BANGUNAN ARSITEKTUR DENGAN BERIKLIM TROPIS.pdf

AnandaAinun2 5 views 7 slides Nov 16, 2024
Slide 1
Slide 1 of 7
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7

About This Presentation

MACAM IKLIM


Slide Content

PERBEDAAN BANGUNAN ARSITEKTUR YANG BERIKLIM TROPIS,NON TROPIS DAN
SUB TROPIS














DISUSUN OLEH:
NAMA : ANANDA AINUN
NIM : 03420230017
KELAS : C1


TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN 2024

“Perbedaan bangunan Arsitektur yang beriklim tropis, sub tropis dan non tropis”
➢ Bangunan yang beriklim tropis
UNIVERSITAS UDAYANA, bangunan ini terletak di Bali, kampus ini memiliki menerapkan prinsip desain
tropis, dengan taman dan ventilasi yang baik.
• Bentuk bangunan pada bangunan UNIVERSITAS UDAYANA
1. Mengunakan atap yang miring dan tinggi untuk
membantu air hujan dan terjadinya penumukan
air. Desain ini juga memungkinkan udara panas
naik ke atas, menjaga suhu interior menjadi sejuk.
2. Ventilasi atas, pada beberapa bangunan, jendela
kecil di tempatkan pada atas pintu atau di dekat
atap .
Ventilasi alami, mengunakan jendela besar banyak bangunan yang mengunakan jendela besar
dengan memungkinan udara segar dan pencahayaan alami.
Ventilasi buatan, di beberapa bangunan memerlukan kontrol suhu yang baik, seperti ruang
laboratorium,atau ruang computer, diperlukan penggunaan seperti AC.
3. Desain jendela, banyak bangunan di universitas udayana mengunakan
- jendela geser, jendela ini banyak di gunakan di ruang kelas dan kantor fakultas untuk
kemudahan penggunaan dan efisien ruang, jendela ini terbuat dari dengan bingkai
aluminium atau kayu.
- jendela berengsel, biasanya digunakan dengan mendorong atau menarik engsek ke
samping.
• Pemanfaatan Cahaya alami
4. Menggunakan jendela besar,banyak bangunan di universitas udayana menggunakan kaca
besar untuk memungkinkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan. Ini mengurangi
kebutuhan akan pencahyaan buatan di siang hari.
- Beberapa bangunan menggunakan atap transparan untuk memanfaatkan Cahaya alami
dari atas.
- Karidor terbuka atau teras yang luas, ruangan terbuka atau ruang luar yang
memungkinkan Cahaya alami masuk ke ruangan umum, ini menggurangi Cahaya buatan
di area ruang tunggu.
- Penggunaan ruang terbuka hijau, Kehadiran ruang hijau atau taman di sekitar bangunan
membantu memantulkan cahaya alami ke dalam ruangan, menciptakan pencahayaan
lembut yang alami.
• Pemanfaatan angin alami
Pemanfaatan angin alami, dengan cara penanam pohon atau disekitar bangunan pohon tidak
hanya berfungsi sebagai peneduh, tetapi juga membantu mengarahkan angin alami ke dalam
bangunan, ruang hijau yang luas di sekitar kampus berfungsi sebagai jalur bagi angin untuk
mengalir dengan lebih lancar, menjaga udara tetap segar dan mengurangi efek pulau panas di area
kampus.

• Polusi
- Polusi udara, Salah satu sumber utama polusi udara di kampus adalah dari kendaraan
bermotor, termasuk mobil, sepeda motor, dan bus. Banyaknya mahasiswa, dosen, dan staf
yang menggunakan kendaraan pribadi menyebabkan tingginya emisi gas buang seperti
karbon dioksida (CO₂), karbon monoksida (CO), dan nitrogen oksida (NOx).
- Polusi udara, Suara bising dari kendaraan bermotor, seperti mesin kendaraan, klakson,
dan suara kendaraan yang melintas di jalan kampus, merupakan sumber utama polusi
suara di Universitas Udayana.
- Polusi Cahaya, Polusi cahaya bisa terjadi di area kampus yang menggunakan lampu jalan
atau lampu keamanan dengan intensitas tinggi. Jika pencahayaan tidak dirancang dengan
baik, hal ini dapat mengganggu ekosistem lokal, seperti kehidupan hewan malam dan
tumbuhan. Polusi cahaya juga bisa mengganggu kenyamanan penghuni sekitar kampus.
• Massa bangunan
- Bangunan bertingkat,Beberapa gedung utama, seperti gedung fakultas dan pusat
administrasi, memiliki massa bangunan bertingkat dengan desain yang kompak. Gedung-
gedung ini biasanya memiliki 3 hingga 5 lantai, memaksimalkan penggunaan lahan di
tengah kampus yang luas.
- Bangunan dengan ruang terbuka, Beberapa bangunan di Universitas Udayana dirancang
dengan massa bangunan yang berfokus pada ruang terbuka, seperti aula atau plaza yang
luas di bagian tengah bangunan. Contohnya, bangunan dengan desain seperti paviliun
yang memiliki koridor terbuka di sekitarnya, memanfaatkan aliran angin alami.
- Ruang hijau, Banyak massa bangunan di Universitas Udayana dirancang dengan
mempertimbangkan ruang hijau di sekitarnya. Bangunan sering kali dikelilingi oleh taman
atau pohon, yang tidak hanya berfungsi sebagai penghijauan tetapi juga menciptakan
batas alami antara massa bangunan dan lingkungan sekitarnya.

➢ Bangunan yang beriklim Non tropis
Burj Khalifa, Dubai, Uni Emirat Arab, Meskipun terletak di daerah yang panas, Burj Khalifa dirancang untuk
mengatasi iklim kering dan panas. Struktur ini memiliki teknologi pendinginan yang canggih untuk
menciptakan kenyamanan di dalam bangunan.
• Bentuk bangunan Burj Khalifa
- Atap Burj Khalifa memiliki bentuk yang menyempit
atau tapering ke arah puncak. Desain ini
memberikan tampilan yang ramping dan elegan,
serta mengurangi tekanan angin pada bagian atas
bangunan.
- Bentuk atap terinspirasi oleh bunga dari tanaman
lokal, yang menjadi simbol daerah. Tiga sisi bangunan yang menyempit berfungsi untuk
memberikan stabilitas struktural dan mengoptimalkan visibilitas dari sudut pandang yang
berbeda.

• Ventilasi bangunan Burj Khalifa
- Burj Khalifa dilengkapi dengan sistem HVAC canggih yang mengontrol suhu, kelembapan,
dan kualitas udara di seluruh bangunan.
- Beberapa area, terutama di tingkat bawah, memiliki jendela yang dapat dibuka untuk
memungkinkan masuknya udara segar dan meningkatkan kualitas udara.
• Desain jendela pada bangunan Burj Khalifa
- Jendela Tinggi,Jendela di Burj Khalifa sangat besar dan mendominasi fasad bangunan,
memberikan pemandangan yang spektakuler dari dalam.
- Jendela Berbentuk Panel, Jendela terbuat dari panel kaca yang dirancang dengan sudut
yang berbeda, mengikuti kontur bangunan yang tapering ke atas.
• Pemanfaatan Cahaya alami
- Burj Khalifa dilengkapi dengan jendela besar yang memungkinkan cahaya matahari masuk
ke dalam ruang-ruang di dalam bangunan. Desain ini tidak hanya memberikan
pencahayaan alami tetapi juga menawarkan pemandangan luar yang spektakuler.
- Dengan jendela yang dirancang untuk memaksimalkan penetrasi cahaya, ruang-ruang di
dalam bangunan dapat mengurangi ketergantungan pada pencahayaan buatan, sehingga
menghemat energi.
• Pemanfaatan angin alami
- Burj Khalifa memiliki bentuk yang ramping dan tapering ke atas, yang dirancang untuk
mengurangi efek angin. Desain aerodinamis ini membantu menyalurkan angin dan
mengurangi beban angin pada struktur, sehingga memberikan stabilitas pada bangunan
tinggi ini.
- Beberapa jendela di bagian bawah bangunan dirancang untuk dapat dibuka,
memungkinkan udara segar dari luar masuk ke dalam ruang-ruang. Ini menciptakan
ventilasi alami dan mengurangi ketergantungan pada sistem pendingin udara.
• Polusi
- Polusi udara, Burj Khalifa terletak di pusat kota Dubai, yang seringkali mengalami kualitas
udara yang kurang baik akibat emisi kendaraan, industri, dan pembangunan di sekitarnya.
Udara di sekitar bangunan ini mungkin tercemar oleh polutan seperti nitrogen dioksida
(NO₂), partikel debu (PM), dan karbon monoksida (CO), yang umum di daerah perkotaan.
- Polusi Cahaya, Sebagai salah satu bangunan tertinggi di dunia, Burj Khalifa dilengkapi
dengan pencahayaan eksternal yang memukau, terutama pada malam hari. Meskipun
memberikan pemandangan yang spektakuler, pencahayaan intensif seperti ini dapat
berkontribusi terhadap polusi cahaya, yang mengganggu ekosistem di sekitarnya dan
menyebabkan efek negatif pada lingkungan malam.
- Polusi suara, Burj Khalifa berada di daerah yang ramai dengan aktivitas kendaraan,
konstruksi, dan pariwisata. Semua ini dapat menimbulkan polusi suara, yang
mempengaruhi kenyamanan di sekitar dan di dalam bangunan.

• Massa bangunan
- Burj Khalifa menggunakan sekitar 330.000 meter kubik beton, yang sangat berat. Beton
adalah material utama yang digunakan dalam pembangunan struktur inti dan fondasi
bangunan.
- Fondasi Burj Khalifa didesain dengan tiang pancang yang sangat dalam, mencapai
kedalaman sekitar 50 meter ke dalam tanah. Fondasi ini dirancang untuk menopang berat
bangunan yang sangat besar. Total ada 192 tiang pancang, yang juga menambah berat
pada keseluruhan massa bangunan.
- Burj Khalifa memiliki lebih dari 103.000 meter persegi kaca, yang digunakan pada fasad
bangunan. Kaca yang digunakan berlapis untuk memberikan insulasi dan ketahanan
cuaca. Berat kaca ini secara keseluruhan juga berkontribusi pada massa bangunan, dengan
berat sekitar 15.500 ton.


➢ Bangunan sub tropis
herme Vals (Swiss), (Subtropis lembab/pegunungan) bangunan pemandian termal ini menyatu
dengan lanskap pegunungan sekitarnya. Material batu alam yang digunakan menjaga suhu
ruangan tetap stabil dan mengurangi kebutuhan energi, sesuai dengan iklim subtropis
pegunungan di Swiss.

• Bentuk bangunan Herme vals
Therme Vals memiliki bentuk blok geometris yang sederhana dan terkesan monolitik. Bangunan
ini dirancang dengan bentuk persegi panjang dan susunan balok-balok batu alam yang kuat,
memberikan kesan monumental.
- Atap bangunan ini berbentuk datar dan
cenderung tidak mencolok. Bentuk atap yang
datar membantu menciptakan kesan bangunan
yang rendah dan menyatu dengan lanskap
pegunungan sekitarnya.
- Atap datar ini juga menguatkan kesan geometris
bangunan, dengan garis-garis horizontal yang
konsisten dengan dinding-dinding batu kuarsit yang digunakan pada seluruh bangunan.
- Atapnya dilapisi dengan rerumputan alami, yang membuat bangunan terlihat seperti
bagian dari bukit di sekelilingnya. Pelapisan ini membantu bangunan menyatu dengan
lanskap dan menambah unsur alam dalam arsitekturnya.
• Ventilasi pada bangunan therme vals
- Ventilasi alami di Therme Vals memungkinkan sirkulasi udara yang efektif di dalam
bangunan. Ruang-ruang yang digunakan untuk pemandian memiliki celah-celah
tersembunyi yang memungkinkan aliran udara segar masuk dan keluar, menjaga
keseimbangan suhu tanpa perlu menggunakan sistem ventilasi mekanik yang mencolok.
- Bukaan pada dinding dan atap dirancang dengan cermat untuk mengatur sirkulasi udara.
Bukaan ini berfungsi sebagai jalur keluar untuk udara panas yang dihasilkan oleh kolam
pemandian air panas.

- Desain bangunan menggunakan ventilasi yang tersembunyi di balik dinding-dinding batu,
sehingga udara segar dapat masuk tanpa mengganggu estetika bangunan.
• Jendela pada bangunan Therme vals
- Bangunan Therme Vals memiliki jendela horizontal panjang yang berada dekat dengan
lantai atau tersembunyi di antara blok-blok batu. Jendela ini memberikan pemandangan
lanskap pegunungan di luar, sambil tetap menjaga privasi di dalam pemandian.
- Sebagian besar jendela di Therme Vals terintegrasi dengan dinding batu kuarsit yang tebal.
Jendela ini hampir tersembunyi, sehingga dari luar bangunan terlihat kokoh dan padat,
namun di dalamnya ada pencahayaan yang masuk dari jendela yang terarah.
• Pemanfaatan Cahaya alami
- Atap bangunan dilengkapi dengan celah-celah kecil dan jendela yang dirancang untuk
membiarkan cahaya alami masuk ke dalam ruangan. Bukaan-bukaan ini tersembunyi di
antara blok-blok batu besar, menciptakan aliran cahaya yang lembut dan terfokus ke area
tertentu. Cahaya yang masuk melalui bukaan ini menciptakan permainan bayangan yang
dramatis di dinding batu kuarsit, memberikan kesan alami dan artistik di setiap sudut
ruangan.
- Cahaya alami di Therme Vals diarahkan dengan cermat untuk menciptakan suasana
tertentu. Sinar matahari yang terfokus masuk ke area kolam pemandian dan ruang
relaksasi, memberikan pencahayaan yang lembut dan menenangkan tanpa membuat
ruangan terlalu terang.
- Beberapa ruangan di bangunan ini juga memiliki jendela besar yang menghadap ke luar,
terutama yang mengarah ke pemandangan pegunungan di sekitar lembah Vals. Jendela-
jendela ini memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam ruangan sambil menyuguhkan
pemandangan alam yang menenangkan.
- Material batu kuarsit yang digunakan pada dinding-dinding bangunan ini memiliki tekstur
yang memantulkan cahaya alami dengan lembut. Permukaan batu tersebut
memanfaatkan cahaya alami untuk menciptakan suasana hangat dan bercahaya tanpa
perlu tambahan pencahayaan buatan yang kuat.
• Pemanfaatan angin alami
- Bangunan Therme Vals menggunakan sistem ventilasi pasif, di mana udara segar secara
alami bergerak masuk dan keluar melalui celah-celah di dinding dan atap tanpa bantuan
sistem mekanik. Desain ini memungkinkan aliran udara alami yang terus menerus,
menjaga kualitas udara di dalam ruangan tetap segar.
- Celah-celah kecil pada dinding batu dan atap memungkinkan angin alami untuk mengalir
masuk ke ruangan, menciptakan sirkulasi udara yang lembut. Celah ini tidak terlihat secara
langsung dan tersembunyi di antara struktur batu, sehingga bangunan tetap terlihat utuh
dan kokoh tanpa banyak bukaan besar yang mencolok.
- bangunan ini dirancang untuk memanfaatkan angin alami dari lembah Vals. Udara segar
yang bersirkulasi dari lingkungan pegunungan masuk ke bangunan melalui celah-celah
yang tersembunyi, memberikan suasana segar yang alami.
• Polusi
- Polusi Cahaya, Therme Vals menggunakan cahaya buatan yang sangat minimal, terutama
karena memaksimalkan pencahayaan alami. Dengan demikian, polusi cahaya yang
dihasilkan dari bangunan ini sangat kecil, terutama di malam hari.

- Polusi udara, Therme Vals menggunakan sistem ventilasi alami dan memanfaatkan
material lokal, sehingga mengurangi ketergantungan pada sistem mekanis yang
membutuhkan energi besar. Hal ini berarti emisi dari sumber energi eksternal, seperti
pembangkit listrik yang mungkin menggunakan bahan bakar fosil, dapat diminimalkan.
• Massa bangunan
- Therme Vals sebagian besar dibangun dengan batu kuarsit yang diperoleh dari lingkungan
sekitar. Material ini memiliki densitas yang tinggi, memberikan massa yang signifikan pada
struktur. Selain batu kuarsit, beberapa material lain yang digunakan termasuk beton dan
kaca, yang juga berkontribusi pada massa total bangunan.
- Bangunan ini dirancang dengan struktur yang kokoh dan berat, termasuk dinding-dinding
yang tebal dan atap yang terbuat dari bahan batu. Desain ini tidak hanya memberikan
massa tetapi juga stabilitas dan ketahanan terhadap kondisi cuaca.
- Meskipun tidak ada angka pasti yang mudah diakses mengenai total massa bangunan
Therme Vals, secara umum, bangunan ini dirancang untuk menyatu dengan lanskap, dan
massa bangunan yang besar merupakan bagian dari identitas arsitektur. Dari sudut
pandang teknik, massa bangunan dapat diukur dalam ton. Untuk bangunan serupa, massa
dapat berkisar antara 5.000 hingga 10.000 ton atau lebih, tergantung pada ukuran dan
material yang digunakan.
Tags