BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx

AzuraAgusnasya 120 views 19 slides Mar 02, 2025
Slide 1
Slide 1 of 19
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19

About This Presentation

MNMNKAMKK


Slide Content

BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING, DOMBA, DAN KERBAU
DI DAERAH TROPIS DAN SUB TROPIS
A. KAMBING
a. Kambing Daerah Sub Tropis
1. Kambing Angora
Kambing Angora berasal dari daerah Angora di Anatolia, dekat Ankara, yang sekarang jadi
ibu kota Turki. Kambing ini suka meramban dan mendapatkan sebagian besar pasokan
makanannya dari daun-daun dan ranting pohon. Namun demikian, bila tersedia, kambing ini
juga makan rumput. Kambing Angora sedikit lebih kecil daripada domba pedaging. Saat
lahir, anak kambing Angora berbobot 2 - 4 kg. Kambing Angora betina dewasa berbobot 38 -
50 kilogram, dan kambing Angora jantan dewasa berbobot 43 - 63 kilogram. Kambing
Angora sangat kurang prolifik dibandingkan dengan domba dan banyak kambing betinanya
yang mandul. Masa kebuntingan kambing Angora sekitar 148 hari.
Cirri-ciri kambing Angora antara lain; jantan dan betina memiliki tanduk yang mengarah ke
bawah atau samping, memiliki kepala yang besar, terdapat rambut yang berukuran pendek di
sekitar, telinga tipis dan panjang serta terkulai ke bawah mengarah ke samping. Warna bulu
pada umumnya putih dan lebat.

2. Kambing Achondroplastik
Kambing ini merupakan kambing kecil berkaki pendek. Pada usia dewasa, tinggi kambing ini
50 cm, dan beratnya sekitar 20 kg. Kambing Achondroplastik terdapat di kawasan hutan dan
savana Afrika Barat dan Afrika Tengah. Kambing ini sangat cocok diternakkan di daerah
tropis. Meskipun termasuk kambing kerdil, kambing ini menghasilkan daging dengan kualitas
baik. Kambing ini dapat menghasilkan anak kembar dua atau tiga (prolifik). Perkawinan
kambing jenis ini dapat terjadi sepanjang tahun.
3.  Kambing Barbari
Kambing Barbari juga termasuk dalam kategori kambing kecil. Kambing jenis ini banyak
terdapat di daerah Sind, Pakistan. Kambing Barbari dewasa beratnya berkisar 20 sampai 30
kg. Bobot karkasnya mencapai 10 – 15 kg atau 50 %. Kambing Barbari juga termasuk
kambing prolifik, yaitu setiap kelahiran biasanya beranak kembar 2 sampai 3 ekor. Sifat
prolifiknya ini membuat kambing ini diternakkan sebagai kambing pedaging.
Ciri-ciri kambing barbari antara lain; bertanduk panjang, menjulur ke belakang dan
melengkung dan bertelinga kecil, terdapat bulu yang panjang pada bagian leher depan dan
warna kulit dominan coklat.

4. Kambing Benggala Hitam
Kambing Benggala hitam adalah jenis kambing kerdil lainnya. Kambing ini banyak terdapat
di Assam dan kawasan utara Bangladesh. Kambing jantan dewasa berbobot hanya 13 kg dan
betina 9 kg. Kambing Benggala Hitam dikenal sebagai penghasil dagig dengan tingkat
produksi susu yang rendah. Memiliki tekstur daging yang dikenal lunak dan lezat. Ciri-ciri
kambing Benggala Hitam yakni secara umum posturnya mirip kambing kacang, warna kulit
didominasi warna hitam.
5. Kambing Boer

Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang ter-registrasi selama
lebih dari 65 tahun. Kambing Boer merupakan satu-satunya kambing pedaging yang
pertumbuhannya yang cepat. Kambing ini dapat mencapai berat dipasarkan 35 – 45 kg pada
umur 5 hingga 6 bulan, dengan rataan pertambahan berat tubuh antara 0,02 – 0,04 kg per hari.
Dibandingkan dengan kambing perah lokal, persentase daging pada karkas kambing Boer
jauh lebih tinggi dan mencapai 40% – 50% dari berat tubuhnya.
Kambing Boer dapat dikenali dengan mudah dari tubuhnya yang lebar, panjang, dalam,
berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang menggantung,
berkepala warna coklat kemerahan atau coklat muda hingga coklat tua. Beberapa kambing
Boer memiliki garis putih ke bawah di wajahnya. Kulitnya berwarna coklat yang melindungi
dirinya dari kanker kulit akibat sengatan sinar matahari langsung. Kambing ini sangat suka
berjemur di siang hari.
6. Kambing Kreolo
Kambing Kreolo adalah ternak pedaging yang banyak dipelihara di Amerika Latin dan
Tengah. Kambing ini mampu hidup di daerah yang sangat gersang. Ciri-ciri kambing Kreolo
yaitu berbulu tipis, pendek, berwarna hitam atau coklat, dan sering terdapat bercak putih.
Tanduknya melengkung, dan telinganya pendek dan tegak. Kambing jantan berjanggut,
sedangkan kambing betina tidak berjanggut. Tinggi gumba kambing Kreolo jantan 75 cm,
dan kambing betina 65 cm. Bobot kambing dewasa berkisar 40 sampai 60 kg. Satu kelahiran
menghasilkan anak 1 sampai 2 ekor.

7.  Kambing Gaddi
Kambing Gaddi termasuk dalam kambing tipe dwiguna karena merupakan penghasil daging
dan susu. Produksi bulunya pun tinggi. Kambing ini tergolong dalam kambing berambut
panjang dan dapat menghasilkan 0,5-1 kg rambut kasar per ekor dengan panjang 17-25cm.
Ini tergolong kambing berbulu panjang. Kambing ini disebut juga kambing Himachal
Pradesh. Kambing ini banyak ditemukan di kawasan India Utara dan Pakistan.
8. Kambing Afrika Timur
Kambing ini hidup di daerah Afrika Timur dan banyak dipelihara sebagai ternak pedaging
dan penghasil kulit. Penampilan fisik kambing ini mirip kambing Kacang, yang merupakan
kambing asli Indonesia. Kambing ini berbulu pendek dengan berbagai corak warna dan
bertanduk kecil. Kambing dewasa beratnya sekitar 30 kg. Kambing ini dapat beranak dua dan
atau lebih (prolifik).

9. Kambing Sahel
Kambing Sahel paling cocok dipelihara di kawasan padang pasir yang gersang seperti Sudan
dan Afrika Barat. Kambing ini tahan panas dan lingkungan yang sangat gersang seperti
kawasan sabana di pinggiran gurun Sahara. Kambing ini merupakan ternak penghasil daging
dan kulit bermutu tinggi. Ciri-ciri kambing Sahel yakni umumnya berwarna coklat, berbulu
pendek dan halus.
10. Kambing Somalia
Kambing ini banyak terdapat di Somalia, Afrika Timur. Ciri-ciri kambing Somalia antara lain
umumnya berbulu putih halus, kulitnya tipis namun bermutu tinggi dan bobot kambing
dewasa adalah 20 sampai 30 kg. Kambing ini biasanya diternakkan sebagai penghasil daging
dan kulit.
       

  11. Kambing Spanyol
Kambing Spanyol atau kambing La Mancha berasal dari Spanyol. Tujuan utama peternakan
kambing Spanyol adalah produksi daging. Kambing ini dapat berkembang biak pada musim
gugur sampai musim dingin sepanjang tahun. Kambing Spanyol dapat beranak dan
menghasilkan daging sepanjang tahun di daerah bersuhu dingin.
Ciri-ciri kambing Spanyol antara lain; bulunya pendek dan warnanya beraneka ragam,
telinganya sangat pendek atau hampir tidak berdaun telinga, bobot kambing jantan dewasa
berkisar 55 - 80 kg dan kambing Spanyol betina 35 - 40 kg. Kambing ini sangat tangguh dan
mampu beradaptasi di berbagai lingkungan yang buruk.
b. Kambing Sub Tropis
1. KAMBING KACANG
Kambing Kacang (Capra Hircus) adalah ras unggul kambing yang pertama kali

dikembangkan di Indonesia. Badannya kecil. Kambing Kacang merupakan kambing lokal
Indonesia, memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi alam setempat serta memiliki
daya reproduksi yang sangat tinggi. Kambing kacang jantan dan betina merupakan tipe
kambing pedaging yang baik.
Ciri-ciri kambing Kacang antara lain ukuran badan relatif lebih kecil dari jenis kambing
lainnya, memiliki kepala yang kecil, telinga tegak, mempunyai bulu yang lurus dan pendek,
bulu kambing pendek untuk seluruh tubuhnya, namun bulu panjang pada ekor dan dagu.
Kambing Kacang jantan memiliki bulu yang panjang sebatas garis leher sampai
pundak ,punggung hingga ekor dan pantat, memiliki warna tunggal hitam, putih, coklat atau
kombinasi dari ketiga warna tersebut. Kambing Kacang betina maupun jantan memiliki
tanduk yang pendek. Berat badan kambing jantan dewasa bisa mencapai 35 kg, dan kambing
betina dewasa bisa mencapai 30 kg. Tinggi kambing jantan berkisar 60 - 70 cm, dan yang
betina hingga 50 cm.
 2.  KAMBING JAWARANDU
Kambing Jawarandu merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Etawa dengan
kambing Kacang. Kambing ini memliki ciri separuh mirip kambing Etawa dan separuh lagi
mirip kambing Kacang. Kambing ini dapat menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per
hari. Kambing Jawa Randu memiliki nama lain Bligon, Gumbolo, Koplo dan Kacukan.
Kambing Jawa Randu terkenal dengan makannya yang rakus. Kambing Jawarandu  sering
dipelihara untuk diperah susunya tetapi banyak pula peternak menggunakannya sebagai
ternak pedaging (menghasilkan daging). Produksi susu kambing Jawarandu sebanyak 1,5 liter
per hari.
Ciri-Ciri Kambing Jawa Randu  antara lain warna bulu hitam, putih, coklat atau kombinasi
dari ketiga warna, punggungnya melengkung kebawah, kepala terliaht besar dan lancap,
bertanduk,  telinga lebar dan menggantung. Bobot badan kambing jantan dewasa dapat
mencapai lebih dari 40 Kg, sedangkan bobot dewasa betina di bawah 40 Kg.

3.  KAMBING MARICA
Kambing Marica adalah suatu variasi lokal dari kambing Kacang. Kambing Marica yang
terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu genotipe kambing asli Indonesia
yang menurut laporan FAO sudah termasuk kategori langka dan hampir punah
(endargement). Daerah populasi kambing Marica dijumpai di sekitar Kabupaten Maros,
Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sopeng dan daerah Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan.
Kambing Marica memiliki potensi genetik yang mampu beradaptasi baik di daerah agro-
ekosistem lahan kering, dimana curah hujan sepanjang tahun sangat rendah. Kambing Marica
dapat bertahan hidup pada musim kemarau walau hanya memakan rumput-rumput kering di
daerah tanah berbatu-batu. Ciri yang paling khas pada kambing ini adalah telinganya tegak
dan relatif kecil pendek dibanding telinga kambing kacang. Tanduk pendek dan kecil serta
kelihatan lincah dan agresif.
4.  KAMBING SAMOSIR

Berdasarkan sejarahnya kambing ini dipelihara penduduk setempat secara turun temurun di
Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara.
Kambing Samosir bisa menyesuaikan diri dengan kondisi ekosistem lahan kering dan
berbatu-batu, walaupun pada musim kemarau biasanya rumput sangat sulit dan kering.
Kondisi pulau Samosir yang topografinya berbukit, ternyata kambing ini dapat beradaptasi
dan berkembang biak dengan baik.
Karakteristik morfologik tubuh kambing dewasa yaitu rataan bobot badan betina 26,23 ± 5,27
kg,  panjang badan 57,61 ± 5,33 cm; tinggi pundak 50,65 ± 5,28 cm; tinggi pinggul 53,22 ±
5,43 cm; dalam dada 28,67 ± 4,21 cm dan lebar dada 17,72 ± 2,13 cm. Berdasarkan ukuran
morfologik tubuh, bahwa kambing spesifik lokal Samosir ini hampir sama dengan kambing
Kacang yang ada di Sumatera Utara, yang membedakannya terhadap kambing Kacang yaitu
fenotipe warna tubuh yang dominan putih dengan hasil observasi 39,18% warna tubuh putih
dan 60,82% warna tubuh belang putih hitam. Dari warna belang putih hitam didapatkan
rataan sebaran warna berdasarkan luasan permukaan tubuh 92,68% kurang lebih 4,23%
warna putih dan 7,32 kurang lebih 4,11% warna hitam.
 5. KAMBING MUARA
Kambing Muara dijumpai di daerah Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara di Propinsi
Sumatera Utara. Dari segi penampilannya kambing ini nampak gagah, tubuhnya kompak dan
sebaran warna bulu bervariasi antara warna bulu coklat kemerahan, putih dan ada juga
berwarna bulu hitam. Bobot kambing Muara ini lebih besar dari pada kambing Kacang dan
kelihatan prolifik. Kambing Muara ini sering juga beranak dua sampai empat sekelahiran
(prolifik). Walaupun anaknya empat ternyata dapat hidup sampai besar walaupun tanpa pakai
susu tambahan dan pakan tambahan tetapi penampilan anak cukup sehat, tidak terlalu jauh
berbeda dengan penampilan anak tunggal saat dilahirkan. Hal ini diduga disebabkan oleh
produksi susu kambing relatif baik untuk kebutuhan anak kambing 4 ekor.

 6. KAMBING KOSTA
Lokasi penyebaran kambing Kosta ada di sekitar Jakarta dan Propinsi Banten. Kambing ini
dilaporkan mempunyai bentuk tubuh sedang, hidung rata dan kadang-kadang ada yang
melengkung, tanduk pendek, bulu pendek. Kambing ini diduga hasil persilangan kambing
Kacang dan kambing Khasmir (kambing impor). Hasil pengamatan, ternyata sebaran warna
dari kambing Kosta ini adalah coklat tua sampai hitam. Dengan presentase terbanyak hitam
(61 %), coklat tua (20%), coklat muda (10,2%), coklat merah (5,8%), dan abu-abu (3,4%).
Pola warna tubuh umumnya terdiri dari 2 warna, dan bagian yang belang didominasi oleh
warna putih.
Kambing Kosta terdapat di Kabupaten Serang, Pandeglang, dan wilayah Tangerang dan DKI
Jakarta.
Ciri khas Kambing Kosta adalah terdapatnya motif garis yang sejajar pada bagian kiri dan
kanan muka, selain itu terdapat pula ciri khas yang dimiliki oleh Kambing Kosta yaitu bulu
rewos di bagian kaki belakang mirip bulu rewos pada Kambing Peranakan Ettawa (PE),
namun tidak sepanjang bulu rewos pada Kambing PE dengan tekstur bulu yang agak tebal
dan halus. Tubuh Kambing Kosta berbentuk besar ke bagian belakang sehingga cocok dan
potensial untuk dijadikan tipe pedaging.
 7. KAMBING GEMBRONG

Asal kambing Gembrong terdapat di daerah kawasan Timur Pulau Bali terutama di
Kabupaten Karangasem. Ciri khas dari kambing ini adalah berbulu panjang. Panjang bulu
sekitar berkisar 15-25 cm, bahkan rambut pada bagian kepala sampai menutupi muka dan
telinga. Rambut panjang terdapat pada kambing jantan, sedangkan kambing Gembrong betina
berbulu pendek berkisar 2-3 cm. Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada umumnya
putih (61,5%) sebahagian berwarna coklat muda (23,08%) dan coklat (15,38%). Pola warna
tubuh umumnya adalah satu warna sekitar 69,23% dan sisanya terdiri dari dua warna 15,38%
dan tiga warna 15,38%. Rataan litter size kambing Gembrong adalah 1,25. Rataan bobot lahir
tunggal 2 kg dan kembar dua 1,5 kg.
Banyak dugaan bahwa kambing Gembrong merupakan persilangan antara kambing Kashmir
dengan kambing Turki. Dugaan ini didasarkan pada ciri-ciri fisik kambing yang hampir mirip
dengan kambing gembrong. Alasannya, kambing ini kesulitan untuk makan akibat mata dan
mulutnya tertutup oleh bulu. Kesulitan ini mengakibatkan makanan sulit masuk ke mulut
hingga tidak bisa menerima masukan gizi yang memadai. Akibatnya, kambing mudah
terserang penyakit hingga mati.
 8. KAMBING BOERAWA
Kambing Boerawa merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Boer jantan dengan
kambing Peranakan Etawah (PE) betina. Ternak hasil persilangan kedua jenis kambing tadi
disebut Boerawa yakni singkatan dari kata Boer dan Peranakan Etawah. Kambing hasil
persilangan ini mulai berkembang dan banyak jumlahnya di Propinsi Lampung. Tujuan dari
persilangan ini adalah untuk mendapatkan produksi daging yang tinggi dan memperoleh
kambing yang berpostur besar dan tinggi. Selain itu untuk mendapatkan kambing yang
mampu beradaptasi dengan segala macam lingkungan, serta pertumbuhan yang cepat.
Ciri-ciri umum kambing Boerawa yaitu; warna dominan adalah putih pada bagian leher
sampai kepala berwarna hitam, memiliki tanduk. Kambing jantan tanduknya melingkar ke
bawah dan ujung tanduk menghadap ke depan, telinga yang panjang dan terkulai, kaki
panjang yang menopang tubuhnya sehingga terlihat kompak, bobot kambing jantan dewasa
dapat mencapai 80 Kg, dan bobot betina dewasa dapat mencapai 60 kg.

B. Domba
a. Domba Tropis
1. Domba Garut (Domba Priangan)
Domba Garut merupakan hasil persilangan antara domba lokal Indonesia, domba Cape dari
Afrika Selatan, dan domba Merino dari Asia Kecil. Domba ini memiliki tubuh besar dan
lebar, dengan tanduk besar dan kuat pada jantan. Bobot jantan dewasa dapat mencapai 40-80
kg, sementara betina sekitar 30-40 kg. Selain sebagai domba aduan, Domba Garut juga
dikenal menghasilkan kulit berkualitas tinggi dan daging yang baik.
2. Domba Ekor Tipis (Domba Gembel)
Domba ini dikenal sebagai domba asli Indonesia dan awalnya berkembang di Jawa Tengah
dan Jawa Barat. Ciri khasnya meliputi ekor kecil dan tipis, bulu keriting agak panjang, serta
bobot tubuh jantan dewasa sekitar 30-40 kg dan betina 15-20 kg. Domba Ekor Tipis memiliki
tingkat reproduksi tinggi, mampu beranak kembar 2-5 ekor setiap kelahiran, dan dapat
berkembang biak sepanjang tahun.

3. Domba Ekor Gemuk (Domba Kibas)
Domba ini berasal dari Asia Barat atau India dan diperkenalkan ke Indonesia oleh pedagang
Arab pada abad ke-18. Ciri utamanya adalah ekor besar dan tebal dengan timbunan lemak
yang berfungsi sebagai cadangan energi. Bobot jantan dewasa mencapai 40-60 kg, sementara
betina 25-50 kg. Domba Ekor Gemuk tahan terhadap panas dan kering, serta memiliki bulu
wol putih yang kasar.
4. Domba Texel Wonosobo
Meskipun berasal dari Belanda, Domba Texel telah beradaptasi dengan baik di Indonesia,
khususnya di Wonosobo. Domba ini memiliki tubuh besar, dengan bobot jantan mencapai 80-
100 kg dan betina 60-80 kg. Selain menghasilkan daging berkualitas, Domba Texel juga
dikenal sebagai penghasil bulu dan kulit berkualitas tinggi.

5. Domba Dorper
Domba Dorper berasal dari Afrika Selatan dan merupakan hasil persilangan antara domba
Black Headed Persian dan Dorset Horn. Domba ini memiliki tubuh panjang, bulat, dan
dalam, dengan perpaduan rambut bulu dan wol tipis pendek. Bobot jantan dewasa dapat
mencapai 110-130 kg, sementara betina 80-110 kg. Domba Dorper dikenal karena
kemampuan adaptasi yang luar biasa, tingkat reproduksi dan pertumbuhan yang tinggi, serta
kemampuan mengasuh anak yang baik.
6. Domba Batur
Domba Batur berasal dari dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. Ciri khasnya adalah tubuh
besar dengan bobot jantan dewasa mencapai 90-140 kg dan betina 60-80 kg. Domba ini
memiliki bulu tebal yang melindungi dari suhu dingin, namun juga mampu beradaptasi di
lingkungan tropis.

b. Domba Sub Tropis
1. Domba Hampshire
Merupakan domba yang banyak dikembangkan di daerah Hampshire, Inggris, pada abad ke-
19. Domba Hampshire merupakan hasil persilangan antara domba Southdown jantan dengan
domba betina turunan dari Berkshire Knot dan Wiltshire Horn. Ciri fisik domba Hampshire
yaitu bagian muka berwarna gelap, bentuk telinga agak melengkung, bulu tebal, panjang dan
berwarna merah, bagian kaki berwarna hitam dan tidak ditutupi oleh wol.
2. Domba Norwegia (Villsau)
Merupakan domba lokal yang hidup dan berkembang di daerah Norwegia dan Skandinavia.
Ciri fisik domba Norwegia antara lain; bentuk wajah kecil, warna bulu mulai dari purih, agak
kelabu, sampai coklat gelap dan hitam, bentuk kaki Nampak kokoh. Secara kuantitatif, bobot
domba jantan dewasa mencapai 43 kg sedangkan domba betina sekitar 32 kg.

3. Domba Polwarth
Merupakan hasil persilangan antara domba Merino dan domba Lincoln. Perbandingan darah
kedua tetuanya yaitu 75% Merino dan 25% Lincoln. Domba jenis ini banyak dikembangkan
di Victoria, Australia sejak tahun 1880. Domba Polwarth termasuk tipe pedaging dan wol.
Ciri fisik domba Palworth yaitu; bentuk tubuh besar dan tegap, produksi wol tinggi, ukuran
diameter serat bulu berkisar antara 22-25 mikron. Kelebihannya adalah mudah dalam
pemeliharaan.
4. Domba Rambouillet
Merupakan jenis domba yang berasal dari Prancis. Domba Rambouillet sering disebut juga
domba Merino Prancis. Domba jenis ini termasuk ke dalam tipe dwiguna yaitu menghasilkan
daging dan bulu. Ciri fisik domba Rambouillet antara lain; ukuran tubuh besar, dalam, padat
dan lebar, struktur tulang tampak kokoh, kepala tegak. Pada domba jantan terdapat tanduk
dengan ukuran besar sedangkan betina tidak memiliki tanduk.

5. Domba Southdown
Merupakan domba tipa pedaging yang berasal dari Inggris. Ciri fisik Domba Southdown
antara lain; ukuran tubuh kecil, dalam dan lebar, agak berbentuk bulat, perototannya padat,
ukuran kaki pendek. Selain itu, garis punggung berbentuk lurus, leher berukuran pendek dan
tebal, ukuran telinga pendek berbentuk bulat pada ujungnya. Domba Southdown jantan dan
betina tidak memiliki tanduk.
6. Domba Portland
Merupakan salah satu dari bibit domba Dorset. Domba Portland banyak dikembangkan di
Inggris. Ciri fisik domba Portland yaitu ukuran tubuh kecil, produksi wol tinggi, bagian muka
dan kaki bagian bawah agak coklat, tanduk berbentuk spiral. Tanduk domba baru tumbuh
setelah domba menginjak umur dewasa. Beberapa bulan saat lahir, bulu domba nampak
kelabu atau agak keputih-putihan.

C. Kerbau
a. Kerbau Tropis
1. Kerbau Rawa (Swamp Buffalo)
Asal: Asia Tenggara dan Cina.
Ciri Fisik: Warna kulit dominan abu-abu kehitaman, dengan tanduk yang melengkung
ke atas.
Bobot Badan: Kerbau jantan dewasa rata-rata 435 kg, betina dewasa rata-rata 367 kg.
Habitat: Sering ditemukan di daerah rawa atau lahan basah.
Karakteristik Khusus: Mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan tropis dan
sering digunakan sebagai hewan pekerja selain untuk produksi daging.
2. Kerbau Murrah
Asal: India, khususnya di negara bagian Uttar Pradesh, Haryana, Punjab, dan Delhi.
Ciri Fisik: Kulit berwarna hitam dengan tanduk pendek dan melengkung ke dalam.
Bobot Badan: Kerbau jantan dewasa dapat mencapai 550 kg atau lebih.
Karakteristik Khusus: Selain sebagai penghasil daging, kerbau Murrah juga dikenal
sebagai penghasil susu dengan produksi mencapai 1.800 kg per laktasi.
b. Kerbau Sub Tropis
Tags