BU WLN Pendekatan-Ilmiah-dan-Alternatif-dalam-Investigasi-Riset.pptx

5552230028 7 views 15 slides Sep 17, 2025
Slide 1
Slide 1 of 15
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15

About This Presentation

Pendekatan-Ilmiah-dan-Alternatif-dalam-Investigasi-Riset.pptx


Slide Content

Pendekatan Ilmiah dan Alternatif dalam Investigasi Riset Selamat datang dalam presentasi mengenai pendekatan ilmiah dan alternatif dalam investigasi riset. Presentasi ini akan membahas karakteristik utama penelitian ilmiah, metode hipotesis-deduktif, serta berbagai pendekatan alternatif dalam penelitian manajemen dan ilmu sosial.

Agenda Presentasi 01 Pengenalan Pendekatan Ilmiah Memahami ciri-ciri khas penelitian ilmiah dan signifikansinya 02 Metode Hipotesis-Deduktif Eksplorasi proses tujuh langkah dalam metode hipotesis-deduktif 03 Tantangan dalam Penelitian Manajemen Identifikasi hambatan dalam menerapkan penelitian ilmiah di bidang manajemen 04 Pendekatan Alternatif Tinjauan paradigma penelitian alternatif: positivisme, konstruktionisme, realisme kritis, dan pragmatisme

Karakteristik Penelitian Ilmiah Penelitian ilmiah dibedakan dari bentuk penyelidikan lainnya melalui tujuh karakteristik penting yang memastikan validitas dan reliabilitas temuan. Memahami ciri-ciri ini sangat penting untuk mendesain dan mengevaluasi penelitian yang berkualitas tinggi.

Tujuh Ciri Utama Penelitian Ilmiah Ketujuan (Purposiveness) Penelitian ilmiah memiliki fokus yang jelas dan mengarah pada tujuan spesifik, bukan sekedar pengumpulan data tanpa arah. Peneliti mengidentifikasi masalah yang perlu diselesaikan dan merancang penelitian untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ketelitian (Rigor) Proses penelitian mengikuti prosedur yang ketat dan sistematis, dengan perhatian khusus pada detail metodologis. Ketelitian mencakup pengembangan teori yang kuat dan penggunaan metode yang tepat untuk menguji teori tersebut. Ketestabilitasan (Testability) Hipotesis dan proposisi teoritis harus dapat diuji secara empiris. Tanpa kemampuan untuk menguji klaim penelitian, validitas temuan tidak dapat ditentukan.

Karakteristik Penelitian Ilmiah (Lanjutan) Kereplikasian (Replicability) Penelitian harus dapat direplikasi oleh peneliti lain dengan hasil yang konsisten. Replikasi memungkinkan verifikasi temuan dan meningkatkan kepercayaan pada kesimpulan penelitian. Presisi dan Kepercayaan Penelitian ilmiah menawarkan ketepatan dalam pengukuran dan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap hasil. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan presisi untuk meminimalkan kesalahan. Objektivitas Peneliti berusaha untuk meminimalkan bias pribadi. Kesimpulan harus didasarkan pada bukti empiris, bukan pada opini subjektif atau preferensi peneliti. Generalisasi Hasil penelitian dapat diterapkan pada populasi yang lebih luas daripada sampel yang diteliti. Kemampuan untuk menggeneralisasi meningkatkan utilitas dan dampak penelitian. Parsimoni juga merupakan karakteristik penting - penjelasan paling sederhana yang dapat menjelaskan fenomena secara memadai lebih disukai daripada yang kompleks.

Metode Hipotesis-Deduktif Metode hipotesis-deduktif adalah pendekatan sistematis untuk penelitian ilmiah yang melibatkan deduksi hipotesis dari teori yang ada dan kemudian mengujinya secara empiris. Pendekatan ini menjadi fondasi penelitian manajemen modern dan ilmu sosial. Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi area masalah yang luas dan kemudian menyempitkannya menjadi pernyataan masalah yang spesifik. Peneliti kemudian mengembangkan hipotesis yang dapat diuji berdasarkan kerangka teoretis yang ada. Metode ini menekankan pentingnya pengujian empiris dan validasi hipotesis melalui pengumpulan dan analisis data sistematis.

Proses Tujuh Langkah dalam Metode Hipotesis-Deduktif 1. Identifikasi Area Masalah yang Luas Peneliti mengidentifikasi topik penelitian yang menarik dan relevan. Pada tahap ini, masalah masih dirumuskan secara luas dan perlu dipersempit. 2. Definisikan Pernyataan Masalah Formulasikan masalah penelitian yang spesifik dan dapat diteliti. Pernyataan masalah harus jelas, ringkas, dan terfokus pada aspek tertentu dari area masalah yang lebih luas. 3. Kembangkan Hipotesis Buat hipotesis yang dapat diuji berdasarkan kerangka teoretis dan literatur yang ada. Hipotesis adalah prediksi tentang hubungan antara variabel yang akan diuji. 4. Tentukan Pengukuran Identifikasi dan operasionalkan variabel penelitian. Kembangkan instrumen pengukuran yang valid dan reliabel untuk mengukur konsep-konsep dalam penelitian.

Proses Tujuh Langkah (Lanjutan) 5. Pengumpulan Data Kumpulkan data menggunakan metode yang telah ditentukan sebelumnya. Pastikan pengumpulan data dilakukan secara sistematis dan konsisten untuk meminimalkan bias. 6. Analisis Data Lakukan analisis statistik atau analisis kualitatif yang sesuai untuk menguji hipotesis. Gunakan teknik analisis yang tepat berdasarkan jenis data dan pertanyaan penelitian. 7. Interpretasi Data Tafsirkan hasil analisis dalam konteks hipotesis asli dan kerangka teoretis. Diskusikan implikasi temuan dan bagaimana mereka berkontribusi pada pengetahuan yang ada. Proses ini bersifat iteratif; temuan dari satu penelitian sering mengarah pada pertanyaan baru dan penelitian lebih lanjut.

Tinjauan Metode Hipotesis-Deduktif Kekuatan Pendekatan sistematis dan terstruktur untuk penelitian Memungkinkan pengujian teori secara empiris Meminimalkan bias melalui metodologi yang ketat Memfasilitasi replikasi oleh peneliti lain Berkontribusi pada pengembangan pengetahuan kumulatif Keterbatasan Mungkin tidak cocok untuk fenomena yang sangat kompleks atau berkembang Dapat mengabaikan wawasan kontekstual dan mendalam Bergantung pada kerangka teori yang ada Mungkin kurang fleksibel untuk eksplorasi fenomena baru Dapat dibatasi oleh metode pengukuran yang tersedia Metode hipotesis-deduktif adalah fondasi penelitian ilmiah dalam manajemen, tetapi penting untuk memahami kapan pendekatan alternatif mungkin lebih sesuai untuk pertanyaan penelitian tertentu.

Hambatan dalam Penelitian Ilmiah di Bidang Manajemen Kompleksitas Perilaku Manusia Penelitian manajemen melibatkan studi tentang perilaku manusia yang kompleks dan sering tidak dapat diprediksi, membuat kontrol eksperimental sulit dilakukan. Kesulitan Mengukur Konstruk Abstrak Banyak konsep dalam manajemen (seperti kepemimpinan, budaya organisasi, motivasi) bersifat abstrak dan sulit untuk dioperasionalkan dan diukur dengan presisi. Keterbatasan Akses Peneliti sering menghadapi tantangan dalam memperoleh akses ke organisasi dan data sensitif, membatasi kemampuan untuk meneliti fenomena tertentu secara menyeluruh. Tekanan Praktis dan Waktu Tuntutan untuk menghasilkan penelitian yang dapat diterapkan secara praktis dapat bertentangan dengan ketelitian ilmiah, yang membutuhkan waktu dan sumber daya yang signifikan.

Pendekatan Alternatif untuk Penelitian Meskipun metode hipotesis-deduktif dominan dalam penelitian manajemen, beberapa pendekatan alternatif telah berkembang sebagai respons terhadap keterbatasannya. Pendekatan-pendekatan ini didasarkan pada asumsi filosofis yang berbeda tentang sifat realitas, pengetahuan, dan cara terbaik untuk memahami fenomena sosial. Setiap pendekatan alternatif menawarkan lensa unik untuk melihat dan meneliti fenomena organisasi, dan pilihan pendekatan harus dipandu oleh pertanyaan penelitian, konteks, dan tujuan penelitian. Tidak ada pendekatan tunggal yang "benar" untuk semua penelitian - keragaman metodologi memperkaya pemahaman kita tentang kompleksitas organisasi dan manajemen.

Positivisme dan Konstruktionisme Positivisme Positivisme mengadopsi pandangan bahwa realitas sosial bersifat objektif dan dapat diukur secara independen dari persepsi peneliti. Pendekatan ini: Menekankan pengamatan dan pengukuran empiris Berfokus pada pengujian hipotesis dan verifikasi teori Menggunakan metode kuantitatif dan analisis statistik Berusaha mengidentifikasi hubungan sebab-akibat Bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan yang dapat digeneralisasi Konstruktionisme Konstruktionisme berpendapat bahwa realitas sosial dikonstruksi melalui interaksi manusia dan tidak ada secara independen dari persepsi kita. Pendekatan ini: Fokus pada pemaknaan subjektif dan pemahaman interpretif Mengutamakan metode kualitatif seperti wawancara mendalam dan etnografi Meneliti bagaimana realitas dikonstruksi secara sosial Menekankan pentingnya konteks dan pengalaman hidup Mengakui peran peneliti dalam proses penelitian

Realisme Kritis dan Pragmatisme Realisme Kritis Realisme kritis berupaya menjembatani positivisme dan konstruktionisme, mengakui realitas objektif namun juga peran interpretasi dalam memahaminya. Pendekatan ini: Membedakan antara realitas sebenarnya dan persepsi kita tentangnya Mengenali mekanisme yang tidak teramati yang dapat menyebabkan fenomena yang teramati Mengadopsi pendekatan multi-lapisan untuk analisis (empiris, aktual, dan nyata) Menggunakan metode campuran untuk menangkap kompleksitas fenomena sosial Berfokus pada identifikasi struktur dan mekanisme kausal Pragmatisme Pragmatisme berfokus pada konsekuensi praktis dari ide dan teori, menolak perdebatan metafisik tentang realitas untuk mendukung "apa yang berhasil". Pendekatan ini: Memprioritaskan pertanyaan penelitian di atas komitmen paradigmatik Menggabungkan metode dan perspektif yang berbeda sesuai kebutuhan Menekankan utilitas dan aplikasi praktis dari penelitian Mengakui peran nilai dalam proses penelitian Fleksibel dan adaptif dalam pendekatan metodologis

Perbandingan Pendekatan Penelitian Dimensi Positivisme Konstruktionisme Realisme Kritis Ontologi (Realitas) Realitas objektif yang dapat diketahui Realitas yang dikonstruksi secara sosial Realitas berlapis dengan struktur yang mendasari Epistemologi (Pengetahuan) Pengetahuan objektif melalui pengamatan Pengetahuan dinegosiasikan dan relatif Pengetahuan dimediasi secara konseptual Metodologi Dominan kuantitatif Dominan kualitatif Metode campuran Tujuan Prediksi dan kontrol Pemahaman dan interpretasi Penjelasan dan emansipasi Peran Nilai Netral nilai (ideal) Nilai selalu terlibat Nilai diakui tetapi dapat dikendalikan Pragmatisme melampaui pembagian ini dengan berfokus pada apa yang berhasil untuk menjawab pertanyaan penelitian tertentu.

Kesimpulan dan Implikasi Komplementaritas Pendekatan Meskipun pendekatan ilmiah dan metode hipotesis-deduktif tetap dominan dalam penelitian manajemen, pendekatan alternatif menawarkan perspektif yang berharga dan komplementer. Pluralisme metodologis memperkaya pemahaman kita tentang fenomena manajemen yang kompleks. Kesesuaian dengan Pertanyaan Penelitian Pemilihan pendekatan harus dipandu oleh pertanyaan penelitian dan fenomena yang diteliti. Beberapa fenomena lebih cocok untuk penyelidikan positivis, sementara yang lain mungkin memerlukan lensa konstruktionis atau realis kritis. Desain Riset Reflektif Peneliti harus reflektif tentang asumsi filosofis yang mendasari desain penelitian mereka dan menyadari bagaimana asumsi tersebut membentuk pertanyaan yang mereka ajukan, metode yang mereka gunakan, dan interpretasi yang mereka buat. Integrasi Pengetahuan Tantangan ke depan adalah mengintegrasikan wawasan dari berbagai pendekatan penelitian untuk mengembangkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena manajemen, menjembatani kesenjangan antara rigor akademis dan relevansi praktis. Peneliti yang efektif memahami kekuatan dan keterbatasan setiap pendekatan dan dapat memilih metodologi yang paling sesuai dengan tujuan penelitian mereka.
Tags