bed site teaching Neoplasma Kelenjar Air Liur.pptx

DindaBenita1 15 views 24 slides Sep 19, 2025
Slide 1
Slide 1 of 24
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24

About This Presentation

neoplasma


Slide Content

Bed Site Teaching Disusun oleh: Kelompok W2 Amanda Rizky Salsabilla Ritonga 220131089 M. Fadli Pahlevi 220131091 Dinda Benita Aryani Sinuhadji 220131124 Chaterine Angelica Pakpahan 220131227 M. Dzaki Nasution 220131231 Pembimbing : dr. Pimpin Utama Pohan , Sp.B (K) Onk Neoplasma Kelenjar Liur

DEFINISI Neoplasma yang muncul di kelenjar ludah relatif jarang, namun mereka mewakili berbagai subtipe histologis jinak dan ganas

Insidensi tumor kelenjar liur sangat kecil, di seluruh dunia bervariasi dari 0,4 – 13,5 kasus per 100.000 populasi. Dari seluruh tumor kepala dan leher, tumor kelenjar liur persentasenya kurang dari 3%. Pasien dengan lesi ganas biasanya muncul setelah usia 60 tahun, sedangkan lesi jinak biasanya muncul saat usia lebih dari 40 tahun Wanita lebih sering daripada laki-laki. Tumor jinak kelenjar liur yang paling sering pada orang dewasa adalah pleomorfik adenoma T umor jinak pada anak-anak yang paling sering adalah hemangioma Karsinoma mukoepidermoid merupakan keganasan kelenjar ludah yang paling sering terjadi pada anak. Di antara neoplasma kelenjar ludah, 80% muncul di kelenjar parotis, 10-15% muncul di kelenjar submandibular , dan sisanya muncul di kelenjar sublingual dan kelenjar ludah minor. EPIDEMIOLOGI

Etiologi neoplasma kelenjar ludah tidak sepenuhnya dipahami. Dua teori mendominasi: teori sel induk biseluler dan teori multiseluler. 1. Teori sel induk biseluler Teori ini menyatakan bahwa tumor muncul dari 1 dari 2 sel induk yang tidak berdiferensiasi : sel cadangan saluran ekskretoris atau sel cadangan saluran interkalasi . Sel punca ekskretoris menimbulkan karsinoma sel skuamosa dan mukoepidermoid sel punca interkalasi menimbulkan adenoma pleomorfik , onkositoma , karsinoma kistik adenoid, adenokarsinoma , dan karsinoma sel asinik . ETIOLOGI 2. Teori multiseluler Dalam teori multiseluler, setiap jenis tumor dikaitkan dengan sel asal yang berdiferensiasi spesifik di dalam unit kelenjar ludah. Karsinoma sel skuamosa muncul dari sel duktus ekskretoris , adenoma pleomorfik muncul dari sel duktus interkalasi , onkositoma muncul dari sel duktus lurik, karsinoma sel asinik muncul dari sel asinar .

Bukti terbaru menunjukkan bahwa teori sel induk biseluler adalah etiologi yang lebih mungkin dari neoplasma kelenjar ludah. Teori ini lebih logis menjelaskan neoplasma yang mengandung beberapa jenis sel diskrit, seperti adenoma pleomorfik dan tumor Warthin . ETIOLOGI

R iwayat paparan radiasi seperti yang dilaporkan setelah bom Hiroshima dan Nagasaki . 3,5x dan 11x Riwayat radioterapi khususnya untuk tumor kepala dan leher dihubungkan dengan peningkatan risiko tumor ganas kelenjar liur. Iodine 131 yang digunakan untuk terapi tumor tiroid dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor ganas kelenjar liur karena isotop juga terkonsentrasi di kelenjar liur. Paparan radiasi ultraviolet juga meningkatkan risiko, selain paparan radiasi pada pemeriksaan radiologi yang rutin untuk gigi Virus Epstein-Barr   Tembakau dan alkohol, yang sangat terkait dengan karsinoma sel skuamosa kepala dan leher, belum terbukti berperan dalam perkembangan keganasan kelenjar ludah. Namun, merokok tembakau telah dikaitkan dengan perkembangan tumor Warthin ( papiler cystadenoma lymphomatosum ). Faktor Risiko

WHO Classification of Tumors of Salivary Glands

Stratifikasi Risiko

Tumor Kelenjar Liur Mayor Terdapat perbedaan gejala pada beberapa faktor 40% pertumbuhan lambat pada usia muda (< 40 tahun ) dan asimtomatis , tetapi bisa menimbulkan nyeri / masalah saraf 40% pertumbuhan agresif (pada orang tua ) dan menyebabkan kelumpuhan wajah ketika massa berkembang ( menyatakan keganasan ) Beberapa indikator ketika terjadi tumor kelenjar ludah ganas adalah pertumbuhan yang cepat , nyeri , keterlibatan saraf wajah , dan adenopati serviks Jika kelumpuhan wajah , sebagian /total, terjadi merupakan tanda dari kanker parotis secara lokal , selain adanya kepenuhan parafiring atau palatamnya , trismus, ulserasi kulit , dan fistula pada stadium lanjut Walaupun begitu , asimtomatik tidak mengecualikan suatu keganasan Ellis GL, Auclair PL, editors. Tumors of the salivary glands. AFIP atlas of tumor pathology, 4th series, fascicle 9. Silver Spring, MD: ARP Press; 2008. Hocwald E, Yoo GH, Adsay V, et al. Prognostic factors in major salivary gland cancer. Laryngoscope 2001;111:1434–9 DIAGNOSIS

Tumor Kelenjar Liur Minor Terdapat 450-750 kelenjar liur minor di kepala dan leher , akan bersifat ganas ketika muncul di lokasi ini , walaupun tergantung tempat terjadinya Pada langit-langit memiliki kecepatan sama dengan kelenjar submandibular, yaitu 40-60%. Ketika berpindah ke dasar mulut dan kelenjar sublingual, insidennya 90% Tumor kelenjar ludah minor tersebar aerodigestive bagian atas , di langit mulut , sinus paranasal dan rongga hidung , lidah , dasar mulut , gingiva, faring, laring dan trakea sehingga lebih 50% adalah intraoral dan menyebabkan pembengkakan submucosa asimtomatik Jika terjadi di laring / trakea menyebabkan suara serak , perubahan suara , atau sesak Hocwald E, Yoo GH, Adsay V, et al. Prognostic factors in major salivary gland cancer. Laryngoscope 2001;111:1434–9. Waldron CA, el-Mofty SK, Gnepp DR. Tumors of the intraoral minor salivary glands: a demographic and histologic study of 426 cases. Oral Surg Oral Med Oral Pathol 1988;66:323–33. Lopes MA, Kowalski LP, da Cunha SG, Paes de AO. A clinicopathologic study of 196 intraoral minor salivary gland tumours . J Oral Pathol Med 1999;28:264–7. DIAGNOSIS

Pemeriksaan Fisik DIAGNOSIS Menilai Fungsi Nervus Fasialis Mulut simetris / asimetris ( tertarik ) Mengernyitkan dahi Mengangkat kening Menutup mata Bersiul dan menggembungkan kedua pipi Inspeksi Wajah simetris / asimetris . Tampak benjolan di salah satu / kedua pipi. Keadaan papilla ada aliran saliva atau tidak

Palpasi Palpasi kelenjar parotis dan submandibula , apakah ada pembesaran atau tidak , apakah ada nyeri tekan atau tidak . Konsistensi : keras , kenyal , lunak / fluktuasi . Permukaan : licin rata, berbenjol-benjol . Mobilitas : dapat digerakkan , terfikser jaringan sekitarnya . Batas : tegas / tidak tegas . Nyeri : ada / tidak ada . Ukuran : dinyatakan diameter terbesar dalam cm . DIAGNOSIS Pemeriksaan Fisik

Ultrasonografi (USG) , adalah pemeriksaan biaya rendah dengan sensitivitas tinggi dan indikasi pra-operasi ; bisa membedakan lesi intraglandular dari ekstraglandular MRI direkomendasi untuk antarmuka tumor dan jaringan sekitar dalam perencanaan bedah pada tumor lebih besar (> 4cm) Bone scan untuk menilai metastasis jauh USG Abdomen untuk menilai metastasis jauh DIAGNOSIS Pemeriksaan Radiologi

Dilakukannya biopsy ketika pembedahan destruktif dipertimbangkan Diperlukan hampir 90% dokter mempertimbangkan jinak ganasnya tumor selain dibantu dengan fine needle aspiration cytology (FNAC) Senstivitas dan spesifisitas FNAC berkisar 87-96% tergantung cara pengambilan dan pemeriksaannya , serta pemeriksaan yang tidak mahal dan sederhana dilakukan Renehan A, Gleave EN, Hancock BD, Smith P, McGurk M. Longterm follow-up of over 1000 patients with salivary gland tumours treated in a single centre . Br J Surg 1996;83:1750–4. Gal R. Fine needle aspiration of the salivary glands: a review. Oper Tech Otolaryngol Head Neck Surg 1996;7:323–6. Riley N, Allison R, Stevenson S. Fine-needle aspiration cytology in parotid masses: our experience in Canterbury, New Zealand. ANZ J Surg 2005;75:144–6. DIAGNOSIS Pemeriksaan Patologi FNAC diperlukan untuk diagnosis patologis yang berujung pada strategi terapi . Selain itu dianjurkan jika tidak dicurigainya tumor saliva, seperti TB, limfoma , pembesaran KGB pada pasien penyakit sel T autoimun . Pada anak-anak dengan tumor inflamasi dan kista jinak merupakan penyebab utama pembesaran kelenjar ludah di submandibula

Biopsi terbuka tidak dianjurkan karena berisiko metastasis Eksisi dapat dilakukan pada massa kecil di kelenjar ludah minor ( langit-langit , lidah ), kecuali eksisi terakhir terbukti ganas Dalam penggunaan potong beku masih kontroversi karena positif palsu 1,1% dan negatif palsu 2,6%, serta lebih akurat pada tumor jinak (98,7%) banding ganas (85,9%) Renehan A, Gleave EN, Hancock BD, Smith P, McGurk M. Longterm follow-up of over 1000 patients with salivary gland tumours treated in a single centre . Br J Surg 1996;83:1750–4. Gal R. Fine needle aspiration of the salivary glands: a review. Oper Tech Otolaryngol Head Neck Surg 1996;7:323–6. Riley N, Allison R, Stevenson S. Fine-needle aspiration cytology in parotid masses: our experience in Canterbury, New Zealand. ANZ J Surg 2005;75:144–6. DIAGNOSIS Pemeriksaan Patologi

STAGING Klasifikasi TNM Primary Tumor (T) Tx  Tumor primer tidak dapat dinilai T0  Tidak terdapat bukti adanya tumor primer T1  Ukuran dimensi terbesar tumor primer < 2cm tanpa ekstensi ekstra parenkim T2  Ukuran dimensi terbesar tumor primer 2-4 cm tanpa ekstensi ekstra parenkim T3  Ukuran dimensi terbesar tumor primer >4 cm tanpa ekstensi ekstra parenkim T4a  Tumor menginvasi kulit , mandibula, liang telinga /nervus fasialis T4b  Tumor menginvasi dasar tengkorak & / pterygoid plater & / arteri karotis

STAGING Klasifikasi TNM Regional Lymph Nodes (N) Nx  KGB regional tidak dapat dinilai N0  Tidak terdapat bukti adanya KGB regional N1  Metastasis pada 1 buah KGB regional sisi ipsilateral dengan ukuran dimensi terbesarnya < 3cm N2a  Metastasis pada 1 buah KGB regional sisi ipsilateral dengan ukuran dimensi terbesarnya 3-6cm N2b  Metastasis pada 1 buah KGB regional sisi ipsilateral dengan ukuran dimensi terbesarnya > 6cm N2c  Metastasis pada KGB kontralateral /bilateral dengan ukuran dimensi terbesarnya < 6cm N3  Metastasis pada KGB dengan ukuran terbesarnya > 3cm

STAGING Klasifikasi TNM Distant Metastase (M) Mx  Metastasis jauh sulit dinilai M0  Tidak terdapat metastasis jauh M1  Terdapat metastasis jauh

STAGING Pengelompokan stadium STADIUM T N M I T1 N0 M0 II T2 N0 M0 III T3 N0 M0 T1 N1 M0 T2 N1 M0 T3 N1 M0 IVA T4a N0 M0 T4a N1 M0 T1 N2 M0 T2 N2 M0 T3 N2 M0 T4a N2 M0 IVB T4b N0-N3 M0 T1-4 N3 M0 IVC T1-4 N0-N3 M1

TATALAKSANA Secara umum , neoplasma kelenjar liur berespon buruk terhadap kemoterapi , dan kemoterapi ajuvan saat ini hanya diindikasikan untuk paliatif . Agen berbasis doxorubicin dan platinum sering digunakan . Agen berbasis platinum menginduksi apoptosis Agen berbasis doxorubicin mempromosikan cell arrest . Kemoterapi

TATALAKSANA Jarang menjadi modalitas pengobatan definitif untuk neoplasma kelenjar liur Digunakan sendiri biasanya untuk tumor yang dianggap tidak dapat direseksi Gamma-knife stereotactic radiosurgery dan brachytherapy merupakan teknik baru yang cukup efektif . Radioterapi

TATALAKSANA Terapi utama tumor ganas kelenjar liur . Sering dikombinasikan dengan terapi radiasi pasca operasi Luasnya operasi didasarkan pada ukuran tumor, ekstensi lokal , dan metastasis leher Terapi radiasi ajuvan pasca operasi direkomendasikan untuk keganasan tingkat tinggi dan kanker stadium tinggi . Pembedahan

KOMPLIKASI Facial nerve injury Hematoma Fistula salivary atau sialokel Frey syndrome or gustatory sweating Sensorineural hearing loss Salivary gland neoplasms treatment & management [Internet]. Medscape.com. 2021 [cited 2021 Nov 24]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/852373-treatment

PROGNOSIS 1. Tumor kelenjar liur ganas stadium awal tingkat rendah biasanya dapat disembuhkan dengan reseksi bedah yang memadai . 2. Prognosis lebih baik bila tumor berada di kelenjar liur utama . 3. Tumor besar atau tumor tingkat tinggi membawa prognosis yang lebih buruk . 4. Prognosis juga tergantung pada hal-hal berikut : Lokasi tumor Grade Keterlibatan nervus fasialis Metastasis Jenis Kelamin Subtipe histologi  Salivary gland cancer. National cancer institute(2015)  http://www.cancer.gov/types/head-and-neck/hp/salivary-gland-treatment-pdq#link/_413_to