FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP BAB V SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
pendahuluan Salah satu bahaya yang sering mengancam sebuah gedung adalah kebakaran. Penyebab kebakaran antara lain : hubungan arus pendek listrik, kecerobohan penghuni (misalnya membuang putung rokok sembarangan), sambaran petir, dsb. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem pemadam kebakaran. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26 Tahun 2008, sistem proteksi kebakaran adalah sistem yang terdiri dari peralatan, kelengkapan, dan sarana, baik yang terpasang atau terbangun pada bangunan. Sistem tersebut meliputi sistem proteksi aktif dan sistem proteksi pasif.
Penyebab Kebakaran
SISTEM PROTEKSI
Sistem deteksi kebakaran Bangunan yang memiliki luasan yang besar memerlukan alat bantu untuk mendeteksi bahaya kebakaran sedini dan secepat mungkin. Kebakaran yang cepat terdeteksi akan memudahkan untuk evakuasi, pengendalian dan pemadaman.
SISTEM ALARM KEBAKARAN Syarat – syarat alarm kebakaran berdasarkan SNI-03-3985-2000 adalah sebagi berikut :
......SISTEM ALARM KEBAKARAN Syarat – syarat alarm kebakaran berdasarkan SNI-03-3985-2000 adalah sebagi berikut :
Intensitas suara yang ada di sekitar kita dan berapa lama kira-kira waktu yang disarankan untuk didengar oleh telinga kita . – 10 dB Ini adalah ambang batas bawah pendengaran kita . Jadi , telinga kita bisa menangkap suara dengan intensitas suara minimal 0 – 10 dB. Telinga tidak akan mampu mendengar suara di bawah dB. 20 dB Suara sayup-sayup desa yang tenang di pagi hari dan desiran air di danau . 30 dB Contohnya adalah orang yang berbicara dengan sangat pelan atau berbisik . . 40 – 50 dB ( Dalam percakapan biasa sehari-hari . Ini adalah batas aman suara untuk didengar telinga kita sehari-hari . 60 dB Percakapan yang dilakukan dengan berteriak . 70 dB adalah setara dengan mesin penyedot debu . 80 dB Kita berada di jalan raya , baik sebagai pejalan kaki maupun sebagai pengendara . 90 dB Berpotensi untuk merusak pendengaran . seperti mesin pemotong rumput atau mesin untuk menghaluskan permukaan kayu . 100 dB Suara-suara mesin didalam pabrik sangat berpotensi untuk merusak pendengaran hanya dalam waktu 2 jam . mendengarkan musik dengan menggunakan earphone juga termasuk suara dengan tingkat kekerasan suara 90dB. 110 -120 dB Suara musik dan teriakan-teriakan orang yang ada di dalam diskotik . Suara tersebut sudah bisa merusak pendengaran kita hanya dalam 1 jam waktu paparan . Selain suara diskotik dan konser rock juga termasuk dalam kategori suara 110-120 dB. 130 dB Ini adalah ambang rasa nyeri pendengaran manusia . Contohnya seperti suara pesawat yang akan tinggal landas , sirene , atau suara ledakan kembang api .. 140 dB adalah ambang batas atas pendengaran manusia . Artinya , pendengaran manusia hanya mampu menerima suara maksimal dengan intensitas 140 dB. Suara apapun di atas 140 dB dapat merusak telinga seketika . Contohnya seperti suara tembakan atau mesin pesawat jet .
SISTEM ALARM KEBAKARAN
SISTEM ALARM KEBAKARAN
JENIS PENGAKTIFAN ALARM
JENIS PENGAKTIFAN ALARM
2. DETEKTOR KEBAKARAN
...........DETEKTOR KEBAKARAN
Smoke detector / detektor asap Prinsip deteksi api didasarkan atas elemen-elemen yang ada dalam suatu api yaitu adanya asap, panas dan nyala. Alat untuk mendeteksi api ini disebut detektor api ( fire detector ) yang dapat digolong beberapa jenis.
...........DETEKTOR KEBAKARAN
Heat detector / detektor panas Detektor ini mendeteksi panas dari api pada suhu tertentu sesuai dengan rancangannya dan kemudian aka memberikan sinyal ke system alarm. Detektor ini sangat populer dan banyak dipasang di bangunan . Salah satu jenis detektor panas ini berupa tabung gelas yang akan meleleh pada suhu tertentu , misalnya pada suhu 68ºC.
...........DETEKTOR KEBAKARAN
Flame detector / detektor nyala api Api juga mengeluarkan nyala (flame) yang akan menyebar ke sekitarnya. Api mengeluarkan radiasi sinar infra merah dan ultra violet. Keberadaan sinar ini dapat dideteksi oleh sensor yang terpasang dalam detektor.
3. SISTEM PEMADAM KEBAKARAN BERBASIS AIR
......3. A. SISTEM HIDRAN
......3. A. SISTEM HIDRAN
......3. SISTEM HIDRAN
......3. SISTEM POMPA HIDRAN
Pemakaian hidran disesuaikan dengan klasifikasi bangunan seperti pada tabel berikut : Klasifikasi Bangunan Ruang Tertutup Ruang Tertutup dengan Ruang Terpisah Jumlah (bh) per Luas Lantai (m2) Jumlah (bh) per Luas Lantai (m2) A 1 per 800.00 1 per 800.00 B 1 per 1,000.00 1 per 1,000.00 C 1 per 1,000.00 1 per 1,000.00 D Ditentukan sendiri Ditentukan sendiri
Keterangan klasifikasi bangunan
......3. SISTEM HIDRAN
BAGIAN SISTEM SPRINKLER Suhu Segel (°) Warna Segel 64 - 74 Tidak berwarna 93 - 100 Putih 141 Biru 182 Kuning 224 Merah
SISTEM SPRINKLER
BAGIAN SISTEM SPRINKLER
BAGIAN SISTEM SPRINKLER
BAGIAN SISTEM SPRINKLER
BAGIAN SISTEM SPRINKLER Suhu Pecah Tabung Gelas ( ° ) Warna Cairan dalam Gelas 57 Jingga 68 Merah 79 Kuning 92 Hijau 141 Biru 182 Ungu 204-260 Hitam
WARNA SISTEM SPRINKLER
Cara menghitung kebutuhan sprinkler
Percabangan pada saluran pipa sprinkler berdasarkan SNI 03-3989-2000 adalah sbg :
Percabangan pada saluran pipa sprinkler berdasarkan SNI 03-3989-2000 adalah sbg :
Percabangan pada saluran pipa sprinkler berdasarkan SNI 03-3989-2000 adalah sbg :
Percabangan pada saluran pipa sprinkler berdasarkan SNI 03-3989-2000 adalah sbg :
Percabangan pada saluran pipa sprinkler berdasarkan SNI 03-3989-2000 adalah sbg :
Percabangan pada saluran pipa sprinkler berdasarkan SNI 03-3989-2000 adalah sbg :
Percabangan pada saluran pipa sprinkler berdasarkan SNI 03-3989-2000 adalah sbg :
Percabangan pada saluran pipa sprinkler berdasarkan SNI 03-3989-2000 adalah sbg :
4. APAR
4. APAR
4. APAR
4. APAR..........jenis
4. APAR..........jenis Alat pemadam ini menggunakan air dan karbon dioksida sebagai baham pemadam. Jenis pemadam ini cocok untuk memadamkan api yang membakar kertas dan kayu . Dan tidak boleh digunakan pada area-area yang terdapat peralatan yang menggunakan listrik atau cairan kimia organic yang tidak larut didalam air.
4. APAR..........jenis Jenis pemadam ini menggunakan bahan kimia yang dapat membentuk busa yang stabil dan didorong dengan karbon dioksida pada saat keluar dari tabung. Foam yang keluar akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga dapat memadamkan api kare n a oksigen tidak bisa masuk untuk proses kebakaran. Jenis pemadam ini dapat digunakan pada area dimana jenis pemadam air tidak bisa digunakan. Seperti pada area yang terdapat minyak yang tidak bisa bercampur dengan air.
4. APAR..........jenis Jenis pemadam ini mengandung serbuk kering yang bersifat inert seperti serbuk silica yang dicampur dengan serbuk sodium bikarbonat. Serbuk dipompa keluar tabung dengan bantuan gas karbon dioksida yang berasal dari catridge. Serbuk yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan oksigen yang merupakan salah satu kompenen kebakaran. Adanya karbon dioksida juga akan menyingkirkan oksigen sehingga dapat memadamkan api.
4. APAR..........jenis Jenis pemadam ini menggunakan CO2 (karbon dioksida) sebagai bahan pemadam. Alat pemadan ini akan mengeluarkan awan karbon dioksida dan partikel COP padat pada saat digunakan. Jenis pemadam ini digunakan untuk area dimana terdapat peralatan elektronik sehingga peralatan tersebut tidak rusak,seperti instrument laboratorium,server,komputer,dsb. Jenis pemadam ini tidak boleh digunakan pada area confine space atau basemen karena awan karbon dioksida dapat membahayakan bagi personel kebakaran itu sendiri. Jenis pemadan CO2 ini juga tidak boleh digunakan untuk kebakaran bahan logam atau metal.
Penempatan alat PAR berdasarkan Kep. Mentri Pekerjaan umum no.2 Tahun 1985 sebagai berikut:
Jenis Bangunan Berat Minimum (Kg) Luas Jangkauan (m2) Jarak Maksimal (m) Industri 2 150 15 Umum 2 100 20 Perumahan 2 250 25 Campuran 2 100 20 Parkir 2 135 25 Bangunan dengan tinggi lebih dari 14 m 2 100 20