Benchmark Berakhlak Kelompok 2 Grup 1 Real (1).pptx

ErnandaRidho1 0 views 14 slides Oct 21, 2025
Slide 1
Slide 1 of 14
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14

About This Presentation

Benchmark berakhlak


Slide Content

BENCHMARK BERAKHLAK Kelompok 2 - Angkatan 1 - Gelombang 1 DIAH ENDANG RIZKI, S.H. DIAN KESUMA SITORUS, S.T. DITA ANGGRAINI Br. SIREGAR, S.H. ERNANDA RIDHO SAPUTRA, S.T. EVAN NANDIHIKA INDHIRAPUTRA, S.H.

CORE ASN BERAKHLAK 1 4 2 5 3 6 Berorientasi Pelayanan Harmonis Akuntabel Loyal Kompeten Adaptif 7 Ko Laboratif

OR

Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA) adalah lembaga peradilan tertinggi di Indonesia, yang memegang kekuasaan kehakiman bersama dengan Mahkamah Konstitusi. MA membawahi empat lingkungan peradilan di bawahnya, yaitu: Peradilan Umum Peradilan Agama Peradilan Militer Peradilan Tata Usaha Negara MAHKAMAH AGUNG RI

MENGAPA MAHKAMAH AGUNG? Memiliki Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pelayanan digital (SIPP,e-court,e-berpadu,Smart Majelis,Platform badilum center Sistem Absensi yang sudah digital (SIKEP) Sistem informasi yang jelas

BERORIENTASI PELAYANAN optimalisasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), Sistem Informasi Pelayanan (SIPP) Sapaan Ramah MAHKAMAH AGUNG

AKUNTABEL E-Litigasi Pengawasan Internal LHKPN & LHKASN Transparansi Peradilan MAHKAMAH AGUNG

KOMPETEN Pendidikan dan pelatihan (Bimbingan Teknis) Uji Kompetensi Pembinaan karis berbasis Kinerja MAHKAMAH AGUNG

HARMONIS Lingkungan Kerja Kondusif Menghargai Pendapat Program Kesejahteraan Pegawai MAHKAMAH AGUNG

L O Y A L Menjaga nama baik instansi Pencegahan Gratifikasi Pembinaan Rutin MAHKAMAH AGUNG

ADAPTIF Digitalisasi Layanan Responsif terhadap kebutuhan hukum Inovasi seperti e-Court , Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP), Direktori Putusan (Dirput) Mobile :, e-Berpadu , SATU JARI MAHKAMAH AGUNG

KOLABORATIF MAHKAMAH AGUNG Pertukaran data dan informasi: Contohnya integrasi putusan, data hukum melalui sistem JDIH dan Direktori Putusan. Menggabungkan sumber daya: Misalnya pengembangan aplikasi TI bersama, pembiayaan bersama, dukungan teknis dari mitra luar. Pelibatan banyak pihak: Dalam satu proyek selalu ada banyak pemangku kepentingan (hakim, pegawai administrasi, LSM / akademisi, lembaga lainnya). Kesepakatan formal: MoU, Nota Kesepahaman, MoM sebagai dasar struktural kerja sama.

MEMILIH PRAKTIK PENERAPAN BERAKHLAK TERBAIK Tidak adil untuk menyatakan satu lembaga secara keseluruhan lebih baik dari yang lain, karena keduanya memiliki "panggung" yang berbeda untuk menunjukkan nilai BerAKHLAK. Namun, jika kita harus memilih praktik penerapan spesifik yang paling menonjol dan bisa menjadi teladan nasional, pilihannya adalah: Penerapan Nilai "ADAPTIF" oleh Mahkamah Agung melalui Program e-Court dan Modernisasi Peradilan. Alasan: Memiliki Dampak Transformatif: Inovasi ini secara fundamental mengubah cara kerja peradilan di Indonesia, dari sistem konvensional menjadi digital. Ini bukan sekadar perbaikan kecil, melainkan sebuah lompatan besar. Solusi Nyata: e-Court secara langsung menjawab masalah klasik peradilan: birokrasi yang rumit, biaya tinggi, dan waktu yang lama. Ini adalah wujud nyata dari pelayanan yang solutif. Visibilitas Luas: Manfaatnya dirasakan langsung oleh jutaan pencari keadilan di seluruh Indonesia, menjadikannya contoh adaptasi birokrasi yang paling terlihat dan diapresiasi publik.

TERIMA KASIH “Kepercayaan publik tidak bisa diraih sendiri-sendiri, ia dibangun diatas pondasi Integritas,dirawat dengan kerja cerdas, dan diikat dengan tali solidaritas” Prof.Dr.H.Sunarto, S.H., M.H. Ketua Mahkamah Agung RI
Tags