kelompok 5
KEPERAWATAN ANESTESI
DILUAR KAMAR OPERASI DENGAN
TINDAKAN ENDOSCOPY
Pengertian endoscopy
Endoskopi merupakan suatu prosedur yang digunakan
untuk memeriksa organ
tubuh manusia, menggunakan alat yang dimasukan
kedalam bagian organ dalam tubuh
berbentuk pipa yang lentur (fleksibel) yang di dalamnya
terdapat serat-serat optik.
Fungsi endoskop sebagai pengambil gambar serta
pembawa cahaya. Selain itu untuk
mendiagnosis kelainan-kelainan organ didalam tubuh
misalnya saluran pencernaan,
saluran perkemihan, rongga mulut, rongga abdomen.
Tindakan atau pemeriksaaan
endoskopi dilakukan dengan perangkat endoskopi yang
dapat menemukan penyakit
saluran dan sistem pencernaan baik pada orang
dewasa maupun anak-anak (Priyanto,
A., dan Lestari, 2018).
jenis & klasifikasi endoscopy
1. Artroskopi, untuk memeriksa kelainan dan masalah pada sendi, seperti
radang sendi.
2. Bronkoskopi, untuk mengamati kondisi saluran pemapasan yang
menuju paru- paru.
3. ERCP, untuk mendiagnosis gangguan pada pankreas, saluran empedu,
dan kandung empedu.
4. Gastroskopi, untuk memantau saluran kerongkongan, lambung, dan
usus 12 jari (duodenum).
5. Kolonoskopi, untuk mengamati kondisi usus besar. Umumnya dilakukan
untuk mendiagnosis kanker usus besar.
6. Kolposkopi, untuk mengamati kondisi serviks atau leher rahim.
Umumnya untuk mendiagnosis kemungkinan displasia serviks dan kanker
serviks.
7. Laparoskopi, untuk mengamati kondisi organ dalam rongga perut atau
panggul. Salah satunya adalah untuk mendeteksi penyebab infertilitas,
tumor di rongga panggul, serta peritonitis.
Lanjutan….
8. Laringoskopi, untuk melihat gangguan pada pita suara dan
tenggorokan, misalnya polip atau kanker tenggorokan.
9. Mediastinoskopi, untuk mengamati kondisi dan bagian dalam rongga
dada beserta organ di dalamnya. Endoskopi jenis ini dapat digunakan
untuk mendiagnosis penyakit limfoma dan sarkoidosis, kanker paru-paru,
dan kanker kelenjar getah bening yang telah menyebar ke rongga dada.
10. Proktoskopi, untuk mengamati dan mengevaluasi perdarahan pada
rektum (bagian akhir usus sebelum anus).
11. Sistoskopi, untuk mengamati kondisi saluran kemih dan kandung
kemih.
Endoskopi jenis ini digunakan untuk mendiagnosis kemungkinan kanker
kandung kemih.
12. Thomkoskopi, untuk mengamati kondisi rongga antara dinding dada
dan paru. Biasanya digunakan untuk biopsi paru-paru.
Pengkajian pada pasien yang akan dilakukan endoskopi adalah langkah penting untuk
memastikan keamanan dan keberhasilan prosedur. Berikut adalah aspek-aspek pengkajian yang
perlu dilakukan:
1. Pengkajian Riwayat Medis
Riwayat Penyakit: Identifikasi penyakit yang mendasari atau alasan dilakukannya endoskopi,
seperti keluhan saluran cerna (mual, muntah, nyeri perut, perdarahan saluran cerna, disfagia).
Alergi: Pastikan ada atau tidaknya alergi terhadap obat-obatan, terutama anestesi atau sedasi.
Riwayat Operasi Sebelumnya: Cari tahu riwayat operasi atau prosedur invasif sebelumnya,
khususnya di saluran pencernaan.
Penyakit Penyerta: Periksa adanya kondisi seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung,
gangguan koagulasi, atau gagal ginjal yang dapat memengaruhi prosedur.
2. Pengkajian Obat dan Terapi
Obat-obatan yang Sedang Dikonsumsi: Perhatikan penggunaan antikoagulan, antiplatelet,
NSAID, atau kortikosteroid, karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Obat Sedasi atau Anestesi: Tinjau riwayat reaksi terhadap obat sedasi jika pernah dilakukan
sebelumnya.
3. Pengkajian Psikososial
Kecemasan atau Ketakutan: Banyak pasien merasa cemas menjelang endoskopi. Berikan edukasi
dan dukungan psikologis.
Kesiapan Mental: Pastikan pasien memahami prosedur dan telah memberikan informed consent.
aspek pengkajian pada px endoscopy
4. Pengkajian Fisik
Tanda Vital: Periksa tekanan darah, denyut nadi, frekuensi napas, suhu tubuh, dan saturasi
oksigen.
Status Nutrisi: Evaluasi apakah pasien puasa sesuai instruksi (biasanya 6-8 jam sebelum
prosedur).
Kondisi Rongga Mulut: Pastikan tidak ada benda asing seperti gigi palsu yang dapat
mengganggu prosedur.
Kondisi Saluran Napas: Periksa adanya gangguan napas atau obstruksi yang dapat
memengaruhi keamanan sedasi.
5. Persiapan dan Pengkajian Laboratorium
Pemeriksaan Darah: Hemoglobin, hematokrit, trombosit, fungsi hati, fungsi ginjal, dan koagulasi
(PT, aPTT, INR) untuk menilai risiko perdarahan dan komplikasi.
Pemeriksaan Tambahan: Jika diperlukan, seperti elektrokardiogram (EKG) untuk pasien dengan
riwayat penyakit jantung.
6. Pengkajian Edukasi dan Informasi
Pemberian Informasi: Jelaskan prosedur, manfaat, risiko, dan apa yang diharapkan sebelum,
selama, dan setelah endoskopi.
Persetujuan Tindakan: Pastikan pasien menandatangani informed consent sebagai bukti
persetujuan setelah memahami prosedur.
Kepatuhan Pasien: Tinjau kesiapan pasien dalam mengikuti instruksi persiapan, seperti puasa
atau pembersihan saluran cerna jika endoskopi melibatkan bagian bawah saluran cerna
(kolonoskopi).
7. Pengkajian Pasca-Prosedur (persiapan untuk evaluasi setelah prosedur)
Kaji kemungkinan efek samping sedasi seperti mengantuk, mual, muntah, atau rasa tidak
nyaman di tenggorokan.
Monitor tanda vital dan kondisi umum pasien.
lanjutan
pertimbangan anesthesia
Sebagian pasien dapat mentoleransi prosedur dengan anestesi lokal saja, tetapi
sebagian besar memerlukan sedasi ringan, dengan opioid dan benzodiazepin.
Manfaat sedasi ini, terutama pada endoskopi bagian atas, adalah amnesia, rasa
nyaman, dan pencegahan mual, sensasi tersedak, dan lengkungan, sehingga
memberikan keamanan yang lebih besar dalam pelaksanaan prosedur endoskopi
Kedalaman sedasi bergantung pada jenis prosedur yang akan dilakukan dan waktu
prosedur. Ada situasi di mana rangsangan lebih intens, terutama jika prosedur
terapeutik dilakukan (dilatasi, loop endoskopi, dan kesulitan teknis), penyesuaian
obat harus dilakukan dengan cepat dan hati-hati untuk menghindari pendalaman
sedasi yang terlalu dalam, yang mengakibatkan depresi pernapasan dan desaturasi,
yang menyebabkan penghentian prosedur untuk menyelamatkan pasien.
Prosedur endoskopi yang lebih canggih dilakukan dengan sedasi dalam atau
anestesi umum untuk menghindari gangguan prosedur karena gangguan
pernapasan, sehingga memungkinkan waktu prosedur yang lebih singkat dan efek
samping yang lebih sedikit.
therapi
1. Injuri Ranitidin 1 Amp Lansoprazole
2 x 20 mg
2. Digezym 3 x 1Becantex3 x 100 mg
3. Alprazolam 3 x 0,5 mg
Obat obat
Premedikasi: Midazolam 2,5 mg iv atropinPremedikasi: Midazolam 2,5 mg iv atropin
0,01 mg/kg0,01 mg/kg
Induksi propofol 40mg iv (setiap 10 detik)Induksi propofol 40mg iv (setiap 10 detik)
fentanil 1-2fentanil 1-2
KESIMPULAN
Prosedur endoskopi memerlukan tindakan anestesi
berupa sedasi maupun
anestesi umum dengan menggunakan obat-obatan
sedatif seperti golongan
benzodiazepin yaitu midazolam dan diazepam atau
dapat dikombinasikan dengan obat
opioid seperti meperidin dan fentanil.1,3 Tujuan
dilakukannya sedasi yaitu mengurangi
rasa tidak nyaman saat berlangsungnya prosedur
endoskopi, meningkatkan hasil
pemeriksaan, dan mengurangi ingatan pasien saat
dilakukan tindakan endoskop