3
Dalam menghadapi era globalisasi, pendidikan karakter harus terus
diperkuat agar mampu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara
intelektual, tetapi juga memiliki moralitas yang tinggi. Hal ini sejalan dengan visi
Indonesia untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya
saing global (Kemendikbud, 2023).
Dengan demikian, strategi pendidikan karakter bangsa harus terus
dikembangkan dan disesuaikan dengan dinamika zaman. Sinergi antara keluarga,
sekolah, masyarakat, dan pemerintah menjadi kunci utama dalam membangun
karakter bangsa yang kokoh di tengah arus globalisasi (Yusuf & Hidayat, 2023).
Pengertian Pendidikan Berbasis Karakter
Dua hal utama yang perlu dibahas dalam pendidikan berbasis karakter
adalah pendidikan dan karakter itu sendiri. Dalam kajian pendidikan, terdapat
berbagai ranah pendidikan, seperti pendidikan intelektual, pendidikan
keterampilan, pendidikan sikap, dan pendidikan karakter (watak) (Samani &
Hariyanto, 2020). Menurut Pasal 1 Butir 1 UU 20/2003, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara (Kemendikbud, 2020).
Sementara itu, karakter dalam Kamus Poerwadarminta (2021) diartikan
sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari yang lain. Karakter merupakan standar batin yang
terimplementasi dalam berbagai bentuk kualitas diri. Menurut Lickona (2021),
karakter terdiri dari nilai-nilai (values) dan kepribadian. Suatu karakter merupakan
cerminan dari nilai yang melekat dalam sebuah entitas. Karakter yang baik
merupakan perwujudan dari nilai-nilai yang baik, yang mencerminkan mentalitas,
sikap, dan perilaku seseorang (Suyatno et al., 2022).
Pendidikan karakter berkenaan dengan aspek psikis individu, seperti
keinginan, motivasi, dan dorongan dalam bertindak (Wibowo et al., 2023).
Pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai hidup seperti
kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan,
kebaikan, dan keimanan (Rahmawati & Santoso, 2023). Dengan demikian,
pendidikan berbasis karakter memungkinkan peserta didik mengintegrasikan
informasi yang diperoleh selama pendidikan untuk dijadikan pandangan hidup
dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Pendidikan berbasis karakter juga membantu individu mengenali jati dirinya
sebagai makhluk sosial, warga negara, dan bagian dari masyarakat. Kesadaran ini
menjadi ukuran martabat seseorang sehingga mereka dapat berpikir objektif,
terbuka, dan kritis, serta memiliki harga diri yang tidak mudah goyah (Prasetyo,
2021). Individu dengan karakter yang kuat akan menunjukkan integritas,
kejujuran, kreativitas, serta produktivitas dalam setiap tindakannya.
Selain itu, pendidikan berbasis karakter membekali individu dengan
kemampuan untuk mengambil sikap yang tepat terhadap berbagai situasi,
menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran, peka terhadap nilai keramahan
sosial, serta bertanggung jawab atas tindakannya (Mulyono, 2022). Karakter yang
kuat memungkinkan seseorang menghadapi tantangan globalisasi tanpa