Asuhan Keperawatan Kejang Deman Pada Anak

RachmawatiHasanah 1 views 19 slides Oct 02, 2025
Slide 1
Slide 1 of 19
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19

About This Presentation

laporan pendahuluan kejang demam


Slide Content

LAPORANPENDAHULUANDANASUHAN
KEPERAWATANKEJANGDEMAM
DisusunOleh:
RENY DWI
SEFRIN FANTARIKA
KISMIYATI
SAVERO

Kejangdemammerupakankejangyang terjadipada
suhubadantinggi(suhutubuhdiatas38⁰C) karena
terjadikelainanektrakranial. Kejangdemamataufebrile
convulsion adalahbangkitankejangyang terjadipada
kenaikkansuhutubuhyang disebabkanolehproses
ekstrakranium(Lestari, 2016)
DEFINISI

KLASIFIKASI
Kejang demam sederhana (simple
febrile convulsion)
Kejang demam yang berlangsung
singkat ( < 15 menit ), dan umumnya
akan berhenti sendiri.
Setelah kejang diikuti dengan periode
mengantuk / tertidur paska iktal ( >
15 menit ).
Kejang berbentuk umum tonik dan
atau klonik, tanpa gerakan fokal.
Kejang tidak berulang dalam waktu
24 jam.
Tanpa kelainan neurologis sebelum
dan sesudah kejang
Kejangdemamkompleks(complex or
complicated febrile convulsion)
Kejang lama > 15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi,
atau kejang umum didahului kejang
parsial selama maupun sesudah
kejang ( pergerakan 1 tungkai saja,
atau 1 tungkai terlihat lebih lemah )
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam
24 jam.
Kelainan neurologis sebelum atau
sesudah kejang
Risiko lebih tinggi terjadinya kejang
demam berulang dan epilepsi di
kemudian hari.

Infeksi saluran napas akut
Otitis Media Akut
Roseola
Infeksi Saluran Kencing
Infeksi gastrointestinal
ETIOLOGI

Kejang demam secara umum disebabkan oleh lepasnya sitokin inflamasi IL 1 beta,
hiperventilasi yang menyebabkan alkalosis yang kemudian menyebabkan pH otak
meningkat, serta dimungkinkan adanya kelainan genetik.
Terdapat interaksi 3 faktor sebagai penyebab kejang demam yaitu :
1.Imaturitas otak dan termoregulator
2.Demam, dimana kebutuhan oksigen meningkat
3.Predisposisi genetik ( autosomal dominan )
PATOFISIOLOGI

PATWAY

Pemeriksaan laboratorium
Darah Perifer Lengkap,
Elektrolit
Gula darah
Tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi
dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi
penyebab demam, atau keadaan lain misalnya
gastroenteritis dehidrasi disertai demam, hipoglikemi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pungsi lumbal LCS
Untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis.
Pemeriksaan pungsi lumbal tidak dilakukan secara rutin pada
anak < 12 bulan yang mengalami KDS dengan keadaan umum
baik.
Indikasi pungsi lumbal (derajat rekomendasi B )
1.Terdapat tanda dan gejala rangsangan meningeal
2.Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP ( anamnesis danPF )
3.Dipertimbangkan pada anak yang sebelumnya telah mendapat
antibiotik dapat mengaburkan tanda dan gejala meningitis

Elektroensefalografi (EEG)
Tidak dapat memprediksi berulangnya kejang, atau memperkirakan
kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam. Oleh karenanya
tidak diperlukan untuk kejang demam kecuali apabila bangkitan bersifat
fokal.
Pemeriksaan EEG hanya dilakukan pada kejang fokal untuk menentukan
adanya fokus kejang di otak yang membutuhkan evaluasi lebih lanjut.
Foto X-ray kepala dan CT-scan atau MRI
Jarang sekali dikerjakan, tidak rutin
Indikasi seperti:
1. Kelainan neurologik fokal yg menetap (hemiparesis)
2. Paresis nervus VI

PENATALAKSANAAN KEJANG DI RUMAH
Diazepam rektal 0,5-0,75 mg/kg atau Diazepam
rektal 5 mg BB< 12 kg dan 10 mg BB> 12 kgatau
Diazepam rektal 5 mg < 3 thn dan 7,5 mg > 3thn
Bila kejang belum berhenti ulangi dg interval waktu 5
menit.
Bila setelah 2 kali masih tetap kejang rumah sakit.

PENATALAKSANAAN DI KLINIK / UGD
Umumnya kejang berlangsung singkat (rerata 4 menit) dan pada waktu pasien
datang, kejang sudah berhenti.
Apabila datang dalam keadaan kejang diazepam IV 0,2-0,5 mg/kg secara
perlahan lahan dengan kecepatan 2 mg/menit atau dalam waktu 3 -5 menit,
dengan dosis maksimal 10 mg.
Tenangkan dan yakinkan orangtua bahwa kejang demam memiliki prognosis yang
sangat baik dengan risiko kematian dan kemungkinan terjadinya epilepsi di
kemudian hari sangat kecil.
Pastikan jalan napas tidak terhalang
Pakaian dilonggarkan
Anak diposisikan miring agar lendir / cairan keluar
Periksa tanda vital ( pernapasan, nadi, suhu )

Bila kejang tetap (+) fenitoin inisial secara IV 10-20 mg/kg/kali dengan
kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit.
Fenitoin iritasi vena diencerkan dengan NaCl 0,9% dg komposisi 10 :1
Bila kejang berhenti, dosis (rumatan) selanjutnya 4-8 mg/kg/hari dibagi 2
dosis dimulai 12 jam setelah dosis awal.
Bila kejang tetap (+) inisial fenobarbital IV 20 mg/kg dengan kecepatan 20
mg/ menit. Dosis inisial maksimal 1 gr.
Setelah kejang berhenti, lanjutkan dengan dosis rumatan 4-6 mg/ kg/hr dibagi
2 dosis yang diberikan 12 jam kemudian.
Bila kejang tetap tidak berhenti lakukan knock downdengan Midazolam,
tiopental atau propofol dan pasien harus dirawat di ruang rawat intensif.
Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari jenis
kejang demam apakah KDS atau KDK dan faktor risikonya.

Pengkajian
1. Anamnesa
1) IdentitasPasienDalammengkajiidentitaspasienkejangdemamyang perlumenjadi
perhatianadalahnamalengkappasien, jeniskelamin, danusiadaripasien. Pada
beberapakasuskejangdemamseringditemukanpadaanakdenganusia6 bulansampai
dengan5 tahun.
2) RiwayatKesehatana) KeluhanutamaBiasanyaanakmengalamipeningkatansuhu
tubuh>38,0⁰C, pasienmengalamikejangdanbahkanpadapasiendengankejangdemam
kompleksbiasanyamengalamipenurunankesadaran. b) Riwayatpenyakitsekarang
Biasanyaorang tuapasienakanmengatakanbadananaknyaterasapanas, nafsumakan
munurun, lama terjadikejangbiasanyatergantungpadajeniskejangdemamyang
dialamianak. c) Riwayatkesehatanlalu(1) Riwayatperkembangananak: biasanyapada
pasiendengankejangdemamkompleksmengalamigangguanketerlambatan
perkembangandanintelegensipadaanakdisertaimengalamikelemahanpadaanggota
gerak(hemifarise).
ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM

Riwayatimunisasi: Biasanyaanakdenganriwayatimunisasitidaklengkaprentan
tertularpenyakitinfeksiatauvirus sepertivirus influenza.
RiwayatnutrisiPadasaatanaksakit, biasanyaakanmengalamipenurunannafsu
makankarenamualataupunmuntah.
Riwayatante anatal, post natal dannatal jugaharusdiperhatikanterutramauntuk
anakusia0-5 tahun.
Pemeriksaanfisik
a. Keadaanumumpadaanakkejangdemamyang seringdijumpaiialahanaksering
terlihatrewelhinggamengalamipenurunankesadaran
b. TTV Suhu: >38.0ºC Respirasi: padausia2-< 12 bulan: biasanya> 49
kali/menit. Padausia12 bulan-40 kali/menitNadi: biasanya>100 x/menit
c. BeratbadanPadaanakkejangdemambiasanyatidakmengalamipenurunan
beratbadanyang signifikan
CON’T

Hipertermiberhubungandenganpeningktanlajumetabolisme
Resikocideraberhubungandenganproses kejang
Resikoaspirasiberhubungandenganpenurunankesadaran
Resikoketerlambatanperkembanganberhubungandengankejangyang berulang
Resikoketidakefektifanjaringanotakberhubungandenganpeningkatansirkulasi
otak
DIAGNOSA KEPERAWATAN

INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi
Hipertermia (D.0130)
Penyebab :
1.Dehidrasi
2.Terpapar Lingkungan Panas
3.Proses Penyakit
( Misalnya, Infeksi, Kanker )
1.Ketidak sesuaian Pakaian
dengan Suhu Lingkungan
2.Peningkatan Laju Metabolisme
3.Respon Trauma
4.Aktivitas Berlebihan
5.Penggunaan Inkubator
6.…………………………………………………
……
Dibuktikan dengan :
Gejala dan Tanda Mayor
Suhu Tubuh diatas Nilai Normal
Gejala dan Tanda Minor
1.Kulit Merah
2.Kejang
3.Takikardi
4.Takipnea
5.Kulit Terasa Hangat
LuaranUtama
1.Termoregulasi (L.14134)
LuaranTambahan
1.Perfusi (L.02011)
2.Status Cairan (L.02028)
3.Status Kenyamanan (L.08064)
4.Status Neorologis (L.06053)
5.Status Nutrisi (L.03030)
6.Termoregulasi Neonatus(L.14135)
Termoregulasi
Tujuan
SetelahdilakukanTindakanKeperawatanSelama…..
Termoregulasimembaik
KriteriaHasil:
1.MenggigilMenurun
2.KejangMenurun
3.AkrosianosisMenurun
4.KonsumsiOksigenMenurun
5.VasokontriksiPeriferMenurun
6.PucatMenurun
7.TakikardiMenurun
8.TakipneaMenurun
9.HipoksiaMenurun
10.SuhuTubuhMembaik
11.SuhuKulitMembaik
12.Kadar GlukosaDarahMembaik
13.PengisianKapilerMembaik
14.VentilasiMembaik
ManajemenHipertermia
Tindakan
Observasi
1.Identifikasipenyebabhipertermia
2.Memonitorsuhutubuh
3.Memonitorkadarelektrolit
4.Memonitorkomplikasiakibathipertermia
5.Memonitorhaluaranurine
Terapeutik
1.Sediakanlingkunganyang dingin
2.Longgarkanataulepaskanpakaian
3.Basahidankipasipermukaantubuh
4.Berikancairanoral
5.Gantilinen setiaphariataulebihseringjikamengalami
hiperhidrosis
6.Lakukanpendinginaneksternal(kompresdingin)
7.Hindaripemberianantipiretik
8.Berikanoksigen,jikaperlu
Edukasi
1.Anjurkantirahbaring
Kolaborasi
1.Kolaborasipemberiancairandanelektrolit, jikaperlu
2.…………………………………..
…………………………………..

CON’T
Tgl/ Jam
Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi
Risiko Aspirasi (D.0006)
Faktor Resiko :
1.Penurunan tingkat kesadaran
2.Penurunan reflek mutah dan/atau
batuk
3.Gangguan menelan
4.Disfagia
5.Kerusakan mobilitas fisik
6.Peningkatan residu jantung
7.Penurunan motilitas gastrointestinal
8.Terpasang selang nasogastrik
Luaran Utama :
Tingkat Aspirasi(L.02003)
Luaran Tambahan:
1.KontrolMual/Muntah(L.10099)
2.KontrolResiko(L.14128)
3.Status Menelan(L.06052)
4.Status Neurologis(L.06053)
Tujuan:
Setelahdilakukantindakankeperawatanselama…..
jam, aspirasitidakterjadi
KriteriaHasil:
1.Tingkat kesadaranmeningkat
2.Kemampuanmenelanmeingkat
3.Kebersihanmulutmeningkat
4.Dispneamenurun
5.Kelemahanototmenurun
6.Akumulasisecret menurun
7.Wheezing menurun
8.Batukmenurun
9.Penggunaanototaksesorismenurun
10.Sianosismenurun
11.Gelisahmenurun
IntervensiUtama
ManajemenJalanNafas(I.01011)
Intervensi Pendukung
1.Dukunganperawatandiri: makan/minum(I.11351)
2.Manajemen jalannafasbuatan(I.01011)
3.Manajemenkejang(I.06193)
4.Manajemenmuntah(I.03118)
5.Pemantauanrespirasi(I.01014)
6.Pengaturanposisi(I.01019)
ManajemenJalanNafas
Tindakan:
Observasi
1.Monitor polanafas
2.Monitor bunyinafastambahan
3.Monitor sputum
Terapeutik
1.Pertahankankepatenanjalannafasdenganhead-tilt danchin-lift (jaw-
thrust jikaadatrauma servikal)
2.Posisikansemi-Fowler atauFowler
3.Berikanminumanhangat
4.Lakukanfisioterapidada, jikaperlu
5.Berikanoksigen, jikaperlu
Edukasi
1.Anjurkanasupancairan2000ml/hari, jikatidakadakontraindikasi
2.Ajarkanteknikbatukefektif
Kolaborasi
1.Kolaborasipemberianbronkodilator, ekspetoran, mukolitik. jikaperlu
2.……………………………………

PENURUNAN HIPERTERMIA PADA PASIEN KEJANG DEMAM MENGGUNAKAN KOMPRES
HANGAT
Kejangdemamadalahserangankejangyang terjadikarenakenaikansuhutubuhsuhu
rektaldi atas38 °C. BerdasarkanpenelitianAryanti(2015) menunjukkanbahwarerata
suhutubuhsebelumdilakukankompreshangat(mean) suhutubuhsebelumdiberi
tindakankompreshangatadalah38,5°C denganstandardeviasi0,6638 dannilai
minimum sertamaksimumnya adalah37,7°C dan39,5°C.
Penangananterhadapkejangdemamdapatdilakukandengantindakanfarmakologis,
tindakannon farmakologismaupunkombinasikeduanya. Tindakanfarmakologisyaitu
memberikanobatantipiretik. Sedangkantindakannon farmakologisyaitutindakan
tambahandalammenurunkanpanassetelahpemberianobatantipiretik. Tindakannon
farmakologisantaralain memberikanminumanyang banyak, ditempatkandalam
ruanganbersuhunormal, menggunakanpakaianyang tidaktebal, danmemberikan
kompreshangat(Rahmasari& Lestari, 2018) Kompreshangatadalahtindakandengan
menggunakankainatauhandukyang telahdicelupkanpadaair hangat, yang
ditempelkanpadabagiantubuhtertentusehinggadapatmemberikanrasa nyamandan
menurunkansuhutubuh(Masruroh, Hartini, & Astuti, 2017).
JURNAL KEPERAWATAN KEJANG DEMAM

THANK FOR YOUR ATTENTIONS… 