pengerjaan farmasis dalam bidang pelayanan, rumah sakit, puskesmas, klinik dan apotek
Size: 587.33 KB
Language: none
Added: Sep 15, 2025
Slides: 26 pages
Slide Content
Bisnis Farmasi Bidang Pelayanan Apt. Fahrudin Arif , M. Farm
Bisnis Farmasi Bidang Pelayanan Apotek Klinik Puskesmas Rumah Sakit
APOTEK Pengertian dari Apotek adalah sarana pelayanan kesehatan untuk membantu meningkatkan kesehatan bagi masyarakat , apotek juga sebagai tempat praktik tenaga profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian . Personalia Apotek 1. Apoteker (APJ dan APING) 2. Asisten Apoteker ( Tenaga Teknis Kefarmasian ) 3. Asisten Tenaga Kesehatan Farmasi
KLINIK Pengertian dari klinik adalah Klinik fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan medis , berupa medis dasar dan atau medis spesialistik . Diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan juga dipimpin oleh seorang tenaga medis berdasarkan Permenkes RI No.9, 2014. Personalia Klinik 1. Dokter 5. Asisten Tenaga Kesehatan Farmasi 2. Perawat 6. Asisten Tenaga Kesehatan perawat 3 . Apoteker 4 . Asisten Apoteker
PUSKESMAS Pengertian dari puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok . Personalia Puskesmas 1. Dokter 6. fisio terapi 2. Perawat 7. Laboratorium medik 3. Bidan 8. Apoteker 4. Kesehatan Masyarakat 9. Asisten Apoteker 5. Gizi 10. Asisten tenaga kesehatan
RUMAH SAKIT Pengertian dari Rumah sakit adalah Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna ( komprehensif ), penyembuhan penyakit ( kuratif ) dan pencegahan penyakit ( preventif ) kepada masyarakat . Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik .
TUGAS PERAN TENAGA FARMASI
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI
Seleksi adalah proses memilih sejumlah obat dengan rasional di rumah sakit dengan tujuan untuk menghasilkan penyediaan/pengadaan yang lebih baik, penggunaan obat yang lebih rasional, dan harga yang lebih rendah. Pemilihan obat di rumah sakit merujuk kepada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) sesuai dengan kelas rumah sakit masing-masing, formularium rumah sakit, formularium jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin, Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) Askes dan Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek). Kriteria seleksi obat pada pengelolaan farmas i : a. Dibutuhkan oleh sebagian besar populasi
b. Berdasar pola prevalensi penyakit per spesialis (10 penyakit terbesar)
c. Aman dan manjur yg didukung dengan bukti ilmiah
d. Mempunyai manfaat yg maksimal dg risiko yg minimal termasuk mempunyai rasio manfaat-biaya yg baik
e. Mutu terjamin
f. Sedapat mungkin sediaan tunggal (tidak kombinasi) SELEKSI
Kriteria pemilihan obat untuk masuk formularium rumah sakit :
a. Mengutamakan penggunaan obat generik
b. Memiliki rasio manfaat risiko yg paling menguntungkan penderita.
c. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas
d. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
e. Praktis dalam penyimpanan dan penyerahan
f. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
g. Memiliki rasio manfaat – biaya yg tinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung.
h. Obat lain yg terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman yg paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yng terjangkau.
PERENCANAAN Perencanaan adalah proses kegiatan dalam pemilihan jenis , jumlah dan harga perbekalan farmasi, alkes dan bahan medis habis pakai yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan. Pedoman Perencanaan di rumah sakit a. DOEN, formularium rumah sakit, standar terapi rumah sakit dan ketentuan setempat yang berlaku. b. Data catatan medik c. Anggaran yang tersedia d. Penetapan prioritas e. Siklus penyakit f. Sisa persediaan g. Data pemakaian periode yang lalu. h. Rencana pengembangan
Metode Perencanaan: Metode Morbilitas/epidemiologi. Metode ini diterapkan berdasarkan jumlah kebutuhan perbekalan farmasi yang digunakan untuk beban kesakitan yang didasarkan pada pola penyakit, perkiraan kenaikan kunjungan dan waktu tunggu. Metode Konsumsi. Metode ini diterapkan berdasarkan data riel konsumsi perbekalan farmasi periode yang lalu, dengan berbagai penyesuaian dan koreksi. Metode Gabungan Yaitu gabungan dari mordibitas dan konsumsi. Metode ini untuk menutupi kelemahan kedua metode tersebut. Tujuan perencanaan obat : 1. Mendapatkan jenis dan jumlah obat tepat sesuai kebutuhan. 2. Menghindari kekosongan obat. 3. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional. 4. Meningkatkan efesiensi penggunaan obat .
PENGADAAN Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui : Pengadaan dimulai dari pemilihan penentuan jumlah yang dibutuhkan , penyesuaian antara kebutuhan dan dana , pemilihan metode pengadaan , pemilihan pemasok , penentuan spesifikasi kontrak , pemantauan proses pengadaan , dan pembayaran . Metode pelaksanaan pengadaan obat , meliputi : 1. pembelian Tender terbuka Berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan . Tender terbatas Sering disebut lelang tertutup hanya dilakukan pada rekanan tertentu sudah terdaftar dan memiliki riwayat yang baik . Pembelian dengan tawar-menawar Biasanya dilakukan bila item tidak terlalu penting . Pembelian langsung Biasanya pembelian jumlah kecil , perlu segelas tersedia .
2. Produksi 3. Obat untuk penelitian 4. Kerja sama dengan pihak ketiga (spt BPJS Kesehatan) Tujuan Pengadaan adalah Mendapatkan perbekalan Farmasi dengan harga yang layak dengan mutu yang baik , pengiriman barang dan tepat waktu,proses berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga serta waktu berlebihan .
PENERIMAAN Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.Penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai adalah proses penerimaan dari distributor yang sudah ditentukan. Kebijakan : 1. Penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai merujuk pada Permenkes No.58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. 2. Surat Pesanan, Faktur dan Berita Acara Penerimaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan tanggal, bulan dan tahun. Tujuan : 1. Untuk menjamin kesesuaian barang yang diterima dengan surat pesanan (SP) 2. Untuk menjamin barang yang diterima dengan mutu yang baik
3. Agar petugas farmasi memahami tata cara penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
Prosedur Penerimaan
PENYIMPANAN Penyimpanan adalah suatu kegiatan memelihara dan menyimpan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang di nilai aman. Tujuan penyimpanan adalah memelihara mutu sediaan obat, menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga ketersediaan, memudahkan pencarian dan pengawasan. Penyimpanan Perbekalan Farmasi meliputi ; Bentuk Sediaan dan Jenisnya Suhu dan Kestabilannya Sifat Bahan (mudah tidaknya meledak atau terbakar) Tahan atau tidaknya terhadap cahaya Tingkat kewaspadaan (obat CITO dan HAM)
DISTRIBUSI Distribusi merupakan kegiatan menyerahkan perbekalan oleh petugas kepada pasien untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk penunjang pelayanan medis. Sistem Distribusi Obat untuk pasien rawat inap Distribusi Obat Persediaan lengkap di Ruang (Semua obat yang dibutuhkan penderita tersedia diruang tsb, kecuali obat yang jarang diguanakan atau mahal) Distribusi Obat Resep Individu (semua obat yang diperlukan utuk pengobatan di-dispencing oleh IFRS) Distribusi Obat Dosis Unit (UDDS) (Obat yang diorder oleh dokter untuk penderita terdiri atas jenis obat dalam kemasan dosis tunggal dalam jumlah yang dikonsumsi saja biasanya tidak lebih dr 24jam)
2. Sistem Distribusi Untuk Pasien Rawat jalan
PENGENDALIAN Pengendalian meliputi suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan analisa kebutuhan dan perencanaan yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan obat. Pengendalian di lakukan terhadap jenis dan jumlah sediaan perbekalan farmasi yang di lakukan oleh instalansi farmasi bersama dengan tim farmasi. Cara pengendalian sediaan farmasi 1. Pengecekan sediaan farmasi di lakukan secara bertahap dengan waktu yang di tentukan 2. Melakukan evaluasi Sediaan yang jarang di gunakan selama 3bulan terakhir 3. Pengecekan stok opnam sediaan farmasi di lakukan secara periodik dan berkala.
Tujuan pengendalian: 1. Penggunaan sediaan farmasi sesuai dengan ketentuan rumah sakit 2. Penggunaan sediaan farmasi sesuai dengan diagnosis Dan terapi pasien 3. Memastikan sediaan farmasi efektif dan efisien supaya tidak terjadi kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,dan kadaluwarsa sediaan farmasi
PEMUSNAHAN Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai bila: a. produk tidak memenuhi persyaratan mutu; b. telah kadaluwarsa; c. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan; dan d. dicabut izin edarnya. Tahapan pemusnahan Obat terdiri dari: a. membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan dimusnahkan; b. menyiapkan Berita Acara Pemusnahan; c. mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak terkait; d. menyiapkan tempat pemusnahan; dan e. melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang berlaku.
ADMINISTRASI Pencatatan harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan untuk memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu. Kegiatan adminstrasi meliputi: Pencatatan dan pelaporan terhadap kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, pendistribusian, pengendalian persediaan, pengembalian, pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan Instalasi Farmasi dalam periode waktu tertentu (bulanan, triwulanan, semester atau pertahun). Administrasi Keuangan Adminitrasi Penghapusan atau Pemusnahan
Prosedur Pelaporan Insiden 1. Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi ataupun yang nyaris terjadi. 2. Laporan insiden dapat dibuat oleh siapa saja atau staf farmasi yang pertama kali menemukan kejadian atau terlibat dalam kejadian. 3. Pelaporan dilakukan dengan mengisi “Formulir Laporan Insiden” yang bersifat rahasia. Alur Pelaporan Insiden Ke Tim Keselamatan Pasien (KP) Di Rumah Sakit (Internal) 1. Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD/Kejadian Sentinel) terkait dengan pelayanan kefarmasian, wajib segera ditindaklanjuti (dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak/ akibat yang tidak diharapkan. 2. Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan insidennya dengan mengisi Formulir Laporan Insiden pada akhir jam kerja/shift kepada Apoteker penanggung jawab dan jangan menunda laporan (paling lambat 2 x 24 jam). 3. Laporan segera diserahkan kepada Apoteker penanggung jawab 4. Apoteker penanggung jawab memeriksa laporan dan melakukan grading risiko terhadap insiden yang dilaporkan. 5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisis yang akan dilakukan