunani. Awalnya digunakan dalam dunia olahraga, berasal dari kata

2

"curir" yang berarti pelari, sementara "curere" berarti ditempuh atau berpacu,
yakni jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari (Tanner & Tanner, 2007).
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, kurikulum adalah "Seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu" (Bab I Pasal 1 ayat 19).
Konsep kurikulum sudah ada sejak zaman Yunani kuno, yakni kumpulan
beberapa mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dipelajari oleh
siswa (Ornstein & Hunkins, 2018). Berdasarkan makna yang terkandung dari
beberapa uraian di atas, kurikulum sebagai program pendidikan harus mencakup:
1. Sejumlah mata pelajaran atau organisasi pengetahuan.
2. Pengalaman belajar atau kegiatan belajar.
3. Program belajar (plan for learning) untuk siswa.
4. Hasil belajar yang diharapkan (Tyler, 1949).
Dari rumusan tersebut, kurikulum diartikan sebagai program dan
pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan. Rumusan ini juga
mengandaikan bahwa kurikulum diformulasikan melalui pengetahuan dan
kegiatan yang tersusun secara sistematis yang diberikan kepada siswa di bawah
tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
pribadi serta kompetensi sosial siswa (Doll, 1996).
Seiring dengan perkembangan zaman, pengertian kurikulum mengalami
perubahan. Pandangan lama atau sering disebut sebagai pandangan tradisional
merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh murid untuk memperoleh ijazah (Taba, 1962). Pengertian ini
mempunyai implikasi sebagai berikut:
1. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran.
2. Mata pelajaran adalah sejumlah informasi atau pengetahuan, sehingga
penyampaian mata pelajaran pada siswa akan membentuk mereka menjadi
manusia yang mempunyai kecerdasan berpikir.
3. Mata pelajaran menggambarkan kebudayaan masa lampau.
4. Tujuan mempelajari mata pelajaran adalah untuk memperoleh ijazah.
5. Adanya aspek keharusan bagi setiap siswa untuk mempelajari mata
pelajaran yang sama.
6. Sistem penyampaian yang digunakan oleh guru adalah sistem penuangan
(imposisi) (Print, 1993).
Intinya, ruang lingkup kurikulum berkisar pada rencana pembelajaran.
Berpijak dari latar belakang di atas, dalam upaya memahami lebih dalam tentang
definisi kurikulum yang mencerminkan perkembangan dari zaman ke zaman dan
konsep kurikulum sebagai rencana pelajaran serta pengalaman yang terkait di
dalamnya, disusunlah makalah ini dengan judul "Pengertian dan Konsep
Kurikulum Pendidikan".

PEMBAHASAN
Pengertian Kurikulum
Secara etimologis atau asal kata, istilah ini merupakan serapan dari bahasa
Yunani. Yang awalnya digunakan untuk dalam dunia olah raga, berasal dari kata
“curir” artinya pelari. Sementara “curere” artinya ditempuh atau berpacu. Yaitu
jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.
Kurikulum dapat didefinisikan melalui banyak cara. Berikut ini definisi
kurikulm menurut beberapa ahli:

3

1. Prof. Dr. S. Nasution, M. A.
Menjelaskan kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses kegiatan belajar mengajar di bawah naungan,
bimbingan & tanggunga jawab sekolah / lembaga pendidikan.
2. Drs. Cece Wijaya,dkk
Mengartikan kurikulum dalam arti yang luas yakni meliputi keseluruhan
program dan kehidupan didalam sekolah.
3. Definisi Kurikulum Menurut Murray Print (1993).
a. Kurikulum Sebagai Suatu Program Kegiatan Yang Terencana.
Berdasarkan pandangan komprehensif terhadap setiap kegiatan yang
direncanakan untuk dialami seluruh siswa, kurikulum berupaya
menggabungkan ruang lingkup, rangkaian, interpretasi,
keseimbangan subject matter, teknik mengajar, dal lain-lain yang
dapat direncanakan sebelumnya (Saylor, Alexander, dan Lewis,
1986).
b. Kurikulum sebagai Hasil Belajar yang diharapkan, kajian ini
menekankan perubahan cara pandang kurikulum, dari kurikulum
sebagai alat (means) menjadi kurikulum sebagai tujuan atau akhir
yang akan dicapai (ends).
c. Kurikulum sebagai Reproduksi Kultural (Cultural Reproduction)
Pengembangan kurikulum semacam ini dimaksudkan untuk
meneruskan nilai-nilai kultural kepada generasi penerus, melalui
lembaga penerus.
d. Kurikulum sebagai Curere
Pandangan yang menekankan pada bentuk kata kerja kurikulum itu
sendiri, yaitu curere. Sebagai pengganti interpretasi dari etimologi
arena pacu atau lomba (race course) kurikulum, curere merujuk pada
jalannya lomba dan menekankan masing-masing kapasitas individu
untuk mengkonseptualisasi otobiografinya sendiri.
Masing-masing individu berusaha menemukan pengertian (meaning)
ditengah-tengah berbagai peristiwa terakhir yang dialaminya,
kemudian bergerak secara historis kedalam pengalamannya sendiri di
masa lampau untuk memulihkan dan membentuk kembali
pengalaman semula (to recover an reconstitute the origins), serta
membayangkan dan menciptakan berbagai arah yang saling
bergantung dengan subdivisi-subdivisi pendidikan lainnya.
4. Definisi Kurikulum Menurut Beane, etc (1991)
Kurikulum yakni bahwa konsep kurikulum dapat diklasifikasikan ke
dalam empat jenis pengertian yang meliputi:
a. Kurikulum sebagai produk
Merupakan hasil perencanaan, pengembangan, dan perekayasaan
kurikulum.
b. Kurikulum sebagai program
Secara esensial merupakan kurikulum yang berbentuk program-
program pembelajaran secara riil.
c. Kurikulum sebagai hasil belajar yang ingin dicapai oleh para siswa
Mendeskripsikan kurikulum sebagai pengetahuan, keterampilan,
perilaku, sikap dan berbagai bentuk pemahaman thd. mata pelajaran.
d. Kurikulum sebagai pengalaman belajar

4

Menempatkan pengalaman belajar sebagai hal yang sangat penting
dalam pembelajaran.
5. Definisi Kurikulum Menurut John Dewey
John Dewey (1902) sudah sejak lama telah menggunakan istilah
kurikulum dan hubungannya dengan anak didik. Dewey menegaskan
bahwa kurikulum dan anak didik merupakan dua hal yang berbeda tetapi
kedua-duanya adalah proses tunggal dalam bidang pendidikan. Kurikulum
merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan yang memaparkan
pengalaman belajaranak didik melalui suatu susunan pengetahuan yang
terorganisir dengan baik yang biasanya disebut kurikulum.
6. Definisi Kurikulum Menurut Hilda Taba
“A curriculum usually contains a statement of aims and of specific
objectives; it indicates some selection and organization of content; it
either implies or manifests certain patterns of learning and teaching,
whether because the objectives demand them or because the content
organization requires them. Finally, it includes a program of evaluation
of the outcomes”. Pengertian kurikulum menurut Hilda Taba menekankan
pada tujuan suatu statemen, tujuan-tujuan khusus, memilih dan
mengorganisir suatu isi, implikasi dalam pola pembelajaran dan adanya
evaluasi.
7. Definisi Kurikulum Menurut Orlosky and Smith
Kurikulum adalah bagian dari program sekolah. Kurikulum berisi apa
yang diharapkan pada siswa dalam pembelajaran.
8. Definisi Kurikulum Menurut Inlow (1966)
Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah
untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah
ditentukan.
9. Definisi Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968)
Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan
secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar
sekolah.
10. Definisi Kurikulum Menurut Beauchamp (1968)
Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran
yang diajarkan kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran,
pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengertian diatas yang telah dikemukakan oleh para ahli, kita
bisa menyimpulkan bahwa kurikulum sebagai suatu program terencana yang
komprehensif dan senantiasa terus berkembang mengikuti alur zaman yang
bertujuan untuk memperoleh hasil belajar secara efektif dan efisien.
Dari definisi-definisi di atas, Kurikulum dalam artikel ini didefinisikan
sebagai berikut :
A. Fungsi Kurikulum
Menurut Nurgiantoro (1988 : 45-46), bahwa kurikulum mempunyai fungsi
tiga hal. Pertama, fungsi kurikulum bagi sekolah terdiri dari alat untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan. Kurikulum juga dapat dijadikan pedoman
untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan disekolah.
Misalnya, bidang studi, alokasi waktu, pokok bahasan, serta termasukstrategi
pembelajarannya. Kedua, kurikulum dapat mengontrol dan memelihara
keseimbangan proses pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum sekolah pada
tingkat tertentu, maka kurikulum pada tingkat atasnya dapat mengadakan

5

penyesuaian, sehingga tidak terjadi pengulangan kegiatan pengajaran sebelumnya.
Fungsi lain kurikulum juga dapat menyiapkan tenaga pengajar, dengan cara
mengetahui kurikulum pada tingkat di bawahnya. Ketiga, kurikulum dimaksud
untuk menyiapkan kebutuhan masyarakat atau lapangan kerja, sehingga
kurikulum mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat. Karena itu
lulusan sekolah paling tidak dapat memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan
(vokasional) di satu sisi, dan dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang sekolah
berikutnya (akademis) disisi lain.
B. Konsep Kurikulum Dalam Pendidikan
Menurut Sutrisno (2001, 12) disebutkan ada tiga konsep kurikulum, yaitu : (a)
kurikulumsebagai substansi, (b) kurikulum sebagai sistem, dan (c) kurikulum
sebagai bidang studi.
1. kurikulum sebagai suatu sistem/tujuan. Yaitu sistem kurikulum yang
merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan
sistem masyarakat. Suatu sistemkurikulum mencakup struktur personalia,
dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatukurikulum,
melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu
sistemkurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem
kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
Mauritz Johnson membedakan antara kurikulum dengan pengajaran. Yang
membedakanantara keduanya yaitu pengajaran merupakan interaksi siswa
dengan lingkungan sekitar,sedangkan kurikulum adalah rentetan hasil
belajar yang diharapkan atau sebagai tujuan.
2. kurikulum sebagai rancangan/rencana
Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar
bagi murid-muriddi sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin
dicapai. Suatu kurikulum jugadapat menunjuk kepada suatu dokumen yang
berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar,kegiatan belajar-mengajar, jadwal,
dan evaluasi.
Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai
hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang
kebijaksanaan pendidikan denganmasyarakat. Suatu kurikulum juga dapat
mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatukabupaten, propinsi, ataupun
seluruh negara
Konsep kurikulum dalam pandangan John Dewey, kurikulum merupakan
rekontruksi yang berkelanjutan. Dimulai dari pengalaman yang dimiliki murid
kemudian direpresentasikan dalam pelajaran. Berdasarlan wawasan Dewey, bias
ditarik kesimpulan bahwa rujukan utama penyusunan kurikulum adalah berakar
dari pengalaman masing-masing siswa. Pendapat John Dewey ini juga diamini
oleh beberapa pakar hingga tahun 1957. Hamper semua pakar kurikulum sepakat
bahwa sumber kurikulum adalah pada pengalaman siswa.
Pandangan baru mengenai kurikulum terlihat dari pendapat Rinald C. Doll
(1974) yang menyatakan bahwa ruang lingkup kurikulum semakin luas.
Termasuk dalam hal isi dan proses kurikulum yang semakin melebar pemaknaan
tentang pengalaman siswa juga ikut melebar, yaitu mencakup pengalaman di
sekolah, di rumah, ataupun di masyarakat.
Berbeda dan lebih jauh dari ahli diatas. Zais memberikan pandangannya
tentang ruang lingkup kurikulum. Bahwa kurikulum mencangkup dua hal. Yaitu
materi pembelajaran dan prosedur dalam proses pembelajaran. Sehingga

6

kurikulum sudah dianggap memiliki kedudukan sentral dalam proses
pembelajaran.
Konsep kurikulum dalam arti luas atau modern tidak hanya mencakup
tentang rencana pembelajaran saja. Akan tetapi juga mencakup tentang segala
sesuatu yang nyata yang terjadi dalam proses pendidikan di sekolah, baik di
dalam ataupun diluar kelas. Maka kurikulum bias diartikan juga sebagai identitas
pendidikan yang mengatur tentang kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler.
Pengertian-pengertian dan gagasan-gagasan baru tentang kurikulum akan
selalu muncul seiring perkembangan zaman. Teori-teori baru akan muncul
karena manusia pemikir pendidikan memang tidak akan pernah merasa puas pada
satu hakikat saja. Para ahli-ahli baru dalam bidang pendidikan akan muncul dan
membawa serta teori-teori baru pendidikan.
Secara konseptual kurikulum secara garis besar mempunyai tiga ranah,
yaitu: kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum
sebagai bidang studi.
1. Kurikulum sebagai substansi, yaitu kurikulum dipandang sebagai rencana
pendidikan di sekolah atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin
dicapai. Suatu kurikulum digambarkan sebagai dokumen tertulis yang berisi
rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal, dan
evaluasi yang telah disepakati dan disetujui bersama oleh para penyusun
kurikulum dan pemangku kebijaksanaan dengan masyarakat.
2. Kurikulum sebagai system, yaitu system kurikulum merupakan bagian dari
system sekolah, system pendidikan, dan system masyarakat. Hasil dari
system kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum. Kurikulum sebagai
system mempunyai fungsi bagaimana cara memelihara kurikulum agar tetap
berjalan dinamis.
3. Kurikulum sebagai suatu bidang studi, kurikulum disini berfungsi sebagai
suatu disiplin yang dikaji di lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi.
Tujuan kurikulum sebagai suatu bidang studi adalah untuk mengembangkan
ilmu kurikulum dan system kurikulum. Mereka yang mendalami bidang
kurikulum mempelajari tentang konsep dasar kurikulum. Mereka juga
melakukan kegiatan penelitian dan percobaan guna menemukan hal-hal yang
baru yang dapat memperkuat dan memperkaya bidang studi kurikulum.

a. Kurikulum Sebagai Rencana Pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan,
meski berada pada posisi yang berbeda. Saylor menyatakan bahwa
kurikulum dan pembelajaran bagaikan Romeo dan Juliet. Artinya,
kurikulum tanpa pembelajaran sebagai rencana tidak akan efektif, atau
bahkan bisa keluar dari tujuan yang telah dirumuskan.
Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer
sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh
pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar
pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan adalah “rencana pelajaran”
pada hakikatnya kurikulum sama sama artinya dengan rencana pelajaran.
Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan sebagai berikut ini. Kurikulum
sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan
yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para
siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan
perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan

7

pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi
siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum
harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai.
Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan
meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa,
seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan,
gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain; yang pada gilirannya
menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan dan
kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam
suatu kurikulum.
Berikut merupakan gambaran kaitan antara kurikulum dan pembelajaran.
1. Model dualistis, pada model ini, kurikulum dan pembelajaran berdiri
sendiri. Kurikulum yang seharusnya memjadi pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran tidak tampak. Begitu juga dengan
pembelajaran yang seharusnya dapat dijadikan tolak ukur pencapaian
tujuan kurikulum tidak terjadi.
2. Model berkaitan, dalam model ini, kurikulum dengan pembelajaran
saling barkaitan. Pada model ini, ada bagian kurikulum yang menjadi
bagian dari pembelajaran, begitu juga sebaliknya.
3. Model konsentris, pada model ini, keduanya memiliki hubungan
dengan kemungkinan bahwa kurikulum adalah bagian dari
pembelajaran atau pembelajaran adalah bagian dari kurikulum.
4. Model siklus, pada model ini, antara kurikulum dan pembelajaran di
anggap dua hal yang terpisah namun memiliki hubungan timbal
balik. Di satu sisi, kurikulum merupakan rencana tertulis sebagai
panduan pelaksanaan pembelajaran, di sisi lain pembelajaran
mempengaruhi pada perancangan kurikulum selanjutnya.

b. Kurikulum Sebagai Rencana Pengalaman
Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Perumusan/pengertian
kurikulum lainnya yang agak berbeda dengan pengertian-pengertian
sebelumnya lebih menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian
pengalaman belajar. Salah satu pendukung dari pengalaman ini
menyatakan sebagai berikut:
1. Pengertian itu menunjukan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum
tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga
kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tidak ada pemisahan yang tegas
antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang
memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada
hakikatnya adalah kurikulum.
2. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. (Undang-Undang No.20 TH. 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional).
3. Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta
cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan
tinggi. (Pasal 1 Butir 6 Kemendiknas No.232/U/2000 tentang

8

Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian
Hasil Belajar Mahasiswa)
Kurikulum memiliki peranan dan fungsi yang sangat strategis dalam
mencapai tujuan pendidikan. Terdapat tiga peranan kurikulum yang
dinilai sangat penting, yaitu peran konservatif, perana kritis atau
evaluatif dan peranan kreatif. Ketiga peranan kurikulum tersebut harus
berjalan seimbang dan harmonis untuk mencapai tujuan pendidikan
secara optimal. Pelaksanaan ketiga peranan kurikulum menjadi
tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan
di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun
tidak langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua,
masyarakat, dan pihak siswa itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi
siswa, kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu fungsi penyesuaian,
fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi
pemilihan/seleksi, dan fungsi diagnostic.
Itulah sedikit informasi tentang konsep kurikulum dalam pendidikan yang
dapat saya sampaikan semoga bermanfaat.

KESIMPULAN
Pengertian Kurikulum diorganisis menjadi dua, kurikulum adalah sejumlah
rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa
dengan petunjuk insitusi pendidikan yang isinya berupa proses dan kompetensi
yang harus dimiliki. Selanjutnya kurikulum adalah seluruh pengalaman dibawah
bimbingan dan arahan dari insitusi pendidikan yang membawa kedalam kondisi
belajar.
Konsep kurikulum meliputi sebagai subtansi yang dipandang sebagai
rencana pembelajaran bagi siswa atau seperangkat tujuan yang ingin dicapai,
sebagai sistem yang merupakan bagian dari system persekolahan, pendidikan,
bahkan masyarakat, dan sebagai bidang studi yang merupakan kajian para ahli
kurikulum yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan
system kurikulum.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu
berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi
kepala sekolah dan pengawas, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan supervise atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum itu
berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi
masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan
bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri,
kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.Kurikulum berperan dalam
pencapaian tujuan pendidikan, yakni memiliki peran konservatif, kreatif, kritis
dan evaluatif

DAFTAR PUSTAKA
Doll, R. C. (1996). Curriculum Improvement: Decision Making and Process.
Boston: Allyn and Bacon.
Ornstein, A. C., & Hunkins, F. P. (2018). Curriculum: Foundations, Principles,
and Issues. Pearson.
Print, M. (1993). Curriculum Development and Design. Allen & Unwin.

9

Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana.
Taba, H. (1962). Curriculum Development: Theory and Practice. Harcourt, Brace
& World.
Tanner, D., & Tanner, L. (2007). Curriculum Development: Theory into Practice.
Pearson.
Tyler, R. W. (1949). Basic Principles of Curriculum and Instruction. University of
Chicago Press.
Posner, G. J. (2004). Analyzing the Curriculum. McGraw-Hill.
Marsh, C. J. (2009). Key Concepts for Understanding Curriculum. Routledge.
Wiles, J., & Bondi, J. (2010). Curriculum Development: A Guide to Practice.
Pearson.
Tags