Aset-Modal Utama dalam pedidikan dalam sekolah

YuliAdiNugroho2 7 views 5 slides Nov 18, 2024
Slide 1
Slide 1 of 5
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5

About This Presentation

Aset sebagai kekuatan


Slide Content

Aset/Modal Utama
Ibu/Bapak, apakah pernah mengidentifikasi aset-aset yang dimiliki oleh satuan
pendidikan Ibu/Bapak? Setiap satuan pendidikan tentunya memiliki aset/kekuatan
yang dapat diberdayakan dalam mengembangkan sekolah dan dimanfaatkan bagi
proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, tetapi apakah pernah
diidentifikasi secara mendetail lagi agar dapat lebih diberdayakan? Pada modul ini kita
akan mempelajari lebih terperinci apa saja aset/kekuatan yang dimiliki oleh satuan
pendidikan, menurut Green dan Haines (2002) ada 7 aset yang dimiliki oleh satuan
pendidikan yang dapat lebih dioptimalkan lagi penggunaannya. Haines (2002) dalam
Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini
disebut sebagai modal utama.

Gambar 1

Apabila Ibu/Bapak memperhatikan gambar tersebut, tentunya Ibu/Bapak akan
mendapatkan gambaran tentang 7 aset/modal utama yang dapat diberdayakan dalam
pembelajaran. Ke-7 aset/modal utama tersebut, yaitu; aset manusia, aset fisik, aset
lingkungan dan aset-aset lainnya. Aset-aset manakah yang telah Ibu/Bapak
maksimalkan selama ini, aset-aset manakah yang belum pernah Ibu/Bapak
pergunakan sama sekali atau belum dipergunakan secara maksimal dalam
mendorong pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik. Ke-tujuh aset ini
hanyalah gambaran perwakilan dari aset-aset yang bisa Ibu/Bapak temui di sekolah
Ibu/Bapak, mungkin ada beberapa aset lagi yang tidak terpikirkan sebelumnya yang
masih dapat dioptimalkan.
Berikut beberapa contoh pemanfaatan aset dalam peningkatan pembelajaran PJOK
yang berpihak pada peserta didik:
a. Aset Manusia

Gambar 2
1) PESERTA DIDIK memiliki keterampilan yang bisa dimaksimalkan ke arah
pengembangannya, bisa mengekspresikan dirinya dan menyadari jasmani
bersemayam dalam dirinya, dan dapat belajar gerak tapi ketika bergerak ia juga
belajar.

2) GURU PJOK memiliki paradigma berpikir berbasis aset/kekuatan dalam
meningkatkan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik. Guru PJOK
yang dapat mendorong PJOK sebagai kebutuhan penting bagi setiap anak
untuk hidup aktif sepanjang hayat. Guru PJOK yang memiliki ide, gagasan,
karya inovasi, dan menghadirkan pembelajaran yang sesuai kebutuhan belajar
peserta didiknya.
3) ORANG TUA yang dapat dilibatkan perannya sesuai keterampilan atau profesi
yang dibutuhkan dalam pengembangan dan memperkuat pembelajaran PJOK
di sekolah. Orang tua atau anggota keluarga lainnya seperti; kakak, kakek,
nenek, bibi, paman,dll misalnya yang memiliki latar belakang sebagai atlet silat
dapat menjadi narasumber, sebagai instruktur senam dalam kegiatan senam
pagi bersama, wasit sepak bola menjadi wasit pada pertandingan sepak bola
antar kelas, pelatih badminton dapat menjadi narasumber atau dilibatkan dalam
kegiatan-kegiatan terkait sosialisasi gizi dan kesehatan peserta didik.
b. Aset Sosial

Gambar 3

Suasana sekolah yang mendukung pembelajaran PJOK dibuktikan dengan adanya
antusias warga sekolah ikut berperan serta dalam program-program terkait
pendidikan jasmani dan olahraga, bentuk norma /aturan yang mengikat warga
masyarakat bisa dalam bentuk kelompok, komunitas, institusi, lembaga, asosiasi,
dan sebagainya yang memiliki pengaruh terhadap pembelajaran PJOK. Mengajak
komunitas yang ada di luar sekolah untuk kita libatkan dalam berbagai kegiatan
memfasilitasi pembelajaran PJOK yang diprakarsai oleh peserta didik. Keterlibatan
komunitas yang mendukung pembelajaran olahraga misalnya; padepokan pencak
silat silat, komunitas bersepeda, komunitas senam, sekolah sepak bola (SSB),dll.

c. Aset Politik

Gambar 4
1) Kebijakan/kekuasaan kepala sekolah yang akan digunakan kewenangannya
untuk membuat kebijakan-kebijakan yang mengakomodir kepentingan warga
sekolah dan peningkatan kualitas pembelajaran PJOK yang berpihak pada
peserta didik (kebijakan terkait pengadaan sarana dan prasarana, kebijakan
terkait program-program PJOK, kebijakan terkait pelibatan peran serta
masyarakat dalam mendukung pembelajaran PJOK),

2) Kebijakan guru PJOK terkait pembelajaran di kelasnya. Guru PJOK di sekolah
harus mampu membimbing dan mengembangkan kemampuan motorik,
menanamkan nilai dan kedisiplinan pada peserta didiknya. Penyelenggaraan
pendidikan di sekolah harus mampu menciptakan dan menyediakan situasi
yang dapat membantu keseimbangan pikiran, tubuh, moral dan jiwa. Seorang
guru PJOK harus mampu mengatasi permasalahan pembelajaran di sekolah,
karena dalam pembelajaran akan terdapat faktor-faktor yang menghambat
pembelajaran di sekolah, sehingga dibutuhkan kedisiplinan dan kreativitas
seorang guru dalam pengelolaan pembelajaran PJOK.
d. Aset Lingkungan/Alam

Gambar 5
Pernahkah terpikirkan untuk mengeksplorasi lingkungan, alam sekitar sekolah
yang selama ini belum dijadikan sebagai aset untuk melaksanakan proses
pembelajaran bagi - kita? ada ruang Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA),
alun-alun, taman kota, sungai, hutan, danau, gedung olah raga rakyat (GOR) dan
lingkungan alam lainnya yang sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan lagi.
Selain pemanfaatan aset-aset tersebut, bagaimana dengan aset agama/budaya?
aset fisik? dan aset finansial? Apakah Ibu/Bapak sudah memanfaatkannya dengan
maksimal?
Tags