Kehadiran keluarga di bumi ini merupakan gagasan , ide dan karya nyata Allah. Dalam frame tersebut , dapat dimengerti dan dipahami bahwa keluarga menjadi segala-galanya bagi Allah. Dikatakan demikian , karena Allah tidak dapat bersekutu dan berkomunikasi dengan ciptaan -Nya yang lain. Hanya dengan keluarga sajalah yang tepat dimana Allah dapat bersekutu dan berkomunikasi .
Pada sisi lain, dari pernyataan di atas dapat juga dikatakan bahwa Allah menjadi segala-galanya bagi keluarga . Apa lagi setelah keluarga pertama (Adam dan Hawa ) gagal untuk menaati perintah Allah, semakin menegaskan bahwa Allah menjadi segala-galanya bagi keluarga . Tanpa Allah, mustahil keluarga bisa eksis menjalani hidup di bumi yang sudah jatuh ke dalam dosa .
Merujuk kepada pemaparan di atas , kita memahami bahwa sesungguhnya Allah sendiri yang menetapkan landasan bagi keberlangsungan hidup dalam keluarga . Hal ini dapat ditemukan dalam pernyataan langsung dari Allah yang ditulis oleh nabi Musa demikian : “ Tidak baik , kalau manusia itu seorang diri saja . Aku akan menjadikan penolong baginya , yang sepadan dengan dia ” – Kejadian 2:18 .
Posisi perempuan menurut alkitab Dalam Kej . 2:8-14 diceritakan bahwa Allah menyediakan taman yang indah dengan segala buah yang melimpah di dalamnya . Dalam bagian selanjutnya Allah juga mempersiapkan penolong yang sepadan bagi Adam (2:18, 20). Jelas dipahami bahwa ide memberikan ‘ penolong yang sepadan ’ buat Adam merupakan inisiatif Allah. Beberapa petunjuk mengarah pada hal ini : “Allah berkata ” (2:18), “Allah membentuk ” (2:19), “Allah membuat manusia tertidur ” (2:20), “Allah membangun seorang perempuan ” (2:22).
Ada yang menarik dalam bagian ini : untuk pertama kali Allah melihat hasil ciptaan -Nya dan mengatakan “ tidak baik ” (2:18). Sebelumnya , setiap ciptaan pasti baik (1:4, 10, 12, 18, 21, 25), bahkan keseluruhan ciptaan adalah sungguh amat baik (1:31). Penilaian “ tidak baik ” di sini tampaknya mendapat penekanan khusus , yang terlihat dari posisi frase ini di bagian awal perkataan TUHAN Allah.
Posisi Hawa sebagai “ penolong ” ( ‘ ēzer ) telah menimbulkan banyak perdebatan . Dalam hal apa Hawa akan menjadi penolong ? Beberapa penafsir menduga Hawa adalah penolong dalam menjaga dan memelihara taman (2:15) . Yang lain mengusulkan penolong dalam hal melahirkan keturunan (1:28) . Yang lain lagi memilih untuk tidak membatasi bentuk pertolongan yang bisa diberikan oleh Hawa ( bdk . Pkt 4:9-10; Ams 31:10-31).
Posisi Hawa sebagai ‘ ēzer harus dibedakan dengan pembantu . Dari sisi arti kata ‘ ēzer maupun konteks Kejadian 1-2 tidak ada petunjuk yang mengarah pada inferioritas Hawa atas Adam. Kenyataannya , kata ‘ ēzer dalam Alkitab justru seringkali dipakai untuk pihak yang lebih kuat . Dari 19 kali pemunculan kata ini , 16 di antaranya ditujukan pada TUHAN sebagai penolong umat -Nya ( Kel 18:4; Ul 33:7, 26, 29; Mzm 33:20; 70:6; 115:9-11; 124:8; 146:5) atau pada suatu bangsa yang lebih kuat dari bangsa lain (Yes 30:5; Yeh 12:14; Hos 13:9).
Kesejajaran tersebut tidak meniadakan perbedaan yang ada di antara mereka . Jenis kelamin mereka tetap berbeda . Dalam relasi keduanya pun Adam ditentukan sebagai kepala . Adam memberi nama kepada Hawa (3:20), sama seperti ia menamai binatang (2:19-20). Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa , Allah meminta pertanggungjawaban dari Adam lebih dahulu (3:9). Bagian Alkitab yang lain pun menegaskan bahwa laki-laki adalah kepala perempuan , karena Adam diciptakan lebih dahulu (1 Tim 2:13), Hawa berasal dari laki-laki (1 Kor 11:8), Hawa diciptakan untuk Adam, bukan sebaliknya (1 Kor 11:9).
Tujuan Penciptaan Narasi dalam Kejadian pasal 2 menjelaskan bahwa Taman Eden merupakan adalah sebuah lokasi yang diberkati dengan keindahan dan sesuatu yang menyenangkan yang sebenarnya disiapkan dan dibuat oleh Allah sendiri sebagai habitat manusia pertama kala itu . Gambaran yang menyenangkan dari Taman Eden sebenarnya terlihat dari cara Musa mendeskripsikan kondisi taman tersebut yang terdapat banyak tumbuhan dan pohon , baik yang indah-indah maupun aneka jenis tanaman yang menghasilkan buah-buahan sebagai makanan manusia ( bdk . Kej . 2:16), termasuk pohon kehidupan juga terdapat dalam taman ini ( Kej . 2:9).
Lebih jauh dijelaskan , taman ini adalah suatu tempat yang subur , karena dikelililingi oleh empat sungai besar yang bertujuan sebagai pengairan untuk membasahi taman Eden ( Kej . 2:10). Rupanya kabut saja ( bdk Kej . 2:6) tidak cukup untuk membuat pohon-pohon dalam taman itu menjadi hidup dan subur , tetapi membutuhkan suplai air yang cukup banyak dari empat sungai besar supaya pohon-pohon tersebut menghasilkan daun dan buah . Jadi disini dapat dilihat perhatian Allah yang sangat besar terhadap lingkungan sebagai habitat manusia . Taman Eden juga dilengkapi oleh Allah dengan sumber daya alam yang penuh dengan batu mulia , baik itu batu permata krisopras , emas , dan damar bedolah ( bdk . Kej . 2:1011).
Pada Kejadian 2:15, kata kerja mengusahakan menggunakan kata Ibrani ( le`abodäh ) yang terdiri dari (le) sebagai preposition dengan arti “ untuk ” dan ( abad ) yang merupakan kata kerja qal infinitive construct 3rd person feminine singular yang secara umum memiliki arti mengerjakan atau mengusahakan . Sehingga arti keseluruhan ( le`abdäh ) adalah “ untuk mengerjakan .” Dalam sumber Targum Syria, kata db ;[' ( abad ) ini memakai kata (ªbad) yang memiliki arti “ mengabdi sebagai hamba ”. Sedangkan sumber dari Arab kuno memakai kata deriv yang berarti “ pemujaan atau kepatuhan pada Tuhan .”
Menurut Donald A. Hagner , kata (‘ ȃbad ) dalam kemunculannya dalam Perjanjian Lama lebih banyak dipakai dalam pengertian melakukan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan melayani Tuhan . Bahkan dalam konteks keimaman dalam Perjanjian Lama, kata (‘ ȃbad ) ini selalu dipakai dalam hal yang berhubungan dengan pekerjaan para Imam atau yang berhubungan dengan pekerjaan di Kemah Suci , seperti contoh misalkan dalam Bilangan 3:8; 4:47; 16:9,
(‘ ȃbad ) selalu dipakai untuk menjelaskan tugas atau pekerjaan yang diperintahkan oleh Allah kepada orang Israel, khususnya orang Lewi ketika mereka hendak mengurus perabotan di dalam Kemah Suci . Dalam kemunculannya di Perjanjian Lama, kata dasar ' (‘ ȃbad ) juga sering diterjemahkan “ beribadah ”, seperti kemunculannya dalam Keluaran 3:12; 7:16, dan Mazmur 22:31, kata beribadah dalam ayat tersebut memang memakai kata Ibrani (‘ ȃbad ) .
Bahkan dalam Septuaginta , kata mengusahakan di Kejadian 2:15 ini memakai kata ( ĕrgāzomai ) , yang sebenarnya secara khusus , kata evrga,zomai ( ĕrgāzomai ) ini juga merupakan kata kerja yang dipakai bagi mereka yang melakukan kegiatan kepelayanan atau keimamatan . Oleh sebab itu , kata Yunani ( ĕrgāzomai ) ini juga dipakai oleh Rasul Paulus untuk menunjukkan suatu pekerjaan pelayanan yang berhubungan dengan hal-hal rohani atau ibadah ( bdk . 1 Kor. 9:13; 16:10).
Perjanjian Baru Tampilan awal dari keseluruhan studi perjanjian baru adalah sebuah keluarga kecil yaitu keluarga Yusuf dan Maria Matius 1 : 18-25. konteks ini menyatakan nbahwa keluarga sangat bertalian erat dengan misi kerajaan Allah bagi dunia ini , yang telah dijabarkan sejak perjanjian lama yaitu awal mula pembentukan keluarga .
Keselamatan adalah setiap keluarga bagi Yesus Yohanes 4:53 Maka teringatlah ayah itu , bahwa itu bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya ; Anakmu hidup lalu ia pun percaya ia dan seluruh keluarganya . KPR 16:33 Pada jam itu juga kepalapenjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka . Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri sibaptis .
1 Korintus 16 : 15 Ada suatu permintaan lagi kepadamu , saudara-saudara . Kamu tahu , bahwa stefanus dan keluarganya adalah orang-orang yang pertama -tama beertobat di Akhaya dan bahwa mereka telah mengabdikan diri kepada pelayanan orang-orang kudus