Basic Presentation textile industri di indonesia.pptx
vaandra
6 views
13 slides
Aug 28, 2025
Slide 1 of 13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
About This Presentation
industri tekstil circular
Size: 13.1 MB
Language: none
Added: Aug 28, 2025
Slides: 13 pages
Slide Content
Basic Presentation Jawa Tengah – Industri Tekstil dan Produk Tekstil
Latar Belakang Asta Cita mengamanatkan hilirisasi sebagai strategi untuk mencapai kemandirian Ekonomi Industri tekstil merupakan salah satu sektor manufaktur strategis yang berperan signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah salah satu dari 10 negara eksportir utama dunia, yang menduduki peringkat 8 sampai tahun 2020 Penyumbang 6.3% PDB non- migas dan 5.7% ekspor non- migas tahun 2022 ( Kemenperin , 2022) Menyerap 3,97 juta tenaker (19.9%) total tenaker industry manufaktur ( Kemenperin , 2022) Berperan dalam mendorong perekonomian regional dengan konsentrasi industry tinggi terutama di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat, total 12.3% PDB dan 15.2% tenaga kerja
Tantangan Sunset industry Hambatan structural Persaingan global terutama dengan Vietnam, Bangladesh, dan Tiongkok Rendahnya konektivitas antar sub-system, baik gap teknologi , skill tenaga kerja , dan inovasi Meningkatnya tarrief dan non- tarrief barrier regional Desakan global penerapan green industry untuk memenuhi tuntutan pasar dan target NZE
Rumusan Masalah Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional , khususnya sebagai penyedia lapangan kerja , sumber devisa , dan penggerak sektor manufaktur . Namun , industri ini menghadapi tekanan domestik dan global yang menuntut peningkatan daya saing dan efisiensi secara menyeluruh . Di sisi lain, transformasi menuju industri hijau menjadi kebutuhan mendesak guna menjawab tuntutan pasar internasional terhadap aspek keberlanjutan . Bagaimana industri TPT dapat mempertahankan peran strategisnya bagi perekonomian melalui transformasi menuju green industry.
Pertanyaan Penelitian Bagaimana kondisi terkini dan tantangan utama investasi di industri TPT Jawa, khususnya terkait teknologi, modal, dan tenaga kerja ? Apakah potensi dampak investasi, termasuk investasi hijau, terhadap pertumbuhan berkelanjutan melalui penguatan tiga aspek tersebut ? Apa saja strategi prioritas yang paling efektif untuk mendorong investasi, baik konvensional maupun hijau ? Bagaimana rekomendasi konkret ( quick wins ) dan kebijakan jangka menengah hingga panjang guna mempercepat transformasi industri TPT di wilayah Jawa ?
Metodologi
Lini manufaktur tekstil Faktor Penentu Nilai dan Kualitas Tekstil : Kualitas bahan baku , karakteristik benang berdasarkan seratnya , kepadatan tenunan , proses penyelesaian (finishing)
Laporan kemajuan pengumpulan data https://forms.gle/8YUbwEHnvzp4iqjU6
Temuan Sementara Kondisi Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Indonesia Aspek Industri Hulu ( Produsen Kain) Industri Hilir (Garmen/Konveksi) Analisis & Implikasi Bidang Usaha Produksi kain (woven, knitted, denim) Produksi pakaian jadi (seragam, pakaian dalam) Hilir lebih berorientasi pada permintaan pasar. Lokasi & Kepemilikan Kawasan industri (Jawa Tengah, Bandung) Kawasan industri (Jateng dan Jabar) Dominasi lokal, tetapi terpusat di Pulau Jawa. Tenaga Kerja 1.000–5.000 karyawan per pabrik 100–3.600 karyawan per unit Skala hulu lebih padat modal & tenaga kerja. Bahan Baku 80% impor ( kapas , polyester) 70% impor (kain, benang) Ketergantungan impor tinggi → rentan fluktuasi harga. Pasar Domestik & ekspor (Asia, Eropa ) Domestik & ekspor (AS, Jepang) Ekspor terhambat persaingan dengan Vietnam/Bangladesh. Energi PLN + batubara (emisi tinggi) PLN + panel surya (20% hijau) Hilir lebih adaptif ke energi terbarukan. Investasi Hijau Minim ( karena biaya tinggi ) Mulai ada (dipicu compliance buyer) Tekanan pasar global dorong transisi hijau. R&D & Inovasi Hampir tidak ada Kolaborasi dengan universitas (Program Merdeka Belajar ) Hilir lebih inovatif untuk standar sustainability. Frekuensi Investasi Jarang ( terbatas pada mesin ) 3–5 tahun sekali (teknologi & sertifikasi) Hilir lebih dinamis menanggapi tren. Persepsi Lingkungan Skeptis ( anggap regulasi memberatkan ) Proaktif (lihat sebagai peluang
Kendala dan tantangan Kategori Permasalahan Utama Dampak & Analisis Rekomendasi Sementara Regulasi - Regulasi tidak sinkron dan konsisten . - Menghambat investasi dan inovasi. - Penyusunan UU Industri TPT. - Tidak ada payung hukum terintegrasi (UU khusus TPT). - Ketidakpastian hukum bagi pelaku industri. - Sinkronisasi kebijakan pusat-daerah. Perizinan daerah lambat . - Digitalisasi perizinan tidak efektif - Efektivitas OSS Persaingan & Pasar - Banjir impor (legal/ilegal). - Daya saing turun vs Vietnam/Bangladesh. - Pembatasan impor ilegal. - Teknologi usang (>20 tahun) → biaya produksi tinggi. - Harga produk lokal kurang kompetitif. - Insentif modernisasi mesin. - Fokus pasar niche ( hijau , premium, slow fashion). Teknologi & Inovasi - Investasi teknologi mahal. - Produktivitas rendah. - Sperluasan program restrukturisasi untuk teknologi hijau . - Polusi tinggi (air, limbah batubara). - Sulit memenuhi standar lingkungan global. - Kolaborasi R&D dengan perguruan tinggi. - Stigma sunset industry → sulit akses kredit. - Kampanye rebranding industri TPT. Permodalan & Tenaga Kerja - Kredit perbankan menyusut. - Biaya produksi tinggi. - Skema KUR khusus TPT. - Skill tenaga kerja tidak sesuai kebutuhan. - Kesenjangan kompetensi. - Pelatihan berbasis industri 4.0. - Program link and match mandek. - Reformasi upah berbasis produktivitas. - UMR tidak berbasis produktivitas. Transformasi Hijau - Pangsa pasar rendah karena kurang daya saing. - Sulit penetrasi pasar global yang mensyaratkan sustainability . - Insentif fiskal untuk produksi ramah lingkungan. - Ketergantungan bahan baku impor. - Penguatan industri serat lokal (misal: rayon dari TBS). Konektivitas & Ketergantungan Eksternal - Infrastruktur logistik lemah. - Biaya logistik tinggi. - Pembangunan kawasan industri terintegrasi. - Fluktuasi nilai tukar dan tarif impor. - Margin produksi tergerus. - Hedging nilai tukar untuk bahan baku .
Kontribusi pembentuk output Tenaga kerja & modal signifikan dalam meningkatkan output industri TPT di Jawa. Increasing Returns to Scale (IRS) Heterogenitas sektor tinggi . Robustness Check: Dekomposisi Kapital & Teknologi Permesinan meski kecil , signifikan : Bukti embodied technical change (Solow, 1957). Modal asing → pengaruh marginal: Rendahnya efektivitas FDI diduga karena keterbatasan absorptive capacity lokal . Penurunan koefisien modal setelah dekomposisi → Menunjukkan bahwa sebelumnya sebagian besar efek modal berasal dari teknologi tersemat ( permesinan ).
Peta wilayah pendorong perekonomian Backward Linkages Jawa Timur (BL 1.321) & Jawa Barat (BL 1.219) → Menunjukkan integrasi kuat dengan sektor hulu domestik . Forward Linkages Jawa Barat (FL 1.427) & Banten (FL 1.228) → Berperan penting sebagai penyedia bahan antara untuk sektor turunan . Klaster Integratif → Ciri: kuat di BL & FL — ekosistem industri dari hulu ke hilir Jawa Barat, Jawa Timur, Banten Klaster Spesialisasi → Ciri: fokus pengolahan , tapi kurang terhubung ke hilir Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta