Bencana Alam
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas
alami (suatu peritiwa fisik seperti letusan gunung, gempa
bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia, dan karena
ketidak berdayaan manusia akibat kurang baiknya
manajemen dalam menghadapi keadaan darurat, telah
menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan
struktural, bahkan kematian (ensiklopedia)
Istilah Bencana dalam Alqur’an
Segala hal yang tidak disukai yang menimpa seseorang dalam bahasan
Arab disebut musibah (Al-Ayid, 2003).
Kata Musibah setelah diserap dalam bahasa Indonesia memiliki dua arti;
pertama, peristiwa menyedihkan yang menimpa, dan kedua, malapetaka
(Ali, dkk, 2001).
Kata Musibah didalam Alqur’an tersebut sebanyak 50 kali yang
diklasifikasikan kedalam 16 tema musibah (Az-Zuhaily, dkk dalam al-Fikr.
2002)
Pengelompokkan Bencana dalam Alqur’an
Bencana yang menjadi ujian bagi
manusia
Bencanayang menjadisiksadan azab
karenaperbuatanzalimmanusia
Kisah Bencana yang dialami Para Nabi dan Rasul dalam Alqur’an
Kisah Nabi Nuh AS – Bencana banjir besar
Kisah Nabi Shaleh – Gempa Bumi
Kisah Nabi Hud – Angin Topan
Kisah Nabi Luth – Hujan Batu
Kisah Nabi Yusuf – Bencana alam kekeringan (paceklik)
Geologi
Sebab terjadinya
Bencana
SYAR`IYAH ILMIYAH
geografi
Topografi
Kecerobohan
Manusia
Dll.
Qadarullah
Mendustakan agama Allah
Kufur Ni`mat
Melakukan kema`shiatan dan
dosa2 besar
Dll.
Sebab Terjadi Bencana dalam Alqur;an
Allah SWT dalam QS. Ar-Ruum ayat 41 berfirman:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah
menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar)
Dengan kata lain, bencana alam lebih banyak disebabkan oleh bencana kemanusiaan,
yakni bencana yang dicirikan oleh sikap sombongnya manusia kepada alam dan
ketidakpedulian mereka terhadap akibat perbuatan merusak yang mereka lakukan.
Dalam Istilah lainnya disebut kufur nikmat, yakni ingkar terhadap beragam nikmat yang
Allah berikan dalam bentuk alam semesta yang indah. Tangan – tangan manusialah yang
merusak kelestarian alam. Manusia yang rasuk dan tamak lebih peduli dan
mendahulukan kesejahteraan ekonomi daripada kesejahteraan lingkungan
Sikap Manusia dalam Menghadapi Bencana dalam Alqur’an
Berikhtiar mengantisipasi bencana
Islam mengajarkan bahwa ketetapan Allah pasti terjadi, terlepas apakah
manusia rela ataupun tidak. Dalam konteks bencana, walaupun bencana
menjadi ketetapan Allah, akan tetapi manusia masih memiliki ruang untuk
berikhtiyar, walaupun hanya meminimalisir dampak bencana itu, melalui
tindakan – tindakan antisipatif yang dilakukan
Sikap Manusia dalam Menghadapi Bencana dalam Alqur’an
Bersabar tatkala bencana datang
Bersabar secara istilah adalah Seseorang mengokohkan pendiriannya
untuk tetap berada di jalan kebenaran, tanpa terpengaruh oleh situasi dan
kondisi apa pun. Pikirannya tidak tercemar untuk menuruti ajakan hawa
nafsunya. Jiwanya menolak untuk berputus asa.
Sikap Manusia dalam Menghadapi Bencana dalam Alqur’an
Membangun optimisme pasca bencana
Optimisme merupakan sikap yakin bahwa di balik setiap ketetapan Allah
ada hikmah besar, yang apabila hamba menyadarinya ia tidak akan pernah
pesimis apalagi sampai merasa putus asa dari rahmat Allah.
Sikap optimis ini sangat penting untuk dibangun bagi mereka yang ingin
bangkit pasca terjadinya musibah
Jika orang lain ditimpa
musibah atau mengalami
bencana, Apa yang harus kita
lakukan….?
Berdoa kepada Allah
لايضفت هقلخ نم ريثك ىلع ينلضفو هب كلاتبا امم ينافاع يذلا لله دمحلا
Segala puji bagi Alloh yang telah menyelamatkanku dari apa yang Dia timpakan padamu dan benar-
benar telah melebihkanku atas kebanyakan dari ciptaanNya', maka bala' itu tidak akan menimpanya."
(HR At Tirmidzi)
Ikut merasakan kepiluan yang dirasakan oleh orang yang terkena musibah
Bersegera menghibur saudaranya , mendoakan dan memberikan bantuan
ْنِم ًةَبْرُك ُهْنَع ُالله َس�فَن اَيْن�دلا ِبَرُك ْنِم ةَبْرُك ٍنِمؤُم ْنَع َس�فَن ْنم ِبَرُك
ِهْيِخَأ ِنْوَع يِف ُدْبَعلا َماَد اَم ِدْبَعلا ِنْوَع يِف ُاللهَو ،ِةَماَيِقلا ِمْوَي
“Siapa saja yang memberikan hiburan (melapangakan dada) seorang mukmin atas
kesedihannya di dunia, maka Allah akan menghilangkan kecemasannya (menghiburnya)
dari kesedihan pada hari kiamat nanti. Allah akan menolong seorang hamba selama
hamba tersebut menolong saudaranya.”(HR. Bukhari dan Muslim).