BAB 1 KURIKULUM OPERASIONAL SD ANUGRAH SBY

SdAnugrah 17 views 51 slides Jan 23, 2025
Slide 1
Slide 1 of 51
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51

About This Presentation

BAB 1 KURIKULUM OPERASIONAL SD ANUGRAH SBY


Slide Content

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Karakteristik SD ANUGRAH

1. SD ANUGRAH.
Sekolah SD Anugrah Terletak di Jl. Simorejo A IX 8 – 12 Simomulyo Baru
Sukomanunggal Kota Surabaya.
 Letak sekolah yang strategis
 Daya dukung stake holders yang ada cukup baik
 Kualifikasi tenaga kependidikan 90 % minimal S1
 kesediaan guru berkembang sangat bagus
 Kompetensi guru dalam rata – rata baik
 Kemampuan siswa yang ada beragam

Laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat
berdampak terjadinya berbagai perubahan di semua aspek kehidupan . Hal ini
menjadi tantangan bagi dunia pendidikan untuk terus meningkatkan mutu agar dapat
menyesuaikan diri dengan arus perkembangan yang cepat dan mengglobal.
Untuk memberikan layanan secara berkualitas kondisi semacam itu tentu
memerlukan strategi dan sistem pengelolaan yang terencana secara baik, tertata
dengan terarah agar dapat diimplementasikan secara efektif sehinggga mencapai
hasil yang maksimal.

No Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 1 15 11 26
2 2A 9 9 18
3 2B 11 7 18
4 3A 12 9 21
5 3 B 10 13 23
6 4A 16 14 30
7 4B 12 19 31
8 5 22 10 32
9 6A 11 12 23
10 6B 12 12 24
JUMLAH 130 116 246

2

Keadaan Siswa
Atas dasar pertimbangan tersebut SD Anugrah Surabaya dalam
memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat berusaha menyusun
Kurikulum dengan memperhatikan kondisi nyata dan hasil analisa kebutuhan
untuk meningkatkan mutu di bidang akademik maupun non akademik menuju
pencapaian mutu hasil pendidikan dengan tolok ukur Standar Nasional
Pendidikan.

Profil Guru SD Anugrah tahuan pelajaran 2024/2025 jumlah Pendidik,
Tenaga Kependidikan dan Staf / pembina.
No. Status Jumlah Jenjang Pendidikan
1 Pendidik / Guru
Kelas
11 Guru SMA
S1
S2
= 1 Orang
= 9 Orang
= 1 Orang
2 Pendidik / Guru
Mapel
PJOK
PAI

B. Arab
2 Guru
1 Guru

1 Guru
S1

= 5 Orang

3 Tendik Admin

Kebersihan
Penjaga
OB/ chef
1 Guru

1
1
1
S1

SMA
SMP
SMA
= 1 Orang

= 1 Orang
= 1 Orang
= 1 Orang
4 Pembina Extra Pramuka
Tahfidz
Tari
2 Guru
1 Guru
1 Guru
S1
S1
SMP
= 2 Orang
= 1 Orang
= 1 Orang

2. Karakteristik masyarakat di sekitar sekolah
Merupakan suatu kondisi di dalam lingkungan masyarakat yang memiliki
beragam perbedaan. Jenis keberagaman berupa suku, budaya, ras, bahasa, agama,
sosial budaya, ekonomi dll. dengan adanya keberagaman menjadikan setiap
individu mempunyai keunikan tersendiri yang berbeda dengan individu lainnya.

 Karakteristik siswa. Karakteristik Siswa di sekolah ini beragam tetapi
hanya sedikit yang mempunyai kemampuan menonjol. Sedangkan dari
background keluarga adalah keluarga musiman dengan pekerjaan
sebagai pedagang kecil , ojek online, buruh pabrik.
 Secara umum siswa berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi
menengah kebawah dan kuat beragama dan sebagian besar beragama

3

islam maka karakteristik sekolah SD Anugrah memiliki potensi yang
cukup baik.

Jenis keberagaman di sekolah yaitu
 Keberagaman suku dan bangsa contohnya Suku Jawa, Sunda, Bali,
Madura dll.
 Keberagaman gender yaitu laki-laki dan prempuan
 Keberagaman bentuk tubuh, contohnya bentuk tubuh pendek, tinggi,
kurus, dan gemuk
 Keberagaman pekerjaan contohnya Pedagang, Karyawan Pabrik, dan
Supir.

3. Kekhasan/tradisi yang kuat di sekolah
A. Kegiatan Rutinitas Sekolah SD Anugrah Surabaya.
1) Ibadah Sholat dhuha Yasin dan tahlil. ( 15 Menit )
Pembiasaan sholat dhuha bersama adalah salah satu upaya positif yang
dilakukan sekolah untuk mengoptimalkan output mental siswa yang
berbudaya karakter. Ibu dan sekolah mengharapkan kegiatan rutin sholat
dhuha bersama ini dapat menumbuhkan karakter yang baik pada diri anak-
anak semua. Selain itu juga, diharapkan hati dan pikiran anak-anak dihiasi
dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Karena didalam do’a
setelah selesai melaksanakan Shalat Dhuha kita juga di anjurkan untuk
berdo’a yang bagian dari do’a itu berbunyi Ya Allah jika Rezekiku ada
dilangit maka turunkanlah, jika didalam bumi maka keluarkanlah, jika sulit
maka mudahkanlah, jika haram maka halalkanlah, jika jauh maka
dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan, dan
kekuasaanmu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah engkau
limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh
2) Kegiatan Mengaji 30 Menit dalam menunjang non akademik
Salah satu Profil Pelajar Pancasila yang menjadi tujuan dari Merdeka
Belajar adalah terwujudnya para pelajar yang beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlak mulia. Tujuan ini tidak serta-merta terwujud
begitu saja. Pendidikan tidak hanya berkutat pada peningkatan kemampuan
akademik dan keterampilan peserta didik. Tetapi pendidikan juga harus

4

mampu membina sikap peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak
mulia, memahami etika dan sopan santun serta mampu mengaplikasikanya
dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimanapun akhlak memiliki posisi lebih
tinggi dibanding ilmu, walaupun tidak dapat dinafikan bahwa keduaanya
adalah sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.
3) Tahfidz Quran
Kegiatan Tahfidz di laksanakan setiap hari sabtu pukul 09.00-10.00,
kegiatan ini di ikuti oleh siswa dan siswi SD Anugrah yang sudah jilid
qur’an. Kegiatan ini diharapkan bisa mngembangkan potensi siswi-siswi
dalam menghafal kitab suci Al-Quran.
4) Kegiatan Jum’at Berkah dan Makan Bersama.
Pendidikan karakter dan pembiasaan praktik sebaiknya dikenalkan
kepada siswa sejak dini. Praktik baik dan pendidikan karakter tersebut
adalah berbagi dan bersedekah. Mengajarkan kepada siswa untuk gemar
berbagi dan bersedekah sedini mungkin akan tumbuh menjadi sebuah
kebiasaan. Sebab berbagi dan bersedekah adalah suatu bentuk empati dan
tindakan nyata untuk menolong sesama, mempererat persaudaraan, serta
melatih anak peka terhadap lingkungan sekitar.
5) Serta Kegiatan Mabit ( Malam Bina Iman & Taqwa ).
Dalam terminologi dakwah dan tarbiyah, mabit adalah adalah salah satu
sarana tarbiyah untuk membina ruhiyah, melembutkan hati, membersihkan
jiwa, dan membiasakan fisik untuk beribadah (khususnya shalat tahajjud,
dzikir, tadabbur dan tafakkur). Untuk memudahkan memahami definisi ini,
biasanya MABIT dijadikan akronim dari Malam Bina Iman dan Taqwa.
6) Kegiatan Bank sampah
Bank Sampah Sekolah merupakan badan usaha milik siswa yang
bertujuan mengurangi timbunan sampah sekolah untuk diolah dan
dimanfaatkan sehingga menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki
nilai ekonomi.
7) Pondok Pesantren Kilat.
Pesantren kilat adalah salah satu aktivitas keagamaan dilaksanakan
secara rutin setiap akhir tahun kalender. Tujuan yang pertama yaitu
memberikan pemahaman tentang suatu materi agar dapat dipraktikkan atau
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang disampaikan meliputi
ajaran agama Islam. pesantren kilat yang berikutnya yaitu agar peserta didik

5

mampu mendalami ajaran Islam, sehingga lebih terpatri dalam kebiasaan
mereka. Ajarannya itu sendiri seperti keimanan, akhlak, ibadah, dan materi
Al-Qur’an.

` Kemitraan/kerjasama sekolah dengan pihak lain
a) Pukesmas Simomulyo
b) Bimbel
c) Bimbel Yatim Mandiri
d) Pembinaan Rumah Zakat
e) Platfom Jaringan Digital
f) Kemitraan Speedy Indi Home
g) Kemitraan CBN
h) Kemitraan SPBU Dupak Rukun

4. Sekolah Arek Surabaya (SAS)
a. Pengertian Sekolahe Arek Suroboyo merupakan sekolah yang
warganya memiliki komitmen meningkatkan mutu pendidikan, melalui
upaya menciptakan ekosistem lingkungan sekolah Aman, Rekreatif,
Edukatif, dan Kegotong-royongan yang berbasis potensi keunggulan
sekolah.

b. Indikator Sekolahe Arek Suroboyo
 Aman
Lingkungan SD Anugrah, Surabaya aman, sehat, ramah dan nyaman
bagi siswa untuk bertumbuh dan berkembang.
 Rekreatif
Lingkungan SD Anugrah, Surabaya menyenangkan, tidak
membebani, dan membuat siswa betah di sekolah untuk berkreasi
dan mengembangkan diri sesuai dengan kemampuan diri
 Edukatif
Lingkungan SD Anugrah, Surabaya mendidik, mencerdaskan siswa
didik, membina, memberikan latihan dan pengajaran
 Kegotong-royongan
Lingkungan SD Anugrah, Surabaya menjadi tempat untuk

6

membangun kebersamaan, gotong- royong, partisipatif warga
sekolah untuk mewujudkan sekolah yang bermutu

c. Pelaksanaan Sekolahe Arek Suroboyo
Sekolah yang melaksanakan program Sekolahe AREK Suroboyo
adalah semua Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) baik negeri maupun swasta yang berada di Kota Surabaya.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Sekolahe AREK
Suroboyo (SAS) antara lain:
Kepala Sekolah
Guru dan staf karyawan
peserta didik
Orang tua peserta didik
Tokoh atau lembaga masyarakat terkait pengembangan
program Sekolahe AREK Suroboyo (SAS)

d. Kurikulum Yang Digunakan
Kurikulum yang digunakan dalam pengembangan program Sekolahe
AREK Suroboyo (SAS) disesuaikan dengan kurikulum yang
digunakan di masing-masing sekolah. Untuk tahun pelajaran ini SD
Anugrah, Surabaya menggunakan Kurikulum Merdeka ( Kelas 1,2,3,4
5 dan 6)

e. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Sekolahe AREK Suroboyo (SAS) dilaksanakan pada hari
Senin sampai dengan Kamis sesuai dengan kondisi sekolah, selama 2
jam (120 menit) , tanpa mengurangi struktur kurikulum nasional yang
berlaku

f. Tempat Pelaksanaan
Adapun tempat pelaksanaan kegiatan Sekolahe Arek Suroboyo (SAS)
adalah di masing-masing sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas,
seperti halaman sekolah, kebun sekolah, taman, ataupun tempat lainnya
yang mendukung kegiatan Sekolahe Arek Suroboyo (SAS).

7



g. Struktur Program Sekolahe Arek Suroboyo

h. Rancangan Sekolahe Arek Suroboyo


5. Analisis Rapor Pendidikan

No Indikator Label
Capaian
2024
Nilai
Capai
an
2024
Definisi
Capaian
Perubah
an Nilai
Capaian
dari
Tahun
Lalu
Nilai
Capaia
n 2023
Peringka
t di
Kab/Kot
a
Perin
gkat
secar
a
Nasio
nal
Sum
ber
Data
A.1 Kemampuan
literasi
Persentase
peserta didik
berdasarkan
kemampuan
dalam memahami,
menggunakan,
merefleksi, dan
mengevaluasi
beragam jenis teks
(teks informasional
dan teks fiksi).
Sedang
(70%
peserta didik
sudah
mencapai
kompetensi
minimum)
70% 40% - 70%
peserta didik
telah
mencapai
kompetensi
minimum
untuk literasi
membaca
namun perlu
upaya
mendorong
lebih banyak
peserta didik
dalam
mencapai
Naik
15,45
54,55% Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023

8

kompetensi
minimum.
Proporsi peserta
didik dengan
kemampuan
literasi di atas
kompetensi
minimum
Di atas 20,00
%
Peserta didik
mampu
mengintegra
sikan
beberapa
informasi
lintas teks,
mengevalua
si isi,
kualitas,
cara
penulisan
suatu teks,
dan bersikap
reflektif
terhadap isi
teks.
Naik
20,00%
0,00%
Proporsi peserta
didik dengan
kemampuan
literasi mencapai
kompetensi
minimum
Mencapai 50,00
%
Peserta didik
mampu
membuat
interpretasi
dari
informasi
implisit yang
ada dalam
teks, mampu
membuat
simpulan
dari hasil
integrasi
beberapa
informasi
dalam suatu
teks.
Turun
4,55%
54,55%
Proporsi peserta
didik dengan
kemampuan
literasi di bawah
kompetensi
minimum
Di bawah 30,00
%
Peserta didik
mampu
menemukan
dan
mengambil
informasi
eksplisit
yang ada
dalam teks
serta
membuat
interpretasi
sederhana.
Turun
15,45%
45,45%
Proporsi peserta
didik dengan
kemampuan
literasi jauh di
bawah kompetensi
minimum
Jauh di
bawah
0,00
%
Peserta didik
belum
mampu
menemukan
dan
mengambil
informasi
eksplisit
yang ada
dalam
ataupun
Tidak
berubah
0,00%

9

membuat
interpretasi
sederhana.
A.1.
1
Kompetensi
membaca teks
informasi
Nilai rerata peserta
didik dalam
memahami,
menggunakan,
merefleksi, dan
mengevaluasi teks
informasional
(non-fiksi)
60,59 Naik 9,12 51,47 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
atas
(21-
40%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
A.1.
2
Kompetensi
membaca teks
sastra
Nilai rerata peserta
didik dalam
memahami,
menggunakan,
merefleksi, dan
mengevaluasi teks
fiksi
65,01 Naik
12,33
52,68 Peringkat
menenga
h (41-
60%)
Perin
gkat
mene
ngah
atas
(21-
40%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
A.1.
3
Kompetensi
mengakses dan
menemukan isi
teks (L1)
Nilai rerata peserta
didik pada
kemampuan
menemukan,
mengidentifikasi,
dan
mendeskripsikan
suatu ide atau
informasi eksplisit
dalam teks
informasional
(non-fiksi) dan
sastra
65,38 Naik 4,62 60,76 Peringkat
menenga
h (41-
60%)
Perin
gkat
mene
ngah
atas
(21-
40%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
A.1.
4
Kompetensi
menginterpretasi
dan memahami
isi teks (L2)
Nilai rerata peserta
didik pada
kemampuan
membandingkan
dan
mengontraskan
ide atau informasi
dalam atau
antarteks,
membuat
kesimpulan,
mengelompokkan,
serta
mengombinasikan
ide dan informasi
dalam teks atau
antarteks
informasional
(non-fiksi) dan
sastra
62,86 Naik
10,20
52,66 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
atas
(21-
40%)
Ases
men
Nasio
nal
2023

10

A.1.
5
Kompetensi
mengevaluasi
dan
merefleksikan isi
teks (L3)
Nilai rerata peserta
didik pada
kemampuan
menganalisis,
memprediksi, dan
menilai konten,
bahasa, dan
unsur-unsur dalam
teks informasional
(non-fiksi) dan
sastra
59,13 Naik
14,11
45,02 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
A.2 Kemampuan
numerasi
Persentase
peserta didik
berdasarkan
kemampuan
dalam berpikir
menggunakan
konsep, prosedur,
fakta, dan alat
matematika untuk
menyelesaikan
masalah sehari-
hari pada berbagai
jenis konteks yang
relevan.
Sedang
(56,67%
peserta didik
sudah
mencapai
kompetensi
minimum)
56,67
%
40% - 70%
peserta didik
telah
mencapai
kompetensi
minimum
untuk
numerasi
namun perlu
upaya
mendorong
lebih banyak
peserta didik
dalam
mencapai
kompetensi
minimum.
Naik 4,50 52,17% Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
Proporsi peserta
didik dengan
kemampuan
numerasi di atas
kompetensi
minimum
Di atas 0,00
%
Peserta didik
mampu
bernalar
untuk
menyelesaik
an masalah
kompleks
serta non-
rutin
berdasarkan
konsep
matematika
yang
dimilikinya.
Tidak
berubah
0,00%
Proporsi peserta
didik dengan
kemampuan
numerasi
mencapai
kompetensi
minimum
Mencapai 56,67
%
Peserta didik
mampu
mengaplikasi
kan konsep
matematik
yang dimiliki
dalam
konteks
yang lebih
beragam.
Naik
4,50%
52,17%
Proporsi peserta
didik dengan
kemampuan
numerasi di bawah
kompetensi
minimum
Di bawah 36,67
%
Peserta didik
memiliki
kemampuan
dasar
matematika:
komputasi
dasar dalam
bentuk
persamaan
langsung,
Naik
1,89%
34,78%

11

konsep
dasar terkait
geometri dan
statistika,
serta
menyelesaik
an masalah
matematika
sederhana
yang rutin.
Proporsi peserta
didik dengan
kemampuan
numerasi jauh di
bawah kompetensi
minimum
Jauh di
bawah
6,67
%
Peserta didik
hanya
memiliki
kemampuan
dasar
matematika
yang
terbatas:
penguasaan
konsep yang
parsial dan
keterampilan
komputasi
yang
terbatas.
Turun
6,37%
13,04%
A.2.
1
Kompetensi pada
domain Bilangan
Nilai rerata peserta
didik dalam
berpikir
menggunakan
konsep, prosedur,
fakta, dan alat
matematika pada
konten bilangan
untuk
menyelesaikan
masalah sehari-
hari
45,87 Naik
10,39
35,48 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
A.2.
2
Kompetensi pada
domain Aljabar
Nilai rerata peserta
didik dalam
berpikir
menggunakan
konsep, prosedur,
fakta, dan alat
matematika pada
konten aljabar
untuk
menyelesaikan
masalah sehari-
hari
38,79 Turun
4,90
43,69 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
A.2.
3
Kompetensi pada
domain Geometri
Nilai rerata peserta
didik dalam
berpikir
menggunakan
konsep, prosedur,
fakta, dan alat
matematika pada
konten geometri
untuk
menyelesaikan
masalah sehari-
hari
38,37 Turun
3,69
42,06 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023

12

A.2.
4
Kompetensi pada
domain Data dan
Ketidakpastian
Nilai rerata peserta
didik dalam
berpikir
menggunakan
konsep, prosedur,
fakta, dan alat
matematika pada
konten data dan
ketidakpastian
untuk
menyelesaikan
masalah sehari-
hari
49,74 Naik 4,99 44,75 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
bawa
h (81-
100%
)
Ases
men
Nasio
nal
2023
A.2.
5
Kompetensi
mengetahui (L1)
Nilai rerata peserta
didik pada
kemampuan
memahami fakta,
proses, konsep,
dan prosedur
40,08 Turun
4,87
44,95 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
A.2.
6
Kompetensi
menerapkan (L2)
Nilai rerata peserta
didik pada
kemampuan
menerapkan
pengetahuan dan
pemahaman
tentang fakta-
fakta, relasi,
proses, konsep,
prosedur, dan
metode pada
konten bilangan
dengan konteks
situasi nyata untuk
menyelesaikan
masalah atau
menjawab
pertanyaan.
44,7 Naik 7,60 37,1 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
A.2.
7
Kompetensi
menalar (L3)
Nilai rerata peserta
didik pada
kemampuan
menganalisis data
dan informasi,
membuat
kesimpulan, dan
memperluas
pemahaman
dalam situasi baru,
meliputi situasi
yang tidak
diketahui
sebelumnya atau
konteks yang lebih
kompleks
38,53 Naik 1,62 36,91 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
bawa
h (81-
100%
)
Ases
men
Nasio
nal
2023

13

A.3 Karakter
Nilai rerata
karakter peserta
didik berdasarkan
nilai akhlak pada
manusia, akhlak
pada alam, akhlak
bernegara, gotong
royong,
kreativitias, nalar
kritis, kebinekaan
global dan
kemandirian pada
survei karakter
Baik 55,97 Peserta didik
terbiasa
menerapkan
nilai-nilai
karakter
pelajar
pancasila
yang
berakhlak
mulia,
bergotong
royong,
mandiri,
kreatif dan
bernalar
kritis serta
berkebineka
an global
dalam
kehidupan
sehari hari.
Naik 2,03 53,94 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
A.3.
1
Beriman,
Bertakwa kepada
Tuhan yang Maha
Esa, dan
Berakhlak Mulia
Komposit nilai
karakter peserta
didik yang
berkaitan akhlak
kepada manusia,
akhlak kepada
alam, dan akhlak
bernegara di
survei karakter
58,7 Naik 5,99 52,71 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
A.3.
2
Gotong Royong
Komposit nilai
karakter peserta
didik berdasarkan
kesediaan dan
pengalaman
berkontribusi
dalam kegiatan
yang bertujuan
memperbaiki
kondisi lingkungan
fisik dan
lingkungan sosial.
57,5 Naik 1,87 55,63 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
A.3.
3
Kreativitas
Komposit nilai
karakter peserta
didik berdasarkan
nilai senang
berpikir berbeda,
menerapkan ide
baru dalam
memecahkan
masalah, dan
membuat karya-
karya baru.
53,4 Naik 4,02 49,38 Peringkat
menenga
h (41-
60%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
A.3.
4
Nalar Kritis
Komposit nilai
karakter peserta
didik berdasarkan
nilai penelusuran
informasi, analisis
dan evaluasi
50,33 Turun
4,03
54,36 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023

14

informasi, serta
refleksi etis dalam
pengambilan
keputusan.
A.3.
5
Kebinekaan
global
Komposit nilai
karakter peserta
didik berdasarkan
sikap terhadap
kesetaraan
agama, budaya,
dan gender; nilai
minat terhadap
budaya dari
berbagai negara;
dan kepedulian
pada isu-isu
global.
56,47 Turun
4,92
61,39 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
A.3.
6
Kemandirian
Komposit nilai
karakter peserta
didik berdasarkan
nilai melakukan
perencanaan
secara reflektif,
dan pengelolaan
emosi dan
pengendalian diri.
53,98 Naik 1,34 52,64 Peringkat
menenga
h (41-
60%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.1 Kualitas
pembelajaran
Nilai rerata untuk
kualitas
pembelajaran
meliputi
manajemen kelas,
dukungan
psikologi, dan
metode
pembelajaran di
survei lingkungan
belajar
Sedang 57,46 Pembelajara
n mengarah
pada
peningkatan
kualitas yang
ditunjukkan
dengan
suasana
kelas yang
mulai
kondusif dan
adanya
dukungan
afektif serta
aktivasi
kognitif dari
guru.
Turun
3,27
60,73 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.1.
1
Manajemen kelas
Nilai rerata untuk
keteraturan
suasana kelas dan
disiplin positif di
survei lingkungan
belajar
58,35 Turun
5,88
64,23 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.1.
2
Dukungan
psikologis
Nilai rerata untuk
dukungan afektif,
perhatian dan
kepedulian guru,
dan umpan balik
konstruktif di
survei lingkungan
belajar
61,56 Turun
1,67
63,23 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023

15

D.1.
3
Metode
pembelajaran
Nilai rerata untuk
instruksi yang
adaptif, panduan
guru, aktivitas
interaktif,
pembelajaran
literasi,
pembelajaran
numerasi, skor
iklim pembelajaran
terbuka di survei
lingkungan belajar
52,47 Turun
2,26
54,73 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
bawa
h (81-
100%
)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.2 Refleksi dan
perbaikan
pembelajaran
oleh guru
Nilai rerata terkait
tingkat aktivitas
refleksi dan
perbaikan
pembelajaran oleh
guru berdasarkan
survei lingkungan
belajar
Sedang 55,01 Kegiatan
pengembang
an kualitas
pembelajara
n yang
dilakukan
belum
terstruktur.
Guru belum
konsisten
melakukan
refleksi
pembelajara
n,
mengeksplor
asi referensi
pengajaran
baru, dan
mencetuska
n inovasi
baru.
Turun
4,11
59,12 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.2.
1
Belajar tentang
pembelajaran
Nilai komposit dari
kepala satuan
pendidikan dan
pendidik terkait
aktivitas belajar
yang bertujuan
meningkatkan
pengetahuan dan
keterampilan
mengajar.
59,21 Naik
10,44
48,77 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.2.
2
Refleksi atas
praktik mengajar
Nilai komposit
kepala satuan
pendidikan dan
pendidik terkait
tingkat refleksi dan
perbaikan
pembelajaran oleh
guru atas praktik
mengajar
58,57 Turun
0,01
58,58 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.2.
3
Penerapan
praktik inovatif
Nilai komposit
kepala satuan
pendidikan dan
pendidik terkait
praktik pengajaran
guru yang inovatif
untuk
49,4 Turun
14,62
64,02 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023

16

meningkatkan
kualitas
pengajaran
D.3 Kepemimpinan
instruksional
Nilai rerata terkait
tingkat
kepemimpinan
instruksional
satuan pendidikan
yang mendukung
perbaikan kualitas
pembelajaran
berdasarkan
survei lingkungan
belajar
Baik 51,55 Kepemimpin
an
instruksional
yang
visioner
dengan
mengacu
pada visi-
misi satuan
pendidikan
secara
konsisten
termasuk
mengkomuni
kasikan visi-
misi kepada
warga
satuan
pendidikan
sehingga
perencanaan
, praktik dan
asesmen
pembelajara
n
berorientasi
peningkatan
hasil belajar
Peserta didik
melalui
dukungan
program,
sistem
insentif atau
sumber daya
yang
memadai
yang
berdampak
pada
membudaya
nya guru
melakukan
refleksi dan
perbaikan
pembelajara
n.
Naik 1,43 50,12 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.3.
1
Visi-misi satuan
pendidikan
Nilai komposit
kepala satuan
pendidikan dan
pendidik terkait
penyampaian dan
penerapan visi-
misi satuan
pendidikan yang
berpusat pada
perbaikan
pembelajaran.
48,64 Naik 2,20 46,44 Peringkat
menenga
h (41-
60%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023

17

D.3.
2
Pengelolaan
kurikulum satuan
pendidikan
Nilai komposit
kepala satuan
pendidikan dan
pendidik terkait
pengelolaan
pengembangan
kurikulum satuan
pendidikan dengan
berorientasi pada
peningkatan hasil
belajar peserta
didik.
52,89 Turun
0,17
53,06 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.3.
3
Dukungan untuk
refleksi guru
Nilai komposit
kepala satuan
pendidikan dan
pendidik terkait
program, sistem
insentif, dan
sumber daya yang
mendukung
refleksi guru dan
perbaikan
pembelajaran.
53,12 Naik 2,25 50,87 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
bawa
h (81-
100%
)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.4 Iklim keamanan
satuan
pendidikan
Nilai komposit nilai
indeks rasa aman,
perundungan,
hukuman fisik,
kekerasan
seksual, rokok,
minuman keras,
dan narkoba
berdasarkan
survei lingkungan
belajar
Baik 68,66 Satuan
pendidikan
memiliki
lingkungan
satuan
pendidikan
yang aman,
terlihat dari
kesejahteraa
n psikologis
yang baik
dan
rendahnya
kasus
perundunga
n, hukuman
fisik,
kekerasan
seksual, dan
penyalahgun
aan narkoba.
Satuan
pendidikan
dapat
mempertaha
nkan kualitas
warga
satuan
pendidikan
dalam
mencegah
dan
menangani
kasus untuk
menciptakan
iklim
keamanan di
lingkungan
Naik 5,24 63,42 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023

18

satuan
pendidikan.
D.4.
1
Kesejahteraan
psikologis
(wellbeing)
peserta didik
Nilai rerata terkait
peserta didik
terhadap
kesejahteraan
psikologis dan
perasaan aman
yang dirasakan di
satuan pendidikan
59,61 Turun
7,36
66,97 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.4.
2
Kesejahteraan
psikologis
(wellbeing) guru
Nilai rerata terkait
kesejahteraan
psikologis guru
yang melingkupi
perasaan
terhubung dan
perasaan senang
mengajar di
satuan pendidikan
74,94 Naik 1,60 73,34 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.4.
3
Pemahaman dan
sikap terhadap
perundungan
Nilai rerata terkait
pemahaman dan
sikap guru
terhadap segala
bentuk penindasan
atau kekerasan
yang dilakukan
secara sengaja
oleh
satu/sekelompok
orang yang lebih
"kuat" di satuan
pendidikan.
58,11 Turun
5,87
63,98 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.4.
4
Pengalaman
perundungan
peserta didik
Persentase
peserta didik yang
aman terhadap
perundungan/bullyi
ng dari guru atau
sesama peserta
didik di satuan
pendidikan.
74,8 Naik
24,80
50 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023

19

D.4.
5
Pemahaman dan
sikap terhadap
hukuman fisik
Nilai komposit dari
kepala satuan
pendidikan,
pendidik, dan
peserta didik
terkait
pengetahuan dan
sikap guru untuk
menghindari
hukuman fisik di
satuan pendidikan.
65,06 Naik 6,26 58,8 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
bawa
h (81-
100%
)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.4.
6
Pengalaman
hukuman fisik
peserta didik
Persentase
peserta didik yang
aman terhadap
kejadian hukuman
fisik yang diterima
oleh peserta didik
di satuan
pendidikan.
84,8 Naik
16,05
68,75 Peringkat
menenga
h (41-
60%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.4.
7
Pemahaman dan
sikap guru
tentang
kekerasan
seksual
Nilai rerata terkait
pengetahuan dan
keyakinan guru
untuk mengatasi
kekerasan seksual
di satuan
pendidikan.
61,87 Naik 0,81 61,06 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.4.
8
Pengalaman
kekerasan
seksual peserta
didik
Persentase
peserta didik yang
aman terhadap
kejadian
kekerasan seksual
yang dialami oleh
diri sendiri ataupun
orang lain di
lingkungan satuan
pendidikan.
64,14 Naik 1,64 62,5 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.4.
9
Pemahaman dan
sikap guru
tentang rokok,
minuman keras,
dan narkoba
Nilai komposit dari
kepala satuan
pendidikan dan
pendidik terkait
pengetahuan dan
sikap terhadap
pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan
narkoba, rokok,
dan minuman
65,12 Turun
20,12
85,24 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023

20

keras di
lingkungan satuan
pendidikan.
D.4.
10
Pengalaman
peserta didik
terkait rokok,
minuman keras,
dan narkoba
Persentase
peserta didik yang
aman terhadap
rokok, minuman
keras, dan
narkoba di satuan
pendidikan,
misalnya dibujuk
untuk mencoba,
menggunakan,
membeli atau
mengedarkan
65,78 Naik
39,11
26,67 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.6 Iklim Kesetaraan
Gender
Nilai rerata iklim
kesetaran gender
yang mengukur
dukungan atas
kesetaraan gender
guru dan pimpinan
satuan pendidikan
berdasarkan
survei lingkungan
belajar
Baik 66,98 Satuan
Pendidikan
secara aktif
mensosialisa
sikan dan
menyuaraka
n dukungan
akan
pentingnya
mewujudkan
kesetaraan
hak-hak sipil
antar
kelompok
gender
dengan
dasar prinsip
keadilan.
Naik 4,54 62,44 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.6.
1
Pemahaman dan
sikap warga
satuan
pendidikan
terhadap
kesetaraan
gender
Nilai rerata terkait
pemahaman dan
dukungan
terhadap
kesetaraan antara
laki-laki dan
perempuan,
misalnya dalam
hal kemampuan,
kesempatan,
pemenuhan hak,
dan kewajiban.
54,08 Naik 2,53 51,55 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023

21

D.6.
2
Perilaku warga
satuan
pendidikan
terhadap
kesetaraan
gender
Nilai rerata terkait
tindakan yang
mendukung
kesetaraan
kemampuan,
pemenuhan hak
dan kewajiban
antara laki-laki dan
perempuan.
87,53 Naik
19,22
68,31 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.8 Iklim Kebinekaan
Nilai rerata iklim
kebhinekaan di
satuan pendidikan
berdasarkan
survei lingkungan
belajar
Baik 67,46 Satuan
pendidikan
sudah
mampu
menghadirka
n suasana
proses
pembelajara
n yang
menjunjung
tinggi
toleransi
agama/keper
cayaan dan
budaya;
mendapatka
n
pengalaman
belajar yang
berkualitas;
mendukung
kesetaraan
agama/keper
cayaan, dan
budaya;
serta
memperkuat
nasionalisme
.
Naik 0,78 66,68 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.8.
1
Toleransi agama
dan budaya
Nilai rerata terkait
toleransi agama
dan budaya di
satuan pendidikan
61,38 Naik 6,45 54,93 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.8.
2
Komitmen
kebangsaan
Nilai komposit dari
kepala satuan
pendidikan dan
pendidik terkait
komitmen
kebangsaan
pimpinan satuan
pendidikan dan
guru
87,49 Naik 5,39 82,1 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.8.
3
Toleransi dan
kesetaraan
peserta didik
Nilai rerata terkait
sikap menerima
53,5 Turun
9,52
63,02 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
Ases
men
Nasio
nal
2023

22

dan menghargai
keragaman agama
dan budaya di
satuan pendidikan
h (61-
80%)
D.1
0
Iklim Inklusivitas
Nilai rerata terkait
layanan disabilitas,
CBI, sikap
terhadap
disabilitas, dan
fasilitas satuan
pendidikan
disabilitas di
satuan pendidikan
berdasarkan
survei lingkungan
belajar
Sedang 47,74 Satuan
pendidikan
mulai
mengemban
gkan
suasana
proses
pembelajara
n yang
menyediaka
n layanan
yang ramah
bagi peserta
didik dengan
disabilitas
dan cerdas
berbakat
istimewa.
Turun
6,63
54,37 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
bawa
h (81-
100%
)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.1
0.1
Layanan
disabilitas
Nilai rerata terkait
layanan satuan
pendidikan yang
melingkupi
pengetahuan dan
sikap tentang
peserta didik
dengan disabilitas
65,88 Turun
0,98
66,86 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.1
0.2
Layanan satuan
pendidikan untuk
peserta didik
cerdas dan bakat
istimewa
Nilai rerata terkait
layanan satuan
pendidikan yang
melingkupi
pengetahuan dan
sikap tentang
peserta didik
cerdas dan
berbakat istimewa
46,63 Turun
4,02
50,65 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
D.1
0.3
Sikap terhadap
disabilitas
Nilai rerata terkait
sikap guru
terhadap
disabilitas
berdasarkan
aspek afektif,
kognitif, dan
perilaku
46,8 Turun
7,08
53,88 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
bawa
h (81-
100%
)
Ases
men
Nasio
nal
2023
E.1 Partisipasi warga
satuan
pendidikan
Nilai rerata terkait
partisipasi orang
tua dan partisipasi
peserta didik
dalam pengelolaan
satuan pendidikan
berdasarkan
Sedang 70,48 Satuan
pendidikan
melibatkan
orang tua
dan peserta
didikdalam
beberapa
kegiatan di
satuan
pendidikan
khususnya
Turun
7,02
77,5 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023

23

survei lingkungan
belajar
berupa
kegiatan
akademik
dan atau
non-
akademik.
E.1.
1
Partisipasi orang
tua
Nilai komposit dari
kepala satuan
pendidikan,
pendidik, dan
peserta didik
terkait tingkat
keterlibatan orang
tua dalam proses
perencanaan,
pengembangan,
dan pelaksanaan
aktivitas di satuan
pendidikan
71,35 Turun
1,21
72,56 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
E.1.
2
Partisipasi
peserta didik
Nilai komposit dari
kepala satuan
pendidikan,
pendidik, dan
peserta didik
terkait tingkat
keterlibatan
peserta didik
dalam proses
perencanaan,
pengembangan,
dan pelaksanaan
aktivitas di satuan
pendidikan
69,61 Turun
12,83
82,44 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
E.2 Proporsi
pemanfaatan
sumber daya
sekolah untuk
peningkatan
mutu
Persentase dari
pembelanjaan
sekolah untuk
peningkatan mutu
pendidikan dan
kualitas guru dan
tenaga
kependidikan
dibagi total belanja
sekolah dalam
satu tahun
anggaran BOS
Kurang 14,95 Satuan
pendidikan
memiliki
proporsi
pemanfaatan
sumber daya
sekolah
untuk
peningkatan
mutu yang
rendah
Turun
0,88
15,83 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
bawa
h (81-
100%
)
Sumb
er
Daya
Sekol
ah
(SIPL
ah
dan
ARKA
S)
E.2.
1
Proporsi
pembelanjaan
peningkatan
mutu guru dan
tenaga
kependidikan
Persentase dari
pembelanjaan
sekolah untuk
peningkatan
kualitas guru dan
tenaga
Kurang 0,03 Satuan
pendidikan
memiliki
proporsi
pembelanjaa
n
peningkatan
mutu guru
dan tenaga
kependidika
n yang
rendah
Naik 0,03 0 Peringkat
menenga
h (41-
60%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Sumb
er
Daya
Sekol
ah
(SIPL
ah
dan
ARKA
S)

24

kependidikan
dibagi total belanja
sekolah dalam
satu tahun
anggaran BOS
E.2.
2
Proporsi
pembelanjaan
non personil
mutu
pembelajaran
Persentase dari
pembelanjaan
sekolah untuk
peningkatan mutu
pendidikan dibagi
total belanja
sekolah dalam
satu tahun
anggaran BOS
Kurang 14,92 Satuan
pendidikan
memiliki
proporsi
pembelanjaa
n non-
personil
mutu
pembelajara
n yang
rendah
Turun
0,91
15,83 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Sumb
er
Daya
Sekol
ah
(SIPL
ah
dan
ARKA
S)
E.3 Pemanfaatan TIK
untuk
pengelolaan
anggaran
Rata-rata dari
proporsi
pembelanjaan
sekolah melalui
platform SIPLah
dan indeks
ketepatan waktu
dan kelengkapan
pelaporan dana
BOS pada setiap
tahapan melalui
platform SDS
Baik 74,03 Satuan
pendidikan
memiliki
proporsi
pembelanjaa
n dana BOS
secara
daring yang
tinggi
Turun
9,30
83,33 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
atas
(1-
20%)
Sumb
er
Daya
Sekol
ah
(SIPL
ah
dan
ARKA
S)
E.3.
1
Proporsi
pembelanjaan
dana BOS secara
daring
Persentase dari
pembelanjaan
sekolah melalui
platform SIPLah
dibagi total belanja
sekolah dalam
satu tahun
anggaran BOS
Baik 48,07 Satuan
pendidikan
memiliki
proporsi
pembelanjaa
n dana BOS
secara
daring yang
tinggi
Turun
51,93
100 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
atas
(1-
20%)
Sumb
er
Daya
Sekol
ah
(SIPL
ah
dan
ARKA
S)
E.3.
2
Indeks
penggunaan
platform SDS
sumberdaya
sekolah -
ketepatan waktu
dan kelengkapan
pelaporan
Persentase dari
ketepatan waktu
dan kelengkapan
pelaporan dana
BOS pada setiap
tahapan melalui
platform SDS
Baik 100 Jumlah
satuan
pendidikan
yang
membuat
laporan tepat
waktu di
platform
SDS tinggi
Naik
33,33
66,67 Peringkat
menenga
h (41-
60%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Sumb
er
Daya
Sekol
ah
(SIPL
ah
dan
ARKA
S)

25

E.5 Program dan
kebijakan satuan
pendidikan
Nilai rerata terkait
seluruh program
dan kebijakan
satuan pendidikan
untuk mencegah
dan
menanggulangi
perundungan,
hukuman fisik,
kekerasan
seksual,
penyalahgunaan
narkoba,
kesetaraan
gender, dan
intoleransi
berdasarkan
survei lingkungan
belajar
Baik 69,09 Satuan
pendidikan
melibatkan
orang tua
dan peserta
didik dalam
beberapa
kegiatan di
satuan
pendidikan
khususnya
berupa
kegiatan
akademik
dan atau
non-
akademik.
Turun
3,36
72,45 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
E.5.
1
Program dan
kebijakan satuan
pendidikan
tentang
perundungan
Nilai komposit dari
kepala satuan
pendidikan,
pendidik, dan
peserta didik
terkait program
dan kebijakan
satuan pendidikan
untuk mencegah
dan menangani
perundungan di
satuan pendidikan.
62,96 Turun
33,40
96,36 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
E.5.
2
Program dan
kebijakan satuan
pendidikan
tentang hukuman
fisik
Nilai komposit dari
kepala satuan
pendidikan,
pendidik, dan
peserta didik
terkait program
dan kebijakan
satuan pendidikan
untuk mencegah
dan menangani
hukuman fisik di
satuan pendidikan.
68,53 Naik 0,01 68,52 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
E.5.
3
Program dan
kebijakan satuan
pendidikan
tentang
kekerasan
seksual
Nilai komposit dari
kepala satuan
pendidikan,
pendidik, dan
peserta didik
74,82 Naik 2,67 72,15 Peringkat
menenga
h bawah
(61-80%)
Perin
gkat
mene
ngah
(41-
60%)
Ases
men
Nasio
nal
2023

26

terkait Program
dan kebijakan
satuan pendidikan
untuk mencegah
dan menangani
kasus kekerasan
seksual di satuan
pendidikan.
E.5.
4
Program dan
kebijakan satuan
pendidikan
tentang rokok,
minuman keras,
dan narkoba
Nilai komposit dari
kepala satuan
pendidikan,
pendidik, dan
peserta didik
terkait program
dan kebijakan
satuan pendidikan
untuk mencegah
dan menangani
aktivitas atau
kasus narkoba di
satuan pendidikan.
68,2 Turun
0,36
68,56 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
mene
ngah
bawa
h (61-
80%)
Ases
men
Nasio
nal
2023
E.5.
5
Program dan
Kebijakan
mengenai
kesetaraan
gender
Nilai rerata terkait
program dan
kebijakan satuan
pendidikan yang
mendukung
kesetaraan antara
laki-laki dan
perempuan,
misalnya dalam
hal kemampuan,
kesempatan,
pemenuhan hak,
dan kewajiban.
56,69 Turun
1,23
57,92 Peringkat
bawah
(81-
100%)
Perin
gkat
bawa
h (81-
100%
)
Ases
men
Nasio
nal
2023
E.5.
6
Program dan
kebijakan
mengenai
penanggulangan
dan pencegahan
intoleransi di
satuan
pendidikan
Nilai komposit dari
kepala satuan
pendidikan,
pendidik, dan
peserta didik
terkait program
dan kebijakan
satuan pendidikan
yang bertujuan
mencegah dan
menangani kasus-
kasus intoleransi
di satuan
pendidikan.
83,34 Naik
12,16
71,18 Peringkat
menenga
h (41-
60%)
Perin
gkat
mene
ngah
atas
(21-
40%)
Ases
men
Nasio
nal
2023

27

ANALISIS RAPOR PENDIDIKAN SD ANUGRAH S BY














No Benahi Inspirasi Benahi Program Arkas Uraian Kegiatan Arkas
1 Peningkatan
kompetensi
GTK dan
kebijakan yang
menunjang
aktivitas
kognitif

 Kepala satuan
pendidikan
dan pendidik
mempelajari
metode
pembelajaran
interaktif
sebagai
bagian dari
kualitas
pembelajaran
 Pendidik
mengimpleme
ntasikan
pengetahuan
tentang
metode
pembelajaran
interaktif
untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran
 Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan
metode
pembelajaran
melalui
program
kebijakan dan
penganggaran
Kegiatan BOS
Reguler
- Penyusunan
silabus/tujuan
pembelajaran
- Peningkatan
kompetensi
guru untuk
keterlibatan
orang tua atau
wali dan
masyarakat
dalam
pembelajaran
- Peningkatan
kompetensi
guru untuk
memahami
karakteristik
dan cara belajar
peserta didik
• Penyusunan Alur
Tujuan Pembelajaran
/Tujuan Pembelajaran
melalui kegiatan
komunitas belajar di
sekolah,
• Peningkatan
kompetensi guru untuk
keterlibatab orang
tua/wali dan
masyarakat dalam
pembelajaran
mengundang walimurid
atau masyarakat sekitar
sebagai nara sumber,
• Peningkatan
kompetensi guru untuk
memahami
karakteristik dan cara
belajar peserta didik
melalui pelatihan
mandiri di PMM

28

 •
2 Peningkatan
kompetensi
GTK dan
kebijakan yang
menunjang
pengelolaan
kelas
 Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
mempelajari
tentang
penerapan
praktik inovatif
sebagai bagian
dari kualitas
pembelajaran

Kegiatan BOS
Reguler Peningkatan
kompetensi guru
untuk memahami
kurikulum dan cara
mengajarkannya.






- peningkatan
kompetensi guru untuk
memahami kurikulum
dan cara
mengajarkannya
melalui ikut terlibat
dalam penyusunan
kurikulum dan melalui
pelatihan mandiri di
PMM dan


 Pendidik
mengimplementas
ikan pengetahuan
tentang
penerapan praktik
inovatif untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran
pesrta didik
 Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan
manajemen kelas
disatuan
pendidikan
melalui program,
kebijakan, dan
penganggaran.
Peningkatan
kompetensi guru
untuk
pengembangan diri
melalui kebiasaan
refleksi.

Peningkatan
kompetensi guru
untuk pembelajaran
berorientasi pada
peserta didik


mengikuti seminar online
di platform belajar
- peningkatan kompetensi
guru untuk
pengembangan diri
melalui kebiasaan refleksi
melalui setiap akhir
pembelajaran murid dan
guru membuat refleksi
dari pembelajaran yang
dilakukan hari ini.
- Peningkatan kompetensi
guru untuk pembelajaran
berorientasi pada
peserta didik dengan
cara guru hanya sebagai
fasilitator saja

3. Peningkatan
kompetensi
GTK dan
kebijakan yang
menunjang
pemahaman
dan sikap guru
terhadap
perundungan
 Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
mempelajari
tentang
pemahaman dan
sikap terhadap
perundungan
serta pencegahan
dan
penanganannya,
sebagai bagian
dari iklim
keamanan satuan
 Pendidik
mengimplementa
Kegiatan BOS
Reguler

- Pengembangan
program
pencegahan dan
penanganan
kekerasan dan
kekerasan seksual
di satuan
pendidikan
(termasuk program
Roots)
- Penerapan
program
pencegahan
- Pengembangan
program pencegahan
dan penanganan
kekerasan seksual
dengan menyususun
program anti kekerasan
- Menyusun tim
pencegahan kekerasan,
melakukan kampaye
anti kekerasan,
mensosialisasikan
program anti kekerasan
pada siswa dan orang
tua,
- Peningkatan
kompetensi gurur untuk

29

sikan
pengetahuan
tentang
pemahaman dan
sikap terhadap
perundungan
serta pencegahan
dan
penanganannya
untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran
peserta didik
 Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan
pemahaman dan
sikap terhadap
perundungan,
serta pencegahan
dan
penanganannya
di satuan
pendidikan
melalui program,
kebijakan, dan
penganggaran
perundungan
- Peningkatan
kompetensi guru
untuk memahami
tentang
perundungan,
kekerasan, dan
kekerasan seksual
memahami tentang
perundungan,
kekerasan dan
kekerasan seksual
dengan mengikuti
pelatihan KHA yang
diselenggarakan dinas
pendidikan Kota
Surabaya
4. Peningkatan
kompetensi GTK
dan kebijakan
yang menunjang
penyusunan dan
implementasi
visi-misi sekolah

1. Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
mempelajari
tentang
penerapan
praktik inovatif
sebagia bagian
dari kualitas
pembelajaran
2. Pendidik
mengimplement
asikan
pengetahuan
tentang
penerapan
praktik inovatif
untuk
memperbaiki
proses
Kegiatan BOS
Reguler Pelaksanaan
supervisi
pembelajaran semua
mata pelajaran/guru
di sekolah
Pelaksanaan
kegiatan komunitas
belajar di satuan
pendidikan
Peningkatan
kompetensi guru
untuk
pengembangan diri
melalui kebiasaan
refleksi.

- Pelaksanaan supervisi
pembelajaran semua
mata pelajaran/guru di
sekolah melalui
supervisi yang
dilakukan oleh bapak
kepala sekolah kepada
guru
- Pelaksanaan kegiatan
komunitas belajar di
satuan pendidikan
melalui membuat grub
kelas dikecamatan
sebagai sarana bertukar
pikiran
- peningkatan kompetensi
guru untuk
pengembangan diri
melalui kebiasaan refleksi
melalui setiap akhir

30

pembelajaran
peserta didik
3. Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan
penerapan
praktik inovatif
melalui program,
kebijakan, dan
penganggaran

pembelajaran murid dan
guru membuat refleksi
-

5 Peningkatan
kompetensi
GTK dan
kebijakan yang
menunjang
penyusunan
dan
implementasi
visi-misi
sekolah
1. Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
mempelajari
tentang Profil
Pelajar Pancasila
untuk dimensi
Nalar Kritis
sebagai bagian
dari penguatan
karakter
2. Pendidik mampu
mengimplementa
sikan
pembelajaran
berbasis projek
penguatan Profil
Pelajar Pancasila
dimensi Nalar
Kritik
3. Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan
dimensi Nalar
Kritis melalui
program,
kebijakan, dan
penganggaran
untuk
pelaksanaan
projek penguatan
Profil Pelajar
Pancasila
Kegiatan BOS
Reguler

- Pengembangan
pembelajaran
berbasis projek
(termasuk P5)
- Peningkatan
kompetensi guru
untuk keterlibatan
orang tua/wali dan
masyarakat dalam
pembelajaran
- Peningkatan
kompetensi guru
untuk pemahaman
Profil Pelajar
Pancasila: Nalar
Kritis
- Pengembangan
pembelajaran berbasis
projek (termasuk P5)
menyusun modul ajar
dengan
mengimplementasik
P5 dalam kegiatan
pembelajaran,
Peningkatan
kompetensi guru
untuk keterlibatan
orang tua/wali dan
masyarakat dalam
pembelajaran dengan
mengundang orang
tua sebagai nara
sumber sesuai materi
pembelajaran,
peningkatan
kompetensi guru
untuk pemahaman
Profil Pelajar
Pancasila dengan
mengikuti bimtek
baik secara mandiri
maupun yang sudah
terjadwal dalam
RKAS sekolah
6 Peningkatan
kompetensi
GTK dan
kebijakan yang
1. Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
mempelajari
Kegiatan BOS
Reguler

- Penyusunan
- Penyusunan
perencanaan program
satuan pendidikan
(visi,misi sekolah,

31

menunjang
penyusunan
dan
implementasi
visi-misi
sekolah
tentang
perumusan,
penyampaian,
dan penerapan
visi-misi sekolah
untuk
mendukung
peningkatan
kualitas
pembelajaran.
2. kepala satuan
pendidikan
merumuskan visi-
misi sekolah untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran
peserta didik
dengan
melibatkan
seluruh warga
sekolah.
3. Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
meningkatkan
kesehatan peserta
didik dalam aspek
gizi, fisik, dan
cakupan imunisasi
sebagai bagian
dari visi satuan
pendidikan yang
sehat.
4. Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan dan
implementasi visi
misi sekolah
melalui program
kebijakan, dan
penganggaran.

perencanaan
program satuan
pendidikan (visi
misi sekolah,
RKJM, RKT,
RKAS)
- Peningkatan
kompetensi kepala
sekolah
- Pengembangan
dan pelaksanaan
program kerja
kepala sekolah
RKM, RKT,RKAS)
visi misi,
RKJM,RKT, RKAS
bersama seluruh
dewan guru, tendik,
orang tua dan siswa,
Peningkatan
kompetensi kepala
sekolah melalui
bimtek yang
diselenggarakan
kecamatan,
Pengembangan dan
pelaksanaan program
kerja kepala sekolah
kepala sekolah
menyusun program
sekolah dan
mengkomunikasikan
pada seluruh stake
holder sekolah
7 Peningkatan
kompetensi
GTK dan
kebijakan yang
menunjang
kemampuan
1. Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
mempelajari
domain geometri
sebagai bagian
Kegiatan BOS
Reguler

Peningkatan
kompetensi guru
untuk memperkuat
numerasi
- Peningkatan
kompetensi guru
untuk memperkuat
numerasi memalui
pelatihan mandiri di
PMM dan kegiatan
KKG yang diadakan

32

numerasi pada
domain
geometri
dari kemampuan
numerasi
2. Pendidik
mengimplementa
sikan
pengetahuan
tentang
peningkatan
kompetensi pada
domain geometri
untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran
numerasi peserta
didik
3. Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan
terhadap
kompetensi pada
domain geometri
di satuan
pendidikan
melalui program,
kebijakan, dan
penganggaran
Pengembangan
kegiatan literasi
dan numerasi

Peningkatan
kompetensi guru
untuk
pembelajaran
berorientasi pada
peserta didik
dimasing-masing
kecamatan
- Pengembangan
kegiatan literasi dan
numerasi melalui
kegiatan sekolah arek
surabaya yang
dilaksanakan
disekolah
- peningkatan
kompetensi guru
untuk memahami
karakteristik dan cara
belajar peserta didik
melalui pelatihan
mandiri di PMM
8 Peningkatan
kompetensi
GTK dan
kebijakan yang
menunjang
kemampuan
numerasi pada
domain Aljabar
1. Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
mempelajari
domain geometri
sebagai bagian
dari kemampuan
numerasi
2. Pendidik
mengimplementa
sikan
pengetahuan
tentang
peningkatan
kompetensi pada
domain geometri
untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran
numerasi peserta
didik
Kegiatan BOS
Reguler

Peningkatan
kompetensi guru
untuk memperkuat
numerasi
Pengembangan
kegiatan literasi dan
numerasi

Peningkatan
kompetensi guru
untuk pembelajaran
berorientasi pada
peserta didik

- Peningkatan
kompetensi guru
untuk
memperkuat
numerasi memalui
pelatihan mandiri
di PMM dan
kegiatan KKG
yang diadakan
dimasing-masing
kecamatan
- Pengembangan
kegiatan literasi
dan numerasi
melalui kegiatan
sekolah arek
surabaya yang
dilaksanakan
disekolah
- peningkatan
kompetensi guru
untuk memahami

33


3. Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan
terhadap
kompetensi pada
domain geometri
di satuan
pendidikan
melalui program,
kebijakan, dan
penganggaran
karakteristik dan
cara belajar
peserta didik
melalui pelatihan
mandiri di PMM
9 Peningkatan
kompetensi
GTK dan
kebijakan yang
menunjang
aktivasi
kognitif
1. Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
mempelajari
tentang metode
pembelajaran
interaktif untuk
mendukung
kemampuan
numerasi
2. Pendidik
mengimplementa
sikan
pengetahuan
tentang metode
pembelajaran
interaktif untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran
numerasi peserta
didik
3. Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan
metode
pembelajaran
interaktif di
satuan
pendidikan
metode
pembelajaran
interaktif di
satuan
pendidikan
melalui program,
Kegiatan BOS
Reguler

Penyusunan
silabus/tujuan
pembelajaran

Peningkatan
kompetensi guru
untuk keterlibatan
orang tua atau wali
dan masyarakat
dalam pembelajaran

Peningkatan
kompetensi guru
untuk memahami
karakteristik dan
cara belajar peserta
didik
- Penyusunan Alur
tujuan
pembelajaran
D4/Tujuan
pembelajaran
melalui kegiatan
komunitas belajar
di sekolah,
peningkatan
kompetensi guru
untuk
- keterlibatan orang
tua/wali dan
masyarakat dalam
pembelajaran
mengundang
walimurid atau
masyarakat
sekitar sebagai
nara sumber.
- peningkatan
kompetensi guru
untuk memahami
karakteristik dan
cara belajar
peserta didik
melalui pelatihan
mandiri di PMM

34

kebijakan, dan
penganggaran.
10 Peningkatan
kompetensi
GTK dan
kebijakan yang
menunjang
pengelolaan
kelas
1. Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
mempelajari
tentang
manjemen kelas
untuk
mendukung
kemampuan
numerasi
2. Pendidik
mengembangkan
dan
mengimplementa
sikan
pengetahuan
tentang
manjemen kelas
untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran
numerasi peserta
didik
3. Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan
manjemen kelas
di satuan
pendidikan
melalui program
kebijakan dan
penganggaran
Kegiatan BOS
Reguler
Peningkatan
kompetensi guru
untuk memahami
kurikulum dan cara
mengajarkannya.
Peningkatan
kompetensi guru
untuk
pengembangan diri
melalui kebiasaan
refleksi.
Peningkatan
kompetensi guru
untuk pembelajaran
berorientasi pada
peserta didik

peningkatan kompetensi
guru untuk memahami
kurikulum dan cara
mengajarkannya melalui
ikut terlibat dalam
penyusunan kurikulum dan
melalui
pelatihan mandiri di PMM
dan mengikuti seminar
online di platform belajar
peningkatan kompetensi
guru untuk pengembangan
diri melalui kebiasaan
refleksi melalui setiap akhir
diri melalui kebiasaan
refleksi melalui setiap akhir
pembelajaran murid dan
guru membuat refleksi dari
pembelajaran yang
dilakukan hari ini.

-
11 Peningkatan
kompetensi
GTK dan
kebijakan yang
menunjang
penerapan
praktik inovatif
1. Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
mempelajari
tentang
penerapan
praktik
pembelajaran
inovatif untuk
mendukung
kemampuan
numerasi
2. Pendidik
mengimplementa
Kegiatan BOS
Reguler

Kegiatan
komunitas belajar
antar sekolah (
termasuk KKG,
MGMP, MGMPS,
MGMPK, KKKS,
atau MKKS)

Peningkatan
kompetensi guru
Kegiatan belajar antar
sekolah ( termasuk KKG
MGMP, MGMPS, MGMPK,
KKKS, atau MKKS melalui
kegiatan KKG yang
diadakan dimasing-masing
kecamatan peningkatan
kompetensi guru untuk
memahami karakteristik
dan cara belajar peserta
didik melalui pelatihan
mandiri di PMM

35

sikan
pengetahuan
tentang
penerapan
praktik
pembelajaran
inovatif untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran
numerasi peserta
didik
3. Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan
terhadap
penerapan
praktik
pembelajaran
inovatif di satuan
pendidikan
melalui program,
kebijakan, dan
penganggaran
untuk memahami
karakteristik dan
cara belajar
peserta didik

Peningkatan
kompetensi guru
untuk memahami
konten
pembelajaran dan
cara
mengajarkannya.
12 Peningkatan
kompetensi
GTK dan
kebijakan yang
menunjang
refleksiatas
praktik
mengajar
1. Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
mempelajari
tentang refleksi atas
praktik mengajar
untuk mendukung
kemampuan
numerasi
2. Pendidik
mengimplementasik
an pengetahuan
tentang refleksi dan
praktik mengajar
untuk memperbaiki
proses refleksi dan
praktik mengajar
untuk memperbaiki
proses
3. Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan terhadap
refleksi atas praktik
mengajar di satuan
pendidikan melalui
Kegiatan BOS
Reguler
Pelaksanaan
supervisi
pembelajaran
semua mata
pelajaran/guru di
sekolah
Pelaksanaan
kegiatan komunitas
belajar disatuan
pendidikan.
Peningkatan
kompetensi guru
untuk
pengembangan diri
melalui kebiasaan
refleksi.
Pelaksanaan supervisi
pembelajaran semua mata
pelajaran/guru di sekolah
melalui supervisi yang
dilakukan oleh bapak
kepala sekolah kepada guru
peningkatan kompetensi
guru untuk pengembangan
diri melalui kebiasaan
refleksi melalui setiap akhir
pembelajaran murid dan
guru membuat refleksi dari
pembelajaran yang
dilakukan hari ini.

36

program, kebijakan,
dan penganggaran.

13 Peningkatan
kompetensi
GTK dan
kebijakan yang
menunjang
kompetensi
membaca teks
informasi
1. Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
mempelajari
tentang teks
informasi untuk
mendukung
kemampuan
numerasi
2. Pendidik
mengimplementa
sikan
pengetahuan
tentang teks
informasi untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran
numerasi peserta
didik
3. Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan
kemampuan teks
informasi di
satuan
pendidikan
melalui program,
kebijakan, dan
penganggaran
Kegiatan BOS
Reguler
Peningkatan
kompetensi guru
untuk memperkuat
literasi
Pengembangan
kegiatan literasi
dan numerasi
Kegiatan
pemberdayaan
perpustakaan
terutama untuk
pengembangan
minat baca peserta
didik
Peningkatan kompetensi
guru untuk memperkuat
literasi memalui pelatihan
mandiri di PMM dan
kegiatan KKG yang
diadakan dimasing-masing
kecamatan Pengembangan
kegiatan literasi dan
numerasi melalui kegiatan
sekolah arek surabaya yang
dilaksanakan disekolah
Kegiatan pemberdayaan
perpustakaan terutama
untuk pengembangan
minat baca peserta didik
melalui kegiatan literasi
yang dilaksanakan di kelasv
melalui sudut baca
dimasing-masing kelas

14 Peningkatan
kompetensi
GTK dan
kebijakan yang
menunjang
kompetensi
membaca teks
sastra
1. Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
mempelajari
tentang teks sastra
untuk mendukung
kemampuan
numerasi
2. Pendidik
mengimplementasik
an pengetahuan
tentangteks sastra
untuk memperbaiki
proses
pembelajaran
Kegiatan BOS
Reguler

Peningkatan
kompetensi guru
untuk memperkuat
literasi
Pengembangan
kegiatan literasi
dan numerasi
Kegiatan
pemberdayaan
perpustakaan
terutama untuk
pengembangan
Peningkatan kompetensi
guru untuk memperkuat
literasi memalui pelatihan
mandiri di PMM dan
kegiatan KKG yang
diadakan dimasing-masing
kecamatan

Pengembangan kegiatan
literasi dan numerasi
melalui kegiatan sekolah
arek surabaya yang
dilaksanakan disekolah
Kegiatan pemberdayaan
perpustakaan terutama
untuk pengembangan

37















numerasi peserta
didik
3. Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan
kemampuan teks
sastra di satuan
pendidikan melalui
program, kebijakan,
dan penganggaran

minat baca peserta
didik

minat baca peserta didik
melalui kegiatan literasi
yang dilaksanakan di kelas
melalui sudut baca
dimasing-masing kelas
15 Peningkatan
kompetensi
GTK dan
kebijakan yang
menunjang
kompetensi
membaca teks
informasi
1. Kepala satuan
pendidikan dan
pendidik
mempelajari
tentang teks
informasi untuk
mendukung
kemampuan literasi
2. Pendidik
mengimplementasik
an pengetahuan
tentang teks
informasi untuk
memperbaiki proses
pembelajaran
literasi peserta didik
3. Kepala satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan
kemampuan teks
informasi di satuan
pendidikan melalui
program, kebijakan,
dan penganggaran
Kegiatan BOS
Reguler

Peningkatan
kompetensi guru
untuk memperkuat
literasi
Pengembangan
kegiatan literasi
dan numerasi
Kegiatan
pemberdayaan
perpustakaanterut
ama untuk
pengembangan
minat
Peningkatan kompetensi
guru untuk memperkuat
literasi memalui pelatihan
mandiri di PMM dan
kegiatan KKG yang
diadakan dimasing-masing
Kecamatan

Pengembangan kegiatan
literasi dan numerasi
melalui kegiatan sekolah
arek surabaya yang
dilaksanakan disekolah
Kegiatan pemberdayaan
perpustakaan terutama
untuk pengembangan
minat baca peserta didik
melalui kegiatan literasi
yang dilaksanakan di kelas
melalui sudut baca
dimasing-masing kelas

38

KERJA RANCANGAN ARKAS

No
Kegiata
n
Benahi

Penjelas
an
Impleme
ntasi
Kegiatan

Kegiata
n
ARKAS.
Uraian
Kegiatan
ARKAS

Bulan
Diang
garka
n
Jumla
h.
Satua
n

Harga
Satuan.
Total

1
Peningkat
an
kompeten
si GTK
dan
kebijakan
yang
menunjan
g aktivasi
kognitif
1. Kepala
satuan
pendidikan
dan
pendidik
mempelaja
ri metode
pembelajar
an
interaktif
sebagai
bagian dari
kualitas
pembelajar
an
Pendidik
mengimp
lementasi
kan
pengetah
uan
tentang
metode
pembelaj
aran
interaktif
untuk
memperb
aiki
proses
pembelaj
aran
Guru
Mengikuti
Pelatian
Terkait
Kemandirian

Honorium
Narasumber
Setingkat Staf
Juli
2 Jam

Rp500.000

Rp1.00
0.000
Makan +
Minum
Juli
20 Kotak
Rp
18.482

Rp369.
640
Kertas HVS
A4
5 Rim
Rp
53.169

Rp265.
845
Spidol White
Board
12 Pc
Rp
9.522

Rp114.
264
Stikcy Note 10 Pak
Rp
12.920

Rp129.
200
Kertas AD 1 Pak
Rp
203.070

Rp203.
070
Kertas Astur 11 Tar
Rp
3.330

Rp36.6
30
2
Peningkat
an
kompeten
si GTK
dan
kebijakan
yang
menunjan
g
penerapa
n praktik
inovatif
1. Kepala
satuan
pendidikan
dan
pendidik
mempelaja
ri tentang
penerapan
praktik
inovatif
sebagai
bagian dari
kualitas
pembelajar
an
Kegiatan
komunita
s belajar
antar
sekolah
(termasu
k KKG,
MGMP,
MGMPS,
MGMPK,
KKKS,
atau
MKKS)
Spanduk
Kegiatan
Juni
1
Buah
Rp
150.000
Rp
150.00
0
Kertas HVS
A4
2 Rim
Rp
53.169
Rp
106.33
8
3
Penyusun
an dan
penerapa
n
kurikulum
operasion
al satuan
pendidika
n terkait
penguata
n Profil
Pelajar
Pancasila
sesuai
dengan
kebutuha
Di tingkat
satuan
pendidikan
, kurikulum
yang
dikembang
kan adalah
kurikulum
operasiona
l satuan
pendidikan
. Tercakup
di
dalamnya
yaitu
pengemba
Penyusu
nan
Kurikulu
m
Kertas
Juli
3 Rim
Rp
56.520
Rp
169.56
0
Spanduk
Kegiatan
1 Buah
Rp
150.000
Rp
150.00
0
Penjilidan
Hard cover
3 Buah
Rp
50.000
Rp
150.00
0
Penggandaan
200 Lembar
Rp
500
Rp
100.00
0

39

n siswa
dan
kondisi
sekolah
ngan
perencana
an
pembelajar
an dan
asesmen;
misalnya
alur tujuan
pembelajar
an atau
silabus,
rencana
pembelajar
an dan
asesmen,
perencana
an projek
penguatan
Profil
Pelajar
Pancasila,
pengemba
ngan
modul ajar
dan modul
projek
penguatan
Profil
Pelajar
Pancasila,
dan
lainnya.
4
Peningkat
an
kompeten
si GTK
dan
kebijakan
yang
menunjan
g
kemampu
an
numerasi
pada
domain
Geometri
Kepala
satuan
pendidikan
dan
pendidik
mempelaja
ri domain
geometri
sebagai
bagian dari
kemampua
n numerasi
Peningka
tan
kompete
nsi guru
untuk
memperk
uat
numerasi
Honorium
Narasumber
Setingkat Staf
Juli
1 Jam
Rp
500.000
Rp
500.00
0
Makan +
Minum
Juli 20 Kotak
Rp
18.482
Rp
369.64
0
Pengemb
angan
Kegiatan
literasi
dan
numerasi
Belajar
Bersama
Temanmu
Untuk
Matematika
Dasar Vol. 1
Januari 6 Buah
Rp
16.400
Rp
98.400
5
Peningkat
an
kompeten
si GTK
dan
kebijakan
yang
menunjan
g
kompeten
si
membaca
teks
informasi
Pendidik
mengimple
mentasika
n
pengetahu
an tentang
teks
informasi
untuk
memperbai
ki proses
pembelajar
an literasi
peserta
didik
Kegiatan
pemberd
ayaan
perpusta
kaan
terutama
untuk
pengemb
angan
minat
baca
peserta
didik
Ramadanku
Ceria SD/MI
Kelas 1 Maret 40 Buah
Rp
12.000
Rp
480.00
0
Ramadanku
Ceria SD/MI
Kelas 2 50 Buah
Rp
12.000
Rp
600.00
0
Ramadanku
Ceria SD/MI
Kelas 3 65 Buah
Rp
12.000
Rp
780.00
0
Ramadanku
Ceria SD/MI
Kelas 4 35 Buah
Rp
12.000
Rp
420.00
0
Ramadanku
Ceria SD/MI
Kelas 5 50 Buah
Rp
12.000
Rp
600.00
0
Peningka
tan
kompete
Honorium
Narasumber
Setingkat Staf
Mei 1 Jam
Rp
500.000
Rp
500.00
0

40

nsi guru
untuk
memperk
uat
literasi
Makan +
Minum
Mei
20 Kotak
Rp
18.482
Rp
369.64
0
Kertas HVS
A4
2 Rim
Rp
53.169
Rp
106.33
8
Spidol White
Board
24 Buah
Rp
9.522
Rp
228.52
8
Kertas Karton
tbl. 3 mm
Cutter Kecil

Penggaris
Besi 30 cm
6
Peningkat
an
kompeten
si GTK
dan
kebijakan
yang
menunjan
g
terciptany
a sikap
inklusif
Kepala
satuan
pendidikan
dan
pendidik
mempelaja
ri konsep
dan praktik
terkait
dukungan
atas
kesetaraan
siswa
sebagai
bagian dari
iklim
kebinekaa
n
Program
pembina
an
kesiswaa
n dan
kepemim
pinan
siswa
Honor
Ektrakulikuler
Pramuka
Jan -
Des
12 Jam
Rp
600.000
Rp
7.200.0
00

Honorium
Narasumber
Setingkat Staf
Maret -
Juli
2 Jam
Rp
500.000
Rp
1.000.0
00
Pendidik
mengimple
mentasika
n
pengetahu
an tentang
dukungan
atas
kesetaraan
siswa
untuk
memperbai
ki proses
pembelajar
an peserta
didik
Peningka
tan
kompete
nsi guru
untuk
memaha
mi sikap
inklusif,
toleran,
dan
kesetara
an
gender
(termasu
k
pendidika
n
inklusif/di
sabilitas)
Honorium
Narasumber
Setingkat Staf
Juli 2 Jam
Rp
500.000
Rp
1.000.0
00
Pengemb
angan
kegiatan
pelibatan
orang
tua/wali/k
eluarga
di
pembelaj
aran

41

Adopsi
Program
Roots
dapat
dimasukka
n ke dalam
pengemba
ngan
sekolah
aman,
sekolah
ramah
anak, dan
sekolah
inklusi
bertujuan
untuk
menciptak
an sekolah
yang
bebas dari
kekerasan,
termasuk
perundung
an.

Pengemb
angan
sekolah
sehat,
sekolah
aman,
sekolah
ramah
anak,
sekolah
inklusi,
sekolah
adiwiyata
, dan
sejenisny
a
Spanduk
Kegiatan
Septerb
er
2 Buah
Rp
150.000
Rp
300.00
0
7
Peningkat
an
kompeten
si GTK
dan
kebijakan
yang
menduku
ng sikap
bernalar
kritis
Kepala
satuan
pendidikan
mendorong
perbaikan
dimensi
Nalar Kritis
melalui
program,
kebijakan,
dan
pengangga
ran untuk
pelaksana
an projek
penguatan
Profil
Pelajar
Pancasila
Peningka
tan
kompete
nsi guru
untuk
pemaha
man
Profil
Pelajar
Pancasil
a: Nalar
Kritis
Spanduk
Kegiatan
1 buah
Rp
150.000
Rp
150.00
0
Honor
Narasumber 1 orang
Rp
500.000
Rp
500.00
0
Kertas
1 rim
Rp
60.000
Rp
60.000

42

B. Landasan Pengembangan Kurikulum
a. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana yang telah mengalami Perubahan dengan PP nomor 4 tahun
2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 57 tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan
c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Bimbingan Konseling untuk Pendidikan Dasar dan Menengah
d. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 5 Tahun 2022
tentang Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
e. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 16 Tahun
2022 tentang Standar Proses Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
f. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 21 Tahun
2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
g. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 46 Tahun
2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan
Pendidikan
h. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 47 Tahun
2023 tentang Standar Pengelolaan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
i. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 48 Tahun
2023 tentang Akomodasi yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang Disabilitas pada
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Formal, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah,
dan Pendidikan Tinggi
j. Peraturan menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 8 Tahun 2024
tentang Standar Isi Pada Pendidikan anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan
Jenjang Pendidikan Menengah.
k. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
nomor 12 tahun 2024, tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang pendidikan menengah
l. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian

43

Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 031/H/Kr/2024 tentang
Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka
m. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 032/H/KR/2024 tentang
Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.
n. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 19 Tahun 2014 Tentang Mata Pelajaran Bahasa
Daerah sebagai Mulok Wajib di Sekolah/Madrasah
0. Keputusan Wali Kota Surabaya No.188.45/241/402.1.2/2002 tentang Mata Pelajaran
Bahasa Inggris sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah
p. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 52 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Inklusif di Kota Surabaya
q. Instruksi Walikota Surabaya Nomor 3 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Sekolah
Adiwiyata di Kota Surabaya

C. Prinsip Penyusunan Kurikulum Operasional SD ANUGRAH.
1. Prinsip Umum
a. Prinsip Relevansi
Prinsip ini merupakan prinsip dasar yang paling dasar dalam sebuah
kurikulum. Prinsip ini juga bisa dikatakan sebagai rohnya sebuah kurikulum.
Artinya apabila prinsip ini tidak terpenuhi dalam sebuah kurikulum, maka
kurikulum tersebut tidak ada lagi artinya; kurikulum menjadi tidak bermakna.
Prinsip relevansi mengandung arti bahwa sebuah kurikulum harus relevan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sehingga
para siswa mempelajari iptek yang benar – benar terbaru yang memungkinkan
mereka memiliki wawasan dan pemikiran yang sejalan dengan perkembangan
jaman. Relevan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, artinya suatu
kurikulum harus sesuai dengan potensi intelektual, mental, emosional dan fisik
para siswa. Apabila prinsip tidak terlaksana dalam kurikulum yang nyata maka
potensi yang dimiliki anak tersebut tidak berkembang sebagai potensi yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas dan kehidupannya. Relevan dengan
kebutuhan karakteristik masyarakat artinya kurikulum harus membekali para
siswa dengan sejumlah keterampilan pengetahuan dan sikap yang sesuai

44

dengan kondisi masyarakatnya. Apabila tidak terlaksana maka siswa tidak
dapat beradaptasi dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
b. Prinsip fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas terkait dengan keluwesan dalam tahap implementasi
kurikulum. Penerapan prinsip fleksibilitas dalam kurikulum adalah bahwa
suatu kurikulum harus dirancang secara fleksibel atau luwes sehingga pada
saat diimplementasikan memungkinkan untuk dilakukan perubahan untuk
disesuaikan dengan kondisi yang ada yang tidak terprediksi saat kurikulum itu
dirangcang. Contoh yang paling sederhana adalah pada saat sebuah kurikulum
dirancang, pembelajaran akan dilaksanakan dengan menggunakan media LCD
projector atau OHP/OHT namun pada saat hari H terjadi pemadaman listrik di
lokasi. Bagi kurikulum yang memenuhi prinsip fleksibilitas kondisi ini tidak
menghambat keberlangsungan pembelajaran. Dengan sedikit melakukan
perubahan pada aspek media yang digunakan pembelajaran tetap berlangsung
namun tetap mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Jika prinsip
fleksibilitas ini tidak digunakan dimungkunkan tujuan pembelajaran yang
direncanakan tidak terlaksana.
c. Prinsip kontinuitas
Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan,
tidak terputus – putus. Artinya bagian – bagian, aspek – aspek, materi, dan
bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas – lepas, melainkan satu
sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan
jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, dan tingkat perkem-
bangan siswa. Oleh karena itu, pengalaman – pengalaman yang disediakan
kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan
kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan yang
lain juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. Dengan prinsip ini,
tampak jelas alur dan keterkaitan di dalam kurikulum tersebut sehingga
mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
d. Prinsip efisiensi
Kurikulum mudah dilaksanakan menggunakan alat – alat sederhana dan
memerlukan biaya yang murah. Kurikulum yang terlalu menuntut keahlian –
keahlian dan peralatan yang sangat khusus serta biaya yang mahal merupakan

45

kurikulum yang tidak praktis dan sukat dilaksanakan. Dana yang terbatas harus
digunakan sedemikian rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan
pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa belajar di sekolah juga terbatas
harus dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan mata ajaran dan bahan
pembelajaran yang diperlukan. Tenaga di sekolah juga sangat terbatas, baik
dalam jumlah maupun dalam mutunya, hendaknya didayagunakan secara
efisien untuk melaksanakan proses pembelajaran.
e. Prinsip efektifitas
Walaupun prinsip kurikulum itu mudah, sederhana, dan murah,
keberhasilannya harus diperhatikan secara kuantitas dan kualitas karena
pengembangan kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran
dari perencanaan pendidikan. Misal, keterbatasan fasilitas ruangan, peralatan
dan sumber keterbacaan, harus digunakan secara tepat guna oleh siswa dalam
rangka pembelajaran, yang kesemuanya demi untuk meningkatkan efektivitas
atau keberhasilan siswa.

2. Prinsip Khusus
a. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.
Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada
tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum
atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus).
Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:
1.Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam
dokumen – dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan
strategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan
2.Survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan yang
dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka
3.Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu,
dihimpunmelalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai
media massa
4.Survei tentang manpower.
5.Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama.
6.Penelitian.

46


b. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang
telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan
beberapa hal:
1. Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk
perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu
perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan
pengalaman belajar.
2. Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
3. Unit – unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan
sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan
keterampilan diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar.
Untuk hal tersebut diperlukan buku pedoman guru yang memberikan
penjelasan tentang organisasi bahan dan alat pengajaran secara lebih
mendetail.
c. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Apakah metode/teknik belajar – mengajar yang digunakan cocok
untuk mengajarkan bahan pelajaran?
2. Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang
bervariasisehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?
3. Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan
yang bertingkat-tingkat?
4. Apakah metode/ teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan
untuk mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor?
5. Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa,
ataumengaktifkan guru atau kedua-duanya?
6. Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya
kemampuan baru?

47

7. Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar
disekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada
dirumah dan di masyarakat?
8. Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar
yangmenekankan “learning by doing” di samping “learning by seeing
and knowing”.
d. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar – mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan
media dan alat – alat bantu pengajaran yang tepat.
1) Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah
tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?
2) Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan:
bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaannya,
waktu pembuatan?
3) Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah
dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain – lain?
4) Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
5) Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.

e. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran:.
1) Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah –
langkah sebagai berikut:
 Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam
ranahranahkognitif, afektif, dan psikomotor.
 Uraikan ke dalam bentuk tingkah laku – tingkah laku murid yang
dapat diamati.
 Hubungkan dengan bahan pelajaran.
 Tuliskan butir-butir test.
2) Merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapa hal:

48

 Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang
akanditest?
 Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test?
 Apakah testtersebut berbentuk uraian atau objektif?
 Berapa banyak butir test perlu disusun?
 Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid?
3) Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-
halsebagai berikut:
 Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test?
 Apakah digunakan formula guessing?
 Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?
 Skor standar apa yang digunakan?
 Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?
Ketika prinsip-prinsip khusus ini tidak terlaksana maka kurikulum
tidak memiliki acuan, isi/tujuan kurikulum bertolak belakang (tidak
searah) dengan tujuan pendidikan, sehingga kurikulum tidak berkembang
dan menghasilkan suatu sistem pendidikan yang lebih baik.


D. Proses Penyusunan Kurikulum Operasional SD ANUGRAH.
Dalam penyelenggaraannya, kurikulum operasional sekolah perlu menjadi dokumen
yang hidup; menjadi referensi dalam keseharian, direfleksikan, dan terus dikembangkan.
Penyusunan dokumen kurikulum operasional sekolah dari awal, hendaknya dimulai
dengan memahami secara utuh kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh
Pemerintah, antara lain Tujuan Pendidikan Nasional, Profil Pelajar Pancasila, SNP,
Struktur Kurikulum, Prinsip Pembelajaran dan Asesmen, serta Capaian Pembelajaran
1) Tujuan Pendidikan Nasional
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada Pasal 3 menetapkan bahwa : Tujuan Pendidikan Nasional adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

49

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
2) Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah karakter dan kompetensi yang
diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai
luhur Pancasila.
3) Standar Nasional Pendidikan
Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang berbagai
aspek yang relevan dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional dan harus
dipenuhi oleh penyelenggara dan/atau satuan pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4) Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pelayanan kedalam muatan
kurikulum pada setiap mata pelajaran dituangkan dalam kompetensi kompetensi
yang dimaksud, terdiri atas standar Kompetensi, kompetensi dan kompetensi
dasar yang dikembangkan. Struktur kurikulum di Kurikulum Merdeka didasari
tiga hal, yaitu berbasis kompetensi, pembelajaran yang fleksibel, dan karakter
Pancasila.
5) Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Asesmen atau penilaian
merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik.
6) Capaian Pembelajaran
capaian peserta didik merupakah salah satu semangat dalam merdeka belajar, di
mana pengajaran pada peserta didik disesuaikan dengan tingkat capaian dan
kemampuan awal mereka.
1) Proses penyusunan kurikulum operasional bersifat:
a. Tetap
mengacu kepada kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat

50

b. Fleksibel atau Dinamis
mengembangkan kurikulum operasional berdasarkan kerangka dan
struktur kurikulum, sesuai karakteristik dan kebutuhan SD Anugrah.

2) Langkah-langkah peninjauan dan revisi kurikulum operasional
a) Menganalisis konteks karakteristik SD Anugrah
Analisis karakteristik SD Anugrah penting dilakukan agar
mendapatkan gambaran utuh kondisi dan kebutuhan seluruh keluarga
besar SD Anugrah. Cara yang dapat digunakan dalam analisis
karakteristik untuk mengumpulkan informasi tersebut yaitu:
kuesioner, wawancara, diskusi kelompok terpimpin dengan
mengundang perwakilan warga sekolah/ tokoh masyarakat, observasi,
dan melalui rapor pendidikan terkait mutu pendidikan.
b) Merumuskan visi, misi, tujuan
Visi, misi, dan tujuan menjadi referensi arah pengembangan
dan menunjukkan prioritas sekolah. Merumuskan visi, misi, dan tujuan
sekolah merupakan Langkah awal sangat penting sebagai acuan utama
dalam merancang pembelajaran yang berkualitas. SD Anugrah pada
tahun pelajaran 2024-2025 ini merumuskan visi, misi, dan tujuan
masih menggunakan visi, misi, dan tujuan yang sudah ada sebelumnya,
dikarenakan visi, misi, dan tujuan sekolah tersebut berpusat pada
peserta didik. Kepala sekolah mengajak warga sekolah untuk
memahami dan berkomitmen terhadap visi, misi, dan tujuan sekolah.
Kepala sekolah memastikan program prioritas , strategi, dan rancangan
pembelajaran yang akan dijalankan di sekolah menyelaraskan dengan
visi, misi, dan tujuan sekolah.

c) Menentukan pengorganisasian pembelajaran
Pengorganisasian pembelajatan adalah cara sekolah mengatur
pembelajaran muatan kurikulum dalam satu rentang waktu.
Penyusunan struktur kurikulum merupakan hal penting dalam
mengorganisasikan pembelajaran. SD Anugrah mengorganisasikan
muatan pembelajaran berdasar pendekatan mata pelajaran. Dimana
setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mapel dengan

51

mapel lainnya. Tatap muka dilakukan secara regular setiap minggu
dengan jumlah tatap muka sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah.

d) Menyusun rencana pembelajaran
Dalam menyusun rencana pembelajaran perlu memperhatikan
beberapa hal yaitu:
 Capaian Pembelajaran yang ditetapkan pemerintah dan disusun
dalam fase-fase.
 Penyusunan alur Tujuan Pembelajaran
 Pengembangan Perangkat Ajar meliputi RPP, Modul ajar, buku
teks, modul projek penguatan profil pelajar Pancasila, video
pembelajaran, serta bentuk lainnya.

e) Merancang pendampingan, evaluasi, dan pengembangan
professional
Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan professional
dilakukan dengan mengikutkan guru mengikuti pelatihan, diklat,
webinar, kegiatan KKG, dan pelatihan mandiri melalui Platform
Merdeka Mengajar.
Tags