Atresia ani

ndiefandy 29,542 views 24 slides Mar 13, 2013
Slide 1
Slide 1 of 24
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24

About This Presentation

No description available for this slideshow.


Slide Content

TEKNIK PEMERIKSAAN
RADIOGRAFI ATRESIA ANI

DEFINISI ATRESIA ANI
•Atresia : tidak ada lubang ditempat yang seharusnya berlubang baik karena
cacat bawaan maupun terjadi kemudian.
•Ani dari kata anus yang berarti lubang pelepasan atau dubur.
•Atresia ani: kelainan tidak adanya lubang pelepasan pada daerah dubur(anus)
yang sifatnya bawaan atau muncul kemudian.

ANATOMI

PATOLOGI
Atresia ani di klasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria antara
lain :
1. Menurut Berdon, membagi atresia ani berdasarkan tinggi
rendahnya kelainan, yakni :
a. Atresia ani letak tinggi :
bagian distal rectum berakhir di atas
muskulus levator ani (> 1,5cm dengan kulit luar)
b. Atresia ani letak rendah :
distal rectum melewati musculus levator ani
( jarak <1,5cm dari kulit luar).

2. Menurut Stephen, membagi atresia ani berdasarkan pada garis
pubococcygeal.
a. Atresia ani letak tinggi :
Bagian distal rectum terletak di atas garis pubococcygeal.
b. Atresia ani letak rendah :
Bagian distal rectum terletak di bawah garis pubococcygeal.

3. Ladd dan Gross, membagi menjadi 4 type jenis
atresia ani :
a. Stenosis ani
Anus dan rectum ada tetapi menyempit.
b. Imperforatus anus
Anus berupa membran.
c. Imperforatus
Anus dengan kantong rectum berakhir agak tinggi dari kulit peritoneum.
d. Atresia rectum
Rectum berakhir buntu dan terpisah dari bagian anal oleh suatu membran
atau jaringan, disini lubang anus ada sehingga dari luar anus tampak
normal.

PERSIAPAN PASIEN
•Tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan tetapi untuk
mendapatkan gambaran yang baik maka sebelum dilakukan proyeksi
bayi di letakkan dengan posisikepala berada di bawah dan kaki berada
di atas selama ± 5 mnt dengan tetap menjaga kenyamanan pasien.

•Tujuan Persiapan :
Tujuannya adalah agar udara dalam kolon dapat mencapai rectum
bagian distal anal yang di pasang marker sehingga pada foto daerah
antara marker dengan bayangan udara yang tertinggi dapat diukur.

PROYEKSI PEMERIKSAAN
1. Proyeksi Wangesteen Rice
A. Posisi AP
B. Posisi Lateral
2. Lateral Prone Cross Table

1. PROYEKSI WANGESTEEN RICE
A. Posisi AP
Untuk melihat ada tidaknya atresia ani dan untuk melihat
beratnya distensi atau peregangan usus.

Posisi Pasien :
- Pasien diposisikan dalam keadaan inverse ( kepala di bawah,
kaki di atas ) di depan standart kaset yang telah disiapkan.
- Kedua tungkai difleksikan 90 derajat terhadap badan untuk
menghindari superposisi antara trokanter mayor paha dengan
ischii. MSP tubuh tegak lurus kaset.

Posisi Objek :
- Obyek diatur sehingga daerah abdomen bagian distal masuk
dalam film
- Pada daerah anus di pasang marker.
CR: Horisontal tegak lurus kaset.
CP: Pertengahan garis yang menghubungkan kedua trokhanter mayor.
FFD: 100cm
Eksposi dilakukan pada saat pasien tidak bergerak.

B. Posisi Lateral
Untuk melihat ketinggian atresia ani.
Posisi Pasien :
- Pasien diposisikan dalam keadaan inverse ( kepala di bawah, kaki di atas)
dengan salah satu sisi tubuh bagian kiri atau kanan menempel kaset.
- Kedua paha di tekuk semaksimal mungkin ke arah perut agar bayangan
udara pada radiograf tidak tertutup oleh gambaran paha.
- MSP (mid sagital plane) tubuh sejajar terhadap garis pertengahan film,
MCP (mid coronal plane) tubuh diatur tegak lurus terhadap film.

Posisi Objek :
- Obyek diatur sehingga daerah abdomen bagian distal masuk
dalam film.
- Pada daerah anus di pasang marker.
CR: Horisontal tegak lurus kaset.
CP: Pada trokhanter mayor.
FFD: 100cm
Eksposi dilakukan pada saat pasien tidak bergerak.

2. LATERAL PRONE CROSS
TABLE
Alternatif pemeriksaan invertogram pada kasus atresia ani
untuk memperlihatkan bayangan udara di dalam colon
mencapai batas maksimal tinggi/naik di daerah rectum bagian
distal.
Posisi Pasien : Pasien diposisikan prone.
Posisi Objek :
- Kedua paha ditekuk (hip fleksi)
- Angkat bagian punggung bayi sehingga letak pelvis lebih
tinggi dan kepala/wajah lebih rendah.
- Kaset pada salah satu sisi lateral dengan trokhanter mayor
pada pertengahan kaset.

CR: Horisontal, tegak lurus film/kaset.
CP: Pada trokhanter mayor menuju pertengahan kaset.
FFD: 100 cm
Ekspose dilakukan saat bayi tidak bergerak.

Ilustrasi posisi pasien pada Lateral cross table

KRITERIA :
•Memperlihatkan tidak adanya
lubang pada anus ( di tunjukkan
dengan anak panah )
•Tampak sigmoid bagian distal dan
tampak rektum.

•Keuntungan posisi ini :
- Posisi lebih mudah.
- Waktu untuk memposisikan lebih singkat.
- Pasien lebih tenang dan nyaman.
- Udara pada rectum tampak naik dan lebih tinggi sehingga posisi ini lebih baik.

KRITERIA :
Gambar A :
- Tampak bayangan gas pada garis
pubococcygeal.
Gambar B :
- Prone cross table lateral , juga tampak
bayangan gas diantara garis
pubococcygeal dan garis ischii.

KRITERIA :
Gambar A :
- Invertogram. Anomali anorektal bagian
bawah.
-Tampak bayangan gas menuju ke garis
ischii.
Gambar B :
- Prone lateral , juga memperlihatkan
anomali seperti yang ada pada
gambar A.