BAHAN SEMINAR KELUARGA DALAM TEOLOGI.pptx

HesniNolaPesak 0 views 18 slides Oct 03, 2025
Slide 1
Slide 1 of 18
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18

About This Presentation

orang tua sebagai pendidik utama


Slide Content

Pelayana dan Keluarga KEJADIAN 2 : 24

Kehadiran keluarga di bumi ini merupakan gagasan , ide dan karya nyata Allah. Dalam frame tersebut , dapat dimengerti dan dipahami bahwa keluarga menjadi segala-galanya bagi Allah. Dikatakan demikian , karena Allah tidak dapat bersekutu dan berkomunikasi dengan ciptaan -Nya yang lain. Hanya dengan keluarga sajalah yang tepat dimana Allah dapat bersekutu dan berkomunikasi .

Pada sisi lain, dari pernyataan di atas dapat juga dikatakan bahwa Allah menjadi segala-galanya bagi keluarga . Apa lagi setelah keluarga pertama (Adam dan Hawa ) gagal untuk menaati perintah Allah, semakin menegaskan bahwa Allah menjadi segala-galanya bagi keluarga . Tanpa Allah, mustahil keluarga bisa eksis menjalani hidup di bumi yang sudah jatuh ke dalam dosa .

Merujuk kepada pemaparan di atas , kita memahami bahwa sesungguhnya Allah sendiri yang menetapkan landasan bagi keberlangsungan hidup dalam keluarga . Hal ini dapat ditemukan dalam pernyataan langsung dari Allah yang ditulis oleh nabi Musa demikian :  “ Tidak baik , kalau manusia itu seorang diri saja . Aku akan menjadikan penolong baginya , yang sepadan dengan dia ” – Kejadian 2:18 .

Posisi perempuan menurut alkitab Dalam Kej . 2:8-14 diceritakan bahwa Allah menyediakan taman yang indah dengan segala buah yang melimpah di dalamnya . Dalam bagian selanjutnya Allah juga mempersiapkan   penolong  yang sepadan bagi Adam (2:18, 20). Jelas dipahami bahwa ide memberikan ‘ penolong yang sepadan ’ buat Adam merupakan inisiatif Allah. Beberapa petunjuk mengarah pada hal ini : “Allah berkata ” (2:18), “Allah membentuk ” (2:19), “Allah membuat manusia tertidur ” (2:20), “Allah membangun seorang perempuan ” (2:22).

Ada yang menarik dalam bagian ini : untuk pertama kali Allah melihat hasil ciptaan -Nya dan mengatakan “ tidak baik ” (2:18). Sebelumnya , setiap ciptaan pasti baik (1:4, 10, 12, 18, 21, 25), bahkan keseluruhan ciptaan adalah sungguh amat baik (1:31). Penilaian “ tidak baik ” di sini tampaknya mendapat penekanan khusus , yang terlihat dari posisi frase ini di bagian awal perkataan TUHAN Allah.

Posisi Hawa sebagai “ penolong ” ( ‘ ēzer ) telah menimbulkan banyak perdebatan . Dalam hal apa Hawa akan menjadi penolong ? Beberapa penafsir menduga Hawa adalah penolong dalam menjaga dan memelihara taman (2:15) . Yang lain mengusulkan penolong dalam hal melahirkan keturunan (1:28) . Yang lain lagi memilih untuk tidak membatasi bentuk pertolongan yang bisa diberikan oleh Hawa ( bdk . Pkt 4:9-10; Ams 31:10-31).

Posisi Hawa sebagai   ‘ ēzer   harus dibedakan dengan pembantu . Dari sisi arti kata  ‘ ēzer   maupun konteks Kejadian 1-2 tidak ada petunjuk yang mengarah pada inferioritas Hawa atas Adam. Kenyataannya , kata  ‘ ēzer   dalam Alkitab justru seringkali dipakai untuk pihak yang lebih kuat . Dari 19 kali pemunculan kata ini , 16 di antaranya ditujukan pada TUHAN sebagai penolong umat -Nya ( Kel 18:4; Ul 33:7, 26, 29; Mzm 33:20; 70:6; 115:9-11; 124:8; 146:5) atau pada suatu bangsa yang lebih kuat dari bangsa lain (Yes 30:5; Yeh 12:14; Hos 13:9).

Kesejajaran tersebut tidak meniadakan perbedaan yang ada di antara mereka . Jenis kelamin mereka tetap berbeda . Dalam relasi keduanya pun Adam ditentukan sebagai kepala . Adam memberi nama kepada Hawa (3:20), sama seperti ia menamai binatang (2:19-20). Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa , Allah meminta pertanggungjawaban dari Adam lebih dahulu (3:9). Bagian Alkitab yang lain pun menegaskan bahwa laki-laki adalah kepala perempuan , karena Adam diciptakan lebih dahulu (1 Tim 2:13), Hawa berasal dari laki-laki (1 Kor 11:8), Hawa diciptakan untuk Adam, bukan sebaliknya (1 Kor 11:9).               

Tujuan Penciptaan Narasi dalam Kejadian pasal 2 menjelaskan bahwa Taman Eden merupakan adalah sebuah lokasi yang diberkati dengan keindahan dan sesuatu yang menyenangkan yang sebenarnya disiapkan dan dibuat oleh Allah sendiri sebagai habitat manusia pertama kala itu . Gambaran yang menyenangkan dari Taman Eden sebenarnya terlihat dari cara Musa mendeskripsikan kondisi taman tersebut yang terdapat banyak tumbuhan dan pohon , baik yang indah-indah maupun aneka jenis tanaman yang menghasilkan buah-buahan sebagai makanan manusia ( bdk . Kej . 2:16), termasuk pohon kehidupan juga terdapat dalam taman ini ( Kej . 2:9).

Lebih jauh dijelaskan , taman ini adalah suatu tempat yang subur , karena dikelililingi oleh empat sungai besar yang bertujuan sebagai pengairan untuk membasahi taman Eden ( Kej . 2:10). Rupanya kabut saja ( bdk Kej . 2:6) tidak cukup untuk membuat pohon-pohon dalam taman itu menjadi hidup dan subur , tetapi membutuhkan suplai air yang cukup banyak dari empat sungai besar supaya pohon-pohon tersebut menghasilkan daun dan buah . Jadi disini dapat dilihat perhatian Allah yang sangat besar terhadap lingkungan sebagai habitat manusia . Taman Eden juga dilengkapi oleh Allah dengan sumber daya alam yang penuh dengan batu mulia , baik itu batu permata krisopras , emas , dan damar bedolah ( bdk . Kej . 2:1011).

Pada Kejadian 2:15, kata kerja mengusahakan menggunakan kata Ibrani ( le`abodäh ) yang terdiri dari (le) sebagai preposition dengan arti “ untuk ” dan ( abad ) yang merupakan kata kerja qal infinitive construct 3rd person feminine singular yang secara umum memiliki arti mengerjakan atau mengusahakan . Sehingga arti keseluruhan ( le`abdäh ) adalah “ untuk mengerjakan .” Dalam sumber Targum Syria, kata db ;[' ( abad ) ini memakai kata (ªbad) yang memiliki arti “ mengabdi sebagai hamba ”. Sedangkan sumber dari Arab kuno memakai kata deriv yang berarti “ pemujaan atau kepatuhan pada Tuhan .”

Menurut Donald A. Hagner , kata (‘ ȃbad ) dalam kemunculannya dalam Perjanjian Lama lebih banyak dipakai dalam pengertian melakukan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan melayani Tuhan . Bahkan dalam konteks keimaman dalam Perjanjian Lama, kata (‘ ȃbad ) ini selalu dipakai dalam hal yang berhubungan dengan pekerjaan para Imam atau yang berhubungan dengan pekerjaan di Kemah Suci , seperti contoh misalkan dalam Bilangan 3:8; 4:47; 16:9,

(‘ ȃbad ) selalu dipakai untuk menjelaskan tugas atau pekerjaan yang diperintahkan oleh Allah kepada orang Israel, khususnya orang Lewi ketika mereka hendak mengurus perabotan di dalam Kemah Suci . Dalam kemunculannya di Perjanjian Lama, kata dasar ' (‘ ȃbad ) juga sering diterjemahkan “ beribadah ”, seperti kemunculannya dalam Keluaran 3:12; 7:16, dan Mazmur 22:31, kata beribadah dalam ayat tersebut memang memakai kata Ibrani (‘ ȃbad ) .

Bahkan dalam Septuaginta , kata mengusahakan di Kejadian 2:15 ini memakai kata ( ĕrgāzomai ) , yang sebenarnya secara khusus , kata evrga,zomai ( ĕrgāzomai ) ini juga merupakan kata kerja yang dipakai bagi mereka yang melakukan kegiatan kepelayanan atau keimamatan . Oleh sebab itu , kata Yunani ( ĕrgāzomai ) ini juga dipakai oleh Rasul Paulus untuk menunjukkan suatu pekerjaan pelayanan yang berhubungan dengan hal-hal rohani atau ibadah ( bdk . 1 Kor. 9:13; 16:10).

Perjanjian Baru Tampilan awal dari keseluruhan studi perjanjian baru adalah sebuah keluarga kecil yaitu keluarga Yusuf dan Maria Matius 1 : 18-25. konteks ini menyatakan nbahwa keluarga sangat bertalian erat dengan misi kerajaan Allah bagi dunia ini , yang telah dijabarkan sejak perjanjian lama yaitu awal mula pembentukan keluarga .

Keselamatan adalah setiap keluarga bagi Yesus Yohanes 4:53 Maka teringatlah ayah itu , bahwa itu bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya ; Anakmu hidup lalu ia pun percaya ia dan seluruh keluarganya . KPR 16:33 Pada jam itu juga kepalapenjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka . Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri sibaptis .

1 Korintus 16 : 15 Ada suatu permintaan lagi kepadamu , saudara-saudara . Kamu tahu , bahwa stefanus dan keluarganya adalah orang-orang yang pertama -tama beertobat di Akhaya dan bahwa mereka telah mengabdikan diri kepada pelayanan orang-orang kudus
Tags