BIAYA MODAL Indikator Mahasiswa mampu memahami definisi biaya modal Mahasiswa mampu menjelaskan komponen WACC Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi WACC
DEFINISI BIAYA MODAL Biaya modal merujuk pada pengeluaran atau pembayaran yang diperlukan untuk mendapatkan modal dari hutang , saham preferen , saham biasa , atau laba ditahan guna mendanai investasi perusahaan . F okusnya hanya pada modal (dana) jangka panjang , karena konsep biaya modal relevan hanya untuk keputusan jangka panjang . Keputusan- keputusan ini terutama berkaitan dengan investasi modal atau , lebih luas lagi , masalah perencanaan anggaran modal ( Triyonowati et. al., 2022).
Arti dari tingkat pengembalian yang disyaratkan dapat dilihat dari dua sudut pandang . Dari perspektif investor, tingkat keuntungan yang diharapkan dipengaruhi oleh risiko , jenis aset yang dimiliki , struktur modal, dan faktor lainnya seperti manajemen . Sementara itu , dari sudut pandang perusahaan , tingkat pengembalian yang diinginkan , seperti dari pemegang saham preferen , merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh modal dari pemegang saham tersebut . Oleh karena itu , secara umum , risiko yang tinggi bagi perusahaan berarti tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor juga tinggi , yang berimplikasi pada biaya modal yang tinggi .
Biaya modal juga dapat diukur melalui tingkat pengembalian minimum yang diharapkan dari investasi baru yang dilakukan perusahaan , dengan asumsi bahwa tingkat risiko investasi baru tersebut sama dengan risiko aset yang dimiliki perusahaan saat ini . Pengertian biaya modal yang digunakan adalah biaya modal rata-rata tertimbang , yang akan dijelaskan lebih detail nanti . Jika investasi baru memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari biaya modal, nilai bisnis akan meningkat
Seperti telah disebutkan , tingkat imbal hasil yang diharapkan dipengaruhi oleh tingkat imbal hasil bebas risiko (risk-free rate) dan premi risiko yang memberikan kompensasi atas risiko yang melekat pada sekuritas . yang besarnya dipengaruhi oleh dua faktor : (1) tingkat inflasi yang diharapkan , dan (2) permintaan serta penawaran dana dalam perekonomian secara keseluruhan .
Untuk surat berharga tertentu , terdapat empat komponen risiko yang menentukan premi risiko , yaitu : Business risk , digambarkan oleh volatilitas laba sebelum bunga dan pajak ( Earnings before interest and taxes / EBIT), yang dipengaruhi oleh fluktuasi pendapatan , beban operasional , dan leverage operasional yang digunakan oleh perusahaan . Financial risk , diukur melalui volatilitas laba per saham ( Earnings per share / EPS) yang disebabkan oleh penggunaan dana dengan biaya tetap seperti utang dan saham preferen . Selain itu , premi risiko finansial juga diperlukan untuk menutupi risiko kebangkrutan akibat utang. Marketability risk , ini menggambarkan likuiditas , yaitu kemampuan investor untuk membeli dan menjual surat berharga suatu perusahaan dengan cepat dan mudah tanpa mengalami kerugian yang signifikan.Secara umum , surat berharga investasi yang memiliki likuiditas tinggi cenderung memberikan keuntungan yang lebih besar . Interest rate risk , ini menggambarkan konsep durasi , yaitu bagaimana imbal hasil surat berharga berubah seiring perubahan suku bunga . Ketika suku bunga naik, harga surat berharga pendapatan tetap akan cenderung turun , dan sebaliknya .
WACC (Weighted Average Cost of Capital), atau Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang , adalah biaya rata-rata yang harus ditanggung perusahaan untuk membiayai asetnya , baik dari utang maupun ekuitas , yang dihitung berdasarkan bobot proporsional dari setiap sumber pendanaan tersebut . WACC berfungsi sebagai tolok ukur untuk mengevaluasi kelayakan investasi , di mana suatu proyek harus menghasilkan pengembalian lebih tinggi dari WACC agar dapat dianggap menambah nilai bagi perusahaan .
KOMPONEN WACC Biaya Hutang ( cost of debt ) Nilai obligasi ditentukan oleh tingkat bunga aktual yang diberikan kepada pemegang obligasi . Suku bunga efektif adalah tingkat bunga yang menjadikan nilai sekarang dari semua pembayaran ( baik bunga maupun pokok / nilai nominal) yang harus dibayarkan kepada pemegang obligasi setara dengan nilai pada saat obligasi tersebut diterbitkan ( Herispon et. al., 2018). Biaya utang/ obligasi dapat dihitung dengan rumus : Biaya hutang sebelum pajak :
Contoh Soal : Perusahaan Hybe menjual obligasi dengan harga Rp. 1.500 per lembar . Obligasi tersebut memiliki bunga tahunan sebesar 3% dan jangka waktu selama 15 tahun . Penerimaan bersih dari penjualan adalah Rp. 1.200 per lembar . Tarif pajak marjinal adalah 50%. Silakan hitung biaya utang sebelum pajak dan setelah pajak !
2. Biaya Saham Preferen ( cost of preferred stock ) Harga dasar saham preferen adalah jumlah uang yang diterima oleh pemegang saham preferen atau Kp . Pendekatan penentuan biaya saham preferen mirip dengan penentuan biaya obligasi karena aliran kas yang harus dibayarkan hampir identik . Satu- satunya perbedaan adalah saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo ( Herispon , et al., 2018). Rumus yang digunakan adalah : Keterangan : Kp = biaya yang harus dibayar untuk kepemilikan saham preferen Dp = pembagian dividen Np = hasil bersih dari penjualan ( net proceeds )
PT. Jeha menjual saham preferen dengan dividen 7%, diharapkan terjual seharga Rp. 50 per lembar . Biaya yang diperlukan untuk penjualan ini diperkirakan sebesar Rp. 3 per lembar . Berapa biaya saham preferen ? Jawab: Kp = 7% x Rp. 50 / Rp. 50 – Rp 3 = 3 ,5 / 47 = 0,074468 atau 7,45%
3. Biaya Saham Biasa ( cost of common stock ) Harga saham biasa yang dibahas di sini dapat merujuk pada laba ditahan atau saham baru yang diterbitkan sebagai bagian dari pendanaan investasi . Dengan kata lain, investasi dapat dibiayai baik melalui sumber internal perusahaan maupun sumber eksternal . Laba ditahan yang berasal dari kebijakan dividen adalah sumber pendanaan dari dalam perusahaan , sementara penerbitan saham baru adalah sumber pendanaan dari luar perusahaan . Harga pembelian saham biasa yang baru , atau modal non- ekuitas , cenderung lebih besar daripada biaya peningkatan laba ditahan dikarenakan penjualan saham baru penerbitan atau pengisian ulang serta pencatatan saham . Biaya-biaya tersebut meliputi biaya cetak saham , biaya pengadaan saham , biaya penawaran saham , dan hal-hal lainnya . Dalam konteks ini , dua cara atau metode umum yang digunakan adalah " metode valuasi " dan "model penentuan harga aset modal (CAPM)" ( Herispon , et al., 2018).
Pendekatan penilaian : Model penilaian saham yang telah dibahas adalah : Keterangan : P o = harga saham pada saat penilaian D 1 = deviden pada akhir tahun pertama K e = rate of return yang diharapkan investor g= laju pertumbuhan dividen
Contoh Soal Diketahui harga saham biasa saat ini adalah Rp. 75 per lembar , dividen dibayarkan pada akhir tahun pertama sebesar Rp. 5 per lembar , dan tingkat pertumbuhan dividen rata-rata selama 6 tahun adalah 3%. Hitunglah biaya saham biasa saat ini . Jika dilakukan penerbitan saham baru dengan harga jual Rp. 60,5 per lembar dan biaya underwriting sebesar Rp. 1 per lembar , hitunglah biaya modal dari penerbitan saham baru tersebut !
Pajak yang berlaku atas inverstasi Kembali dari pemegang saham dalam saham biasa ada dua macam pajak yaitu : Pajak atas pendapatan dividen ( dividen income ), yang merupakan sasaran pajak pendapatan perseorangan atau personal income tax rate ( dalam contoh diatas adalah t). untuk keseluruhan pemegang saham t = average tax rate . Pajak atas keuntungan penjualan barang modal, seperti capital gain yang disebut capital gain tax rate .
Wd , Wp , dan Ws didasarkan pada target struktur modal perusahaan yang dihitung dengan nilai pasar mereka . Setiap perusahaan perlu memiliki struktur modal yang dapat mengurangi biaya modal untuk meningkatkan nilai sahamnya . Alternatif lain untuk menghitung biaya modal rata tertimbang ( Weighted Average Cost of Capital ) dari seluruh sumber modal adalah sebagai berikut : Bobot historis ( Historical weigth ), yang didasarkan : Bobot nilai buku ( book value weigth ) Bobot nilai pasar ( market value weigth ) Marginal weigth Penggunaan bobot historis diasumsikan bahwa struktur modal optimal telah ditetapkan dan dipertahankan . Sementara itu , penggunaan bobot nilai buku diasumsikan bahwa modal baru ditambahkan dalam proporsi yang sama dengan struktur modal sebelumnya . Biaya modal rata tertimbang dapat berubah jika terjadi perubahan dalam struktur modal atau biaya dari setiap komponen modal.
6. Biaya Modal Marjinal WMCC ( Marginal Weigth Cost of Capital ) Biaya modal marjinal (WMCC) adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan modal baru dalam bentuk rupiah. Secara umum , biaya modal marjinal cenderung meningkat seiring dengan peningkatan penggunaan modal. Bagan tersebut menggambarkan biaya rata-rata tertimbang per dolar yang diperoleh perusahaan . Ketika total modal yang baru diperoleh mencapai titik tertinggi , biaya modal akan meningkat jika jumlah ekuitas yang dibutuhkan untuk mendanai anggaran investasi perusahaan melebihi laba ditahan . Pada titik ini , biaya modal mulai meningkat karena perusahaan perlu mengandalkan modal eksternal yang lebih mahal. ( Herispon dkk , 2018).
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WACC
Kegunaan Konsep Biaya Modal Biaya modal yang dibahas di atas menghitung biaya sebenarnya dari sumber daya keuangan yang digunakan ( Herispon , et al. 2018). Manfaat dari konsep biaya modal adalah sebagai berikut : Untuk mengevaluasi , menolak atau menerima proposal proyek investasi dengan menggunakan biaya penghalang ( hurdle rate ). Usulan investasi dapat diterima jika menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi biaya modal dari modal yang digunakan untuk investasi tersebut . Ini adalah tingkat diskonto yang memperhitungkan nilai sekarang ketika menggunakan metode NPV atau indeks profitabilitas .
Asumsi-asumsi dalam Biaya Modal Risiko Bisnis bersifat Konstan Risiko bisnis adalah tingkat fluktuasi dalam potensi hasil investasi . Tingkat risiko bisnis suatu perusahaan ditentukan oleh strategi manajemen investasinya . Biaya modal adalah ukuran investasi yang sesuai hanya untuk investasi dengan tingkat risiko bisnis yang sebanding dengan aset yang ada . Risiko Keuangan bersifat Konstan Risiko keuangan adalah peningkatan fluktuasi dalam pengembalian saham biasa akibat penggunaan yang lebih tinggi dari utang dan modal saham preferen sebagai sumber pendanaan . Biaya modal dari setiap sumber dana merupakan hasil dari struktur keuangan perusahaan saat ini . Risiko Dividen bersifat Konstan Asumsi ini penting untuk mengestimasi biaya modal yang terkait dengan kebijakan dividen perusahaan . Asumsi ini menyiratkan bahwa rasio pembayaran dividen ( dividen dibagi dengan laba bersih ) tetap tidak berubah (Riau, 2019).
Terimakasih ya semua buat semangat belajar nya hari ini