Pedoman Pengendalian Hipertensi Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama 14
berat badan, dislipidemia (abnormalitas profil kolesterol),
diabetes, dan kebiasaan olahraga juga harus ditanya -
kan ke pasien. Informasi penting yang dianjurkan
untuk digali dalam anamnesis riwayat individu dan
keluarga (Tabel 2.4).
Selain itu, harus ditelusuri juga adanya kecurigaan
atau bukti hipertensi sekunder, yaitu riwayat penyakit
ginjal, perubahan fisik, kelemahan otot (palpitasi, keringat
berlebih, tremor), tidur tidak teratur, mengorok,
mengantuk di siang hari, gejala hipo- atau hipertiroidisme,
riwayat konsumsi obat yang dapat menaikkan tekanan
darah. Bukti kerusakan organ target, yaitu riwayat
Transient Ischemic Attack (TIA) , stroke, buta
sementara, penglihatan kabur tiba-tiba, gejala nyeri
dada khas jantung (angina), infark miokard, gagal jantung,
disfungsi seksual juga akan memberikan informasi yang
penting bagi penegakan diagnosis dan tata laksana yang
lebih baik.
Pasien perlu ditanya terkait keluhan utama yang
dirasakan, seperti nyeri kepala, pandangan kabur,
pusing, nyeri dada, atau jantung berdebar-debar.
Singkirkan diagnosis banding dari keluhan-keluhan
tersebut. Ditanyakan pula riwayat hipertensi atau penyakit
kardiovaskular sebelumnya atau pada keluarga.
Apabila sudah pernah terdiagnosis sebelumnya,
ditanyakan berapa lama dan pengobatan rutin yang
sudah dikonsumsi. Informasi-informasi yang perlu
dicari dalam anamnesis tercantum dalam Tabel 2.4.