A. Klasifikasi Materi Materi adalah objek atau bahan yang dapat menempati ruang dan memiliki massa. Materi juga sering disebut sebagai suatu zat yang ada di sekitar alam. Sifat fisik suatu materi dapat dianalisis melalui indra manusia. Contohnya, melalui indra penglihatan, Anda dapat membedakan materi tersebut berukuran besar atau kecil, berbentuk bulat atau kotak, berwarna merah atau hijau dan bertekstur halus atau kasar.
1. Berdasarkan Wujud Materi Materi berwujud padat Materi dengan wujud padat memiliki bentuk yang tetap. Volume materi berwujud padat juga tetap karena gerak partikel zat padat hanya berupa getaran di seputar kedudukannya saja. Contohnya batu, emas dan besi.
Materi berwujud cair Materi berwujud cair memiliki karakteristik yang berubah-ubah mengikuti wadahnya. Hal ini dikarenakan jarak antar partikelnya tidak terlalu rapat. Volume materi berwujud cair adalah tetap karena sifatnya mudah berpindah namun tidak dapat meninggalkan gugus molekulnya. Contohnya air, minyak dan bensin.
Materi berwujud gas Materi berwujud gas mempunyai bentuk dan volume yang berubah-ubah. Hal ini dikarenakan jarak antarpartikel materi berwujud gas berjauhan, tidak tersusun secara teratur dan gaya tarik antarpartikelnya sangat lemah. Partikel materi berwujud gas dapat bergerak secara bebas meninggalkan kelompoknya. Contohnya asap, uap air dan oksigen.
2. Berdasarkan Komposisi Materi Komposisi suatu materi (zat) dibedakan menjadi dua, yaitu zat tunggal (unsur dan senyawa) serta campuran (larutan, koloid dan suspensi) seperti gambar dibawah ini. Gambar penggolongan materi
a. Zat tunggal Zat tunggal adalah zat yang tersusun dari suatu materi yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat yang lebih kecil dan sederhana. Unsur (element) adalah suatu zat tunggal yang tidak dapat dipisahkan lagi melalui reaksi kimia biasa. Setiap unsur diberi nama dan lambang untuk memudahkan penulisannya. Lambang unsur diambil dari huruf depan nama unsur dan dituliskan dengan huruf kapital. Jika terdapat nama dengan huruf depan yang sama, nama unsur berikutnya dituliskan dengan menambahkan satu huruf di belakangnya dengan huruf kecil.
Unsur secara spesifik dikelompokkan menjadi unsur logam, non logam dan semilogam. Berikut gambar unsur beserta lambangnya. Nama Unsur Lambang Alumunium Al Arsen As Barium Ba Bromin Br Kalsium Ca Karbon C Klorin Cl Krom Cr Kobalt Co Tembaga Cu Nama Unsur Lambang Fluorin F Emas Au Hidrogen H Lodin l Besi Fe Timbel Pb Magnesium Mg Merkuri Hg Nikel Ni Nitrogen N Nama Unsur Lambang Oksigen O Fosfor P Platina Pt Kalium K Silikon Si Perak Ag Natrium Na Sulfur S Timah Sn Seng Zn
Senyawa Senyawa merupakan gabungan dari beberapa unsur yang berbeda jenis dan saling berkaitan melalui reaksi kimia dalam perbandingan massa tetap dan tertentu. Senyawa termasuk dalam zat yang masih dapat diuraikan menjadi unsur-unsur penyusunnya. Senyawa mempunyai beberapa unsur yang saling bergabung secara kimiawi sehingga lambang dari senyawa terdiri atas beberapa lambang unsur. Sebagai contoh air dilambangkan sebagai H 2 O dengan nama ilmiah dihidrogen monoksida yang terdiri atas dua atom hidrogen untuk setiap atom oksigen.
b. Campuran Campuran merupakan gabungan dua zat atau lebih yang masing-masing zat penyusunnya masih memiliki sifat aslinya. Campuran gabungan dua zat atau lebih yang masing-masing zat penyusunnya masih memiliki sifat aslinya. Campuran dibedakan menjadi campuran homogen (larutan) serta campuran heterogen (koloid dan suspensi).
Larutan, yaitu campuran homogen yang komposisi zat penyusunnya sudah tidak dapat dibedakan lagi. Pada larutan, tidak dapat dikenali lagi antara komponen pelarut dan terlarutnya. Sifat larutan yang stabil menyebabkan larutan tidak menimbulkan endapan dan tidak dapat dipisahkan menggunakan teknik penyaringan (filtrasi). Contohnya larutan gula dan larutan garam. Koloid, yaitu campuran heterogen yang terbentuk akibat terdispersinya suatu zat ke dalam zat lainnya. Secara kasat mata, koloid tampak tercampur rata, tetapi jika diamati menggunakan mikroskop ultra masih dapat diidentifikasi antara fase terdispersi dan medium pendispersinya.
Gambar Macam Macam Koloid Fase Terdispersi Padat Cair Gas Padat Sol Padat Kaca berwarna Batu rubi Perunggu Kuningan Emulsi Padat Keju Gel silika Mutiara Buih Padat Spons busa Roti bolu Batu apung Styrofoam Cair Sol Tinta Tanah liat Lem kanji Cat Emulsi Santan Susu Mayonnaise Buih Karet busa Busa sabun Gas Aerosol Padat Asap Debu Aerosol Awan Kabut Parfum yang disemprotkan
Suspensi , yaitu campuran yang masih dapat diidentifikasi antarzat penyusunnya karena tidak tercampur secara sempurna. Sifat suspensi yang tidak stabil menyebabkan terbentuknya endapan (sedimen) dan dapat dipisahkan dengan teknik penyaringan. Contohnya adalah campuran tepung tapioka dalam air dan air sungai yang keruh.
3. Pemisahan Campuran Senyawa kimia yang sering ditemui dalam keadaan tidak murni atau tercampur dengan senyawa yang lain. Untuk mendapatkan senyawa yang diinginkan perlu dilakukan proses pemisahan.
a. Filtrasi Merupakan proses pemisahan campuran dengan cara memisahkan material padat dari cairannya dengan melewatkan campuran pada saringan. Zat yang difiltrasi harus berbentuk fluida, yaitu cairan atau gas. b. Kristalisasi Kristalisasi merupakan proses pemisahan campuran dengan cara mengendapkan larutan sampai terbentuk benda padat berupa kristal-kristal. Proses pemisahan jenis ini terjadi pada proses pembuatan garam.
Contoh Gambar Filtrasi Gambar proses kristalisasi
c. Dekantasi Dekantasi merupakan proses pemisahan campuran yang paling sederhana. Pemisahan dilakukan dengan cara menuangkan cairan (campuran larutan dan sedimen) melalui batang pengaduk ke dalam gelas kimia secara perlahan-lahan sehingga endapan padat (sedimen) akan tertinggal dalam wadah. Proses ini digunakan dalam pemisahan padatan dan larutan d. Sublimasi Sublimasi merupakan proses pemisahan campuran tanpa melalui fase cair terlebih dahulu, yaitu dengan cara menguapkan zat padat sehingga kotoran akan terpisah.
Gambar proses dekantasi Gambar pemanfaatan sublimasi
e. Distilasi Distilasi atau disebut juga penyulingan merupakan proses pemisahan campuran berdasarkan titik didihnya, yaitu kecepatan atau kemudahan bahan untuk menguap. Contoh distilasi yaitu proses pemisahan minyak kemiri dan pemisahan fraksi minyak bumi. f. Kromatografi Kromatografi merupakan proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam suatu molekul pada suatu larutan. Gambar proses kromatografi
Gambar P roses Distilasi Gambar P roses Krematografi
B. Sifat Materi dan Pengukurannya Sifat Fisis Sifat fisis merupakan karakteristik suatu zat ditinjau dari kondisi fisik yang dapat dilihat, diamati dan diukur dengan tanpa mengubah kondisi fisik zat tersebut. Setiap materi memiliki sifat fisis yang dapat diukur dan dinyatakan nilainya dengan besaran. Contohnya air dalam gelas memiliki massa, volume, suhu dan massa jenis. Besaran dalam fisika dibagi menjadi kategori berikut
a. Besaran Pokok Besaran pokok yaitu besaran yang satuannya didefinisikan dan disepakati lebih dahulu. Secara fisika, terdapat tujuh besaran pokok sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut. Tabel besaran pokok dan satuannya
No. Besaran Satuan (MKS) Satuan (CGS) 1. Massa kilogram (Kg) gram (g) 2. Panjang meter (m) centimeter (cm) 3. Waktu sekon (s) sekon (s) 4. Suhu kelvin (K) celcius ( o C ) 5. Kuat arus amper (A) ampere (A) 6. Intensitas cahaya candela (Cd) candela (Cd) 7. Jumlah zat mol (mol) mol (mol)
b. Besaran Turunan Besaran turunan yaitu besaran yang diturunkan dari besaran pokok diantaranya sebagai berikut: Luas adalah hasil perkalian panjang dan lebar dengan satuan m2. Luas (m2) = panjang (m) x lebar (m) Luas merupakan besaran turunan dari besaran pokok panjang. Kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam satuan waktu tertentu dengan satuan m/s. Kecepatan (m/s) = jarak (m) waktu (s)
Gambar Contoh Besaran Turunan Dan Satuannya No. Besaran Satuan (MKS) Satuan (CGS) 1. Volume meter kubik (m 3 ) centi meter kubik (cm 3 ) 2. Gaya newton (N) Dyne 3. Energi joule (J) Erg 4. Daya watt (W) erg/s 5. Massa jenis (kg/m 3 ) gram/cm 3 6. Tekanan pascal (Pa) 7. Frekuensi hertz (Hz) 8. Resistensi ohm (Ω) 9. Potensial listrik volt (V) 10. Indukstansi henry (H) 11. Medan magnet tesla (T) 12. Kapasitas kapositor farad (F)
2. Sifat Kimia Sifat kimia merupakan sifat yang berkaitan erat dengan reaksi dan perubahannya jika bertemu dengan zat lain dan menghasilkan zat baru yang berbeda dengan sifat asalnya. Contohnya ketika gas hidrogen direaksikan dengan oksigen, akan dihasilkan air. Setelah gas hidrogen dan oksigen bereaksi, terbentuklah zat baru, yaitu air yang sifatnya berbeda dengan sifat pembentuknya (hidrogen dan oksigen). Contoh lain dari sifat kimia yaitu mudah terbakar, mudah membusuk dan korosif.
3. Pengukuran Suatu kegiatan membandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang digunakan sebagai satuan merupakan kegiatan pengukuran. Contoh kegiatan pengukuran, antara lain ketika mengukur tinggi badan, menimbang massa badan dan mengukur waktu perjalanan. Contohnya Azizah memiliki massa 45 kg sedangkan tinggi badan Azizah 1,65 m.
a. Toleransi Pengukuran Ketidakpastian pengukuran Tunggal Pengukuran Tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan sekali . Nilai toleransi
Ketidakpastian pengukuran Berulang Dalam kepentingan laboratorium , adakalanya pengambilan data tidak hanya dilakukan sekali , tetapi berulang-ulang untuk menghasilkan data terbaik . Dengan : nilai rata-rata : nilai ketidak pastian : jumlah seluruh nilai pengukuran N : Jumlah pengukuran
Ketidakpastian relatif Ketidakpastian relatif menunjukkan presentase pengambilan tersebut dapat dipercaya . Setelah didapatkan angka persentase kesalahan relative selanjutnya penyaji data harus mengikuti konsensus penyajian data sebagai berikut pengukuran dengan KR ≥ 10% berhak melaporkan data dalam 2 angka penting pengukuran dengan 10% > KR ≥ 1% berhak melaporkan data dalam 3 angka penting pengukuran dengan 1% > KR berhak melaporkan data dalam 4 angka penting
b. Alat Ukur Alat ukur merupakan hal yang penting dalam menunjang aktivitas pengukuran di kehidupan sehari-hari. Jangka sorong Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang memiliki ketelitian 0,1 mm hingga 0,02 mm. Mikrometer sekrup Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang yang biasa digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang sangat tipis, misal tebal kertas dengan ketelitian hingga 0,01 mm.
Rahang l uar ( external jaws ) digunakan untuk mengukur diameter luar Rahang d alam ( internal jaws ) digunakan untuk mengukur diameter dalam Tangkai u kur k edalaman ( depth measuring blade ) digunakan untuk mengukur kedalaman Skala Utama ( Matric scale ) menunjukkan angka pengukuran pasti Skala Nonius ( Nonius scale ) menunjukkan akurasi pengukuran Gambar Jangka sorong
Mikrometer Sekrup
Neraca Neraca merupakan alat ukur massa. Jenis dan tipe neraca bermacam-macam salah satu diantaranya adalah neraca tiga lengan. Stopwatch Stopwatch merupakan alat ukur waktu yang paling umum digunakan selain arloji. Pembacaan stopwatch tidak terlaly rumit karena terlihat langsung pada alat ukur, baik stopwatch digital maupun analog.
Contoh Gambar Neraca Contoh Gambar Stopwach
Avometer Avo meter atau sering disebut multimeter merupakan alat ukur untuk mengetahui nilai dari kuat arus listrik, tegangan potensial listrik dan hambatan dari rangkaian atau komponen elektronik.
C. PERUBAHAN MATERI Perubahan materi merupakan alih wujud zat, baik karena pengaruh kondisi maupun zat lain yang mengenainya. Contohnya bangunan lama yang mengalami pelapukan yang disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya yaitu aktivitas tumbuhan lumut, paparan sinar matahari dan hujan. Perubahan materi dikelompokkan menjadi dua yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia.
1. Perubahan Fisika Perubahan fisika merupakan perubahan zat tanpa mengubah sifat asli zat tersebut. Proses perubahan fisika tidak menghasilkan zat baru dan dapat dikembalikan ke wujud semula meski tanpa melalui reaksi kimia (reversible). a . Perubahan wujud zat karena pengaruh suhu , dapat berwujud padat , cair , atau gas melalui proses pemanasan atau pendinginan . Proses mencair ( melting ), menguap ( evaporation ), menyublim ( sublimation ) menyerap panas selama prosesnya . Proses mengembun ( condensation ), membeku ( freezing ) dan deposisi ( deposition ) melepaskan panas selama prosessnya .
Perubahan bentuk dan ukuran . Perubahan pada sebuah zat dapat terjadi karena pengaruh suhu , tekanan lain. Contoh perubahan bentuk dan ukuran anatar lain: Proses pemuaian zat karena pengaruh suhu Proses penggilingan beras menjadi tepung karena proses penumbukan Proses pembuatan mebel dari potongan-potongan kayu menjadi kursi Gambar berikut menjelaskan contoh perubahan fisika . Gambar perubahan wujud zat pada industri pengecoran logam
c. Pelarutan Pelarutan adalah proses pencampuran zat terlarut ( solute ) dan zat pelarut ( solvent ) hingga menghasilkan larutan yang tercampur merata ( bersifat homogen ). Zat yang terlarut merupakan komponen larutan yang memiliki kadar mol lebih kecil daripada zat pelarutnya . Larutan termasuk perubahan fisika karena sifatnya reversible dapat dikembalikan ke bentuk semula (reversible) contoh larutan garam dapat dikembalikan ke bentuk semula melalui proses destilasi atau penyulingan . Secara fisik larutan dibedakan menjadi 3 ( tiga ), antara lain: Larutan encer ( dilute solution ), yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent. Larutan pekat ( concentrated solution ), yaitu larutan yang relatif lebih banyak solte dibanding solvet. Larutan jenuh ( saturated solution ), yaitu larutan yang kondisinya sudah tidak mampu lagi melarutkan zat terlarut pada temperatur tertentu , dengan naiknya temperatur kelarutan dapat bertambah .
d. Ekstrasi Ekstrasi merupakan pengeluaran senyawa-senyawa (analit) dari sebuah sampel yang umumnya menggunakan media pelarut yang sesuai dengan sampel tersebut. Contoh ekstrasi yang paling sederhana adalah pembuatan minuman kopi. Kandungan kafein pada kopi yang berbentuk padat, ketika dimasukkan pada air panas kandungannya akan teresktrak dan bercampur dengan air menjadi larutan. Pembuatan kopi dengan instan tanpa ampas menggambarkan jelas bahwa proses ekstrasi dan larutan adalah proses perubahan fisika.
Gambar proses pembuatan kopi instan
2. Perubahan Kimia Perubahan kimia merupakan perubahan zat dengan menghasilkan zat baru yang memiliki sifat berbeda dengan zat awalnya , tidak dapat dikembalikan ke bentuk semula ( irreversible ), antara lain: Suatu reaksi kimia pada zat yang mudah terbakar dengan suatu oksidan dan menghasilkan panas . Pada beberapa reaksi pembakaran disertai dengan peredaran cahaya atau percikan api . Contoh pembakaran adalah reaksi hydrogen dan oksigen pada proses pembakaran bahan bakar roket . Berdasarkan persamaan kimia pembakaran hydrogen tersebut , 2 mol hidrogen bereaksi dengan 1 mol oksigen , akan menghasilkan 2 mol uap air dan energi panas .
Perkaratan Korosi . Pada saat proses oksidasi logam bereaksi dengan oksigen , air, atau zat asam , pada reaksi korosi logam berkedudukan sebagai reduktor yang mengalami oksidasi , umumnya menghasilkan oksida berwarna coklat kemerah-merahan . Contoh proses korosi pada besi terlihat pada persamaan kimia reaksi berikut :
Kondisi yang sangat mempengaruhi proses korosi yaitu Kelembaban , tingkat kelembaban tinggi mengindikasikan bahwa konsentrasi uap air yang tinggi , tingginya uap air akan mempercepat proses korosi logam . Keasaman (pH), kondisi asam ditunjukkan dengan nilai pH < 7. L ingkungan yang asam akan mempercepat proses korosi Keberadaan elektrolit , proses elektrolisis menghantarkan electron bebas hasil oksidasi pada anoda menuju anoda , keberadaan ion-ion tersebut akan mempercepat terjadinya korosi . Suhu yang tinggi akan mempengaruhi reaksi oksidasi , sehingga laju korosi akan semakin meningkat pula. Galvanic coupling , yaitu kontak dengan logam lain. Sebagai contoh besi menempel pada logam lain. Dalam hal ini besi mengalami oksidasi dan akan melepaskan electron yang akan mengalir ke logam lain tersebut . hal ini besi bersifat sebagai anaoda dan logam lain bersifat sebagai katoda . Peristiwa ini akan menyebabkan meningkatnya proses korosi . Reaksi korosi sangat merugikan bagi kehidupan khususnya pada bidang manufaktur logam .
3 . Perubahan Biologi Perubahan kimia yang disebabkan oleh organisme biotik seperti lumut , bakteri , jamur , dan organisme biotik lain sering disebut sebagai perubahan biologi . Layaknya perubahan kimia , perubahan biologi bersifat irreversible dan menghasilkan zat baru yang sama sekali berbeda dari sifat zat awalnya . a. Proses fotosintesis Masih ingat pembelajaran pada Bab 1 tentang organisme autotrof bukan ? Yaitu organisme yang dapat membuat makanan sendiri yang tidak lain adalah tumbuhan hijau . Tumbuhan membuat makanan dengan cara fotosintesis yaitu mengubah air dan mineral dengan bantuan sinar matahari dan gas karbondioksida menjadi amilum ( zat tepung ) Proses fotosintesis tersebut secara kimia dirumuskan sebagai berikut
Peragian ( Fermentasi ). Peragian adalah proses penguraian zat kompleks menjadi komponen yang lebih sederhana dengan melibatkan enzim pengurai . Contoh reaksi fermentasi yang banyak dijumpai di sekeliling kita adalah proses pembuatan tape, baik yang berbahan dasar singkong maupun ketan . Proses fermentasi ini yaitu mengubah glukosa (C 6 H 12 O 6 ) menjadi alkohol golongan etanol (C 2 H 5 OH) melalui proses respirasi anaerob organisme dari ragi (Saccharomyces cereviceae ). Proses anaerob merupakan proses yang tidak membutuhkan oksigen sama sekali . Proses fermentasi secara kimia pembuatan tape dapat dituliskan sebagai berikut : Proses fermentasi banyak dimanfaatkan pada dunia industri makanan contoh pembuatan minuman anggur , bir , kecap , dan tempe .
Pembusukan ( Dekomposisi ). Merupakan proses dekomposisi materi sisa zat organik . Proses pembusukan sisa zat organic, disebabkan oleh tiga hal yaitu : Autolysis , yaitu keadaan pelunakan dan pencairan sel , disebabkan oleh enzim intraseluler yang dilepaskan oleh sel yang telah mati . Pembusukan akan semakin cepat dalam kondisi kelembaban dan suhu lingkungan tertentu . Reaksi reduksi-oksidasi , umumnya terjadi pada proses pembusukan organisme tumbuhan ( autotrof ). Pada reaksi reduksi terjadi pengurangan oksigen dan penambahan electron pada materi yang akan menyebabkan proses pembusukan semakin meningkat . A ktivitas organisme pengurai ( decomposer ), bakteri dan beberapa organisme pengurai memperoleh makanan dari sisa-sisa kehidupan organisme lain. Pembusukan terjadi ketika proses penguraian berlangsung hingga seluruh materi sisa organisme mati tersebut habis .
P roses pelapukan merupakan sebuah peristiwa biologi, yang berhubungan denganperistiwa fisika dan kimia. Pelapukan yaitu proses perubahan keadaan fisik benda yang berkaitan dengan penghancuran dari material benda tersebut, baik dari makhluk hidup atau benda mati menjadi lapuk karena pengaruh waktu, iklim, cuaca. Contoh: peristiwa lapuknua kayu karena terkena air, pelapukan kertas karena suhu dan lainnya. P roses pelapukan ada yang hanya sekedar pelapukan fisis , karena tempaan suhu dan tekanan , ada juga yang disebabkan oleh aktivitas organisme biotic . Contoh: lumut dan tumbuhan paku sebagai tanaman pioneer. P elapukan juga dapat di sebabkan oleh aktivitas serangga , rayap dan semut . Penyebab terjadinya pelapukan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: Pelapukan Biologis, yaitu proses pelapukan benda sebagai akibat dari aktivitas makhluk hidup. Contoh: jamur, rayap dan bakteri. Pelapukan Fisika (Mekanik), yaitu pelapukan benda yang disebabkan adanya perubahan kegiatan fisis. Contoh: perubahan suhu, tekanan, hujan, sinar matahari, angin dangelombang laut. Pelapukan Kimia, yaitu proses pelapukan benda sebagai akibat zat kimia yang menyebabkan terurainya struktur benda secara kimia. D. Pelapukan Akibat Organisme Biotik
Gambar Pelapukan Akibat Aktivitas Lumut
D. BAHAN BERBAHAYA BERACUN M enurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup , “Bahan berbahaya dan beracun adalah adalah zat , energi , komponen lain yang karena sifat , konsentrasi , jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan / atau merusak lingkungan hidup , membahayakan lingkungan hidup , kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
1. Klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun . a. Menurut Peraturan Pemerintah RI. Menurut P P No.74 Tahun 2001 , pengelolaan b ahan b erbahaya dan b eracun di bedakan menjadi tiga kelompok, antara lain : B3 yang dapat digunakan , terdapat 209 jenis bahan yang boleh digunakan diantaranya meliputi bahan bakar , bahan-bahan pembersih , pengawet makanan , pewarna sintetis dan lain-lain. B3 yang dilarang digunakan , terdapat 10 jenis bahan yang dilarang untuk digunakan . Diantarasnya yaitu Chlordane, DDT, Aldrin , dan lain-lain. B3 yang terbatas penggunaanya , terdapat 45 jenis bahan yang dibatasi penggunaannya , antara lain: Chlorobenzilate , Senyawa merkuri , Methyl-parathion, dan lain-lain.
b. Menurut National Fire Protection Agency (NFPA) B ahan berbahaya berdasarkan potensi bahaya yang kemungkinan akan ditimbulkan oleh materi dalam keadaan darurat akibat respon seketika dalam waktu yang sangat singkat . NFPA memberikan kode angka dari sampai 4 berdasarkan tingkat bahayanya . potensi terendah diberikan kode angka dan potensi bahaya tertinggi diberi kode 4. NFPA juga menggolongkan B3 kedalam 4 kriteria yang sekaligus berfungsi untuk pemberian label pada materi B3 tersebut . Gambar berikut menunjukkan kriteria bahan berbahaya dan beracun menurut NPFA
Gambar kriteria labeling bahan berbahaya dan beracun
2. Pengelolaan B3. a. Prosedur Penyimpanan B3. Prosedur penyimpanan B3 harus ditangani dengan baik , penyimpanan dan penataan B3 harus dikelompokkan ber dasarkan tingkat bahaya , penataan B3 meliputi : pemisahan ( segregation ), pelabelan ( labeling ), resiko bahaya ( multiple hazards ), fasilitas penyimpanan ( storage facilities ), inventarisasi ( inventory ), wadah sekunder ( secondary containment ), bahan kadaluarsa ( outdate chemicals ) dan informasi resiko bahaya ( hazard information ). Penyimpanan materi B3 harus disimpan pada wadah sekunder yang terisolir antara zat satu dan lainnya u ntuk menghindari terjadinya reaksi antar zat saat disimpan . U rutan tingkat bahaya dari potensi paling besar sampai potensi terendah dalam penataan B3.
No. Jenis Bahan Kereaktifan Bahan 1. Bahan Radioaktif bahan-bahan yang memiliki kemampuan memancarkan radiasi karena sifat inti atom yang kurang stabil . 2. Bahan P iroforik bahan kimia dapat terbakar secara spontan jika kontak dengan uap air, maupun udara bebas . 3. Bahan eksplosif bahan mudah meledak karena respon api atau mekanis gesekan , goncangan , suhu , dan tekanan . 4. Cairan flammable bahan cair mudah terbakar pada reaksi spontan karena respon api , suhu , ataupun paparan sinar matahari . 5. Asam/basa korosif zat asam / basa yang dapat menyebabkan kerusakan pada benda atau organ tubuh yang terkena zat tersebut . 6. Bahan reaktif terhadap Air bahan-bahan yang dapat menimbulkan reaksi spontan seperti meledak atau terbakar ketika terkena air. 7. Padatan flammable bahan padat mudah terbakar pada reaksi spontan karena respon api , suhu , ataupun paparan sinar matahari . 8. Bahan oksidator Bahan yang mempunyai kemampuan mengoksidasi bahan lain. 9. Bahan combustible Bahan yang mudah ter bakar , antara lain: kayu , plastik , kain dan lain-lain. 10. Bahan toksik bahan yang memiliki kandungan racun . 11. Bahan Lainnya bahan yang tidak memerlukan pemisahan secara khusus . Berikut jenis bahan dan kereaktifannya
b. Pelabelan B3. Salah satu upaya meminimalisasi kecelakaan kerja adalah dengan mengenali bahan kerja yang terdapat pada bengkel atau tempat kerja . Sebagai bantuan dalam mengenali bahan-bahan tersebut ada baiknya jika setiap bahan kerja khususnya B3 memiliki identitas dalam bentuk label. Contoh pelabelan benda berbahaya mengacu pada sistem pelabelan bahan berbahaya menurut NFPA
c. Pengolahan limbah B3 L imbah B3 adalah sisa suatu usaha dan / atau kegiatan yang mengandung B3 , oleh karena itu limbah B3 harus ditangani dengan bijak karena limbah B3 jika dibuang langsung ke lingkungan dapat menimbulkan dampak berantai mengikuti proses pengangkutan ( sirkulasi ) dan jaring-jaring makanan . Pengelolaan meliputi kegiatan : pengurangan , penyimpanan , pengumpulan , pengangkutan , pemanfaatan , pengolahan , dan / atau penimbunan Limbah B3. Alur pengelolaan limbah B3 selanjutnya dijelaskan pada alur diagram berikut
LB3 Gambar alur prosedur pengelolaan LB3.
Penjelasan : Penghasil limbah B3 O rang yang kegiatannya menghasilkan Limbah B3. Pengumpul Limbah B3 Badan usaha yang melakukan pengumpulan Limbah B3 sebelum dikirim ke tempat pengolahan Limbah B3, pemanfaatan Limbah B3, dan / atau penimbunan Limbah B3. Pemanfaat Limbah B3 Badan usaha yang melakukan kegiatan pemanfaatan Limbah B3 Pengolah Limbah B3 Badan usaha yang melakukan kegiatan pengolahan Limbah B3. Penimbun Limbah B3 Badan usaha yang melakukan kegiatan penimbunan Limbah B3
Menurut Permen LHK No. P.12/ MENLHK/ SETJEN/ PLB.3/ 5/ 2020 , Penghasil , pengumpul , pemanfaat , pengolah , dan penimbun limbah B3 wajib memiliki izin pengelolaan dan tempat penyimpanan limbah dengan syarat , sebagai berikut : Lokasi penyimpanan harus bebas banjir dan bukan daerah rawan bencana alam , jika lokasi termasuk daerah rawan banjir dan bencana alam , maka harus direkayasa agar menggunakan teknologi untuk perlindungan terhadap lingkungan hidup . Fasilitas penyimpanan Bagi limbah berupa tumpukan (waste pile), maka tanah landasan harus memenuhi permeabilitas maksimal 10 -5 cm/s atau landasan yang sudah direkayasa menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi . Bagi limbah berupa waste impoundment, wajib memiliki lapisan kedap diatas tanah dengan permeabilitas 10 -7 cm/s berupa high density polyethylene (HDPE) atau lapisan konstruksi beton . Memiliki peralatan penanggulangan keadaan darurat berupa alat pendeteksi , alat pemadam kebakaran dan alat penanggulangan darurat lain yang sesuai . Laboratorium analisis minimal mampu menguji karakteristik limbah B3 untuk menentukan tata cara penyimpanan limbah B3. Tempat usaha harus dilengkapi dengan simbol limbah B3 sesuai ketentuan .