Case Report tentang Infeksi Saluran Kemih.ppt

pradintabayu0403 2 views 42 slides Sep 05, 2025
Slide 1
Slide 1 of 42
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42

About This Presentation

Case report ISK


Slide Content

Infeksi Saluran Kemih

Definisi
Infeksi Saluran Kemih
Gejala
Tanpa Gejala
Asyptomatic
Bacteriuria
Cystitis
Prostatitis
Pyelonefritis

Epidemiologi
Pada neonatal ISK lebih sering terjadi pada laki-laki
Pada usia 1 – 50 tahun, ISK dan recurrent ISK lebih banyak terjadi pada
Wanita
Diabetes meningkatkan resiko ISK 2 – 3 kali lipat
Sebagian besar kasus ISK terjadi pada perempuan muda yang masih aktif
secara seksual
Insiden ISK pada laki-laki yang belum disirkumsisi lebih tinggi

Etiologi
Uropathogens yang dapat menyebabkan ISK sangat bervariasi, tetapi biasanya
disebabkan oleh bakteri enterik gram negatif yang bermigrasi ke saluran
kemih, 75-90% disebabkan oleh E.Coli.
Survey yang didapatkan di Amerika Utara dan Eropa pada wanita dengan
cystitis akut memperlihatkan resistance rates > 20% untuk trimethropim –
sulfamethoxazole dan ciprofoloxacin di beberapa daerah

Pathogenesis

Faktor Lingkungan
Wanita Ekologi Vagina
Introitus Vagina
Area
Periurethral

Batu Saluran
Kencing
Batu Saluran
Kencing
Urinary Statis
atau
Obstruksi
Kolonisasi
Bakter
Biofilm
Presistent

Faktor Host
Latar belakang genetik dari host mempengaruhi kerentanan individu terhadap
terjadinya ISK berulang
Wanita dengan ISK berulang cenderung mengalami ISK pertama dibawah usia
15 tahun dan memiliki Ibu dengan riwayat ISK
Pada wanita beberapa wanita Epitel sel memiliki reseptor dimana dapat
diikat oleh E.Coli, sehingga memudahkan kolonisasi dan invasi

Factor Mikrobial
strain E.Coli yang menyebabkan infeksi simptomatik invasif dari saluran kemih
pada host yang normal sering mengekspresikan faktor virulensi genetik,
termasuk permukaan adhesins yang memediasi pengikatan terhadap reseptor
spesifik pada permukaan sel uroepithelial.
Adhesin yang paling banyak di pelajari adalah P-Fimbriae

Diagnosis

ASB
Diagnosis ASB dapat dipetimbangkan hanya ketika pasien tidak memiliki
gejala lokal ataupun sistemik yang berasal dari saluran kemih
Presentasi klinis biasanya pada pasien yang sedang menjalani screening kultur
urine dengan alasan yang tidak berhubungan dengan saluran genitourinary dan
secara tidak sengaja ditemukan bacteriuria

Cystitis
Gejala umum pada cytitis adalah dysuria, urinary frequency, urgency,
nocturia, ketidaknyamanan pada daerah suprapubic dan gross hematuria.

Pyelonefritis
Pyelonefritis Pyelonefritis Berat
•Demam yang tidak terlalu
tinggi, dengan atau tanpa
nyeri punggung belakang
atau nyeri costoverbral-
angel
•Demam tinggi
•Menggigil
•Muntah
•Nyeri punggung
•Nyeri pinggang
•Pola demam “Picket-fence”
•Gejala onset akut dan tidak
disertai gejala Cytitis
•20-30% kasus pyelonefritis
biasanya berkembang menjadi
bacteremia
Kembali ke
Pembahasan

Diabetes papillary nekrosis akut Obstruktif

Xanthogranulomatosus pyelonefritis dapat terjadi akibat
obstruksi saluran kemih yang kronik (sering terjadi karena
staghorn calculi), bersama dengan infeksi kronis, dapat
mengakibatkan suppurative destruction dari jaringan ginjal

Prostatitis
Prostatitis
Kronik
Akut
cytitis berulang
dysuria
nyeri di prostatic
pelvic atau
perineum
demam, menggigil

Pemeriksaan Penunjang
Analisis urin rutin
Tes dipstick
Mikrobiologi
Renal Imaging Procedures

Terapi
Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut (PNA) memerlukan rawat inap
untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotik parenteral minimal 48
jam
The Infectious Disease Society of America menganjurkan satu dari tiga
alternative terapi antibiotic IV sebagai terapi awal selama 48-72 jam,
sebelum adanya hasil kepekaan biakan yakni fluorokuinolon, amiglikosida
dengan atau tanpa ampisilin dan sefalosporin spektrum luas dengan atau
tanpa aminoglikosida

Komplikasi
ISK sederhana (uncomplicated)
ISK akut tipe sederhana yaitu non-obstruksi dan bukan pada perempuan hamil pada
umumnya merupakan penyakit ringan (self limited disease) dan tidak menyebablan
akibat lanjut jangka lama
ISK tipe berkomplikasi (complicated)
Pielonefritis emfisematosa

Prognosis
Prognosis pasien dengan infeksi saluran kemih, pada umumnya baik dengan
penyembuhan 100% bila terapi yang diberikan tepat.

Kasus
Nama : Ny. S
Umur : 41 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Tunggurejo RT01/RW02 Tulungagung
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SD
Status : Menikah
Suku : Jawa
Agama : Islam
Nomor Rekam Medik : 457410

Anamnesis
Keluhan utama : Panas Menggigil
Auto-hetero Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan panas menggigil sejak kurang lebih 8 hari yang lalu,
panas dirasakan naik turun, dan muncul mendadak tinggi. Pasien juga mengeluhkan
BAK lebih dari 15 kali sehari, BAK terasa nyeri dan panas, selain keluhan diatas
pasien juga mengeluhkan lemas (+), mual (+), muntah (+), nyeri perut (+) terutama
disebelah kanan. Pasien belum berobat ke dokter. Pasien tidak sedang haid, Haid
teratur

Riwayat penyakit dahulu
Kencing manis (+) tanpa pengobatan
Riwayat sosial
Pasien tidak bekerja
Riwayat keluarga
Tidak ada yang menderita atau mengeluhkan seperti keluhan pasien. Riwayat
hipertensi tidak ada, riwayat DM (+).

Pemeriksaan fisik (IGD 24 july 2018)
Keadaan Umum:
Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (GCS: 456)
Tensi : lengan kiri 70/50 mmHg posisi tidur
Nadi : 120 x/menit, kuat reguler
Pernafasan : 32 x/menit
Suhu badan : axilla : 38,5 ° C
Kepala : konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-
Leher : pembesaran KGB (-)

Jantung: iktus tidak terlihat, teraba di ICS V 2 cm lateral MCL S Batas
jantung kiri sejajar iktus, batas jantung kanan sejajar sternal line kananS1
dan S2 tunggal
Paru : simetris, perkusi D=S sonor, Rh -/-Wh -/-
Abdomen : flat, soefl, shifting dullness (-), nyeri tekan (+) di regio iliaka
dextra, bising usus (+) normal, liver span 9 cm, timpani
Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-)

Pemeriksaan Laboratorium (24/07/2018)

DIAGNOSA SEMENTARA
Observasi Febris + Abdominal Pain + DM + Susp Sepsis + Susp Pyelonefritis

PENATALAKSANAAN UGD (24 Juli
2018)
IVFD : Rehidrasi Nacl 500cc lanjut 0.9% 20 t/m.
Diet: Biasa.
Mm:
Inj. Anbacim 2x1 (IV).
Inj. Sanmol Infus 2x1gr (IV).
Inj. Ondancentron 3x1 (IV)

FOLLOW UP

Follow Up
Tanggal/
Hari
Perawatan
Catatan Instruksi
25/07/2018S/
Nyeri perut (+) kanan bawah, tidak BAB sejak kemarin, BAK lancar demam naik turun
O/
TD : 110/80 mmHg
FN : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 37,5
o
C
GCS : E
4
M
6
V
5
Mata : CP (-/-), SI (-/-), Pupil isokor (+/+), 3 mm / 3 mm, RCL (+/+), RCTL (+/+).
Thorak
Cor : BJ I dan II Reguler, Gallop (-), Murmur (-).
Pulmo : Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-),Wheezing (-/-).
Abdomen
Mendatar, bising usus (+) normal, supel, nyeri tekan (+) Iliaka dextra, nyeri ketok (-),
timpani.
Ekstrimitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, motorik superior 5555 / 5555, motorik inferior 5555 /
5555.
 
IVFD: Nacl 0.9% 20 t/m.
Diet: Biasa.
MM
•Inj Anbacim 2x1 (IV)
•Inj Omeprazole 1x1 (IV)
•Inj Ondancentrone 3x4mg (IV)
•Inj Santagesic 3x1 (IV)
•Paracetamol Tablet 3x500mg (PO)
A/
Sepis + Typhoid Fever + Hipertrigliserida

Tanggal/
Hari
Perawatan
Catatan Instruksi
26/07/2018
S/
Demam (-), Pusing (-), Muntah (-), Nyeri Perut (-)
O/
TD : 100/70 mmHg
FN : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36
o
C
GCS : E
4
M
6
V
5
Mata : CP (-/-), SI (-/-), Pupil isokor (+/+), 3 mm / 3 mm, RCL (+/+), RCTL
(+/+).
Thorak
Cor : BJ I dan II Reguler, Gallop (-), Murmur (-).
Pulmo : Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-),Wheezing (-/-).
Abdomen
Mendatar, bising usus (+) normal, supel, nyeri tekan (-), nyeri ketok (-),
timpani.
Ekstrimitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, motorik superior 5555 / 5555, motorik inferior
5555 / 5555.
 
IVFD: Nacl 0.9% 20 t/m.
Diet: Biasa.
MM
•Inj Anbacim 2x1 (IV)
•Inj Omeprazole 1x1 (IV)
•Inj Ondancentrone 3x4mg (IV)
•Inj Santagesic 3x1 (IV)
•Paracetamol Tablet 3x500mg (PO)
•Novorapid 3 x 10 Unit
A/
DM + ISK + Sepsis + Typhoid Fever + Hipertrigliserida

Tanggal/
Hari
Perawatan
Catatan Instruksi
27/07/2018
S/
Demam (-), Pusing (-), Muntah (-), Nyeri Perut (-), Nyeri Kepala (+)
O/
TD : 110/70 mmHg
FN : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,5
o
C
GCS : E
4
M
6
V
5
Mata : CP (-/-), SI (-/-), Pupil isokor (+/+), 3 mm / 3 mm, RCL (+/+), RCTL
(+/+).
Thorak
Cor : BJ I dan II Reguler, Gallop (-), Murmur (-).
Pulmo : Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-),Wheezing (-/-).
Abdomen
Mendatar, bising usus (+) normal, supel, nyeri tekan (-), nyeri ketok (-),
timpani.
Ekstrimitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, motorik superior 5555 / 5555, motorik inferior
5555 / 5555.
 
IVFD: Nacl 0.9% 20 t/m.
Diet: Biasa.
MM
•Inj Anbacim 2x1 (IV)
•Inj Omeprazole 1x1 (IV)
•Inj Ondancentrone 3x4mg (IV)
•Inj Ketorolac 3x15mg (IV)
•Paracetamol Tablet 3x500mg (PO)
•Novorapid 3 x 14 Unit
A/
DM + ISK + Sepsis + Typhoid Fever + Chepalgia + Hipertrigliserida

Pembahasan
Anamnesis (24/07/2018)
Mengarah ke Infeksi Saluran
Kemih (Pyelonefritis)
•Panas Menggigil, naik
turun, muncul
mendadak tinggi
•BAK > 15 kali, BAK
terasa Nyeri dan Panas
•Lemas (+), Mual (+),
Muntah (+), Nyeri
Perut (+) terutama
disebelah kanan
•Tidak sedang Haid,
Haid teratur
•Riwayat DM
papillary nekrosis akut,
menyebabkan obstruksi

Pemeriksaan Fisik (24/07/2018)
Keadaan umum :
•Tampak sakit sedang
•Kesadaran : Compos
mentis (GCS: 456)
•Tensi: lengan kiri 70/50
mmHg posisi tidur
•Nadi : 120 x/menit, kuat
regular
•Pernafasan : 32 x/menit
•Suhu badan : axilla : 38,5 ° C
nyeri tekan (+) di regio iliaka
dextra
Didukung dengan Anamnesis
susp Infeksi saluran kemih atas

Didukung dengan Tanda tanda
vital

Hasil Lab Mendukung
Diagnosis ISK

IVFD : Rehidrasi Nacl 500cc
lanjut 0.9% 20 t/m.
Diet : Biasa.
Mm :
Inj. Anbacim 2x1 (IV).
Inj. Sanmol Infus 2x1gr (IV).
Inj. Ondancentron 3x1 (IV)
Sesuai dengan Teori dimana
ISK dapat diberikan
fluorokuinolon, amiglikosida
dengan atau tanpa ampisilin
dan sefalosporin spektrum luas
dengan atau tanpa
aminoglikosida
Tatalaksana IGD 24/07/2018

Kesimpulan
ISK pada Ny.S 41 tahun lebih mengarah ke Pyelonefritis
Pada Pyelonefritis 20-30% akan terjadi Bacteremia, Teori yang didapat sesuai
dengan praktik di lapangan dimana Bacterimia yang terjadi pada Ny. S di
dahului oleh ISK ( Pyelonefritis )
Tatalaksana IGD dan Bangsal yang diberikan kepada Ny.S sudah tepat. Hanya
saja pada pasien ini tidak dilakukan kultur urine, dimana pemeriksaan kultur
urine dapat lebih memberikan hasil yang maksimal pada terapi yang akan
diberikan, dan dapat dijadikan sebagai data untuk penelitian ISK. Karena
pada penelitian ISK data bakteri, baik jenis maupun tingkat kepekaan pada
bakteri hanya bisa didapatkan dari Kultur Urine

TERIMA KASIH
Tags